part 4

Semenjak pertemuan Syakila dengan tuan Erico yang membahas pernikahan, Rico kembali mengadakan pertemuan dengan keluarga Kila

Kakak, Papa,dan Mama, Kila di ikut sertakan dalam pertemuan itu, Riko mengutarakan keinginannya memperistri Syakila, Rico juga memberitahu keluarganya bahwa Syakila sudah menerima lamarannya.

Masalah tanggal, Rico menyerahkan pada keluarga Kila, kapan tanggal yang bagus untuk mereka nikah di bulan depan, ya bulan depan.

Dimas dan Bima, kakak Syakila tentu saja sangat setuju Rico dan Kila nikah secepatnya, itu sangat berpengaruh pada hidup mereka, selama ini mereka bekerja di cabang perusahaan milik Rico, jika Kila menikahi Rico tentu saja mereka menyandang setatus ipar pemilik Prusahaan.

Hanya mama yang masih belum terima pernikahan Kila, dia tidak rela gadis kecilnya menikah muda, mama merasa Kila masih punya banyak waktu menghabiskan masa lajangnya, bukan malah menikah di usia muda.

Masalah gaun pengantin dan dekorasi pesta, Rico meminta Kila yang menentukan, Kalau tempat pesta sudah tentu di Hotel milik Rico sendiri.

Segala sesuatunya sudah di putuskan dari tanggal, tempat, dekorasi, dan juga gaun pengantin yang akan di pakai Kila dan Rico.

Siang ini Kila dan Rico di jadwalkan fitting baju pengantin, fitting bertempat di sebuah butik ternama pemilik Wedding Organizer yang mereka gunakan pada resepsi nanti.

*

Kila di jemput oleh orang suruhan Rico, dengan mobil milik Rico , Kila berangkat ke Butik tempat mereka akan fitting baju.

Sesampainya di Butik Rico sudah menunggu di sana, tampak Rico duduk di ruang tunggu dengan laptop hadapannya, mata nya yang hanya tertuju pada laptop tidak menyadari kedatangan Kila

Kila yang awalnya hanya berdiri kini memilih duduk di sebelah Rico

menyadari kedatangan Kila di sampingnya , membuat Rico mengalihkan pandangannya dari laptopnya.

"Sudah datang..." sapanya ramah.

"Sudah .." balas Kila seraya tersenyum manis ,

sungguh manis menambah pesona wajah indonya.

"Sudah bisa kita mulai .." ujar Rico, sepasang mata elangnya tak lepas dari wajah cantik Kila.

"Bisa tuan" jawab Kila singkat.

maaf tuan mengapa menatapku begitu, seakan kau ingin memangsaku hidup hidup. batin Kila merasa tak nyaman.

Rico melambaikan tangannya pada wanita berseragam, wanita itu punmenghampiri mereka.

"Mari ikut saya nona" ujar wanita itu pada Kila, Kila pun mengikuti wanita itu berjalan menuju ruangan di sebelahnya, di ruangan itu tampak wanita setengah baya tengah menunggu mereka.

"Ini Kila ya..., perkenalkan aku Bianca" sapanya ramah, usianya yang sudah tak muda lagi tak mengikis kecantikan wajahnya.

"Iya, salam kenal kembali nyonya " jawab Kila santun.

"Waduh cantik nya, oh ya ini gaun yang aku rekomendasikan untuk mu, tapi kalau kamu tidak suka masih ada yang lain" ujarnya menunjuk gaun yang terpajang di patung.

Gaun berwarna putih dengan butiran batu berkilau, gaun pengantin yang cocok untuk wanita berhijab sepertinya.

"Karena tunangan mu bilang kamu berhijab jadi aku siapin gaun yang sesuai, tapi karena acara nya dadakan, aku gak sempat buat yang baru , jadi ini gaun yang udah ada, gimana menurut mu sayang .." wanita paruh baya itu menjelaskan dengan ramah.

"Saya suka nyonya, gaunnya sangat cantik " ujar Kila sopan.

"Pakailah, tunjukan pada tunangan mu mana yang sesuai dengan seleranya" ujar wanita itu lagi.

"Saya kira tidak perlu nyonya, saya akan mencobanya di sini saja " tolak Kila.

"Tidak bisa sayang, tidak usah sungkan itu biasa bagi calon pengantin, pakailah, mereka akan akan membantu merias wajah mu" ujar nyonya itu dengan senyum ramahnya.

