Hansel Abraham, usianya tahun ini genap 28 tahun. Hansel sudah kaya sejak lahir, mengingat keluarganya adalah pemilik beberapa hotel dan restorant mewah yang tersebar di seantero negeri. Hansel sendiri sudah memiliki hak penuh atas salah satu hotel yang ada di kota ini.
Semua yang ada di hidup Hansel begitu sempurna, kecuali tentang pendamping hidup. Tidak seperti pria kaya lain yang gemar bergonta-ganti pasangan, Hansel adalah tipe pria yang jual mahal pada setiap wanita yang hadir di hidupnya. Tidak sedikit putri pengusaha kaya yang tergila-gila pada sosok Hansel. Namun kebanyakan dari mereka hanya menerima penolakan dan kata-kata ketus dari Hansel.
Entah wanita yang bagaimana yang sebenarnya sedang dicari oleh Hansel. Hingga kini, belum ada satupun wanita yang berhasil menaklukkan hati seorang Hansel Abraham.
****
Jam baru menunjukkan pukul 06.00 pagi.
Hanni masuk ke kamar Hansel untuk menyiapkan beberapa keperluan tuan muda tersebut.
Hari ini, genap satu pekan Hanni bekerja sebagai pelayan sekaligus perawat pribadi untuk tuan Hansel. Hanni sudah jarang melakukan kesalahan saat melakukan tugasnya. Hanni juga sudah hafal di luar kepala, apa-apa saja yang boleh dan tak boleh ia lakukan.
Hansel masih terlelap di atas ranjang tempat tidurnya. Namun pria itu terlihat gelisah dan berulang kali mengigau.
Hanni terlonjak kaget saat Hansel berteriak dalam tidurnya.
Apa pria itu baru saja bermimpi buruk?
Hansel sudah bangun dan duduk di atas ranjangnya. Dengan sigap, Hanni menyodorkan segelas air putih pada tuan muda tersebut. Wajah Hansel terlihat pucat dan keringat bercucuran memenuhi wajahnya, padahal ruangan ini berpendingin.
Entah apa yang sebenarnya terjadi pada pria ini.
"Ambilkan baju ganti untukku! Aku ingin berolahraga pagi sebelum Jevon datang," perintah Hansel pada Hanni yang berdiri mematung di samping tenpat tidurnya.
Hanni mengangguk dan segera menuju lemari besar yang berisi baju-baju Hansel. Hanni mengambil satu celana training dan satu buah kaus warna putih untuk Hansel.
Hanni segera mengganti piyama Hansel dengan kaus dan celana training. Namun saat Hanni baru akan memasukkan kaus ke kepala Hansel, tuan muda tersebut malah mencekal tangan Hanni dan memeriksa jari Hanni dengan seksama.
"Kau sudah menikah?" Tanya Hansel sesaat setelah menemukan cincin emas yang melingkar di jari manis Hanni.
Hanni dengan cepat menarik tangannya dari genggaman Hansel.
"Saya pikir anda sudah tahu," jawab Hanni seraya tertunduk.
Hansel kembali meraih tangan Hanni dengan kasar dan memeriksa cincin yang Hanni kenakan.
"Cincin murahan. Apa suamimu pria miskin yang tidak mampu membelikanmu sebuah cincin berlian?" Dengkus Hansel dengan nada yang mengejek.
Hanni kembali menarik tangannya yang digenggam Hansel dengan sangat kuat. Namun sepertinya tuan muda temperamental itu memegang tangan Hanni dengan sangat kuat dan enggan untuk melepaskannya. Hanni memilih untuk mengalah.
"Jadi, apa sebenarnya alasan kalian para wanita yang mau dinikahi oleh pria miskin yang hanya bisa memberi kalian cincin murahan seperti itu?" Tanya Hansel lagi masih dengan seringai mengejek.
"Cinta tidak butuh benda mewah atau mahal," jawab Hanni cepat.
"Cih! Cinta?" Tawa Hansel terdengar menggelegar.
"Apa kau kenyang makan cinta?" Tanya Hansel yang masih belum berhenti tertawa.
"Bukan urusan anda!" Sahut Hanni seraya mendelik ke arah Hansel. Entah mendapat keberanian darimana, namun Hanni benar-benar menantang tuan muda ini sekarang.
Hansel membalas tatapan tajam Hanni.
"Rupanya kau begitu mencintai suami miskinmu itu," gumam Hansel dengan seringai mengejek.
"Dimana kursi rodaku?" Gertak Hansel dengan nada yang berubah galak.
Hanni segera mengambil kursi roda Hansel dengan cepat dan meletakkannya di samping ranjang Hansel. Jevon sudah mengajari Hanni cara memindahkan pria ini dari atas ranjang ke atas kursi roda. Jadi Hanni tak perlu lagi menunggu Jevon datang saat tuan muda temperamental ini ingin beranjak dari atas ranjangnya.
Hanni merangkul tubuh kekar Hansel dan bersiap memindahkannya.
Darah Hansel kembali harus berdesir saat menghirup aroma tubuh Hanni yang khas. Bukan aroma parfum mahal, tapi entah kenapa aroma ini bisa membuat jantung Hansel berdegup tak karuan.
