Diluar ruangan ICU masih terlihat Shinta dengan setianya duduk menunggu Syifa di dalam, dia terus saja menangis dan khawatir akan kondisi Syifa.
"Mengapa harus anak sekecil itu yang merasakan sakit seperti ini, kenapa tidak aku saja Tuhan" Gumamnya dalam hati, dia terus menangis senggugukkan
"Ini salahku, semua salahku. Jika sesuatu terjadi padanya aku takkan memaafkan diriku sendiri" Shinta terus saja berceloteh dengan senggugukkan. Revan mendekati tubuh wanita yang sedang duduk dan menangis itu.
"Kau belum pulang?" Mengerutkan dahinya
"Aku masih ingin menunggunya" Menatap Revan dengan tatapan sendunya. Revan mengalihkan wajahnya kesembarang arah.
"Sebaiknya kau pulang sekarang! Orang tua mu pasti akan mengkhawatirkan mu" Ucapnya dingin
"Aku tidak mau!" Menggelengkan kepala dan melap ingus di hidungnya layaknya anak kecil.
"Aku tidak ingin berdebat sekarang! Kau pulang sekarang atau tidak udah melihat Puteri ku untuk selamanya!" Bentak Revan.
"Jangan! baiklah aku akan pulang" Ucap Shinta. Shinta berjalan ingin keluar dari rumah sakit.
"Aw" Revan memegang perutnya
"Sial sepertinya ginjalku kambuh lagi!" Gumamnya dalam hati. Revan merasakan sakit yang luar biasa, dia meremas tangannya, mukanya sudah sangat pucat
"Awwww..ahh.." mendengar teriakan Revan yang kesakitan, Shinta membalikkan tubuhnya dan berlari mendekati Revan
"Kau kenapa?" Tanyanya bingung
"Tidak apa! kau per...pergilah" Ucap Revan lagi mengusir Shinta.
"Aku tidak mau!"
"Dokter,,,perawat siapapun tolong aku" Teriak Shinta dengan paniknya.
"Ada apa Bu? mengapa teriak teriak begini" Tanya perawat tersebut.
"Apa mata mu buta? kau lihat hah ada pria yang sedang kesakitan begini!" Bentaknya pada perawat.
"Baiklah Bu" Perawat itu membompong tubuh Revan untuk di periksa ke ruangan UGD. didalam ruangan UGD masih ada ayah dan ibu Revan. Mereka mendekati Revan
"Kamu kenapa nak?" Tanya ibunya dengan panik sambil menangis.
"ti..tidak ap...apa ma argh..." suara Revan melemah. Dokter segera datang dan memeriksa Revan.
"Tuan Revan tidak apa-apa. Dia hanya kelelahan dan banyak pikiran saja, sebaiknya Tuan Revan di pindahkan keruangan dan di opname untuk beberapa jam kedepan, agar tubuhnya fit kembali" Ucap dokter .
"Saya tidak mau dok! saya harus menjaga anak saya" Bentak Revan kepada dokter.
"Kamu harus di rawat inap nak, tubuhmu melemah" ucap ibu Revan
"Apa yang dikatakan ibumu benar" Sambung ayah Revan
"Pokonya aku tidak mau Ma, Pa! jangan memaksaku!" Ucapnya kesal.
"Hey dasar kepala batu! kau harus di rawat inap agar tubuhmu kembali sehat!" Sahut Shinta dengan geram dan melototkan matanya kepada Revan.
"jangan ikut campur kau!" Ucap Revan
"Dasar bodoh! jika kau sakit siapa yang akan menjaga Syifa. baikklah kau tak perlu di rawat inap biar sakitmu makin parah dan kau cepat mati saja sekalian " ucap Shinta lagi dengan geram
"jangan bicara sembarangan kau! baiklah aku mau di rawat inap. Agar cepat sembuh dan bisa merawat dan menjaga Puteriku"
Revan di pindahkan keruangan inap, dia melamun memikirkan keadaan Puteri nya. Tak jarang dia menanyakan keadaan Puterinya kepada siapapun yang ada di ruangan tersebut.
*********
Di ruangan ICU Syifa masih tertidur didalam mimpinya, ia berada disebuah taman yang sangat cantik dan begitu banyak kupu-kupu. Syifa memakai gaun berwarna putih dengan rambut panjang di selipkan pita berwarna pink. Syifa mengejar kupu-kupu.
Seketika detak jantung Syifa melemah, tubuhnya mengejang, perawat segera memanggil dokter. Dokter dan beberapa perawat segera berlari menuju ruangan ICU.
"Siapkan alat Defribrilator sekarang" ucap dokter itu
"Baik dok" Perawat menyiapkan alat dan memberikan kepada dokter
Satu....
Dua
Tiga
Deg
Sekali lagi
Satu
Dua
Tiga
Deg
"Tidak ada perubahan dok, detakan jantung pasien semakin melemah" Ucap perawat. Dokter menggesekkan kedua alat tersebut dan mencoba lagi ke dada Syifa namun hasilnya sama saja. Dokter membuka masker yang ia kenakan tadi sebelum ia masuk keruangan ICU.
"Panggil keluarga pasein" ucap dokter dengan wajah kecewanya. Bagi seorang dokter gagal menyelamatkan pasein adalah kehancuran bagi dirinya sendiri. .
"anak yang manis, kau sudah takkan merasakan sakit lagi sekarang nak" Ucap dokter pelan dan menghapus air mata yang keluar dari kedua sudut matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 489 Episodes
Comments
Èsa Elsa
alur ceritanya bagus, cuma secara penulisan terlalu dipaksakan dan pemilihan kata2nya coba diperhalus lg.
2022-05-30
0
Yulia 22779
ko bahasany..kasar bgt ya thor..g bpkny..g revan atw pun sinta..pdhl org berpendidikan smua...pfhl ceritany bagus...
2021-02-05
4
Yenni Tantiana Ose Pehan
jngan buat syifa mninggal ya
2021-01-11
0