Luka

Renjana Kanya

Almira tak berhenti memburuku dengan berbagai pertanyaan ketika menjelang tidur. Meski aku sudah memasang wajah tak ingin diganggu, tetap saja perempuan itu tidak kapok dan terus mengajakku berbicara. Padahal sebelum aku memasuki kamar yang dulu sering menjadi tempat pelarianku ketika kecil hingga beranjak remaja, Almira sudah bercerita banyak hal hingga membuatku menguap karena bosan.

"Mir, aku ngantuk. Lanjut besok aja ya. Plis."

"Bentar dong, Nya. Aku masih kangen ngobrol sama kamu tau. Plis deh, ini masih setengah sembilan loh."

Meski berat aku memaksakan membuka mata dan menekan kantuk yang sudah menyerang sejak tadi. Selama di perjalanan aku sama sekali tidak tidur karena terlalu asyik bercerita dengan Aldo. Sialnya, sahabat yang sudah kukenal sejak sekolah dasar itu tak membiarkan aku tidur dengan dalih sekarang malam tahun baru. Bahkan ia memaksaku ikut bergabung dengan Damar dan Aldo yang bermain kembang api di halaman.

"Aku ngantuk banget sumpah. Besok kamu mau cerita apa aja bakal aku ladenin deh. Tapi plis, biarin aku tidur malam ini," rengekku pada Almira yang tak juga jera memaksaku bangun dari tempat tidur.

"Kamu nggak menghindari Aldo 'kan?" tebak Almira tepat sasaran. Aku tak bisa menghindari tatapan penuh kecurigaan perempuan itu. "Hufftt... susah emang kalau udah urusan hati. Ya udah deh, aku nggak bakal maksa, tapi tetap aja kamu nggak boleh tidur dulu."

"Tapi gue ngantuk, Nyet," kataku sarkas. Meladeni Almira dalam kondisi lelah dan mengantuk memang bukan perkara mudah.

"Eh, eh, kalau ngomong tolong dijaga ya. Ada anak kecil yang dengerin nih. Omongannya yang baik-baik aja," kata Almira sambil mengelus-elus perutnya. Melihat perilaku Almira justru membuatku semakin kesal.

"Dih, kalau gue aja lo suruh ngomong baik-baik. Sendirinya malah maksain orang buat melek. Lebih buruk siapa coba?"

Senyum mengembang di bibir perempuan itu. Aku tahu Almira merindukanku seperti aku juga selalu kangen sama dia jika lama tak bertemu. Dulu kami sering menginap saat akhir pekan. Jika tidak aku yang tidur di rumah Almira, maka dia akan tidur di rumahku. Bahkan banyak yang mengira kami saudara karena tak pernah terpisahkan sejak sekolah dasar.

Kami baru berpisah sekolah saat SMA dan membuat lingkar pertemananku dengan Almira semakin luas. Aku di SMA Bina Bangsa, sedangkan Almira memilih SMA Negeri. Dari teman sekolahku semasa SMA lah dia mengenal Damar. Mereka sudah pacaran sejak kelas 2 SMA dan bertahan hingga sebentar lagi mau punya momongan.

Soal reuni SMA yang dibahas Almira, sebenarnya itu acara sekolah dia. Tapi perempuan itu selalu mengajakku datang dengan dalih banyak teman-temannya yang mengenalku. Meski aku tahu ada maksud tersembunyi dari semua ajakan itu. Misalnya ingin mengenalkanku dengan salah seorang temannya yang masih single. Padahal aku belum berpikir untuk menikah secepatnya. Tapi dia selalu sibuk mengurusi jodohku.

"Nya, kamu serius nggak mau turun?"

"Nggak Mir, gue ngantuk."

"Dih anak Jakarta ngomongnya gue elu mulu sekarang. Masih inget bahasa Jawa nggak lo?"

"**** gue ngantuk, Monyet. Bisa tinggalin gue nggak?" umpatku saat Almira masih saja bawel. Sungguh aku hanya ingin memejamkan mata sekarang.

