part 17

Mama memejamkan matanya , pijitan pijitan lembut menfarat ditubuhnya, tubuh yang sangat terawat di usia tuanya.

"Ma.."

"Iya sayang"

"Mas, besok mau ke Paris" ujar Kila.

Mama menoleh kearah Kila yang juga sedang mendapat pijitan, melihat raut sedih di wajah anaknya.

"Kamu ingin ikut dengan suami mu,?" tanya mama.

"Menurut mama,?" kila balik bertanya.

"Dia kesana untuk urusan bisnis sayang, untuk ukuran orang seperti suamimu, Sepuluh hari itu waktu yang sedikit untuk bisnisnya di sana, otomatis kalaupun kau nanti ikut , dia gak akan ada waktu nemeni kamu , sama aja kamu akan diam di hotel doang" ujar mama memberi Ica penjelasan.

"Begitu ya ma" ujar Kila lirih.

"Mama dulu sering ikut papa, mama bisa jalan jalan sendiri tanpa papa yang penting ikut, sampai sana mama apa apa sendiri , sementara papamu sibuk dengan bisnisnya." jelas mama lagi.

"Aku labih baik di rumah kalau gitu ma" ujar kila.

"Jadi istri pengusaha harus siap di tinggal -tinggal sayang, mereka punya tanggung jawab besar di pundak nya, Ada ribuan kariawan yang mengantungkan hidupnya pada perusahaan suami mu,?" nasehat mama pada putrinya.

"Iya ma, kasihan mas jadi bingung karena kesedihan ku" gumam Kila.

"Bagaimna perlakuan Rico padamu, sayang," tanya mama penasaran.

"Sejauh ini sangat baik ma" jawab Kila dengan tersenyum.

"Syukurla sayang" jawab mama merasa lega.

Mama dan kila hampir berjam -jam menghabiskan waktu melakukan perawatan, mama tidak pernah melakukan ini sebelumnya, melakukan perawatan bareng putrinya, sebab Kila tinggal di pesantren dia bahkan jarang pulang kerumah.

Setelah perawatan mereka pun mengisi perut dengan hidangan lezat yang sudah terhidang di meja.

"Sayang, sudah sore mama pulang dulu ya, lain waktu mama main kemari lagi" ujar mama pamit pada Kila, sudah seharian menghabiskan waktu bersama Kila.

"Makasih ma udah berkunjung ke rumah ku, maaf kalau selama ini anak mu ini kurang perhatian sama mama," ujar Kila seraya memeluk tubuh mama dengan hangat.

"Iya sayang mama paham kok," ujar mama dengan lembut.

"Mama pulang ya sayang"

"iya hati -hati ma" ujar Kila seraya melambai pada mama yang sudah masuk mobil , dia menatap mobil mama hingga tak terlihat lagi, Kila menghela nafas panjang, bukan hanya dia yang kesepian ternyata mama juga, dia berjanji akan lebih perhatian lagi pada mama.

Setelah sholat isya seperti biasa Kila membaca beberapa ayat dari Alqu'an kemudian berjikir, rutinitas yang tidak pernah dia tinggalkan sehabis sholat.

Kila keluar dari ruang sholat , berjalan menuju kamarnya, akhir -akhir ini suaminya pulang selalu larut malam, jadi Kila lebih memilih menghabiskan waktu di ruang sholat ketimbang melakukan hal yang sia-sia.

Kila membuka pintu kamarnya , tak di sangka suaminya sudah ada di kamar menatap kedatangannya .

"Sudah dari tadi mas," tanya Kila hawatir.

"Lumayan sayang" jawab Rico, seraya berjalan mendekati Kila, memberi pelukan hangat pada tubuh seksi istrinya.

"Maaf kirain mas pulangnya telat lagi" gumam Kila di tengah pelukan suaminya.

"Tidak apa sayang, aku sengaja pulang cepat, aku ingin menghabiskan waktu bersamamu malam ini, sebab besok aku sudah pergi" ujar Rico , dia menatap wajah Kila di dalam pelukannya, lalu memberi ciuman lembut di keningnya.

Kila tersenyum, ada keihlasan di sana, kata kata mama tadi menyadarkan Kila bahwa suaminya bukan hanya hak nya, ada tanggung jawab yang begitu besar di pundaknya dibalik kesibukanya.

"Mas ingin aku melakukan apa sebagai perpisahan sebelum mas pergi," tanya Kila, tatapan mesra dia berikan pada suaminya yang juga sedang menatapnya lekat.

"Pecking bajuku dulu, selebihnya nanti kau akan tau," jawabnya membuat Kila menaut kedua alisnya merasa heran sekaligus penasran.

Kila mulai memilah-milah baju yang akan dia bawakan suaminya kemudian siap di pecking ke dalam koper.

Kila melakukannya tak sendiri, dia di bantu oleh Rico, sebab Kila juga belum begitu tau apa saja yang di butuhkan di negara yang bercuaca dingin itu.

"Sudah selesai semua mas, tapi coba mas pikir lagi, siapa tau ada sesuatu yang terlewat" ujar Kila mengingatkan suaminya.

"Sepertinya tidak ada sayang" ujar Rico yakin.

"Sekarang mas mau ngapain, mau tidur masih belum ngantu" ujar Kila, yang memang belum terlalu malam untuk pergi tidur, apa lagi suaminya biasa tidur larut malam.

"Tidak ada sayang, aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua dengan mu, dengan bersantai" ujar Rico dengan tatapan mesrahnya.

