Part 9

Setelah Alena pulang dan dipaksa Edward agar diantar oleh sopir serta beberapa bodyguard, Edward pun bergegas memasuki ruang rapat. Di sana semua orang sudah menunggu untuk memulai acara, tidak ada yang berani menegur ataupun protes atas keterlambatan Edward. Laki laki itu memang terlambat lima belas menit karena tertidur di pangkuan Alena dan Alena yang tidak tahu bahwa anaknya memiliki jadwal rapat. Bahkan sekretarisnya pun tak berani mengetuk pintu ruangan bos nya dikarenakan Edward sudah berpesan tidak ingin diganggu. Ini baru pertama kalinya setelah beberapa hari Edward tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Segera saja rapat dimulai dan sekretaris Edward mulai menjelaskan beberapa proyek yang akan mereka kerjakan. Edward hanya diam memperhatikan dengan ekspresi datar hingga sebuah getaran ponsel yang berada di sakunya mengusik Edward dan membuat Edward geram. Laki laki itu sangat tidak suka di ganggu pada saat saat seperti ini, Edward terus mengabaikan getaran ponselnya hingga sebuah nada peringatan seperti alarm berbunyi membuat semua orang menatapnya. Edward sendiri langsung meraih ponselya dengan cepat dan seketika rahangnya mengeras. Edward bergegas meninggalkan ruang rapat dengan langkah lebar dan tak mengatakan apapun hingga Victor terpaksa membisikkan sesuatu pada sekretaris Edward, mengatakan bahwa boss mereka ada keperluan mendesak dan rapat di batalkan.

“oh shit! Victor, siapkan anak buahmu!”

Victor mengangguk dan segera menjalankan tugas dari Edward. Edward sendiri langsung kembali ke dalam ruangannya, mengambil beberapa senjata dan mengulik laptopnya sebentar guna memastikan bahwa dugaannya tidak salah. Edward mengerang marah,sangat marah, alarm peringatan yang berbunyi pada ponselnya tadi merupakan suatu kode ketika terjadi sesuatu kepada Lizbeth. Dan sekarang Edward bisa melihat bahwa Lizbeth sedang menghadapi lima orang yang sudah pasti adalah anak buah Robinson.

Karena kondisi Lizbeth yang terkena racun, gadis itu sudah terlihat kualahan menghadapi musuhnya seorang diri, Edward tahu bahwa racun itu sudah mulai bekerja lebih jauh dari sebelumnya. Ketika awalnya hanya terasa seperti panas dalam pada tenggorokan, seiring berjalannya waktu sensasi panas pada tenggorokan itu akan menyebar di seluruh tubuh seperti seseorang yang sedang demam tinggi.

“Mr.Ed, semua sudah siap.”

Edward bergegas keluar dari ruangannya bersama dengan Victor. Mereka langsung memasuki lift darurat yang tidak akan memakan waktu lama untuk sampai di basement gedung perkantoran lantai empat puluh itu. Edward masuk ke dalam mobil bersama dengan Victor yang langsung menjalankan mobil mereka meninggalkan gedung Estebat Group di ikuti lima mobil di belakang mereka.

“Mereka membunuh semua orang orang kita yang mengawasi nona Lizbeth,” jelas Victor mencoba memberikan informasi kepada Edward.

“Dan kali ini aku yang akan membunuh mereka,” desis Edward dengan ekspresi mengerikan.

Edward menyesal mengabaikan getaran ponselnya sebelum alarm pringatan tadi berdering. Seharusnya jika ia mengangkat panggilan dari salah satu anak buah yang ia tugaskan untuk mengawasi Lizbeth, setidaknya Edward bisa bertindak lebih cepat. Edward kembali melihat posisi Lizbeth melalui ponselnya, gadis itu terlihat sudah tidak berdaya ketika diseret untuk masuk ke dalam mobil oleh dua orang bertubuh besar. Edward yakin, bahwa orang orang itu menyerang Lizbeth setelah gadis itu keluar dari bandara New York.

