Part 20

Selesai sholat dhuha Kila baru keluar dari ruang sholatnya, sedari subuh Kila di ruangan itu, dia bahkan melupakan sarapan paginya.

"Nyonya sebaiknya sarapan dulu" ujar Nana yang langsung menemuinya.

"Baiklah mbak Nana" sahut Kila

Kila beranjak keruang makan di ikuti oleh Nana. dengan sedikit malas Kila menyantap sarapan ya.

"Tuan tadi menanyakan nyonya" ujar Nana memberitahu Kila kalau Rico menanyakan kabarnya, tapi kila tak merespon.

"Tuan benar-benar sibuk, itu sebabnya dia tidak mengabari nyonya" ucap Nana hati-hati, dia sepertinya paham apa yang ada di benak nyonyanya.

Kila menghelanapas panjang lalu menghentikan makannya, Mungkin Nana ada benarnya Rico terlalu sibuk hanya untuk mengetik pesan pendek, atau sekedar mengatakan halo untuk sekedar menelponnya....

Terdengar pesan masuk di handpone Nana, Nana memeriksanya, kemudian mengalihkan pandanganya kepada Kila.

"Nyonya tuan minta nyonya mengaktifkan handphone nyonya" ujar Nana hati -hati.

"Bilang sama tuan aku lupa naruh chargerku di mana" ujar Kila seraya berlalu meninggalkan Nana sendiri.

Kila masuk kekamarnya, merebahkan tubuhnya di ranjang, belum lama dia berbaring ketukan terdengar di pintu kamarnya.

"Nyonya terimalah telpon dari tuan" suara Nana terdengar lembut di sebalik pintu.

Kila beranjak bangkit, membuka pintu kamar, Nana berdiri tegap dengan handphone di tangan.

"Ini buk" ujar Nana menyerahkan handphone nya.

Rico melakukan panggilan video di hp Nana. sebab hp Kila tak kunjung aktif.

"Sayang" sapa Rico dengan suara lembut.

"He,em" sahut Kila dengan malas.

"Mana wajahmu sayang, Ayolah kasih lihat ke suamimu" bujuk Rico yang tak melihat wajah Kila di layar hpnya.

"Sayang"

"Hemm"

"Mana wajahmu" pinta Rico lagi dengan suara lembutnya, kila tetap tak merespon.

"Ini perintah sayang, apa kau ingin melanggar perintahku" ujar Rico memasang jurus nya.

Kila perlahan menampakkan wajahnya, terlihat wajah cantiknya dengan mata dan hidung yang memarah karena menangis.

"Maaf sayang, aku janji ini yang terakhir, tidak akan ku ulangi lagi" ujar Rico dengan lemah lembut.

Kila hanya menunduk bulir bening terus saja mengalir membasahi pipinya, dia kesal pada dirinya sendiri mengapa dia secengeng ini, suaminya hanya tak mengabarinya sehari tapi kenapa dia sesedih ini.

"Sayang" panggil Rico lembut.

"Heem" sahut Kila di berangi segukan kecil karena tangisnya.

"Haruskah aku pulang malam ini juga" ujar Rico pelan, yang membuat Kila seketika menatap wajah suaminya, kemudian menggeleng pelan.

"Tidak usah pulang, selesaikan saja urusan mas" ujar Kila di tengah sesegukan menahan tangisnya.

"Kau mengatakannya dengan menangis, bagai mana aku bisa tenang sayang" ujar Rico, menatap wajah istrinya yang banjir air mata, membuat Rico ingin segera terbang kesana memberi pelukan hangat guna menenangkan hatinya.

"Air mataku tak mau berhenti" ujar Kila masih sesegukan, dia sendiri kesal mengapa tangisnya tak juga mau berhenti.

"Aku harus bagaimana sayang" ujar Rico putus asa.

"Maaf mas aku buat mas susah begini" ujarnya tertunduk, bahunya tampak sesekali terguncang pelan menahan tangis.

"Sayang jangan mengalihkan wajah mu begitu, membuatku makin bersalah" ujar Rico lirih, pria kaku dan keras ini begitu sendu di hadapan kila.

Perlahan kila mengangkat wajahnya yang sudah terlihat sembab, tapi air mata sudah tampak berhenti membasahi pipinya.

"Sayang kau membuat wajah mu terlihat begitu jelek" ujar Rico dengan ekpresi datar, membuat Kila sewot.

"Tentu saja, sebab wanita paris sangat cantik di mata mas" rajuk kila.

"Kau benar sayang, tapi tidak secantik di rimu" ujar Rico berbau rayuan.

"Aku tidak percaya, mas bahkan tak punya waktu memberiku pesan yang hanya butuh hitungan detik mengetiknya" bantah Kila dengan mencurahkan uneg-uneg di hatinya.

Rico tersenyum begitu manis membuat jantung kila berdegup kencang menatapnya. Rico senang Akhirnya keluar juga uneg-uneg istrinya.

"Iya aku minta maaf sayang, aku janji tak akan mengulanginya lagi" ucap Rico seraya menatap lembut wajah cantik istrinya.

"Baiklah aku pegang janji mas" ujar Kila.

"Sayang.."

"Hemm"

"Sudah ketemu chargernya..?" ledek Rico dengan senyum manisnya.

"Mas.." rengek Kila jengkel, membuat Rico tetawa renyah , hal yang nyaris tak pernah dia lakukan. bahkan bram sampai mengalihkan perhatianya sesaat.