"Dih, kamu beneran mau tidur jam segini?" tanya Almira sambil menggoyang-goyangkan tubuhku agar tak tertidur.

Aku mendengus kesal. Jika saja dia sedang tidak hamil, aku ingin sekali mencekiknya hingga memohon ampun.

"Iya bawel, aku ngantuk berat ini. Udah kamu keluar aja sana. Bantuin tuh Damar. Katanya lagi barbeque, kok malah kamu tinggal."

"Dia lebih ahli daripada aku kalau urusan masak memasak." Almira hanya nyengir, memperlihatkan giginya yang berderet rapi.

"Ya bantu ngapain kek. Kupas buah, bersihin udang, atau ngapain gitu. Daripada gangguin orang mau tidur. Capek banget ini, sumpah deh Mir," keluhku tak membuat Almira patah semangat menggangguku. Kini ia duduk di ujung tempat tidur sambil menarik selimut yang menyembunyikan tubuhku.

Aku bergeming dari posisi tidurku. Lama-lama Almira mengalah dan ikut berbaring di sebelahku.

"Jadi ingat zaman dulu nggak sih. Kita sering gantian nginep dan curhat-curhatan sampai pagi sambil dengerin radio. Eh mau dengerin radio nggak, Nya?"

"Nggak usah," jawabku tak lagi bertenaga.

Bukannya mengabulkan permintaanku, Almira justru bangun dari tempat tidur dan menyalahkan radio tape di meja yang terletak sudut ruangan. Ia mencari saluran gelombang yang tertangkap jelas. Hingga gerakan tangan Almira berhenti pada sebuah saluran yang menyiarkan program musik indie.

Di waktu bersamaan tubuhku menegang saat menyadari pemilik suara yang sedang menyanyikan sebuah lagu secara live. Aku kenal siapa pemilik suara yang menyerupai vokalis Sheila on 7 itu. Tubuhku membeku. Bahkan napasku mendadak sesak. Kenapa masa-masa yang ingin kulupakan justru mengetuk pintu hatiku paling awal?

"Wah, pas banget nih momennya. Sori Nya, aku nggak sengaja." Almira mematikan siaran radio dan kembali berbaring di sebelahku. Matanya menatap sendu langit-langit kamar. Sesekali ia menoleh ke arahku yang pura-pura memejamkan mata. "Kamu beneran belum bisa lupain dia, Nya?"

Pikiranku menerawang. Aku tak ingin menjawab pertanyaan Almira. Sebab, dia yang paling tahu jawaban dari pertanyaannya itu. Sebab, dia saksi pertama segala rona bahagia maupun luka atas peristiwa yang telah lalu. Sebab, ia pula yang menyembunyikan air mata yang tak juga surut ketika aku terpuruk.

Lantas, harus dengan kalimat apa lagi aku menjawabnya jika semua tetap sama. Tidak ada yang berubah meski waktu terus berjalan maju. Sakit itu masih tetap tinggal. Luka itu masih tetap menganga. Kekhawatiran itu akan tetap sama jika aku memutuskan pulang ke kotaku. Sebab tak ada yang benar-benar sembuh meski waktu memisahkan jarak. Sebab sakit yang tertinggal terlalu dalam hingga membuatku susah bergerak.

"Hei, menurutku Aldo lumayan juga. Kayaknya dia tertarik sama kamu deh. Nggak pengen coba jalan sama dia?"

Mulutku masih bisu. Siaran radio yang baru saja diputar Almira masih melekat dalam benakku. Suara vokalis sebuah band indie yang begitu khas menyebabkan kilasan memori masa lalu tumpah tanpa bisa kucegah.

"Seandainya saja aku bisa. Hentikan waktu untuk dirimu. Tak akan kubiarkan luka sakiti hatimu. Maafkanlah diriku yang tak mampu berikan bahagia untukmu..."

Lagu itu begitu lekat dalam memoriku. Meski sekilas dengar melalui siaran radio yang diputar Almira, aku masih hafal lirik hingga melodinya. Sebab lagu itu memang sengaja dibuat seseorang untuk melepas kepergianku. Lagu yang kemudian menjadi mimpi buruk di setiap malam-malam panjangku.

