Hei, Kanya

Renjana Alcatraz

September, 2019

Kantor tempat Kanya bekerja terlihat ramai saat aku ke sana. Mulai lantai dasar hingga lantai lima penuh sesak dengan orang-orang yang berlarian. Mengejar peristiwa.

Ini hari kedua demo mahasiswa yang menjadi sorotan utama publik. Bahkan gerakan ini direspon hingga ke ujung timur Indonesia. Sebagai insan media sudah tentu menjadi hari-hari sibuk. Bahkan Hanung masih memimpin rapat ketika aku sampai di kantornya. Termasuk Kanya yang sedang ikut dalam lingkaran itu.

Tanpa sepengetahuan perempuan itu, aku menyelinap ke meja kerja Kanya dan menaruh minuman kaleng yang biasa dia minum ketika kami sering berpapasan. Aku menyobek sticky note di meja Kanya dan menulis pesan singkat. 

Hei, Kanya. Semangat tugas liputan demo mahasiswa ya. Hati-hati gas air mata. Kudengar suasana mulai nggak kondusif. Jaga diri ya. ☺

Setelah menyelesaikan misiku, aku memilih duduk di sofa ruang tunggu sampai Hanung selesai memimpin rapat. Aku hanya tersenyum saat mendengar teman-teman Kanya menggoda perempuan itu ketika melihat minuman kaleng yang kuberikan.

"Cie, yang dapat pesan dari pengagum rahasia."

"Apaan sih, Nov. Heran gue, siapa sih yang sok-sokan misterius kasih ginian? Sering banget loh ini. Kalian ada yang iseng sama gue ya?"

"Dih kurang kerjaan isengin lo hampir tiap hari."

Sebelum ketahuan akulah yang menaruh minuman di meja Kanya, aku menyelinap masuk ke ruangan Hanung. Temanku itu hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuanku.

“Gila lo memang, kayak ABG baru kenal cinta aja. Tiap kali ke sini cuma perlu kasih dia cola.”

“Lah memang gue baru kenal cinta ini ‘kan?”

***

Awal Desember, 2019

"Gimana kalau kita angkat batik sebagai topik utama. Gue dengar ada motif yang dulu diwariskan dari para pedagang Cina. Lagian juga masih nyambung sama divisi fashion atau ekonomi kreatif. Kalau memang iya, harus ke beberapa tempat buat liputan karena batik nggak cuma di Pekalongan sama Solo. Gimana menurut kalian?"

Ide gila tiba-tiba muncul di benakku. Kami sedang rapat redaksi menyiapkan perencanaan materi terbit bulan Januari. Karena bulan Januari bertepatan dengan perayaan Imlek, atasan meminta tema besar tentang tahun baru umat Tionghoa itu. Namun belum ada satu pun ide segar yang kami sepakati. 

Mendengar pernyataanku, hampir separuh penghuni ruang rapat menoleh ke arahku. Wajah-wajah kusut itu menjadi sedikit lebih cerah. Penyebabnya, sudah dua jam kami berdiskusi, tapi belum ada satu pun ide yang diterima anggota rapat.

Apa lagi Mas Andre, si redaktur pelaksana LF itu. Semua ide dimentahkan begitu saja. Dia ingin penyajian Imlek LF berbeda dengan yang lain. Harus tetap ada unsur budaya Indonesianya yang kuat. Jadi benar-benar menunjukkan sisi multikulturalismenya antara dua kebudayaan itu. 

"Btw, batik lagi nih? Bukannya kita udah sering banget bahas batik ya?" kata Bianca kepala divisi marketing, menyurutkan lagi semangat para anggota rapat.

Sekadar informasi, aku bekerja di sebuah majalah perempuan yang cukup dikenal di negeri ini. La Fammes. Majalah yang dikhususkan untuk perempuan yang baru beranjak dewasa hingga perempuan dewasa itu memang fokus pada talenta atau kelebihan yang dimiliki setiap perempuan. Role model kami pun beragam, mulai perempuan pekerja kantoran, pengusaha, aktivis perempuan hingga seniman. Jadi cukup rumit terkadang untuk menggali isu yang hangat dibicarakan dan tidak ketinggalan zaman. 