Kila tak dapat menolak, dengan di bantu tiga orang karyawan si nyonya, Kila mecoba gaun pengantin nya , meraka merias wajahnya, lalu memasang hijab yang sesuai dengan gaun yang dia kenakan.

Dengan dibantu ketiga karyawan si nyonya dia berjalan menuju ruang yang tertutup tirai, tubuh yang tebalut gaun putih bertabur batu berkilauan itu terlihat sangan anggun dan mempesona

Tirai mulai terbuka sedikit demi sedikit, Kila dapat melihat wajah tampan tuan Rico sedang menatap dirinya, senyum mengembang dibibir tampan nya saat semua tirai terbuka lebar.

Sepasang mata elangnya menatap Kila tak berkedip, Rico menyentuh dagunya dengan ujung jarinya, kepalanya mengangguk angguk pelan, memengamati setiap jengkal tubuh yang terbalut gaun pengantin itu tak berkedip, layaknya juri yang sedang memberi nilai pada peragaan busana pengantin dan Kila sebagai modelnya.

"Bagai mana tuan, kau suka modelnya" tanya nyonya bianca mengalihkan pandangannya.

Rico menganguk anguk kan kepalanya tanpa melepas pandangan dari sosok di depannya.

"Aku sangat menyukainya, ini sesuai dengan seleraku" ujar Riko.

"Tuan, apa aku sudah bisa pergi dari sini..?" ujar Kila, dia merasa tidak nyaman dengan tatapan Rico kepadanya

"Iya, turun lah" ujar Rico, masih menatap tubuh calon istrinya hinga hilang dibalik ruangan

ada percikan - percikan halus menjari relung hatinya, hatinya tiba tiba terasa begitu hangat.

"bahaimana dengan bajumu tuan ..." tanya nyonya Bianca pada Rico.

Rico memandang nyonya dengan tersenyum

"Anggap saja sudah selesai, size ku masih belum berubah " ucapnya seraya beranjak bangkit.

"Di mana tunangan ku nyonya..?"

" Masih berganti pakaian tuan "

"Sampaikan padanya aku menunggu di mobil " ujar Rico seraya berlalu dari hadapan nyonya Bianca.

Kila mempercepat langkah kaki jenjangnya , berjalan keluar gedung menuju tempat parkir ,

mata bulatnya mencari-cari mobil yang membawanya datang kegedung ini, pandangan nya tertuju pada mobil yang terbuka pintunya , tampak lelaki tampan yang berada di dalam mobil, melambai kearahnya.

Kila mempercepat langkah nya berjalan menghampiri mobil, pria bertubuh kekar membuka pintu mobil untuk Kila

"Terima kasih " ujar Kila sopan.

Kila duduk di sebelah Tuan Rico, sementara Rico asik dengan laptop di pangkuannya

Kila menatap sekilas kearah tunangannya lalu kembali menatap lurus kedepan.

Berada dekat dengan Rico membuat detak jantung Kila berpacu tidak semestinya, bahkan telapak tangannya kini mulai terasa berkeringat.

"Biasakanlah dirimu, malam pengantin kita hanya tinggal menghitung hari .." ujar Rico tanpa menoleh, sepertinya dia paham keadaan Kila.

Wajah Kila berubah merah, untung saja Rico sibuk dengan laptopnya, membuat Kila sedikit lega.

"Kila .." panggil Rico seraya memalingkan wajahnya menatap Kila.

"Ya tuan" jawab Kila.

"Ada teman mu yang ingin kau beri undangan " Rico kembali menatap layar laptop di panguan nya.

"Ada tuan "

"Beri daftarnya padaku .."

"Baik ah tuan"

"Mana hp mu..." Rico kembali menatap Kila.

kila berpikir sejenak, tampak keraguan tergambar jelas di wajahnya.

"Kenapa... ??, apa ada yang tidak seharusnya aku ketahui di hp mu Kila..." tanya Rico penuh selidik.

Kila tak suka tuduhan Rico, dia membuka tas kecilnya lalu menyerahkan hp nya pada Rico.

Rico memeriksa contak di hp kila, Rico tersenyum lalu beralih menatap Kila, kontaknya hanya lima belas saja itu sudah termasuk papa, mama ,serta kedua kakanya, Kila sedilit salah tingkah di tatap intens oleh Rico, Rico kembali beralih ke hp Kila, Rico menyimpan nomornya di hp Kila

"Kirim data teman yang ingin kau undang , aku sudah menyimpan nomorku di hp mu" ujar Rico seraya menyerahkan hp Kila.

