💌 Whisper of love season 2 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
"Berani dia menyakitimu?" Ivander sudah tampak kesal.
"Ehmm..." Ivannia menunduk sambil mencengkram bajunya untuk menguatkan hatinya. "Dia sama sekali tidak mencintaiku kak. Dia sengaja mendekatiku hanya untuk membalaskan dendamnya kepadamu." ucap Ivannia menjepit bibirnya dan memandang Ivander dengan mata berkaca-kaca. Hatinya kembali terluka lagi.
"Balas dendam? apa maksudmu?" Ivander sangat terkejut. Raut wajahnya berubah menegang. Selama ini ia tidak pernah punya masalah kepada orang lain. Ia benar-benar memperhitungkan kembali dengan sangat hati-hati. Ivander takut akan melukai orang-orang yang sangat disayanginya. Apalagi jika itu menyangkut kerjasama bisnis. Ia akan melihat lawannya terlebih dahulu.
Pria berwajah teduh dan berkarisma itu tidak bisa menutupi rasa terkejutnya. Matanya tidak mau lepas menatap Ivannia.
"Sekarang jelaskan apa maksud ucapan mu Vania, aku saja tidak mengenal siapa itu Mario. Apa dia sengaja mengganti namanya, agar dia bisa menutupi penyamarannya? begitukah Vania?" Tanya Ivander tidak sabaran.
Ivannia menggeleng pelan, Ia menunduk dan beberapa tetesan air matanya sudah terjatuh kepangkuannya.
"Jangan menangis Vania, Aku mohon! Jadi siapa Mario itu?" Tanya Ivander to the point. Ia benar-benar penasaran siapa sebenarnya lelaki yang disebut Ivannia ingin balas dendam kepadanya.
Ivannia sesaat menarik napasnya dengan singkat. "Aku ingin kakak jujur kepadaku. Apa di perusahaan Donisius kakak pernah memecat seseorang? bahkan dia sendiri sudah memohon, agar kakak tidak memecatnya."
Ivander mengernyitkan dahi. "Memecat seseorang? siapa?" Tanyanya dengan wajah mengerut serius.
"Sekarang coba ingat dengan baik kak, apa kakak pernah memecat karyawan tiga tahun yang lalu? Dia bahkan bersujud dan meminta belas kasihanmu kak, agar kakak bisa memikirkan ulang soal pemecatannya." ucap Ivannia serius. "Dan karena itulah, Mario tidak terima. Ayahnya sampai stres dan meninggal kak."
Ivander sedikit berpikir keras. Ia berusaha mengingat siapa yang pernah dipecatnya tiga tahun yang lalu. Seperti yang dikatakan Ivannia tanpa belas kasihan? dan kini sampai meninggal? Astaga, apakah ia sekejam itu? Ivander pasti berpikir seribu kali jika ingin memecat seseorang. Kecuali jika memang kesalahan itu tidak bisa dimaafkan lagi. Tiba-tiba ia teringat seseorang. Dia adalah sosok lelaki yang hampir membuat perusahaan Donisius di pandang buruk dalam dunia bisnis dan terancam bangkrut. Apa jangan-jangan dia?
"Apakah maksudmu pak Elvando?" Tanya Ivander memicingkan matanya menatap Ivannia.
"Aku tidak tahu namanya kak," ucap Ivannia dengan suara terendahnya.
"Kau tidak tahu namanya?" Ivander mengerutkan keningnya. Ia yakin bahwa lelaki itulah yang dikatakan Ivannia. Ia mengambil tablet digitalnya. Untuk memeriksa nama-nama karyawan yang bekerja di perusahaan Donisius. Dengan cepat Ivander mencari biodata karyawannya. Akhirnya ia menemukan nama yang sudah dipecat beberapa tahun yang lalu.
"Apakah ini orangnya?" Tanya Ivander menunjukkan tablet digitalnya kepada Ivannia.
Ivannia berpindah ke sebelah kakaknya, untuk melihat gambar ayah Mario. Dia pernah melihat foto keluarga Mario di rumahnya. Tentu saja ia mengenalnya. "Ya dia orangnya kak. Dia adalah ayah Mario. Apa yang terjadi? Apa benar kakak memecatnya? " tanya Ivannia menatap serius kepada Ivander.
"Apa yang dikatakan Mario?" Ivander bukannya menjawab, ia balik bertanya kepada Ivannia. Ivander kini mengangkat alisnya setengah.