Tanpa terasa air mata mengalir membasahi pipiku. Almira yang berbaring di sampingku kini merengkuh tubuhku dalam pelukannya.

"Kamu juga berhak bahagia, Nya," bisiknya justru menumpahkan air mata di pipiku.

"Aku udah mencoba Mir, tapi gimana kalau aku nggak bisa lupain dia? Semua waktu yang kita lewati nggak cuma satu dua hari."

Almira menepuk pundakku. Menyalurkan kehangatan yang selama ini menguatkan aku.

"Aku yakin suatu saat nanti kamu pasti akan menemukan kebahagiaanmu, Nya." Almira masih mencoba menghiburku. Sedang aku memilih memejamkan mata dan membiarkan kantuk menguasaiku sepenuhnya.

Terpopuler

Comments

eza

eza

masak sampe lama bgt, berserah diri aja nya

2023-02-20

0

💕febhy ajah💕

💕febhy ajah💕

baru bab 3 tp udah puas bnget bacanya selain cerita yg membuatku tertarik dan penulisan kata2 yg mudah dimengerti. kuy lah cerita yg bgus dan membuatku 💓💓💓💓

2022-12-28

0

sora

sora

aku baru nemu novel ini dr notif nt..

2022-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Sebuah Masalah
2 Teman Seperjalanan
3 Luka
4 Peristiwa Pagi Hari
5 Niat Terselubung
6 Skenario Almira
7 Reuni
8 Curhatan Tengah Malam
9 LDR
10 Kami Terlalu Naif Menganggap Masa Depan dalam Genggaman
11 Semesta Lebih Tahu Bagaimana Caranya Bekerja
12 Rencana-rencana Aldo
13 Beautiful of Lokcan
14 Siapa Kamu?
15 Pandangan Pertama
16 Hei, Kanya
17 Dia dan Keributan dalam Kepala serta Hatinya
18 Apakah Dia Dunia dalam Kepalamu?
19 Me? Salam Kenal Aku Alcatraz
20 Jika itu Bukan Kamu
21 Awal Keretakan (I)
22 Awal Keretakan (II)
23 Give Me a Chance
24 Rindu Jakarta
25 Halo, Ayah
26 Masalah Akan Selalu Datang dan Pergi Selama Kita Bernapas
27 Cemburu
28 Makan Malam
29 Menemukan Kehangatan
30 Keisengan Hanung
31 Berbagi Canda
32 Apa yang Harus Kulakukan Agar Dia Memaafkanku?
33 Cerita Setiap Kenangan
34 Kesepakatan
35 Sepotong Sandwich
36 Tatapan Kecewa
37 Tentang Araz
38 Putri Hujan dan Ksatria
39 Have a Nice Dream, Kanya
40 Good Morning, Kanya
41 He's Come Back
42 Nada Sumbang
43 Gelisah
44 Amarah
45 Dia, di Sini
46 Boleh Aku Merasakan Dekapmu Lebih Lama?
47 Menerka-nerka
48 Mengumpulkan Kepingan Puzzle
49 Jejakmu Pun Terhapus Hujan
50 Ya, Semesta Selalu Tahu Kapan Harus Bekerja
51 Waktu Paling Tepat Melupakan Kenangan
52 Mengejar Bayangan
53 Sebuah Nama, Sebuah Rasa
54 Jika Memang Cinta Lantas Mau Apa?
55 Halusinasi