"Iya memang sih, tapi kali ini kita ambil korelasinya sama perayaan Imlek. Tahu nggak lo kalau ada motif batik yang diwariskan dari pedagang Cina?" tanyaku hanya dijawab gelengan kepala oleh Bianca dan beberapa staf lain yang mengikuti rapat. "Nah, itu poin pentingnya."

"Gue setuju sama Araz. Udah itu aja kita garap. Nggak makan siang beneran nih kalau urusan satu ini belum selesai." Henry si kepala divisi fashion sudah sepakat dengan ide yang kuusulkan.

"Gue juga sependapat. Udah lama juga gue pengen angkat masalah perekonomian tentang batik." Sazkia pun setuju dengan pendapatku. 

"Pak Abas bakal setuju nggak kira-kira?" Bianca masih pesimis dengan ide yang disetujui hampir seluruh anggota rapat. 

"Oke, kita pakai ide dari Araz. Gue yang bakal lapor sama Pak Abas," tawar Mas Andre setelah perdebatan panjang kami di meja rapat. "Lo yang siapkan laporan utama ya, Raz. Segera urus surat untuk liputan ke daerah," imbuh Mas Andre sebelum meninggalkan ruang rapat. 

"Siap, Mas!"

Usai rapat aku segera menyiapkan draft untuk liputan laporan utama dan membuat list ke daerah mana saja harus mengumpulkan bahan tulisan. Tuban, daerah pesisir yang terletak di ujung paling barat di Provinsi Jawa Timur itu menjadi tujuan utamaku.

Sebenarnya bukan untuk bahan tulisan tujuan utamaku datang ke kota itu. Suatu hari, Hanung pernah bercerita tentang daerah asal Kanya. Setelah aku berselancar di internet, baru aku tahu jika kabupaten kecil itu memiliki banyak potensi alam maupun budaya. Dan aku punya alasan untuk dekat dengannya tanpa terkesan berlebihan ketika PDKT.

Aku menekan salah satu nomor yang ada di kontak handphone. Tak lama seseorang menyapa dari seberang. “Halo Nung, gue minta tolong dong.”

“Bantu apa nih?”

“Gue mau liputan ke daerah Kanya nih, bisa minta tolong atur supaya dia bantuin gue selama di sana nggak?”

Tawa Hanung berderai dari ujung telepon. Sambungnya,“Modus lo sa ae, Bro."

"Nungguin lo kebanyakan alasan."

"Dia yang kebanyakan alasan, Monyet."

Aku hanya tertawa menanggapi pernyataan Hanung. Temanku itu memang sudah mencoba mengenalkan kami, tapi Kanya selalu punya alasan untuk menghindari.

"Makanya kali ini jangan sampai gagal."

"Oke, gue bisa atur itu. Serahkan sama gue urusan ini. Kapan berangkat?”

"Akhir bulan aja deh. Gue mesti keliling dulu buat lengkapi data laput."

"Heran gue, punya rubrik sendiri masih aja kebagian laput lo."

"Lumayan duitnya gede. Udah deh, gue percayakan urusan Kanya sama lo ya?"

"Beres."

Sambungan telepon terputus. Aku tersenyum setelah menyelesaikan satu rencana. Tinggal menyusun rencana-rencana yang lainnya. 

Huftt... Memang cinta kadang mengalahkan segala logika.

***

Akhir Desember, 2019

"Raz, gimana, udah selesai laput lo?" tanya Mas Andre saat aku terbangun esok harinya. Semalam aku tidur di kantor demi menyelesaikan bahan tulisan untuk laporan utama.

"Belum Mas, masih ada satu daerah lagi yang mesti gue kunjungi. Hari ini rencananya gue pergi."

"Lah, trus kenapa masih di sini? Udah jam 06.30 loh ini. Nggak siap-siap lo?"

"Astaga."

Tanpa menanggapi pernyataan Mas Andre lebih lanjut, aku segera berlari ke kamar mandi dan membersihkan tubuh seperlunya. Paling penting, aku masih punya waktu bercukur hingga terlihat lebih rapi. Masih dengan pakaian yang kupakai kemarin aku segera berangkat menuju Stasiun Pasar Senen.

Semalam aku sudah mengirim pesan kepada Kanya untuk bertemu di stasiun saja. Aku juga sudah mengirimkan e-tiket yang dipesankan Hanung sejak beberapa hari lalu. Untung Dewi Fortuna berpihak padaku. Sepanjang jalan menuju Stasiun Pasar Senin tak begitu macet di jam sibuk. Apa lagi ini akhir tahun yang disambut penuh euforia di segala penjuru dunia. Meski aku sampai di jam genting keberangkatan kereta. 