"Kakak menghancurkan keluarganya dengan memecat ayah Mario hanya karena kesalahan kecil. Ayah Mario bahkan memohon agar ia bisa melunasi utangnya ke perusahaan saja."
"Itukah yang di ucapkan Mario?" Ivander menaikkan sudut bibirnya dan tersenyum sinis.
"Bagaimana soal sitaan bank kak? Apakah itu benar?" tanya Ivannia.
Ivander meremas kepalan tangannya erat-erat. Ia mengusap wajahnya dengan kasar. Ivander memilih kata-kata yang tepat agar Ivannia mengerti. Karena masalah ini, seorang lelaki mempermainkan adiknya sampai membuatnya terluka, tentu saja ia tidak terima. Ivander menarik napasnya panjang-panjang. Lalu menghembuskannya secara perlahan. Ia menatap adiknya yang masih menunggunya untuk menceritakan semuanya.
"Kau ingin tahu kebenarannya?"
"Tentu saja kak, karena masalah itu Mario mempermainkan ku."
"Kenapa dia tidak langsung menemuiku? Apakah dengan melukai perasaanmu dia akan bahagia?"
"Sekarang jelaskan kak?" Tanya Ivannia mendesak Ivander agar memberitahukan semuanya.
Ivander menatap lurus dengan ekspresi wajah yang tidak bisa terbaca. lalu ia menghembuskan napasnya. "Dia mencuri dokumen perusahaan dan membocorkannya." kata Ivander akhirnya.
"Apa? Mencuri dokumen? " Ivannia nyaris tidak mempercayai ucapan kakaknya.
"Tender proyek besar yang berada di London ia jual. Dia meretas dengan mencuri file dan menyalin semua file itu dan menjualnya dengan harga tinggi."
Mata Ivannia membulat sempurna. "Dia sendiri melakukan itu kak?" Ivannia sangat terkejut yang dia tahu serangan cyber dilakukan oleh ahli yang benar-benar bisa melakukan itu.
"Ya, Elvando sendiri yang melakukannya. Ternyata dia sudah sering melakukannya, ketika daddy masih menjabat sebagai direktur. Pencurian data-data penting yang dijualnya ke pihak-pihak yang membutuhkan dengan tebusan uang. Data rahasia perusahaan yang bisa dijualnya ke perusahaan pesaing." jelas Ivander.
Ivannia menutup mulutnya, ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Jadi sudah lama dia melakukan itu kak?"
"Ehmm, data perusahaan menjadi begitu menggiurkan karena ia bisa menjual ke pihak lawan. Ternyata Elvando ahli dalam membobol data-data perusahaan." jelas Ivander.
"Astaga kak." Ivannia menutup mulutnya lagi. Ia Benar-benar shock dan terpukul.
"Daddy sendiri tidak pernah berhasil menemukan pelakunya. Aku masih berbaik hati Ivannia tidak menjebloskan dia ke penjara, karena istrinya pada saat itu sedang sakit." Geram Ivander.
"Dari mana kakak tahu jika dia pelakunya?"
"Dari awal aku sudah curiga dengannya. Aku sengaja menggunakan samuel agar berpura-pura membeli data rahasia perusahaan Donisius atas perintahku. Permainannya memang bagus. Tapi dia tidak tahu permainanku lebih bagus, Vania. Dia sama sekali tidak curiga, Elvando akhirnya masuk dalam perangkap ku sendiri. Mungkin saja Mario bekerjasama dengan ayahnya."
Ivannia terus menggeleng karena sangat terkejut. Ia hanya menatap Ivander dengan tatapan nanar dan matanya kembali berkaca-kaca. Ke dua sudut bahunya mengerut dan melengkung ke depan. Mulutnya terbuka dan gemetar.
"Dia hampir membuat perusahaan Donisius bangkrut. Jadi apa aku harus mendiamkannya? Pihak bank melakukan penyitaan karena dia mempunyai banyak utang, bukan Donisius yang melakukan penyitaan itu."
Ivannia masih diam menatap ke arah Ivander dengan tatapan getir. Ia mencoba mencerna semua perkataan Ivander. Tatapannya kosong. Kini ia menyadari semuanya. Kebenaran terungkap. Kenapa kakaknya memecat orang yang memang seharusnya di singkirkan, karena sudah jelas-jelas merugikan perusahaan.
"Semua sudah jelas kan? Mario ingin balas dendam dan menyakitimu Ivannia? Coba saja, dia datang dan berhadapan denganku dulu. Aku masih berbaik hati dan memberikan tunjangan gaji selama tiga bulan kepada Elvando. Karena aku masih punya hati. Istrinya pada saat itu sedang sakit." terang Ivander.