Edward menyeringai melihat tak satupun peluru yang mampu menembus mobil yang Edward tumpangi bersama Victor m54aupun mobil yang ditumpangi anak buahnya.

“Bodoh,” gumam Edward.

Bahkan baik Edward maupun anak buahnya tidak ada yang membalas serangan tak berguna itu, mereka tidak ingin ada korban dari orang orang yang bisa saja tak sengaja tertembak, karena ini adalah jalan raya. Lihatlah! orang orang sudah mulai panik dan ketakutan setelah terdengar suara tembakan.

Sepertinya anak buah Robinson sadar, bahwa peluru yang mereka tembakkan tidak berguna dan tidak akan bisa menembus bagian mobil dari rombongan mafia Amerika tersebut hingga mereka tak lagi menembakkan senjatanya, namun juga tidak berhenti mengikuti.

Victor hanya fokus mengemudi dan semakin menambah kelajuan mobilnya. Dua mobil putih yang tadi menyerang mobil anak buah Edward kini masih mengikuti mereka meskipun tentu tidak bisa mendekati mobil Edward karena terus dihalangi oleh lima mobil anak buah Edward. Tanpa menunggu perintah pun, anak buah setia Edward sudah tahu apa yang harus mereka lakuakn di saat seperti ini. Sebisa mungkin mereka hanya akan menahan serangan, melindungi Edward, tanpa membalas ketika ada yang menyerang mereka di tempat umum. Terkecuali jika sudah sangat terdesak maka mereka akan langsung menembak musuh dari jarak dekat demi meminimalisir korban dari orang orang tak bersalah. Lagi pula, Edward sangat tidak ingin berurusan dengan polisi karena hanya akan membuang banyak waktu.

Terdengar kembali suara tembakan yang kini dilakukan anak buah Edward sesaat setelah mereka sampai di depan sebuah bangunan bekas pabrik yang di tinggalkan. Tempat itu jauh dari keramaian dan juga berada di antara tingginya ilalang.

Edward tidak peduli, biarkan anak buahnya yang mengatasi orang orang yang mengikuti mereka tadi, kini dirinya memasuki gedung pabrik itu bersama dengan Victor dan tiga anak buahnya yang lain. Pandangan Edward menyebar hingga sudut bibirnya tertarik membentuk senyum miring melihat seorang laki laki duduk dengan santai di atas tumpukan besi tua seolah sudah menunggu kedatangannya. Laki laki itu menghisap rokoknya dalam-dalam, menghembuskan asapnya perlahan sebelum membuagnya ke lantai dan menginjaknya dengan pandangan yang tak lepas dari sosok dingin yang sedang memeberikan tatapan membunuh.

“Akhirnya, aku bisa bertemu langsung dengan ketua mafia Amerika yang terkenal dingin dan kejam.” Laki laki itu membuka suara terlebih dahulu.

“Bukan kah kau tidak suka mencari dan lebih suka jika musuhmu keluar dari sarang mereka dengan sendirinya? Lalu, mengapa sekarang kau berada di sini?” lanjut laki laki itu dengan nada mengejek yang membuat Edward langsung mengarahkan senjatanya dan hampir menarik pelatuknya jika saja matanya yang tajam tidak melihat sosok Lizbeth yang terikat mengenaskan dengan moncong pistol mengarah pada pelipis gadis itu. Lizbeth sendiri sudah tidak bisa membuka matanya dan terlihat bibir pucatnya serta keringat dingin pada keningnya. Melihat hal itu membuat Edward semakin gelap mata dan mengeram marah.

“Tarik saja pelatukmu jika kau juga ingin gadismu mati.” Laki laki itu terkekeh melihat Edward yang hanya bisa diam. Laki laki itu adalah Robinson, orang yang mengincar Lizbeth dan Edward dalam masalah berbeda namun berkaitan.

Edward kembali tersenyum miring, jika Robinson mengangganggap Edward akan kalah, dia salah. Edward bukan orang bodoh yang tidak bisa memperkirakan situasi seperti ini, kejadian dimana sandera akan menjadi sebuah ancaman agar menyerah sudah sangat klise bagi Edward. Cara seperti itu tidak akan mempan membuat Edward untuk tidak menyalakan bom waktu ataupun menarik pelatuknya.

