“Ada apa, Mr.Ed?” tanya Victor dengan menatap lekat Edward yang berada di depannya dan sedang duduk menyandar pada sofa.
Boss nya itu terlihat tengah memikirkan sesuatu hingga tak memperdulikan sekitar. Bahkan ponsel yang terus berdering pun Edward abaikan bagitu saja.
“Aku akan ke Mexico lagi.”
Victor mengernyit heran, pasalnya masalah Gustavo sudah selesai setelah penandatanganan dokumen pengalihan kekuasaan seluruh club milik Gustavo kepada Edward. Bahkan tanpa diduga, Edward juga melepaskan Gustavo begitu saja.
“Apa ada masalah lagi dengan Gustavo?” “Tidak, Vic. Aku mencari keturunan .”
Victor tidak bisa menyembunyikan raut terkejutnya begitu mendengar ucapan Edward, karena selama ini Edward tidak akan mengusik jika tidak di usik, dan mengenai klan Golden Rose setahu Victor Edward tidak pernah terlibat masalah apapun dengan mereka, namanya saja baru Victor dengar kali ini.
“Apa kita bermasalah dengan mereka? saya bahkan tidak pernah mendengar nama clan itu ada di Mexico.”
Edward menghela nafasnya dan menatap Victor serius. “Mereka sudah lama dihancurkan oleh Vladmir Jarvis. Tapi ternyata keturunan mereka masih ada sampai saat ini, namun tidak diketahui pasti ada di mana, kabar terakhir mereka berada di Mexico. Dan yang lebih penting, Golden Rose lah yang membunuh ibu ku juga istri Vladmir Jarvis.”
Victor menelan ludahnya, ia tak menyangka sosok yang selama ini Edward cari dan rindukan ternyata sudah meninggal di tangan seorang mafia.
Victor menghembuskan nafasnya perlahan. “Anda mempercayainya begitu saja?”
“Awalnya aku tidak ingin mempercayainya, tapi hatiku memaksa untuk percaya. Aku akan mencoba untuk mencari mereka, kau tenang saja, jika si tua Vladmir itu berbohong kau tahu bukan apa yang akan aku lakukan?”
Victor mengangguk paham. Dari percakapan ini pula Victor menarik kesimpulan bahwa perginya Edward semalam sudah pasti adalah bertemu dengan ketua mafia Inggris itu dan membuat kesepakatan untuk saling bekerjasama. Menemukan keturunan mafia yang telah lama menghilang bukanlah hal yang mudah apalagi jika menyangkut kejadian tiga puluh lima tahun yang lalu. Setidaknya Victor berharap pencarian Edward kali ini tidak sia-sia, tidak seperti tahun tahun sebelumnya yang tidak pernah membuahkan hasil apapun, bahkan sedikit petunjukpun tidak. Victor sendiri sudah mengetahui siapa Eduardo yang menjadi anak angkat putri Franklyn.
“Aku akan pergi sendiri kali ini, aku tidak ingin mendapatkan kecurigaan yang besar dari siapapun. Kau cukup memantau keberadaanku seperti biasa dan segera lakukan tugasmu jika keadaan mendesak,” ucap Edward sebelum beranjak dari duduknya dan berdiri di depan kaca besar apartemennya yang menyuguhkan indahnya kota New York pada malam hari.
*****
Edward memasuki sebuah kedai kopi yang tidak terlalu ramai, gaya casual dan langkah tenang berhasil membuat Edward tidak dicurigai siapapun atau bahkan tidak ada yang mengetahui bahwa sosok yeng memiliki tatapan dingin itu adalah seorang ketua mafia. Edward mengambil tempat di dekat jendela dan segera memesan café de olla, kopi tradisional asal Mexico yang di sajikan di dalam pot tanah liat, terbuat dari campuran kopi dengan kayu manis, cengkeh dan pilonicillo atau sejenis gula dari tebu yang di
buat menjadi permen karamel.
Dengan santai Edward duduk menikmati kopi pesanannya yang sudah ia dapatkan. Cuaca cerah Mexico tak berdampak banyak dengan suasana hati Edward saat ini, laki laki itu sedang menyusun banyak rencana dalam otak cerdasnya untuk mencari keturunan Golden Rose. Mata tajam Edward memicing ketika melihat sosok gadis yang pernah ia lihat berada di dalam club miliknya waktu itu. Gadis itu terlihat menatap sekeliling dengan waspada, entah apa yang gadis itu lakukan namun hal itu berhasil menarik perhatian Edward.