Tangan dan bibirnya gemetar. Matanya nanar dan kebingungan. Ivannia meremas kepalan tangannya erat-erat. Ternyata yang diucapkan Mario tidak benar.
"Dia hanya berani membalaskan dendamnya kepadamu.Cih.." Ivander tersenyum sinis. Senyuman mengejek tentunya.
Ivannia tidak menjawab, ia terdiam sambil menunduk. Bibirnya mengerut dan ia hanya bisa menyapu air mata di pipi dengan tangannya. Ivannia hanya menangis.
"Sudah jangan menangis lagi, besok aku akan menemuinya. Aku akan berusaha meluruskan kesalahpahaman ini. Dia jangan berani berhadapan dengan perempuan saja."
"Dia juga akan mencelakai Joevanka kak. Orang yang sangat kakak cintai."
"Hahahaha.." Ivander tertawa mendengar perkataan Ivannia. " Ck...Coba saja, aku yang akan mematahkan tangannya dulu. Sedikit pun kalian terluka Ivannia, aku sendiri yang akan menghabisinya."
Mendengar itu, Ivannia tambah terisak. Air matanya tidak bisa terbendung lagi. Ivannia hanya menangis. Bahunya naik turun begitu juga dengan kepalan tangannya. Ivannia nampak kacau saat ini.
Melihat hal itu. Ivander pun langsung bertindak memeluk adiknya.
"Ssstttt...sssttt...Maaf kan kakak, karena masalah ini, membuatmu terluka Ivannia. Aku bertindak karena ingin menyelamatkan perusahaan. Ini murni karena kesalahan mereka. Besok aku akan menemui Mario. kirimkan nomor handphonenya kepada kakak. Ini harus diselesaikan secepatnya. "
Ivannia menjauhkan tubuhnya dari pelukan Ivander. Dengan pandangan nanar, ia terus menatap Ivander. "Kakak tidak salah, sama sekali tidak salah. Aku yang terlalu dibutakan cinta kak. Sampai aku tidak bisa melihat sisi buruk Mario. Aku terlalu mempercayainya. Bahkan sahabatku sendiri sudah pernah melihatnya bersama wanita lain. Kini semuanya sudah jelas kak dan aku jauh merasa lebih baik setelah mengetahui kebenaran ini."
"Sekarang masalah Mario serahkan kepadaku. Kakak akan memberi perhitungan kepadanya. Dia benar-benar tidak gentle, dia bisanya hanya menunjukkan rasa sakit hatinya kepada wanita saja. Seharusnya dia langsung menemuiku dan bertanya langsung kan? aku juga bisa menjelaskan semuanya. Bukan diam-diam membalas seperti ini." Ivander menatap adiknya dengan sayang dan menghapuskan air mata di pipi Ivannia. Lalu memegang tangan adiknya dan mengusapnya dengan lembut. "Kakak akan melindungi kalian. Tenanglah Ivannia. Semuanya akan baik-baik saja. Oke?" kata Ivander membelai bagian belakang kepala Ivannia.
Ivannia mengangguk dan terus menunduk. Ia tersenyum samar dan senyumnya hampir tak terlihat.
"Tuhan sungguh Maha Baik. Dia tidak membiarkan aku berlama-lama mencintai orang yang salah. Pengalaman pahit ini kini menuntunku pada kedewasaan. Aku melihat alasan yang benar mengapa sebuah perpisahan harus terjadi bahkan dengan cara yang sangat menyakitkan seperti sebuah pengkhianatan. Aku menyadari bahwa kisah cinta yang berakhir tidak bahagia sesungguhnya bukanlah sebuah akhir cerita . Maka aku akan berjalan ke arahnya dengan senyum terkembang. Bukan lagi air mata kesedihan yang akan tumpah, melainkan hanya sebuah tangis haru penuh syukur."
Ivannia mengangkat kepalanya dan menatap Ivander. Ia menarik bibirnya untuk tersenyum. Ya Ivannia akan membuka lembaran baru dengan kisah yang lebih baik dan tidak ada kesedihan lagi.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
💌BERIKAN LIKE DAN KOMENTARMU💌
💌 BERIKAN VOTEMU 💌
💌 BERIKAN BINTANGMU 💌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Nana Grace
Mantap thor
2021-08-18
0
Viviana Friska 💖
Semangat thor
2021-07-28
0
Viviana Friska 💖
Lanjut aku suka thor
2021-07-28
0