Aku melihat sosok Kanya menaiki gerbong kereta saat tiba di stasiun. Kupercepat langkah kakiku dan membantu Kanya membawakan koper cabin size miliknya. Sebisa mungkin aku berusaha tersenyum meski ujung bibirku kaku karena canggung dan juga... gugup.

"Sori, aku bangun kesiangan. Alarmku ternyata mati. Biasalah bujang, nggak ada yang bangunin kalau bukan alarm," kataku berbohong. Mana mungkin kubilang aku ketiduran di kantor dan tidak sempat pulang karena lembur menyelesaikan laporan utama untuk bulan depan. "Eh, aku sampai lupa ngenalin nama. Aku Aldo, sori ya kalau beberapa hari ke depan bakal ngerepotin kamu."

Oh shit, kenapa gue malah sebut Aldo sih? Kebiasaan main sama Hanung nih sampai nama julukan gue kebawa terus. Aku mengumpat dalam hati saat menyadari ketololanku. Kelak aku pasti akan ceritakan kenapa dipanggil Aldo.

"Sebenarnya aku udah tahu nama kamu Kanya. Aku pernah tanya Hanung waktu main ke kantornya. Kita ketemu di lift waktu itu. Kamu ingat?"

"Eh?"

"Kok eh? Wah kayaknya kamu beneran lupa kalau kita udah pernah ketemu ya?"

"Hehe... sori Mas, gue... eh, aku nggak mudah ngenalin wajah orang kalau baru sekali dua kali ketemu."

Duh sial, gue makin nggak jelas aja nih. Gimana caranya ngajak dia ngobrol biar nggak bosen sama gue, ****.

Kupandangi wajah Kanya yang terlihat bosan mengobrol denganku. Sedang aku masih berusaha mencari topik yang bisa membuat kami semakin akrab. Hingga ide membahas pekerjaan terlintas begitu saja. 

Aku tersenyum lega saat melihat wajah Kanya berangsur-angsur mulai cerah. Pilihanku membicarakan pekerjaan bukanlah hal buruk, meski sebenarnya aku tak ingin memikirkan pekerjaan saat ini. Aku ingin berbicara hal lain yang lebih santai dan menjadikan kami lebih dekat serta menyapanya dengan sapaan ringan. Hingga tak terkesan jika kami sebatas rekan seperjalanan. 

Terpopuler

Comments

Ersa

Ersa

araz - arez....saudara kembarkah??

2023-04-20

0

💕febhy ajah💕

💕febhy ajah💕

masih pusing aldo, araz,alcatras satu orang terus arez apakah orang yg sama jg????