Beberapa detik kemudian, gadis itu beranjak dari duduknya yang tak jauh dari Edward. Awalnya gadis itu melangkah tenang sebelum berubah berlari menuju arah Edward dan dengan cepat mendorong tubuh laki laki itu hingga tersungkur, tertindih tubuh sexy gadis itu sebelum suara tembakan terdengar nyaring, membuat semua orang yang berada di tempat itu berhamburan menyelamatkan diri masing masing.
Suara itu masih terdengar, Edward sudah siap meraih desert eagle yang ia sembunyikan di balik jaket kulitnya namun gerakan itu di tahan oleh gadis yang masih menindihnya. Gadis itu menggeleng, mengisyaratkan untuk tetap tenang dan tidak melepaskan tembakan. Edward masih tak mengerti siapa gadis ini dan apa motifnya. Menyelamatkannya? Yang benar saja! memangnya siapa yang sedang menyerang dan di serang?
Gadis itu berguling ke samping dan menatap Edward dengan serius. “Mereka tidak mengetahui dengan pasti targetnya, itu tembakan random.” Edward masih diam memperhatikan gadis di sampingnya yang masih sembunyi di balik meja bersamanya, gadis itu mengulik ponsel yang ia bawa beberapa saat sebelum sebuah umpatan tanpa suara menggerakkan bibir sexy itu.
“Dia mengincar ketua mafia Amerika,” ucap gadis itu melirik Edward dengan senyum miring. “Dan bodohnya mereka tidak tahu b2a0gaimana wajah targetnya.”
Dengan cepat Edward mengarahkan senjatanya pada gadis itu dan menatapnya tajam. “Who are you?”
Gadis itu tersenyum tipis dan menyingkirkan senjata Edward perlahan. “Tenang, aku tidak mengincar nyawamu seperti mereka. Aku bukan bagian dari mereka.”
“Siapa tuanmu?” tatapan mata biru yang tajam itu membuat gadis di sampingnya lagi lagi tersenyum tipis.
“Aku bukan bawahan siapapun. Ah ya, kita pernah bertemu di club. Semoga kau tidak melupakan itu.”
“Mission complete,” ucap gadis itu setelah menembakkan tiga pelurunya tepat mengenai sasaran. Menumbangkan tiga orang yang tadi menyerang secara acak. Gadis itu bangkit dan menepuk celana jeans serta jaket hitamnya, membersihkan debu yang menempel di sana.
Edward sendiri segera berdiri dan kembali memasukkan desert eagle di balik jaket kulitnya. “kau tahu siapa mereka?”
Gadis itu menoleh, “Mereka anak buah Robinson, apa kau bermasalah dengan Robinson?”
“Tidak.”
“Kurasa iya, mereka tidak akan menyerang tanpa alasan bukan?” Edward mengedikkan bahu tidak peduli. “Kau pembunuh bayaran?” tanya Edward menyadari betapa terampilnya gadis itu memainkan senjatanya.
Gadis itu terkekeh pelan dan berjalan keluar kedai begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Edward. Edward sendiri mengikuti gadis itu hingga di luar kedai kopi dan menarik lengan gadis itu agar berhenti.
“Siapa targetmu?”
“Kenapa tidak kau cari tahu sendiri?”
Edward mengerang marah dan akan membuka mulutnya untuk berbicara sebelum gadis itu bergerak cepat mencium bibir Edward. Otak dan tubuh Edward tidak bisa bekerja sama saat ini. Rasanya Edward sangat ingin menarik pelatuknya dan menembak kepala gadis aneh yang sudah lancang menciumnya tanpa pemisi itu, tapi nyatanya tubuhnya berkata lain. Edward hanya mematung dan entah mengapa ciuman itu terasa sangat manis bagi Edward. “Terima kasih,” ucap gadis itu setelah melepaskan ciumannya yang tidak dibalas sedikitpun oleh Edward.
Edward menatap tanpa ekspresi punggung indah yang dibalut jaket hitam itu berjalan menjauh, meninggalkan Edward yang masih membeku di tempat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Sasa Brina
😂😂😂Kebalik malh cwe,y yg agresif
2021-12-27
0
Kirey Aning Setra
jgn² si gadis adalah clan rose gold..
jd susah buat bls dendam nih..
wiiih edwar
dpt ciuman dr seorang gadis..
2021-11-29
0
Cha_Cha🌈 (Si Ratu BL)
Jiyaaaa....si Mafia shock dapat ciuman tiba2😂
2021-07-18
0