"Sebentar mas aku ganti baju dulu" ujar Kila yang memang masih mengenakan baju longgarnya sehabis sholat.

"Cari yang paling seksi dan pakailah sayang" perintah Rico. Kila tak menyahut dia hanya membalas kalimat Rico dengan senyuman penuh arti.

Rico duduk di kursi panjang yang ada di balkon kamarnya, menunggu Kila yang sedang mengganti bajunya dengan gaun seksi seperti perintahnya tadi.

Angin malam yang dingin mulai menyelimuti tubuh kekar yang hanya memakai kaos longgar tak berlengan, tiba-tiba sentuhan hangat mendarat di tubuh kekarnya, Kila bergelayut manja memeluk tubuh suaminya dari belakang.

Rico memejamkan matanya menikmati pelukan hangat istrinya, dia pasti akan merindukan hal ini selama sepuluh hari di sana.

"Sini.." Rico menepuk kursi di depannya, Kila pun bergeser duduk di depan Rico. kali ini Rico yang mendekap tubuh langsingnya dengan erat.

"Kau suka paris sayang" bisik Rico tepat di telinganya, sentuhan napas Rico menghangatkan wajah dan leher jenjangnya.

"Tidak mas" ujar Kila berbongong. Rico tersenyum dia tau istrinya sedang berbohong.

"Aku akan mengajak mu menikmati paris yang indah, tapi tidak dalam perjalanan bisnis, kita kesana khusus liburan, kau mau sayang " bisik Rico

Kila ingin menatap suaminya tapi terhalang oleh pelukannya yang menempel begitu erat di tubuh langsingnya.

"Mas yang janji ya, Mas tau, janji adalah hutang dan hutang harus di bayar" ujar Kila tegas.

Rico menarik sudut bibirnya tersenyum tipis mendengar kalimat tegas istrinya.

"Ini hutang pertamaku pada mu sayang, pasti akan aku bayar" ujar Rico, ciuman hangat mendarat dengan lembut di pipi Kila.

"Aku ingat seumur hidup hutang mu ini mas" bisik Kila.

"Baik lah cintaku, kau boleh mengingatnya seumur hidup, bila aku mengingkari nya." ujar Rico lagi.

"Apa pesan mu padaku sayang" tanya Rico

"Jangan tinggalkan sholat sesibuk apa pun mas di sana, kalimat itu yang ingin aku garis bawahi sebagai keharusan, tapi mas bahkan tak mau melakukan sholat" jawab Kila, terdengar ada kesedihan pada nada suaranya.

"Saat ini aku belum berpikir melakukannya, tapi kedepanya aku tidak tau sayang" ujar Rico.

"Semoga secepatnya mas, itu Do'a ku sepanjang malam di setiap sujudku," bisik Kila lirih

"Berdoalah yang lain yang lebih penting, kenapa harus itu yang jadi prioritas utama dalam doa mu sayang" ujar Rico sedikit meradang.

"Apa yang lebih penting menurut mas" tanya Kila berusaha mengalihkan pembicaraan dia tak ingin merusak suasana ini dengan debat.

"Cepat dapat momongan contohnya" jawab Rico yang membuat Kila terkejut.

"Momongan mas..?," tanya Kila sedikit tak yakin.

"kenapa sayang kau belum siap?," tanya Rico lagi

"Jujur aku belum memikirkanya mas, tapi kalau di kasih hamil aku gak nolak sih" jawab Kila.

"Begitu ya" bisik Rico, seraya mencium pipi istrinya itu dengan hangat, sementara tangannya menyusup di balik baju seksi istrinya bermain di sana.

"Hemmm" gumam Kila entah sebagai jawaban, entah reaksi sentuhan Rico yang menimbulkan desahan kenikmatan.

Rico tak ingin berhenti pada apa yang sudah dia mulai, geliat tubuh seksi Kila karena sentuhannya membuatnya semakin berhasrat , apa lagi Kila juga membalas sentuhan Rico, membuat desahan keduanya terdengar di ruang terbuka itu.

Sentuhan yang semula lembut berubah sedikit liar, balasan Kila membuat hasratnya tak terkendali, Kila berusaha mengimbangi permainan Rico. merasa tak leluasa Rico membopong tubuh Kila masuk kekamar merebahkannya di atas ranjang, lalu memualai kembali permainan mereka.

Entah berapa kali mereka terkulai bermandi keringat, lalu mengulangnya lagi hingga beberapa kali, malam yang benar benar melelahkan, jatah sepuluh hari Rico di habiskannya sekaligus malam ini.

Kila terlelap di pelukan Rico yang masih terjaga, berulang kali Rico, memberikan ciuman lembut pada ubun -ubun Kila, Kila seperti tak terganggu dengan sentuhan Rico, lelah yang menderanya membuat dia tertidur dengan nyenyaknya.

Tak berapa lama Rico pun terlelap juga di sisi kila, besok pagi sekali Rico sudah harus kebandara terbang keparis. meninggalkan Kila guna melakukan perjalanan bisnisnya.

.

Happy reading 🥰

jangan lupa dukungannya , like and vote ya sayang,🥰🙏🙏

Terpopuler

Comments

Rinjani

Rinjani

semoga gak ada ulat bulu penggangu perjalanan dinas Rico🤲🤲🤭🤭📞hai mas kangen🥰🥰🥰🌹🌹❤

2022-07-13

0

Benazier Jasmine

Benazier Jasmine

semangat authooor

2022-04-17

0

Juli Siman

Juli Siman

🤭😁😊😊😊

2021-08-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!