2022-12-29

0

🎸ꪗᴏɴɴᴀ👀 <_

🎸ꪗᴏɴɴᴀ👀 <_

AKU SHOCK DIA AREZ PARAH SIH THOOOOOR

2021-10-18

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Sebuah Masalah
2 Teman Seperjalanan
3 Luka
4 Peristiwa Pagi Hari
5 Niat Terselubung
6 Skenario Almira
7 Reuni
8 Curhatan Tengah Malam
9 LDR
10 Kami Terlalu Naif Menganggap Masa Depan dalam Genggaman
11 Semesta Lebih Tahu Bagaimana Caranya Bekerja
12 Rencana-rencana Aldo
13 Beautiful of Lokcan
14 Siapa Kamu?
15 Pandangan Pertama
16 Hei, Kanya
17 Dia dan Keributan dalam Kepala serta Hatinya
18 Apakah Dia Dunia dalam Kepalamu?
19 Me? Salam Kenal Aku Alcatraz
20 Jika itu Bukan Kamu
21 Awal Keretakan (I)
22 Awal Keretakan (II)
23 Give Me a Chance
24 Rindu Jakarta
25 Halo, Ayah
26 Masalah Akan Selalu Datang dan Pergi Selama Kita Bernapas
27 Cemburu
28 Makan Malam
29 Menemukan Kehangatan
30 Keisengan Hanung
31 Berbagi Canda
32 Apa yang Harus Kulakukan Agar Dia Memaafkanku?
33 Cerita Setiap Kenangan
34 Kesepakatan
35 Sepotong Sandwich
36 Tatapan Kecewa
37 Tentang Araz
38 Putri Hujan dan Ksatria
39 Have a Nice Dream, Kanya
40 Good Morning, Kanya
41 He's Come Back
42 Nada Sumbang
43 Gelisah
44 Amarah
45 Dia, di Sini
46 Boleh Aku Merasakan Dekapmu Lebih Lama?
47 Menerka-nerka
48 Mengumpulkan Kepingan Puzzle
49 Jejakmu Pun Terhapus Hujan
50 Ya, Semesta Selalu Tahu Kapan Harus Bekerja
51 Waktu Paling Tepat Melupakan Kenangan
52 Mengejar Bayangan
53 Sebuah Nama, Sebuah Rasa
54 Jika Memang Cinta Lantas Mau Apa?
55 Halusinasi
56 Hanya Perlu Jujur Jika Aku Suka Kamu
57 Mengungkapkan yang Terpendam
58 Memungut Kenangan
59 Rahasia
60 Dia Bukan Hanya Penjara, Melainkan Juga Matematika dan Bahasa
61 Harga Sebuah Rasa
62 Terima Kasih untuk Semua Kenangan
63 Selamat Jalan, Kawan
64 Semua Cerita Tentang Arez
65 Semua Cerita Tentang Arez II
66 Keputusan Arez
67 Deal?!
68 Dia, Kanya
69 Setelah Hari Esok
70 Resmi, Pacaran?
71 Apa Jatuh Cinta Semanis ini?
72 Ajakan
73 Berdebar
74 Sisi Lain
75 Panggilan
76 Ikatan yang Rumit
77 Dia Perempuanku
78 Yang Ada dalam Benakku
79 Dia yang Menggemaskan Ketika Sedang Cemburu
80 Hal yang Membuatku Marah
81 Perempuan yang Pernah Membuatnya Jatuh Cinta
82 Dia Berhak Lebih Bahagia
83 Yang Terbaik untuk Kamu
84 Ternyata Dia Juga Bisa Cemburu
85 Obrolan di Beranda
86 Keputusan Sepihak
87 Pulanglah Dia Si Anak Hilang*
88 Perempuan dari Luka
89 Sebagian Cerita Tentang Luka
90 Tempat Bersandar
91 Dia yang Sesungguhnya tidak Setegar Karang
92 Peluk dari Jauh
93 Yang tidak Beraturan
94 Arti Sahabat
95 Penantian
96 Menerima Maaf
97 Ambang Batas
98 Membaca Kanya
99 Bersandarlah, Aku Rumah Bagimu
100 Berbahagialah, Besok Pasti Akan Jadi Lebih Baik
101 Tersenyumlah, Sampai Matahari Iri Melihatmu
102 Yang tak Mudah Merelakan
103 Yang tak Sengaja Bertemu dan Terlupakan
104 Hello, Lil Sis
105 Sekali Saja
106 My Guardian Angel
107 Back the Real World, Kanya
108 Yang tak Terlupakan Bukan Berarti Harus Tetap Tinggal
109 Selamat Jalan, Selamat Bertemu Lagi
110 Yang Pergi untuk Kembali
111 Yang tidak Seperti Biasanya
112 Yang Berbagi Keluh
113 Apa Kabar? Aku Rindu
114 Ma, Kanya Kangen
