Sudah tiga puluh menit Syakila menunggu Rico di ruang tamu kantor milik Rico, tapi sepertinya Rico terlalu sibuk untuk menemui Syakila.
Syakila beranjak menuju pintu keluar, memutuskan untuk pulang, mungkin lain kali saja mereka bertemu.
"Kenapa begitu terburu buru" suara berat dari sosok pria yang baru masuk ruanga itu, menghentikan langkahnya.
Papa berdiri di depan pintu denga pria bertubuh kekar, wajah tampannya, bertambah tampan dengan bulu halus yang tumbuh di sekitar dagu dan pipinya tuan Rico.
Rico mengulurkan tangan bermaksud berjabat tangan dengan Syakila, Syakila membalas dengan meletakan kedua tangan didepan dadanya.
"Silahkan duduk" Rico mempersilahkan Syakila duduk.
"Terimakasih" jawab Syakila santun.
Rico duduk tepat di hadapan Syakila , sementara papa Syakila berdiri di samping Riko.
" Saya permisi dulu pak, titip Syakila" pak Edi pamit keluar dari ruangan pertemuan, meninggalkan Syakila berdua dengan Rico.
Syakila tampak tertunduk menatap lantai
Rico menatap intens gadis yang sedari tadi hanya menatap lantai.
"Berapa usiamu Kila.." Rico memulai pembicaraan.
"Dua puluh tahun tuan" jawab Syakila sembari memainkan tali tas sampingnya.
Rico masih menatap Kila, wajah yang cukup dewasa untuk gadis usia dua puluh tahun, mungkin karena penampilannya yang seperti ibuk -ibuk pengajian.
lihat lah wajah cantiknya, bahkan tak memakai riasan apapun, tubuhnya terbungkus baju yang terlihat kebesaran , karena tak memperlihatkan lekuk tubuhnya sama sekali, di tambah penutup rambut yang begitu panjang hingga menutup tubuh nya ,
begitulah penilayan Rico pada penampilan Syakila.
Yang sebenarnya Syakila memakai baju syar'i baju yg menutup auratnya, dari tatapan lelaki seperti Rico.
" Kamu sudah tahu tujuan pertemuan kita kan "
" Ya saya tau" jawab Kila singkat.
"Jadi, berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk menjawab lamaran ku "
"Saya minta waktu berpikir tujuh hari "
"Jadi selama satu minggu kita berkencan" tukas Rico seenaknya.
"Tidak ada kencan pada hubungan ini, kalau kita berjodoh, maka yang ada pernikahan bukan kencan" jawab Sakila tegas.
"Sepertinya aku mulai menyukai mu, tujuh hari mu, bagai mana kalau kita berkencan saja, untuk melihat cocok tidaknya aku jadi suami mu" ujar Rico, senyum nakal mengembang dibibir seksinya.
Syakila mengangkat wajahnya menatap Rico sesaat, lalu kembali menatap lantai.
"Maaf tuan, bukan begitu peraturannya" jawab Syakila.
"Lalu ?" tanyanya dengan tatapan seakan ingin menembus jantung Kila.
"Sholat istikharo memohon petunjuk " ujar Syakila.Rico terkekeh , sholat sebagai penentu ??
"Kau saja yang melakukan , aku menunggu jawaban mu" ujar Rico masih dengan gaya seenaknya.
"Kila .."
"Ya tuan"
"Jangan panggil tuan kepada calon suami mu " protes Rico pada panggilan dirinya.
"Maaf tuan, aku belum memberi keputusan apa pun pada lamaran tuan" tegas Kila.
"Hhhmm begitu rupanya" ujar Rico santai.
"Kau pernah berpacaran.." ujar nya lagi.
Syakila mengelang , bagaimna mungkin dia berpacaran, keluar dari asrama saja sangat sulit.
"Kamu cantik, dan aku yakin tubuhmu juga seksi, tidak mungkin tidak ada laki laki yang tertarik pada mu" Rico menatap kila, tepatnya tubuh Kila yang terbungkus baju yang nenurutnya kebesaran itu.
Kila mengangkat wajahnya, mata indahnya menatap lekat bola mata elang milik Rico,
tatapan bernada perotes atas pertanyaan dan tatapan Rico yang dianggapnya tidak pantas.