Mobil yang mereka kendarai sudah sampai di depan rumah Kila, Rico meletak-kan laptopnya lalu turun untuk mengantar Kila masuk kerumah nya

" istrahat lah , kau akan perlu banyak tenaga di pernikahan kita " ujar Riko

"Terima kasih tuan, aku masuk kedalam dulu , tapi... apa tuan tidak mampir dulu"

"Tidak usah aku akan langsung pulang, ada beberapa pekerjaan menunggu ku di kantor" tolak Rico, dia memang sangat sibuk hari ini , tapi dia berusaha menyempatkan diri menemani Kila.

"Baiklah kalau begitu tuan, aku masuk kerumah dulu"

" Iya ,masuklah"

Kila masuk kerumah di ikuti tatapan Rico, lalu diapun pergi menuju kantornya, pekerjaan sudah menunggunya di sana.

Kila menghempaskan tubuhnya di atas ranjang , bayangan wajah Rico yang sedang menatapnya terekam jelas di pelupuk matanya, dadanya berdesir halus, senyum pun mengembang di bibir seksinya.

Kila tidak pernah berhubungan dengan pria , berada dekat dengan Rico membuat dirinya tersiksa, getaran yang tak biasa melanda hatinya

begitu dahsat magnet lawan jenis, itu sebabnya ada batasan batasan yang menjaga jarak insan yang bukan muhrim.

Kila berharap tidak ada lagi pertemuan sampai mereka hallal bersentuhan, dekat dengan Rico membuat benteng pertahanannya sedikit runtuh.

Kila masuk kekamar mandi membersihkan diri , lalu berwudhu, Kila mengeluarkan alquran di tas nya ,lalu mulai membaca nya perlahan

dia biasa melakukannya, menunggu waktu sholat dengan membaca ayat suci.

Terdengar dering hp Kila, dia pun menghentikan bacaannya nomor baru tertera di kayar hp nya.

"Assalamu'alaikum" sapa Kila

"Halo sayang ini mama, kamu sudah pulang ??, mama masih di arisan nih sayang.." terdengar suara mama di seberang telpon

"Iya, gak apa ma, kila udah dirumah ini ma"

"Ooo, ya udah kalau gitu, udah dulu ya sayang .."

"Iya ma" Kila menutup telponnya.

Kila kembali melanjutkan bacaannya, baru beberapa ayat di bacanya hp nya kembali berdering, kembali dia menghentikan bacaannya.

Darahnya berdesir, "suamiku " nama yang tertera di layar hp.

"Assalamualikum" sapa Kila santun.

"Halo, ini aku, kamu sedang apa kil" terdegar suara di sebrang telpon.

Kila menghela napas kesal, kenapa orang yang sedari tadi menelponnya tidak satupun yang bersedia membalas salam nya, helaan napas Kila terdengar jelas di telpon.

"Aku menyusahkan mu Kila, kau terdengar tidak begitu suka aku terpon" ujar Rico.

"Tidak bukan begitu, aku hanya sedikit kecewa tuan tidak menjawab salam ku" ujar Kila terus terang.

"Kalau begitu, tidak perlu mengucap salam saat menelpon, cukup ucap kan halo, dengan begitu kau tidak akan kecewa" ujar Rico enteng

kila mengeleng mendengar jawaban Rico.

"Ada apa tuan menelpon..?"

"Aku rindu suaramu .." jelas Rico. Kila terdiam , ada rasa senang dan juga khawatir.

"Aku lagi baca qur'an tuan, kalau tidak ada yang penting aku akan mengakhiri pangilan" ujar kila

"Oke ... aku mengalah kila , selamat beribadah " ucapnya menutup telpon.

Kila terdiam , aneh baru saja bertemu kenapa sudah rindu ...

tapi Kila menyukai kalimat itu

kalimat rindu....

.

.

happy reading ya..☺☺

tingalin like and Komennya ya sayang🥰💞

Terpopuler

Comments

Juli Siman

Juli Siman

tuntun Rico menjepit hidaya caila...

2021-08-04

1

Tutun Imam

Tutun Imam

sama

2021-07-12

1

e'ong

e'ong

lanjutkan thor semangat

2021-06-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!