115 I Love You, Mom
116 Mungkinkah ini Hanya Perasaanku?
117 Obrolan Tentang Merelakan
118 Atas Nama Permohonan
119 Keputusan
120 Sahabat Lama
121 Dia yang Bisa Tersipu Malu
122 Cahaya yang Berpendar
123 Untukmu yang Sedang Merindu
124 Yang Aku Butuhkan
125 Selamat Malam Kekasih
126 Hingga Tengah Malam
127 Pulang ke Kotamu
128 Yang Lama tidak Bertemu
129 Bersamamu Kutemukan Duniaku
130 Selamat Datang, Kamu
131 Teman Baru
132 Dia yang Belum Bisa Merelakan
133 Menuntaskan Rindu
134 Cukup Melihatnya Tersenyum
135 Yang Merusak Mood
136 Hanya Perlu Merelakan Bukan?
137 Menyerah
138 Ma, Dia Alcatraz
139 Kenang Sebagai Rindu Saja
140 Sehangat Mentari Pagi
141 Welcome Home
142 Semua yang Terencana
143 Pulanglah Bersamaku
144 Merencanakan Pulang
145 Akhir Perjalanan
146 Pengumuman
147 Extra Part ( Renjana Kanya )
148 Lanjut Season Dua
149 Season 2 #Kembali ke Rutinitas
150 Season 2 #Bagaimana Harimu, Kanya?
151 Season 2 #Suasana Malam
152 Season 2 #Gosip
153 Seasons 2 #Pikiran-pikiran Araz
154 Season 2 #Amarah
155 Season 2 #Yang Ingin Dia Dengarkan
156 Season 2 #Selamat Datang, Bandung
157 Season 2 #Makan Malam
158 Season 2 #Tali Jiwa
159 Season 2 #Menjadi Lebih Akrab
160 Season 2 #Cassandra
161 Season 2 #Obrolan Sang Ratu
162 Season 2 #Percakapan Ayah dan Anak
163 Season 2 #Calon Istri yang Sudah Dipersiapkan
164 Season 2 #Perempuan yang Terpilih
165 Season 2# Apa Kabar, Aksa?
166 Season 2 #Dia yang Menangis dalam Pelukan Perempuannya
167 Season 2 #Adakah Perasaan itu Tersembunyi di Suatu Tempat?
168 Terpaksa Harus Bilang
169 Giveaway Time
170 Giveaway
171 Season 2 #Kotak Pandora
172 Season 2 #Perasaan Aksa yang Tertinggal
173 Season 2 #Merelakan yang Telah Pergi
174 Season 2 #Memeluk Mimpi Aksa
175 Season 2 #Kejutan untuk Araz
176 Season 2 #Buang Sedihmu
177 Season 2 #Candaan Pagi Hari
178 Season 2 #Keributan yang Menggemparkan
179 Season 2 #Apa yang Kau Lakukan di Sini?
180 Season 2 #Pandangan yang Berbeda
181 Season 2 #Oleh-oleh
182 Season 2 #Ajakan Makan Siang
183 Season 2 #Kecurigaan Destia
184 Season 2 #Makan Siang Penuh Drama
185 Season 2 #Makan Siang Penuh Drama II
186 Season 2 #Makan Siang Penuh Drama III
187 Season 2 #Dia yang Tersipu Malu
188 Season 2 #Dering Telepon
189 Season 2 #Panggilan tak Terduga
190 Season 2 #Wajah yang Suram
191 Season 2 #Merasa Lebih Baik
192 Season 2 #Orang-orang yang Cemburu
193 Season 2 #Pelajaran Bagi Para Perusuh
194 Season 2 #Tertunduk Lesu
195 Season 2 #Oleh-oleh Buat Calon Mantu
196 Season 2 #Pesona Sang Kekasih
197 Season 2 #Pesona Sang Kekasih II
198 Season 2 #Suasana Canggung
199 Season 2 #Tak Bisa Menghindar
200 Season 2 #Aksi Balas Dendam
201 Season 2 #Kompak
202 Season 2 #Tamu tak Diundang
203 Season 2 #Tak Sanggup Jika Tanpanmu
204 Season 2 #Ancaman
205 Season 2 #Janji Masa Lalu
206 Season 2 #Jangan Jadikan Alasan
207 Season 2 #Apa Kau Sudah Gila?!
208 Season 2 #Apa Rencanamu Sekarang?
209 Season 2 #Home Sweet Home
210 Season 2 #Ikut Aku Pulang
211 Season 2 #Flight
212 Season 2 #Let's Go
213 Season 2 #Pertemuan tak Diinginkan
214 Season 2 #Jadi Dia Orangnya?
Episodes

