💌 Whisper of love season 2 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
GAVIN AXTON
Gavin sekarang berada di Melbourne. Udara saat ini menjelang masuk musim dingin. Cuacanya bisa 0-17 derajat celcius. Gavin mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang yang terbuat dari bahan untuk melindungi tubuhnya dari cuaca dingin. Setelah itu, Gavin baru memakai kaos, kemeja, lalu jaket bertopi. Tak lupa. Sebelum keluar, Gavin harus melilit leher dengan syal. Ia kerap ‘membeku’ jika tak mengenakannya. Gavin tetap memakai beanie. Kadang-kadang, Ia juga butuh sarung tangan untuk menghindari tangan mati rasa.
Gavin sedikit berlari sambil memakai tas ranselnya. Ia menuju tempat pemberhentian bus. Gavin menghembuskan Napas dan berulang kali mengeluarkan asap dari mulutnya. Sebenarnya asap itu merupakan cairan dari hasil pengembunan karena suhu benar-benar sangat dingin. Ia terus mengejar waktu agar tidak ketinggalan bus.
Sudah empat hari ini Gavin menggunakan bus. Karena mobilnya untuk beberapa hari ini digunakan Levin, adiknya. Mengikuti bos-nya perjalanan bisnis ke keluar kota. Pagi ini Gavin sepertinya benar-benar telat keluar dari apartemennya. Gavin mendapat fasilitas gratis dari perusahaan cabang. Semua di tanggung dari biaya transport dan kesehatan. Tujuan Gavin hendak ke lokasi pelatihan. Ia harus berlari sekuat tenaga melewati dua blok untuk mencapai shelter bus route 250 dan 251. Gavin sangat berharap bus telat satu menit saja, sehingga ia tiba on time di sana. Sesuatu yang sangat diperhatikan dalam dunia profesionalisme di Australia. Benar saja Gavin ketinggalan Bus.
Huftt, Gavin membuang napasnya, benar dugaannya, setelah ia membaca ulang informasi rute dan waktu yang dipajang dekat shelter bus. Ternyata, bus pukul 08.45 pagi sudah berlalu. Terpaksa Gavin menanti yang selanjutnya, pukul 08.54, enam menit sebelum pelatihan akan di mulai.
"Astaga...Ini kesempatan besar untukku mendapat promosi yang baik, kenapa juga aku harus terlambat." Ujar Gavin mendesah panjang. Ia menendang tiang besi yang ada dihadapannya. Cara Gavin membuang rasa kesalnya. Gavin membuang napas panjang.
"Sial..." Gavin menggerutuk lagi. Ia mengusap wajahnya dengan kasar. Tak ada yang perlu disesali toh bus nya sudah pergi. Gavin hanya bisa menunggu bus berikutnya.
Pikirannya jauh menerawang. Ia teringat kembali pada pertemuannya dengan Joevanka. Pertemuan yang tidak pernah ia lupakan dan sampai saat ini. Hubungan pertemanan mereka terjalin begitu baik. Gavin di utus perusahaan anak cabang di Australia untuk melakukan pelatihan di London selama satu minggu. Semenjak ia melakukan pelatihan, tak beberapa lama, Gavin mendapat promosi menjadi manajer di perusahaan anak cabang. Dan sekarang ia juga masih berharap mendapat promosi yang lebih baik lagi. Agar ia bisa membantu pengobatan ibunya. Sampai saat ini Gavin belum bisa melakukan operasi jantung untuk ibunya. Mengingat biaya operasi membutuhkan biaya yang banyak. Perjuangan hidup, setelah ayahnya meninggal. Gavin berusaha untuk menjadi lelaki mandiri dan memenuhi kebutuhan ibu dan dua adiknya. Berulang kali ibunya ditipu oleh orang yang tidak bertanggungjawab, membuat Gavin tidak mudah mempercayai orang lain. Dia hanya percaya atas pertolongan Tuhan dalam hidupnya. Kehidupan yang menyedihkan dan membuatnya kuat sampai saat ini.