"Sudah ya sayang, aku masih banyak kerjaan" ujar Rico merasa berat sebab Kila yang habis merajuk.

"Iya mas" dengan wajah yang terlihat sangat ikhlas, membuat Rico sedikit tenang.

"Sayang hari ini pergi mengajar?"

"Iya mas, abis juhur"

"Ya udah, abis itu langsung pulang"

"Iya mas"

"Da sayang"

"Da mas"

"Mana ciuman mu sayang" tagih Rico, yang di balas kecupan mesra di udara, membuat sekertaris Rico mengerutkan keningnya heran.

*

Kila datang ke sekolah dengan hadia di tangannya, kila membawa cemilan kesukaan anak-anak, Donat dan Bubble Drink, sorai kegirangan terdengar dari dalam kelas, makanan yang terbilang biasa itu bagi mereka merupakan makanan yang langkah.

"Umi" seorang anak menyapa Kila dengan Donat dan Bubble Drink di tangan nya.

"Iya sayang"

"Boleh aku bawa pulang saja jatah ku, umi" tanyanya seraya menyodorkan benda yang ada di tangannya.

"Kenapa tidak dimakan di sini saja bareng yang lainya sayang" ujar Kila

"Adik ku sudah lama kepingin ini mi" ujarnya lirih.

Kila terenyuh mendengarnya, gadis mungil itu masih saja menatapnya penuh harap, kila tersenyum dia beranjak mendekat , kemudian berjongkok sejajar dengan gadis mungil itu.

"Makanlah nanti umi belikan untuk adikmu" ujar Kila dengan semyum. Ucapan Kila seketika mengundang perhatian anak lainnya, mereka menatap Kila penuh arti.

"Baiklah kalian semua akan mendapat bingkisan untuk di bawa pulang" ujar Kila dengan senyum.

menfengar itu sorak sorai terdengar riuh di dalam kelas.

Kila menatap Nana memberi isarat agar mengabulkan keinginan mereka, Nana pun bergegas melaksanakan perintah nyonyanya.

"Bagaimana sudah bisa kita mulai anak umi" ujar Kila menatap anak anak yang sudah fufuk rapi di kursi masing -Masing.

"Sudah Umi" hawab mereka serempak.

"Siapa yang mau duluan setor hapalan ayat pendek, boleh maju kedepan" ujar Kila.

"Saya Umi" salah seorang mengacungkan telunjuknya keatas.

"Mari maju sayang" ujar Kila. anak itupun maju kedepan.

Sudah dua jam lebih kila meluangkan waktu membagi ilmu pada anak didiknya. sebelum pulang Kila membagikan bingkisan seperti yang sudah dia janjikan tadi, dengan suka cita mereka menerima bingkisan berupa satu box Donat dan Bubble Drink.

"Umi terima kasih, adiku pasti senang" ujar anak yang menolak memakan jatah kuehnya pada Kila.

"Iya sama-sama sayang, semoga berkah buat umi ya sayang" jawab Kila dengan senyum ramahnya yang menyejukkan hati.

"Permisi Umi"

"Iya hati- hati sayang" ujar Kila , Kila menatap punggung anak itu hingga menghilang dari pandangan.

Hanya Donat,

makanan yang tidak terlalu istimewa bagi sebagian orang, tapi lihatlah betapa itu menjadi panganan langka bagi anak seperti mereka, tidak akan membuat rugi kalau hanya menyisihkan sebagian rezki untuk sesekali memanjakan anak seperti mereka dengan panganan yang mereka anggap langka.

"Mbak Nana mari pulang" ujar kila, setelah sebelumnya pamit pada Umi Rukayah.

" Mari nyonya"

Kila menatap keluar jendela, mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan yang padat merayap, terdengar dering ponsel, tanda pesan masuk di hp Kila.

Kila membuka layar hp nya, Pesan dari suaminya, senyum manis mengembang sempurna di bibirnya yang ranum.

"Sudah pulang sayang"

"Masih di jalan mas"

"Aku juga, lagi di perjalanan ada pertemuan penting sayang"

"Semoga berjalan sesuai harapan mas"

"Terimakasih sayang"

"Sudah dulu ya sayang"

"Iya mas"

"love you sayang"

"Love you to, Assalamualaikum mas"

"Wa'alaikumsalam sayang" jawab Rico yang membuat berbinar bola mata istrinya.

Senyum Kila kembali mengembang, walau cuma pesan, tapi begitu berarti buat Kila, Kila tak pernah berharap lebih tapi tuhan selalu memberinya lebih.

Sementara hal yang sama terjadi pada Erico, berkali-kali senyum menghiasi wajahnya saat notipikasi pesan masuk di handphonenya , dan senyum kembali mengembang saat pesan telah di baca.

Membuat orang di sebelah mereka berkerut kening merasa heran, tentu saja heran, jomblo mana paham....

.

.

Happy reading 💞

Di tunggu like and komen buat yang sudah mampir sebagai penyemangat Author 🥰🥰

jangan lupa vote nya juga ya🙏🙏

Terpopuler

Comments

Rinjani

Rinjani

Nana sama Alan deh wak wak waduh ngambek nya dah ilang ya kila

2022-07-13

0

Adit Jambi

Adit Jambi

jomblo mana paham 😂😂

2021-09-09

0

Juli Siman

Juli Siman

Hehehe...jomblo takkan perna paham ..ni pagi2 sampai dibela belai SD baca novelmu Thor...ceritanya buat aku senyum2 sendiri...

2021-08-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!