Hansel seperti ingin menerkam wanita yang menjadi perawat sekaligus pelayan pribadinya tersebut. Andai Hansel tidak ingat kalau Hanni sudah menikah dan sudah menjadi milik pria lain, mungkin Hansel sudah melakukan hal bodoh itu sejak beberapa hari yang lalu.
Flashback beberapa hari yang lalu...
Hansel sudah tiba di office hotel miliknya. Hari ini ada rapat penting dengan jajaran direksi, jadi Hansel terpaksa datang untuk menghadiri rapat.
Alex dan Hansel sedang di dalam lift khusus yang akan mengantar mereka ke ruang rapat.
"Aku lihat kau perhatian sekali dengan perawat itu. Apa kau menaruh hati kepadanya?" Tanya Hansel menecah keheningan.
Alex tersenyum simpul,
"Aku tidak mungkin jatuh cinta pada wanita yang sudah bersuami. Aku pria terhormat," sahut Alex tanpa mrngalihkan pandangannya dari pintu lift.
"Apa?! Apa maksudmu? Hanni sudah menikah?" Cecar Hansel yang berusaha menyembunyikan raut keterkejutan dari wajahnya.
Namun tak bisa dipungkiri kalau Hansel memang terkejut dengan fakta yang baru saja ia dengar.
"Kau belum tahu? Apa aunty Ira tidak memberitahumu?" Alex balik bertanya.
"Mama hanya memberikan profil Hanni dan aku tak pernah membukanya. Lagipula Aku tidak pernah tertarik dengan data diri para perawatku. Bagiku itu bukanlah sesuatu yang penting," sergah Hansel cepat.
Alex kembali tersenyum simpul.
Pintu lift sudah terbuka. Mereka berdua sudah sampai di lantai tempat ruang rapat berada. Alex segera mendorong keluar kursi roda Hansel.
Flashback off
****
Hanni membuka pintu kaca yang ada disisi kamar Hansel. Pintu tersebut memang mengarah ke teras kamar yang berhadapan langsung dengan taman samping dari rumah besar tersebut.
Sinar matahari pagi sudah mulai menyusup melalui pepohonan rindang yang ada di taman.
Hanni mendorong kursi roda Hansel ke teras tersebut. Di tempat inilah biasanya Hansel melakukan olahraga pagi yang disarankan oleh Jevon.
Bukan olahraga yang berat tentu saja. Hanya beberapa peregaangan otot ringan.
Hanni duduk di bangku yang ada di teras tersebut sembari menunggu Hansel selesai melakukan olahraga paginya. Biasanya Hanni hanya akan membaca majalah atau beberapa novel yang ia pinjam dari Wanda. Hansel melarang Hanni bermain ponsel saat sedang bekerja. Jadilah Hanni tidak pernah membawa ponselnya saat sedang bersama Hansel.
"Jadi, kenapa suamimu menyuruhmu bekerja banting tulang? Apa dia sudah tak sanggup memenuhi kebutuhanmu?" Tanya Hansel membuka obrolan.
Hanni hanya diam dan enggan menjawab pertanyaan dari Hansel barusan.
"Apa kau tidak punya telinga? Aku sedang bertanya kepadamu!" Bentak Hansel yanag merasa dicueki oleh Hanni.
"Suami saya tidak pernah menyuruh saya untuk bekerja banting tulang. Saya bekerja atas kemauan saya sendiri karena saya harus membiayai pengobatan ibu saya," jawab Hanni dengan nada tegas.
"Bukankah kau bisa minta uang pada suamimu?" Sergah Hansel dengan seringai mengejek.
"Tentu saja saya bisa melakukan itu. Tapi saya lebih suka menjadi seorang istri yang mandiri yang tidak banyak merepotkan suami saya," ujar Hanni sekali lagi masih dengan nada yang tegas.
Hansel berdecih,
"Istri mandiri atau suamimu yang memang tidak peduli?" Gumam Hansel yang kini menatap Hanni dengan tatapan mengejek.
Hanni sejenak terdiam.
Apa tuan muda ini baru saja melontarkan sebuah pertanyaan? Atau sebuah sindiran?
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir hari ini.
Jangan lupa like dan komen.
Untuk yang ingin vote karya ini, bisa klik pita ungu bertuliskan "lomba update tim" agar vote kalian masuk dan terhitung sebagai dukungan untuk othor. Terima kasih 😙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
DUA2NYA.. HRSNYA LO MIKIR HAN, SKRG SI RAY MAU NIKAH SAMA RENA YG KAYA, MASAK RENA GK KSIH LO UANG
2023-05-12
0
Sulaiman Efendy
BETUL KATA HANSEL, WKTU NIKAH SAMA RAY, KONDISI USAHANYA MSH STABIL, MASA BLIKN CINCIN NIKAH KE ISTRI, CINCIN MURAHN, TPI HANNI DIBUTAKN CINTA..
2023-05-12
0
🅟🅡🅔🤫ᵇᵃˢᵉ
tanda² Hansel mempunyai rasa ketertarikan kepada Hanni 😂😂
2022-11-29
0