Shinta tertidur dipangkuan Syafa ibunya. Syafa terus saja mengelus rambut Shinta dengan penuh kasih sayang dan iba.
"Semoga takdir baik menghampiri mu nak" Ucap Syafa dalam hati. Syafa mengangkat dan meletakkan kepala Shinta dengan hati-hati ke atas bantal. Menyelimuti anaknya sampai dada lalu meninggalkan anaknya tertidur didalam kamar.
"Sayang kenapa kamu lama sekali dikamar anak kita hemm?" Memeluk Syafa dengan lembut.
"Tidak ada kok mas, aku hanya bercanda gurau saja, sudah lama kami tidak bertukar pikiran" memasang senyum terbaiknya. Ibu Syafa masih saya memikirkan nasip buruk yang menimpa anaknya.
Pagi yang sangat cerah, Shinta terbangun dari tidurnya. Dia membersihkan diri seperti biasa sebelum pergi ke klinik tempat biasa ia bekerja. Ia berpamitan kepada Ayah Ibunya untuk pergi ke klinik. Mengendarai sepeda motor yang biasa dia gunakan .
klinik
"Tata" panggil Jennika sambil berlari kearah Shinta.
"Ya?" menoleh kearah Jenikka
"Anak anak kecil yang terus saja menangis karena sakit gigi, tapi ketika aku periksa baik-baik saja! Dia terus saja menangis bilang sakit gigi dan ingin kau yang menanganinya" Keluh Jennika dengan sebal
"Dimana anak itu sekarang?" Mengerutkan dahinya
"Diruang praktekmu ta, cepatlah dari tadi dia terus saja menangis"
"Baiklah" Shinta masuk kedalam ruanganan prakteknya. Shinta melihat anak kecil tersebut yang tak lain adalah Syifa dan Papanya.
"Hallo gadis cantik" Menghampiri gadis kecil tersebut
"Gigiku sakit aaaaaa" Teriaknya.
"Sini coba dokter periksa" Shinta memeriksa gigi anak tersebut namun nampaknya baik-baik saja.
"Gigimu baik-baik saja sayang" Tersenyum lebar
"Tidak dokter,ini sakit!" ucapnya nyolot.
"Tapi dokter tidak melihat masalah apapun sayang didalam gigimu" Mencoba menjelaskan dengan baik.
"Pokoknya kalau Syifa bilang sakit ya sakit!!" Membuang muka kesembarang tempat sambil melipatkan kedua tangannya ke atas perut.
"Apa kamu membohongi Papa?" Tanya Revan dengan nada tidak ramah.
"Ti...tidak pa...paaa gigi ku benar benar sakit" Mulai takut dengan ekspresi wajah Papanya.
"Baiklah biar aku periksa sekali lagi, kau tunggu diluar saja" Ucap Shinta dengan wajah jengahnya.
"Tidak perlu kau usir aku akan pergi dari ruangan jelekmu ini" Berjalan keluar ruangan.
"Aaa dasar pria menyebalkan!" Mulai kesal. Namun seketika ia melihat wajah Syifa yang begitu menggemaskan seperti anak kucing.
"Apa kau mau ice cream?" Tanya Shinta dengan lembut
"Mau" Jawabnya dengan semangat.
"Oiya Dokter lupa, kamu kan lagi sakit gigi sayang tidak boleh makan ice cream jadi ditunda saja " sengaja memancing Syifa.
"Tidak dokter! Sebenarnya Syifa tidak sakit gigi. Syifa hanya berpura pura saja agar bisa berjumpa dengan dokter cantik kembali hehe" Nyengir melihatkan kedua lesum pipi nya dan mata bulatnya yang sangat menggemaskan.
"Tapi berbohong sangat tidak baik sayang" Shinta memberikan pengertian.
"Papa tidak mengizinkan Syifa buat ketemu dokter cantik lagi, jadi Syifa terpaksa harus berbohong" berkata dengan polosnya.
"Kau ini sangat nakal ya" mencoel hidung Syifa dengan gemas.
"Ayo dokter kita makan ice cream....ayo...Dokterkan sudah berjanji kemarin " menarik lengan Shinta dengan manjanya.
"Baiklah sayang ayo" Menggendong Syifa dan keluar dari ruangan praktek Shinta. Sampai di luar ruangan Shinta menurunkan Syifa, melihat papanya Syifa langsung lari masuk kedalam pelukan Revan.
"Papa hari ini Syifa mau makan ice cream dengan Dokter cantik" adunya dengan manja
"Tidak bisa sayang Papa harus bekerja, lagian dia akan bertugas lagi, ayo Papa akan segera mengantarkanmu pulang"
"Tidak mau Papa pokonya mau makan ice cream sama Dokter cantik!!" Memukul dada Papanya.
"Sayang dokter Shinta juga pasti sangat sibuk hari ini"
"Tidak, hari ini aku tidak ada jadwal. Jadi aku bisa makan ice cream bersama Syifa" belum sempat Revan mengakhiri bicara dengan anaknya, Shinta sudah memotong pembicaraannya.
"Mengapa kau melototiku seperti itu" Melototkan matanya dan meletakkan tangganya ke dua pinggang karena tak terima di pandangi dengan tatapan tajam oleh Revan.
"Mengapa Papa melototin Dokter cantik, nanti dokter cantik takut Papa" berbicara dengan wajah polos dan menutup mata Revan dengan kedua tangannya yang mungil itu..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 489 Episodes
Comments
susi 2020
😘😘😎🙄
2023-04-10
0
susi 2020
🥰🥰😘😎🙄🙄🙄🥰
2023-04-10
0
Suharnik
Anaknya lucu ngegemesin papanya cuek bebek😂😂😂😂🤦♀🤦♀🤦♀🤦♀
2021-01-12
0