56 Hanya Perlu Jujur Jika Aku Suka Kamu
57 Mengungkapkan yang Terpendam
58 Memungut Kenangan
59 Rahasia
60 Dia Bukan Hanya Penjara, Melainkan Juga Matematika dan Bahasa
61 Harga Sebuah Rasa
62 Terima Kasih untuk Semua Kenangan
63 Selamat Jalan, Kawan
64 Semua Cerita Tentang Arez
65 Semua Cerita Tentang Arez II
66 Keputusan Arez
67 Deal?!
68 Dia, Kanya
69 Setelah Hari Esok
70 Resmi, Pacaran?
71 Apa Jatuh Cinta Semanis ini?
72 Ajakan
73 Berdebar
74 Sisi Lain
75 Panggilan
76 Ikatan yang Rumit
77 Dia Perempuanku
78 Yang Ada dalam Benakku
79 Dia yang Menggemaskan Ketika Sedang Cemburu
80 Hal yang Membuatku Marah
81 Perempuan yang Pernah Membuatnya Jatuh Cinta
82 Dia Berhak Lebih Bahagia
83 Yang Terbaik untuk Kamu
84 Ternyata Dia Juga Bisa Cemburu
85 Obrolan di Beranda
86 Keputusan Sepihak
87 Pulanglah Dia Si Anak Hilang*
88 Perempuan dari Luka
89 Sebagian Cerita Tentang Luka
90 Tempat Bersandar
91 Dia yang Sesungguhnya tidak Setegar Karang
92 Peluk dari Jauh
93 Yang tidak Beraturan
94 Arti Sahabat
95 Penantian
96 Menerima Maaf
97 Ambang Batas
98 Membaca Kanya
99 Bersandarlah, Aku Rumah Bagimu
100 Berbahagialah, Besok Pasti Akan Jadi Lebih Baik
101 Tersenyumlah, Sampai Matahari Iri Melihatmu
102 Yang tak Mudah Merelakan
103 Yang tak Sengaja Bertemu dan Terlupakan
104 Hello, Lil Sis
105 Sekali Saja
106 My Guardian Angel
107 Back the Real World, Kanya
108 Yang tak Terlupakan Bukan Berarti Harus Tetap Tinggal
109 Selamat Jalan, Selamat Bertemu Lagi
110 Yang Pergi untuk Kembali
111 Yang tidak Seperti Biasanya
112 Yang Berbagi Keluh
113 Apa Kabar? Aku Rindu
114 Ma, Kanya Kangen
115 I Love You, Mom
116 Mungkinkah ini Hanya Perasaanku?
117 Obrolan Tentang Merelakan
118 Atas Nama Permohonan
119 Keputusan
120 Sahabat Lama
121 Dia yang Bisa Tersipu Malu
122 Cahaya yang Berpendar
123 Untukmu yang Sedang Merindu
124 Yang Aku Butuhkan
125 Selamat Malam Kekasih
126 Hingga Tengah Malam
127 Pulang ke Kotamu
128 Yang Lama tidak Bertemu
129 Bersamamu Kutemukan Duniaku
130 Selamat Datang, Kamu
131 Teman Baru
132 Dia yang Belum Bisa Merelakan
133 Menuntaskan Rindu
134 Cukup Melihatnya Tersenyum
135 Yang Merusak Mood
136 Hanya Perlu Merelakan Bukan?
137 Menyerah
138 Ma, Dia Alcatraz
139 Kenang Sebagai Rindu Saja
140 Sehangat Mentari Pagi
141 Welcome Home
142 Semua yang Terencana
143 Pulanglah Bersamaku