"Mata mu indah Kila" puji Rico, yang membuat Kila kembali menatap lantai, pertemuan ini harus cepat di akhiri, Rico sudah mulai bicara di luar jalur menurut Kila.
"Maaf tuan sepertinya saya harus pamit, pembicaraan kita, aku rasa sudah cukup untuk saling mengenal" ujar kila, kali ini dia bicara dengan wajah menatap Rico.
"Baik, aku juga sedang sibuk, aku tunggu jawaban mu, tujuh hari mendatang" sahut Rico.
"Baiklah tuan"
Sakila beranjak berdiri meninggalkan ruangan pertemuan, tak berselang lama Rico juga meninggalkan ruangan tersebut.
Pak Edi menemui putrinya untuk memastikan pertemuan mereka barusan.
"Bagaimna sayang" tanya pak Edi ingin tahu, Sakila tersenyum pada papanya.
"Apanya yang bagai mana pa..?" ujar nya lembut.
"Pertemuan mu dengan pak Rico sayang.."
"Keputusannya tujuh hari lagi pa"
"Kenapa selama itu sayang, apa pak Rico setuju"
"Ada yang harus aku lakukan dalam tujuhari ini pa, sepertinya dia setuju "
"Baiklah sayang , tetap rahasiakan hal ini dari mama mu, kau tau kan, bagai mana mama mu itu"
"Iya pa, ya udah aku pulang ke pondok dulu pa.." Sakila pamit seraya mencium tangan papanya.
"Hati - hati di jalan " pesan pak Edi pada putrinya.
"Baik pa"
Sakila pulang diantar sopir papanya , di mobil, Sakila memikirkan pertemuanya dengan Rico, lelaki seperti Rico jelas tidak pernah masuk kriteria suami idaman Sakila
tapi Rico sudah mengajukan lamaran pada ayah nya , tidak baik rasanya kalau kila langsung menolak
berkonsultasi dengan yang maha pencipta melalui istikharoh adalah jalan yang seharusnya dilakukan
karena dialah yang maha tahu apa yang kita butuhkan.
Dipondok pesantren anak - anak didiknya sudah menunggu , anak dari golongan kurang mampu ini belajar secara geratis ,Sakila tidak meminta bayaran pada mereka malah kadang kila lah yang mengeluarkan dana untuk kebutuhan belajar mereka.
Orang tua mereka rata - rata pekerja serabutan mereka tidak begitu perduli dengan pendidikan agama anaknya , apalagi kalau harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membayar guru ngaji
bagi mereka asal anak sudah sekolah itu sudah bagus soal agama mereka tak ambil pusing.
murid Kila ada sekitar lima puluh orang yang di bagi menjadi beberapa kelas pengajian.
Dengan sabar Kila membagi ilmu membaca alqur'an pada anak anak didiknya
baginya masa depan anak- anak seperti mereka adalah tanggung jawab semua orang yang berilmu bukan hanya kedua orang tuanya.
*
Di saat tengah malam , diantara sujud tahajud terselip doa hidayah untuk keluarga kususnya kedua orang tua.
Istikharoh, memohon petunjuk atas pilihan, yang akan dia tentukan terhadap lamaran tuan Rico
sesungguhnya tiada daya dan upaya kecuali dengan kehendak allah.
"Ya tuhanku , sesungguh nya engkau lah maha mengetahui segala urusan dunia , kuserahkan urusan duniaku kepadamu ya rob ku, agar engkau beri petunjuk diriku , jalan manakah yang harus kutempuh diantara dua jalan yang harus kupilih, engakau maha mengetahui urusan hamba hamba mu dan engakau pula pemberi petunjuk di jalan yang gelap aamiin ya rabball alamin"
Seuntai doa di antara sujud malamnya meminta petunjuk atas dua pilihan
antara ustadz zainal yang diam diam menyukainya demikain juga dengan hati nya yang diam diam berharap dia menjadi imamnya
atau tuan Rico yang denga terang terangan melamarnya
allah memberika apa yang kita butuh bukan apa yang kita mau.
Sudah tujuh hari Syakila bermunajad dengan rabb nya, disetiap sujud malam nya, dan yang terlintas di setiap mimpinya di dalam tidur menjelang subuh, hanya satu wajah, wajah tampan tuan Rico.