“Kau ingin bermain denganku? Baiklah…” Edward meraih ponselnya dan menguliknya sebentar sebelum suara nyaring jeritan wanita terdengar pilu. Edward masih memasang senyum miringnya mendapati Robinson yang sempat terperanggah.

“Bagaimana? Apa kau mengenal suara ini? bagaiamana jika… aku membunuhnya dan calon anak kalian? Lagi pula gadis yang sekarang sedang menjadi tawananmu itu tidak berarti apapun bagiku. Kau menganggapku tidak bisa membuatmu keluar dari sarang?” Edwar terkekeh “…apa kau tidak sadar bahwa kau sudah keluar dari zona aman mu dan berada dalam wilayah kekuasaanku?”

Lizbeth yang sudah di seret oleh anak buah Robinson untuk mendekat pada posisi boss mereka membuat Robinson langsung menjambak rambut gadis itu hingga Lizbeth mengerang dengan mata terpejam.

“Apa dia sungguh tidak berarti untukmu?”

Edward menaikkan sebelah alisnya. “Dia hanya umpan agar kalian keluar, jangan lupa bahwa Eduardo Estebat tidak pernah bermain menggunakan perasaan, kau ingin menembaknya? Silahkan, maka kita impas, karena aku juga akan langsung membunuh dua nyawa sekaligus sebelum kita saling berhadapan.” Robinson mengetatkan rahangnya dan menendang Lizbeth hingga gadis itu tersungkur kemudian terbatuk, bahkan sudut bibir gadis itu sudah mengeluarkan darah. Edward masih menatap datar, seolah menegaskan bahwa dirinya tak peduli sama sekali dan itu membuat Robinson semakin murka. Ternyata dia salah jika menganggap akan berhasil membuat Edward takluk setelah menggunakan Lizbeth sebagai sandera , Robinson juga baru sadar betapa kejamnya iblis tak berperasaan seperti Edward yang ia kenal sebagai Eduardo Estebat. Edward melirik kondisi Lizbeth yang semakin memburuk, pengaruh dari racun yang ia berikan memperburuk kondisi tubuh Lizbeth, bodohnya Robinson tidak menyadari kondisi tubuh Lizbeth yang terkena racun.

“Aaaarrgghhh…..” suara rintihan Robinson terdengar setelah Edward berhasil menembak kakinya di susul oleh suara tembakan antara anak buah Robinson dan anak buah Edward.

Edward terus menembakkan pelurunya tepat sasaran menghabisi anak buah Robinson dengan tetap berlari menjangkau tubuh Lizbeth. Robinson yang tadi di tembak oleh Edward secara tiba tiba di bagian kaki, kini masih berusaha bergerak untuk menembakkan pelurunya kepada Edward, namun.. “Aaarrgghhh….” Suara rintihan Robinson terdengar kembali ketika Victor dengan sigap menembak tangannya yang hendak menarik pelatuk untuk menembak Edward.

Sementara Edward sudah berhasil membopong tubuh Lizbeth membawanya keluar dari tempat itu di ikuti Victor yang masih terus menembakkan pelurunya pada beberapa anak buah Robinson untuk melindungi Edward. Sebelum benar-benar keluar, Edward berbalik dan melemparkan sesutau kemudian berlari bersama seluruh anak buahnya dan segera memasuki mobil, melajukan dengan kecepatan penuh meninggalkan tempat itu hingga beberapa detik berikutnya tempat itu meledak, mengepulkan asap tebal yang membumbung tinggi bersama kobaran api yang kian membesar.

Terpopuler

Comments

Dina Avioni

Dina Avioni

kereen, aku suka cerita yg kek gini

2021-06-28

0

sri lestari

sri lestari

kangen abang ed☺️☺️☺️

2021-04-04

0

atmaranii

atmaranii

kreennnddd

2021-04-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!