Bus yang ditunggunya tepat berhenti di hadapannya. Gavin naik dan menempelkan kartu elektronik. Lalu mengambil kursi yang masih kosong. Bus kembali berjalan. Gavin memandang ke arah jalan. Udara dingin terasa menusuk sampai ke tulangnya. Tapi hal itu sudah biasa ia rasakan. Pandangannya terus mengarah ke jalan. Ia kembali mengingat Joevanka. Wanita yang merubah dunianya, namun wanita yang tidak bisa menerima cintanya. Kini ia telah menemukan cinta sejatinya. Tidak lain adalah seorang direktur dimana ia bekerja. Lelaki yang mempunyai kekuasaan. Fakta mengejutkan, ternyata mereka saling mencintai dalam waktu cukup lama. Sungguh ia tidak berhak atas Joevanka. Ia bukan tipe lelaki brengsek yang merusak hubungan seseorang hanya karena ia mencintai. Toh Joevanka juga tidak pernah memiliki rasa untuknya. Ia tetap menganggap Gavin hanyalah sebagai kakak saja.
Tiba-tiba ia di sadarkan dari bunyi notifikasi pesan dari ponselnya. Gavin membuka ponselnya dan melihat beberapa pesan WhatsApp dari Joevanka. Ia di lamar pak direktur. Ia tersenyum, tidak tahu apa arti senyumannya itu. Apakah senyum kepahitan atau senyum bahagia. Yang jelas,hanya Gavin yang tahu.
Gavin tiba dan turun di tempat tujuan. Ia harus menekan tombol yang tersedia pada semua tiang penyangga di dalam bus. Gavin turun dari bus dan langsung berlari ke tempat dimana Gavin mengikuti pelatihan.
⭐⭐⭐⭐⭐
Amber terus mengikuti Ivannia, sahabat yang kejam. Tidak mau menjodohkannya kepada Ivander. Yang tidak lain adalah kakak dari Ivannia. Hatinya sakit setiap memikirkan lelaki ganteng itu.
"Ayolah... Vania, aku rasa masih ada kesempatanmu untuk menjodohkan aku dengan Ivander. Wajah kakak mu benar-benar mangalihkan duniaku, kau tau itu? astaga..." keluh Amber dengan wajah lesu.
"Hanya membayangkan wajah Ivander saja aku bahagia Vania. Jodohkan aku lagi ya! " Rengek Amber memohon.
"Astaga, kau masih membahas itu?" Ivannia tiba-tiba berhenti.
BRUKKK!
Amber menyambar punggung Joevanka. "Aaww..." Keluh Amber sambil mengusap dahinya.
Ivannia bersedekap memeluk tangannya di dada. Wajahnya berubah kesal. Ia memalingkan wajahnya ke arah Amber.
"Ivander sudah kembali dengan pujaan hatinya, Amber. Tidak ada kesempatan untukmu lagi. Jadi jangan tanya lagi masalah itu. Jika kau membahas itu lagi, jangan harap kau bisa datang ke kantorku. Kau mengerti! " Ancam Ivannia kembali berjalan menuju ruangannya.
Jesicca bangun dari duduknya ketika melihat bos-nya berjalan ke arahnya. "Selamat siang bu! " Sapa Jessica tersenyum ramah.
"Selamat siang Jess..." Jawab Amber memandang sekilas kepada Jessica. Sementara Ivannia terus berjalan dan memasuki ruangannya. Ia duduk di kursi empuk yang beroda empat itu.
"Aku tidak percaya, bukankah kau sendiri yang mengatakan kalau wanita yang pernah tinggal di rumah mu sudah hilang ingatan? Mana mungkin dia mengingat Ivander." keluh Amber langsung mengambil duduk di sofa. Ia sepertinya belum mau menyerah.
"Ingatannya sudah kembali." Jawab Ivannia menjawab ketus. Ia menatap berkas-berkas untuk ia tandatangani hari ini.
"Apa? " Mata Amber membulat sempurna. "kau serius Vania?"
"Apa aku terlihat bercanda?" Kata Ivannia menopang dagunya dengan tangannya sambil memandang Amber. "Mereka kembali menjalin hubungan. Jadi berhenti memikirkan kakakku. Oke..." Kata Ivannia kembali menatap pekerjaannya.
"Aku putus cinta.." teriak amber histeris dan seperti dibuat-buat.
"Hei... siapa yang putus cinta? Kak Ivander tidak pernah mengatakan cintanya Amber, Cih... dan kalian tidak pernah menjalin hubungan." Ujar Ivannia menggeleng.
"Kau jahat Ivannia, aku sahabatmu, dasar tega kau..." Kata Amber dengan wajah mengerucut sedih.
"Siapa yang tega, kau yang terlalu berlebihan. Sudahlah kita jangan membahas kak Ivander lagi. Aku yakin kak Ivander sudah tidak fokus bekerja karena dua wanita cantik terus membicarakannya." Ucapnya tersenyum simpul.