144 Merencanakan Pulang
145 Akhir Perjalanan
146 Pengumuman
147 Extra Part ( Renjana Kanya )
148 Lanjut Season Dua
149 Season 2 #Kembali ke Rutinitas
150 Season 2 #Bagaimana Harimu, Kanya?
151 Season 2 #Suasana Malam
152 Season 2 #Gosip
153 Seasons 2 #Pikiran-pikiran Araz
154 Season 2 #Amarah
155 Season 2 #Yang Ingin Dia Dengarkan
156 Season 2 #Selamat Datang, Bandung
157 Season 2 #Makan Malam
158 Season 2 #Tali Jiwa
159 Season 2 #Menjadi Lebih Akrab
160 Season 2 #Cassandra
161 Season 2 #Obrolan Sang Ratu
162 Season 2 #Percakapan Ayah dan Anak
163 Season 2 #Calon Istri yang Sudah Dipersiapkan
164 Season 2 #Perempuan yang Terpilih
165 Season 2# Apa Kabar, Aksa?
166 Season 2 #Dia yang Menangis dalam Pelukan Perempuannya
167 Season 2 #Adakah Perasaan itu Tersembunyi di Suatu Tempat?
168 Terpaksa Harus Bilang
169 Giveaway Time
170 Giveaway
171 Season 2 #Kotak Pandora
172 Season 2 #Perasaan Aksa yang Tertinggal
173 Season 2 #Merelakan yang Telah Pergi
174 Season 2 #Memeluk Mimpi Aksa
175 Season 2 #Kejutan untuk Araz
176 Season 2 #Buang Sedihmu
177 Season 2 #Candaan Pagi Hari
178 Season 2 #Keributan yang Menggemparkan
179 Season 2 #Apa yang Kau Lakukan di Sini?
180 Season 2 #Pandangan yang Berbeda
181 Season 2 #Oleh-oleh
182 Season 2 #Ajakan Makan Siang
183 Season 2 #Kecurigaan Destia
184 Season 2 #Makan Siang Penuh Drama
185 Season 2 #Makan Siang Penuh Drama II
186 Season 2 #Makan Siang Penuh Drama III
187 Season 2 #Dia yang Tersipu Malu
188 Season 2 #Dering Telepon
189 Season 2 #Panggilan tak Terduga
190 Season 2 #Wajah yang Suram
191 Season 2 #Merasa Lebih Baik
192 Season 2 #Orang-orang yang Cemburu
193 Season 2 #Pelajaran Bagi Para Perusuh
194 Season 2 #Tertunduk Lesu
195 Season 2 #Oleh-oleh Buat Calon Mantu
196 Season 2 #Pesona Sang Kekasih
197 Season 2 #Pesona Sang Kekasih II
198 Season 2 #Suasana Canggung
199 Season 2 #Tak Bisa Menghindar
200 Season 2 #Aksi Balas Dendam
201 Season 2 #Kompak
202 Season 2 #Tamu tak Diundang
203 Season 2 #Tak Sanggup Jika Tanpanmu
204 Season 2 #Ancaman
205 Season 2 #Janji Masa Lalu
206 Season 2 #Jangan Jadikan Alasan
207 Season 2 #Apa Kau Sudah Gila?!
208 Season 2 #Apa Rencanamu Sekarang?
209 Season 2 #Home Sweet Home
210 Season 2 #Ikut Aku Pulang
211 Season 2 #Flight
212 Season 2 #Let's Go
213 Season 2 #Pertemuan tak Diinginkan
214 Season 2 #Jadi Dia Orangnya?
Episodes