Pagi ini Syakila mengunjungi umi Rukayah istri salah satu ustadz di pesantren tempat dia tinggal.
"Assalamu'alaikum" Syakila memberi salam saat memasuki ruangan umi Rukayah.
"wa'alaikumsalam , masuk lah Syakila" wanita paru baya itu memang sedang menunggu Syakila
"Terimakasih umi" Syakila melepas sepatunya , hanya memakai kaus kaki , berjalan memasuki ruangan umi.
"Bagai mana anakku, sudah selesai munajad mu"
tanya umi berwajah cantik walau di usia yang tidak muda lagi.
"Sudah umi.." jawab Syakila
"Sesuai dengan keinginan hati mu.." tanya umi lgi seraya menatap wajah anak asuhnya itu.
Syakila tersenyum kepalanya menggeleng pelan , lalu wajah cantik itu tertunduk menatap lantai.
"Bagai mana, apa hati mu ikhlas menerimanya.." tanya umi masih menatap Syakila yang tertunduk.
Syakila mengangkat wajah cantiknya , menatap wajah umi yang juga sedang menatapnya penuh kelembutan membuat hati Syakila menjadi adem.
"Saya ikhlas umi, tapi mohon bimbingan umi untuk hubungan saya selanjutnya " ujar Syakila.
"Sebelum kila memulai hubungan dengan calon kila, perbaiki dulu niat nya "
"Apa itu niatnya umi...?"
"Niat semata mata karena Lillahi ta'ala menjemput hidayah untuk suami mu " ujar umi
"Hidayah untuk suamiku umi...?"
"Iya anakku, tidak kah kau memimpikan di surga bersama suami mu..?"
"Tentu saja saya memimpikannya umi"
"Maka dari itu bimbing lah suami mu menjemput hidayah menuju surga"
"Tapi dia, sepertinya akan sulit dan tidak mungkin umi.." Syakila berkata sedikit tidak yakin.
"Memang hidayah itu tidak mudah, itu lah sebabnya imbalan nya surga , jangan berkata tidak mungkin anak ku , allah pemilik hati dia pula yg mampu membolak balikan hati manusia, berusahalah dan berdo'a soal hasil nya serahkan pada allah" nasehat umi pada Syakila.
"Umi benar, trimakasih atas bimbingan umi, aku mungkin akan sering merepotkan umi nantinya"
"Datanglah saat kamu butuh nasihat " ujar umi lembut.
"Terimakasih umi, saya permisi dulu "
"Ia anak ku"
Syakila beranjak dari ruang umi Rukayah , hatinya yang tadinya bimbang , kini begitu yakin , umi benar tidak ada yang tidak mungkin bila allah berkehendak
mungkin ini tidak akan mudah, tapi Syakila akan berjuang demi ridho nya alla swt menuju surga.
Syakila menelpon papa nya ,memberi kabar pada papa bahwa dia menerima lamaran tuan riko
"Assalamu'alaikum pa" sapa Syakila pada papa nya di seberang telpon
"W'alaikumsalam nak "
"papa dimna ini..?"
"Di kantor sayang "
"Pa , aku memberi kabar tentang lamaran tuan Rico " ujar Syakila.
"Jadi, kamu sudah memutuskan jawabannya sayang"
"Iya , pa , aku memutuska menerima lamaran tuan Rico"
"Apa sudah kamu pikir dengan benar anak ku, jangan terburu buru, papa tidak ingin kamu menyesal nak" kata- kata pak Edi terdengar tak ikhlas melepas anaknya pada tuan Rico , tentu saja tiga puluh tahun bersama tuan Rico tentu saja dia paham betul perangai tuannya
"Berd'oa saja supaya piliha Kila adalah yang terbaik pa"
"Kila ...calon suami mu itu , sama sekali tidak mengenal kata tuhan di dalam hidupnya" ujar pak Edi sedih. Kila diam , tapi kata kata umi meyakinkan hatinya.