Updated 214 Episodes

1
Awal Sebuah Masalah
2
Teman Seperjalanan
3
Luka
4
Peristiwa Pagi Hari
5
Niat Terselubung
6
Skenario Almira
7
Reuni
8
Curhatan Tengah Malam
9
LDR
10
Kami Terlalu Naif Menganggap Masa Depan dalam Genggaman
11
Semesta Lebih Tahu Bagaimana Caranya Bekerja
12
Rencana-rencana Aldo
13
Beautiful of Lokcan
14
Siapa Kamu?
15
Pandangan Pertama
16
Hei, Kanya
17
Dia dan Keributan dalam Kepala serta Hatinya
18
Apakah Dia Dunia dalam Kepalamu?
19
Me? Salam Kenal Aku Alcatraz
20
Jika itu Bukan Kamu
21
Awal Keretakan (I)
22
Awal Keretakan (II)
23
Give Me a Chance
24
Rindu Jakarta
25
Halo, Ayah
26
Masalah Akan Selalu Datang dan Pergi Selama Kita Bernapas
27
Cemburu
28
Makan Malam
29
Menemukan Kehangatan
30
Keisengan Hanung
31
Berbagi Canda
32
Apa yang Harus Kulakukan Agar Dia Memaafkanku?
33
Cerita Setiap Kenangan
34
Kesepakatan
35
Sepotong Sandwich
36
Tatapan Kecewa
37
Tentang Araz
38
Putri Hujan dan Ksatria
39
Have a Nice Dream, Kanya
40
Good Morning, Kanya
41
He's Come Back
42
Nada Sumbang
43
Gelisah
44
Amarah
45
Dia, di Sini
46
Boleh Aku Merasakan Dekapmu Lebih Lama?
47
Menerka-nerka
48
Mengumpulkan Kepingan Puzzle
49
Jejakmu Pun Terhapus Hujan
50
Ya, Semesta Selalu Tahu Kapan Harus Bekerja
51
Waktu Paling Tepat Melupakan Kenangan
52
Mengejar Bayangan
53
Sebuah Nama, Sebuah Rasa
54
Jika Memang Cinta Lantas Mau Apa?
55
Halusinasi
56
Hanya Perlu Jujur Jika Aku Suka Kamu
57
Mengungkapkan yang Terpendam
58
Memungut Kenangan
59
Rahasia
60
Dia Bukan Hanya Penjara, Melainkan Juga Matematika dan Bahasa
61
Harga Sebuah Rasa
62
Terima Kasih untuk Semua Kenangan
63
Selamat Jalan, Kawan
64
Semua Cerita Tentang Arez
65
Semua Cerita Tentang Arez II
66
Keputusan Arez
67
Deal?!
68
Dia, Kanya
69
Setelah Hari Esok
70
Resmi, Pacaran?
71
Apa Jatuh Cinta Semanis ini?
72
Ajakan
73
Berdebar
74
Sisi Lain
75
Panggilan
76
Ikatan yang Rumit
77
Dia Perempuanku
78
Yang Ada dalam Benakku
79
Dia yang Menggemaskan Ketika Sedang Cemburu
80
Hal yang Membuatku Marah
81
Perempuan yang Pernah Membuatnya Jatuh Cinta
82
Dia Berhak Lebih Bahagia
83
Yang Terbaik untuk Kamu
84
Ternyata Dia Juga Bisa Cemburu
85
Obrolan di Beranda
86
Keputusan Sepihak
87
Pulanglah Dia Si Anak Hilang*
88
Perempuan dari Luka
89
Sebagian Cerita Tentang Luka
90
Tempat Bersandar
91
Dia yang Sesungguhnya tidak Setegar Karang
92
Peluk dari Jauh
93
Yang tidak Beraturan
94
Arti Sahabat
95
Penantian
96
Menerima Maaf
97
Ambang Batas
98
Membaca Kanya
99
Bersandarlah, Aku Rumah Bagimu
100
Berbahagialah, Besok Pasti Akan Jadi Lebih Baik
101
Tersenyumlah, Sampai Matahari Iri Melihatmu
102
Yang tak Mudah Merelakan
103
Yang tak Sengaja Bertemu dan Terlupakan
104
Hello, Lil Sis
105
Sekali Saja
106
My Guardian Angel
107
Back the Real World, Kanya
108
Yang tak Terlupakan Bukan Berarti Harus Tetap Tinggal
109
Selamat Jalan, Selamat Bertemu Lagi
110
Yang Pergi untuk Kembali
111
Yang tidak Seperti Biasanya
112
Yang Berbagi Keluh
113
Apa Kabar? Aku Rindu
114
Ma, Kanya Kangen
115
I Love You, Mom
116
Mungkinkah ini Hanya Perasaanku?
117
Obrolan Tentang Merelakan