Updated 214 Episodes

1
Awal Sebuah Masalah
2
Teman Seperjalanan
3
Luka
4
Peristiwa Pagi Hari
5
Niat Terselubung
6
Skenario Almira
7
Reuni
8
Curhatan Tengah Malam
9
LDR
10
Kami Terlalu Naif Menganggap Masa Depan dalam Genggaman
11
Semesta Lebih Tahu Bagaimana Caranya Bekerja
12
Rencana-rencana Aldo
13
Beautiful of Lokcan
14
Siapa Kamu?
15
Pandangan Pertama
16
Hei, Kanya
17
Dia dan Keributan dalam Kepala serta Hatinya
18
Apakah Dia Dunia dalam Kepalamu?
19
Me? Salam Kenal Aku Alcatraz
20
Jika itu Bukan Kamu
21
Awal Keretakan (I)
22
Awal Keretakan (II)
23
Give Me a Chance
24
Rindu Jakarta
25
Halo, Ayah
26
Masalah Akan Selalu Datang dan Pergi Selama Kita Bernapas
27
Cemburu
28
Makan Malam
29
Menemukan Kehangatan
30
Keisengan Hanung
31
Berbagi Canda
32
Apa yang Harus Kulakukan Agar Dia Memaafkanku?
33
Cerita Setiap Kenangan
34
Kesepakatan
35
Sepotong Sandwich
36
Tatapan Kecewa
37
Tentang Araz
38
Putri Hujan dan Ksatria
39
Have a Nice Dream, Kanya
40
Good Morning, Kanya
41
He's Come Back
42
Nada Sumbang
43
Gelisah
44
Amarah
45
Dia, di Sini
46
Boleh Aku Merasakan Dekapmu Lebih Lama?
47
Menerka-nerka
48
Mengumpulkan Kepingan Puzzle
49
Jejakmu Pun Terhapus Hujan
50
Ya, Semesta Selalu Tahu Kapan Harus Bekerja
51
Waktu Paling Tepat Melupakan Kenangan
52
Mengejar Bayangan
53
Sebuah Nama, Sebuah Rasa
54
Jika Memang Cinta Lantas Mau Apa?
55
Halusinasi
56
Hanya Perlu Jujur Jika Aku Suka Kamu
57
Mengungkapkan yang Terpendam
58
Memungut Kenangan
59
Rahasia
60
Dia Bukan Hanya Penjara, Melainkan Juga Matematika dan Bahasa
61
Harga Sebuah Rasa
62
Terima Kasih untuk Semua Kenangan
63
Selamat Jalan, Kawan
64
Semua Cerita Tentang Arez
65
Semua Cerita Tentang Arez II
66
Keputusan Arez
67
Deal?!
68
Dia, Kanya
69
Setelah Hari Esok
70
Resmi, Pacaran?
71
Apa Jatuh Cinta Semanis ini?
72
Ajakan
73
Berdebar
74
Sisi Lain
75
Panggilan
76
Ikatan yang Rumit
77
Dia Perempuanku
78
Yang Ada dalam Benakku
79
Dia yang Menggemaskan Ketika Sedang Cemburu
80
Hal yang Membuatku Marah
81
Perempuan yang Pernah Membuatnya Jatuh Cinta
82
Dia Berhak Lebih Bahagia
83
Yang Terbaik untuk Kamu
84
Ternyata Dia Juga Bisa Cemburu
85
Obrolan di Beranda
86
Keputusan Sepihak
87
Pulanglah Dia Si Anak Hilang*
88
Perempuan dari Luka
89
Sebagian Cerita Tentang Luka
90
Tempat Bersandar
91
Dia yang Sesungguhnya tidak Setegar Karang
92
Peluk dari Jauh
93
Yang tidak Beraturan
94
Arti Sahabat
95
Penantian
96
Menerima Maaf
97
Ambang Batas
98
Membaca Kanya
99
Bersandarlah, Aku Rumah Bagimu
100
Berbahagialah, Besok Pasti Akan Jadi Lebih Baik
101
Tersenyumlah, Sampai Matahari Iri Melihatmu
102
Yang tak Mudah Merelakan
103
Yang tak Sengaja Bertemu dan Terlupakan
104
Hello, Lil Sis
105
Sekali Saja
106
My Guardian Angel
107
Back the Real World, Kanya
108
Yang tak Terlupakan Bukan Berarti Harus Tetap Tinggal
109
Selamat Jalan, Selamat Bertemu Lagi
110
Yang Pergi untuk Kembali
111
Yang tidak Seperti Biasanya
112
Yang Berbagi Keluh
113
Apa Kabar? Aku Rindu
114
Ma, Kanya Kangen
115
I Love You, Mom
116
Mungkinkah ini Hanya Perasaanku?
117
Obrolan Tentang Merelakan