"Aku belum bisa terima Ivannia." Keluh Amber dengan wajah memelas.
Ivannia hanya terkekeh, Amber benar-benar mencintai Ivander. Tapi dia tidak bisa memaksa kakaknya. Walau sebelumnya, ia sudah berusaha berbagai cara untuk mempertemukan mereka. Tapi kak Ivander bertahan dengan cintanya. Kekuatan cinta dapat membuktikan semuanya. Semenjak Joevanka pergi dan mereka tidak mengungkapkan perasaan masing-masing, mereka lebih menyadari dan mudah memahami kekuatan cinta. Cinta dapat menguatkan atau melemahkan mereka. Dan sekarang terbukti, mereka bersatu kembali. Ehmm cinta adalah sesuatu yang indah. Ivannia sangat berharap hubungannya dengan Mario juga seperti kisah cinta daddy dan kakaknya Ivander.
"Vania? Kau masih berhubungan dengan Mario cois?" Tanya Amber mencairkan suasana, karena lumayan lama mereka terdiam. Ia menatap serius ke arah Ivannia.
"Ehmmm..." Ivannia menjawab dengan menggumam. Ia tidak memandang ke Amber. Dia asyik membubuhkan tanda tangan nya di atas kertas putih yang berisi pinjaman nasabah.
Ivannia mengangkat wajahnya, memandang ke arah Amber. "Sudah ribuan kali kau mengatakan itu Amber." Ucapnya dengan datar.
"Aku tidak tahu, apakah aku salah atau bukan. Dua hari yang lalu aku melihat Mario memasuki hotel bersama seorang wanita."
"Sudah lah Amber, aku bosan mendengar itu,"
"Kau begitu mencintai Mario, sampai kau tidak mempercayaiku Vania. Aku sudah berulangkali melihat Mario membawa wanita."
"Aku lebih mempercayai Mario,"
"Dasar cinta membutakan kau Vania, Huftt...suatu hari kau akan tahu kebenaran, bagaimana kekasihmu itu sebenarnya."
"Sekarang kita pulang. Kita akan shopping, untuk menghilangkan pikiran negatif mu." Kata Ivannia bangun dari duduknya setelah selesai menandatangani semua berkas yang ada di atas mejanya.
"Ayo siapa takut." Kata Amber tersenyum sambil mengambil tas. Mereka saling melempar senyum keluar bersamaan dari ruangan Ivannia.
Melihat bos-nya keluar, Jessica bangkit dan membungkukkan badannya untuk memberi hormat.
"Kau sudah bisa pulang Jesicca, tapi setelah kau membereskan mejaku."
"Baik ibu Ivannia. Selama sore! " Ucap Jessica tersenyum menahan tubuhnya tetap dengan posisi memberi hormat.
"Sampai bertemu besok Jessica." Kata Amber melambaikan tangannya.
Mereka berjalan seirama. Ke-dua wanita ini sama-sama memiliki karier yang baik. Mempunyai jabatan penting di Bank xx. Mereka selalu mengandalkan propesional. Terlihat dari langkah dan postur tubuhnya yang tegap jika berjalan namun tetap elegan. Irama hells yang sengaja ditempokan indah. Membuat kehadiran mereka di kagumi bagi siapa saja yang melihatnya terutama kaum Adam menggilai mereka. Mereka berjalan sambil melempar senyum. Persahabatan mereka bisa dikatakan semenjak mereka duduk di bangku SMA. Bagi Ivannia persahabatan adalah hubungan pertemanan yang selalu ada saat suka maupun duka. Meski pun dalam kondisi terpisah jarak. Ah..tapi mereka tidak pernah terpisah kok. Sehati, bahkan mereka bekerja di BANK yang sama namun cabangnya berbeda. Menurut Amber sendiri, Ivannia adalah seorang sahabat yang tulus. Terbukti persahabatan mereka sudah terjalin begitu lama. Walau Ivannia dikenal sangat keras kepala dan jutek.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
💌BERIKAN LIKE DAN KOMENTARMU💌
💌 BERIKAN VOTEMU 💌
💌 BERIKAN BINTANGMU💌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Nana Grace
mantapp
2021-08-18
0
Viviana Friska 💖
Aku suka
2021-07-28
0
Viviana Friska 💖
Gavin 😘😘😘😘😘💎
2021-07-28
0