118
Atas Nama Permohonan
119
Keputusan
120
Sahabat Lama
121
Dia yang Bisa Tersipu Malu
122
Cahaya yang Berpendar
123
Untukmu yang Sedang Merindu
124
Yang Aku Butuhkan
125
Selamat Malam Kekasih
126
Hingga Tengah Malam
127
Pulang ke Kotamu
128
Yang Lama tidak Bertemu
129
Bersamamu Kutemukan Duniaku
130
Selamat Datang, Kamu
131
Teman Baru
132
Dia yang Belum Bisa Merelakan
133
Menuntaskan Rindu
134
Cukup Melihatnya Tersenyum
135
Yang Merusak Mood
136
Hanya Perlu Merelakan Bukan?
137
Menyerah
138
Ma, Dia Alcatraz
139
Kenang Sebagai Rindu Saja
140
Sehangat Mentari Pagi
141
Welcome Home
142
Semua yang Terencana
143
Pulanglah Bersamaku
144
Merencanakan Pulang
145
Akhir Perjalanan
146
Pengumuman
147
Extra Part ( Renjana Kanya )
148
Lanjut Season Dua
149
Season 2 #Kembali ke Rutinitas
150
Season 2 #Bagaimana Harimu, Kanya?
151
Season 2 #Suasana Malam
152
Season 2 #Gosip
153
Seasons 2 #Pikiran-pikiran Araz
154
Season 2 #Amarah
155
Season 2 #Yang Ingin Dia Dengarkan
156
Season 2 #Selamat Datang, Bandung
157
Season 2 #Makan Malam
158
Season 2 #Tali Jiwa
159
Season 2 #Menjadi Lebih Akrab
160
Season 2 #Cassandra
161
Season 2 #Obrolan Sang Ratu
162
Season 2 #Percakapan Ayah dan Anak
163
Season 2 #Calon Istri yang Sudah Dipersiapkan
164
Season 2 #Perempuan yang Terpilih
165
Season 2# Apa Kabar, Aksa?
166
Season 2 #Dia yang Menangis dalam Pelukan Perempuannya
167
Season 2 #Adakah Perasaan itu Tersembunyi di Suatu Tempat?
168
Terpaksa Harus Bilang
169
Giveaway Time
170
Giveaway
171
Season 2 #Kotak Pandora
172
Season 2 #Perasaan Aksa yang Tertinggal
173
Season 2 #Merelakan yang Telah Pergi
174
Season 2 #Memeluk Mimpi Aksa
175
Season 2 #Kejutan untuk Araz
176
Season 2 #Buang Sedihmu
177
Season 2 #Candaan Pagi Hari
178
Season 2 #Keributan yang Menggemparkan
179
Season 2 #Apa yang Kau Lakukan di Sini?
180
Season 2 #Pandangan yang Berbeda
181
Season 2 #Oleh-oleh
182
Season 2 #Ajakan Makan Siang
183
Season 2 #Kecurigaan Destia
184
Season 2 #Makan Siang Penuh Drama
185
Season 2 #Makan Siang Penuh Drama II
186
Season 2 #Makan Siang Penuh Drama III
187
Season 2 #Dia yang Tersipu Malu
188
Season 2 #Dering Telepon
189
Season 2 #Panggilan tak Terduga
190
Season 2 #Wajah yang Suram
191
Season 2 #Merasa Lebih Baik
192
Season 2 #Orang-orang yang Cemburu
193
Season 2 #Pelajaran Bagi Para Perusuh
194
Season 2 #Tertunduk Lesu
195
Season 2 #Oleh-oleh Buat Calon Mantu
196
Season 2 #Pesona Sang Kekasih
197
Season 2 #Pesona Sang Kekasih II
198
Season 2 #Suasana Canggung
199
Season 2 #Tak Bisa Menghindar
200
Season 2 #Aksi Balas Dendam
201
Season 2 #Kompak
202
Season 2 #Tamu tak Diundang
203
Season 2 #Tak Sanggup Jika Tanpanmu
204
Season 2 #Ancaman
205
Season 2 #Janji Masa Lalu
206
Season 2 #Jangan Jadikan Alasan
207
Season 2 #Apa Kau Sudah Gila?!
208
Season 2 #Apa Rencanamu Sekarang?
209
Season 2 #Home Sweet Home
210
Season 2 #Ikut Aku Pulang
211
Season 2 #Flight
212
Season 2 #Let's Go
213
Season 2 #Pertemuan tak Diinginkan
214
Season 2 #Jadi Dia Orangnya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!