118
Atas Nama Permohonan
119
Keputusan
120
Sahabat Lama
121
Dia yang Bisa Tersipu Malu
122
Cahaya yang Berpendar
123
Untukmu yang Sedang Merindu
124
Yang Aku Butuhkan
125
Selamat Malam Kekasih
126
Hingga Tengah Malam
127
Pulang ke Kotamu
128
Yang Lama tidak Bertemu
129
Bersamamu Kutemukan Duniaku
130
Selamat Datang, Kamu
131
Teman Baru
132
Dia yang Belum Bisa Merelakan
133
Menuntaskan Rindu
134
Cukup Melihatnya Tersenyum
135
Yang Merusak Mood
136
Hanya Perlu Merelakan Bukan?
137
Menyerah
138
Ma, Dia Alcatraz
139
Kenang Sebagai Rindu Saja
140
Sehangat Mentari Pagi
141
Welcome Home
142
Semua yang Terencana
143
Pulanglah Bersamaku
144
Merencanakan Pulang
145
Akhir Perjalanan
146
Pengumuman
147
Extra Part ( Renjana Kanya )
148
Lanjut Season Dua
149
Season 2 #Kembali ke Rutinitas
150
Season 2 #Bagaimana Harimu, Kanya?
151
Season 2 #Suasana Malam
152
Season 2 #Gosip
153
Seasons 2 #Pikiran-pikiran Araz
154
Season 2 #Amarah
155
Season 2 #Yang Ingin Dia Dengarkan
156
Season 2 #Selamat Datang, Bandung
157
Season 2 #Makan Malam
158
Season 2 #Tali Jiwa
159
Season 2 #Menjadi Lebih Akrab
160
Season 2 #Cassandra
161
Season 2 #Obrolan Sang Ratu
162
Season 2 #Percakapan Ayah dan Anak
163
Season 2 #Calon Istri yang Sudah Dipersiapkan
164
Season 2 #Perempuan yang Terpilih
165
Season 2# Apa Kabar, Aksa?
166
Season 2 #Dia yang Menangis dalam Pelukan Perempuannya
167
Season 2 #Adakah Perasaan itu Tersembunyi di Suatu Tempat?
168
Terpaksa Harus Bilang
169
Giveaway Time
170
Giveaway
171
Season 2 #Kotak Pandora
172
Season 2 #Perasaan Aksa yang Tertinggal
173
Season 2 #Merelakan yang Telah Pergi
174
Season 2 #Memeluk Mimpi Aksa
175
Season 2 #Kejutan untuk Araz
176
Season 2 #Buang Sedihmu
177
Season 2 #Candaan Pagi Hari
178
Season 2 #Keributan yang Menggemparkan
179
Season 2 #Apa yang Kau Lakukan di Sini?
180
Season 2 #Pandangan yang Berbeda
181
Season 2 #Oleh-oleh
182
Season 2 #Ajakan Makan Siang
183
Season 2 #Kecurigaan Destia
184
Season 2 #Makan Siang Penuh Drama
185
Season 2 #Makan Siang Penuh Drama II
186
Season 2 #Makan Siang Penuh Drama III
187
Season 2 #Dia yang Tersipu Malu
188
Season 2 #Dering Telepon
189
Season 2 #Panggilan tak Terduga
190
Season 2 #Wajah yang Suram
191
Season 2 #Merasa Lebih Baik
192
Season 2 #Orang-orang yang Cemburu
193
Season 2 #Pelajaran Bagi Para Perusuh
194
Season 2 #Tertunduk Lesu
195
Season 2 #Oleh-oleh Buat Calon Mantu
196
Season 2 #Pesona Sang Kekasih
197
Season 2 #Pesona Sang Kekasih II
198
Season 2 #Suasana Canggung
199
Season 2 #Tak Bisa Menghindar
200
Season 2 #Aksi Balas Dendam
201
Season 2 #Kompak
202
Season 2 #Tamu tak Diundang
203
Season 2 #Tak Sanggup Jika Tanpanmu
204
Season 2 #Ancaman
205
Season 2 #Janji Masa Lalu
206
Season 2 #Jangan Jadikan Alasan
207
Season 2 #Apa Kau Sudah Gila?!
208
Season 2 #Apa Rencanamu Sekarang?
209
Season 2 #Home Sweet Home
210
Season 2 #Ikut Aku Pulang
211
Season 2 #Flight
212
Season 2 #Let's Go
213
Season 2 #Pertemuan tak Diinginkan
214
Season 2 #Jadi Dia Orangnya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!