"Aku akan mengenalkan dia dengan tuhan pa" ujar Syakila sedikit tak yakin
"Kalau memang itu sudah menjadi keputusan mu , papa mendukung mu nak"
"Papa ,beritahulah tuan Rico aku akan memberitahu mama"
"Apa harus sekarang memberi tahu mama mu nak"
"Papa ingin mama terkena serangan jantung bila tak sekarang kita beri tahu"
"Tentu saja tidak sayang "
"Aku pulang kerumah hari ini pa"
"Baik lah kalau begitu ,beritahulah mama mu"
"Aku tutup dulu telpon nya pa, assalamu'alaikum pa"
"Wa'alaikum salam"
*
Syakila menngunjungi mamanya di rumah, tentu saja itu membuat mama sangat senang , dia sangat rindu pada putri semata wayang nya itu.
Tapi putrinya jarang sekali pulang kerumah , dia malas berkunjung kepesantren sebab harus ribet memakai jilbab dan baju kurung ,mama memilih menunggu kila pulang dari pada harus berkunjung kepesantren.
mama memeluk putrinya dan menyuruh bibik memasak makanan kesukaan akila
"Apa kabar ma"
"Baik sayang"
"Ma aku pulang ingin memberi tahu sesuatu ke mama" ujar Kila seraya menatap.
"Iya sayang"
"Apa itu sampaikanlah sayang" ujar mama tak curiga yang akan di sampaikan kila berita yang mengejutkan dirinya.
"Ma boleh aku menikah..?" tanya Kila hati-hati
"Menikah..." mama mengerutkan keningnya yang masih terlihat mulus di usia tua nya.
"Iya ma.."
"Kamu sudah ingin menikah..?"
kila menganguk, seraya menatap wajah indo mamanya ,mama menghela napas berat.
"Kalau memang itu mau mu ,mama terpaksa mengijinkan mu sayang" ujar mama berat
"Terimakasih ma.."
"Ngomong - ngomong siapa laki laki yang ingin menikahi mu nak" tanya mama
Kila menarik napas ,mengumpulkan keberanian
bismillah ...
"Tuan Rico ma" ujar Kila pelan.
Mama, tampak sangat terkejut dengan jawaban Kila, dia sungguh tak menyangka Rico pria yang di maksud putrinya.
"Edi sudrajattttt" teriak mami mengema di seluruh ruangan
Kila menutup telinganya dengan kedua tangan nya , habislah papa maaf pa....
*
Papa tergopoh gopoh menemui mama yang sudah darah tinggi menunggu papa Edi.
Papa Edi menghentikan langkah kakinya pada jarak yang cukup jauh dari mama , mama melebarkan mata indahnya menatap papa
"Edi kemari kau " ujar mami melupakan tata kramanya sebagai istri.
papa hanya menunduk kehilangan wibawanya , sesekali dia mencuri pandang ke arah mama yang masih menatap garang ke arah papa Edi.
"Tega kau , memberikan putri semata wayang kita ke mulut singa seperti Rico" mama mulai menangis, membuat papa memberanikan diri mendekat.
"Aku , tidak memaksa anak kita ma, aku hanya menyampaika maksud tuan Rico" papa berusaha membela diri
"Lalu apa bedanya !!" bentak mama
"Keputusan dia karena pertimbangan papa sebagai pegawainya , membuat Kila tidak mungkin menolak Rico" ujar mama lagi.
"Itu tidak benar ma, tidak seperti itu ma, aku memutuskan bukan berdasarkan papa, tapi memang dialah jodoh ku" Kila membela papa.
"Ketemu saja kamu tidak pernah bagai mana kamu menganggap dia sebagai jodoh mu , itu mustahil" mama masih tidak terima pembelaan Kila.
"Tidak dapat aku Jelaskan ke mama masalah ini, tapi aku memerima tuan Rico bukan karena papa" ujar Syakila lembut.
mama tak menggubris ucapan Syakila dia menatap papa Edi penuh kemarahan , dia penyabab kila menerima lamaran Rico ,mana mungkin mama setuju purti nya menikahi pria berhati sadis seperti Rico
papa mendekati mama berniat menenangkan hati nya.
"Edi ma*pus kau" triak mama seraya menghajar suaminya dengan bantal kursi.
mohon jangan jadi istri durhaka ma......
.
happy reading 😊😊
.
.
tingalin dukungannya ya sayang🥰🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
sherly
garang betul istri pak Edi nih lah...
2024-06-06
0
itanungcik
aduh mama Andin z lom berhijab wajar dapat mantu rico
2022-05-29
0
Benazier Jasmine
kagum bgt sm syakilla
2022-04-17
0