Naufal dan Yasinta sama- sama berada di dalam mobilnya setelah sampai di tempat parkiran. Naufal mulai menjalankan mobilnya menunggu di depan. Yasinta mengikuti mobil Naufal yang sebelumnya sudah ditunjukkan Naufal bahwa mobilnya pajero putih dengan platnya yang cantik.
Mereka mulai melajukan mobilnya ke suatu tempat secara beriringan.
" Yasinta! Dari dulu kamu masih cuek dengan semua orang termasuk pria yang hendak mendekati kamu. Namun ini sangat tumben sekali, apakah kamu sedang ada masalah dengan rumah tangga kamu terlihat wajah kamu sedari ketemu tadi tidak ada keceriaan sama sekali. Kamu pasti mau bercerita dengan aku bukan?" pikir Naufal seperti psikolog yang handal.
Naufal menjalankan mobilnya dengan pelan. Ini membuat Naufal semakin geregetan karena Yasinta pun menjalankan mobilnya juga sangat pelan. Naufal akhirnya masuk ke sebuah hotel yang tidak lain adalah salah satu miliknya. Hotel yang cukup mewah dengan fasilitasnya. Tanpa berpikir panjang, Naufal masuk ke halaman parkir di hotel itu. Yasinta mengikuti mobil Naufal tanpa ragu.
Naufal keluar dari mobilnya lalu berjalan mendekati mobil milik Yasinta. Yasinta membuka kaca mobilnya.
" Yasinta! Parkir kan mobil kamu disini saja yah, dan masuklah ke mobil aku.Kamu biar lebih aman bersama aku ke kafe yang aku maksud." kata Naufal. Yasinta akhirnya menutup kembali kaca mobilnya dan menguncinya. Yasinta keluar dari sana dan masuk ke mobil milik Naufal.
" Maaf yah! Jadi ribet gini. Masalah nya lihat kamu nyetir mobilnya macam masih belajar aja." nilai Naufal.
" Eh?? Maaf! Aku sudah lama sekali tidak nyetir mobil aku ini. Jadi agak kaku jika nyetir malam- malam begini. Maaf yah!" kata Yasinta.
" Jadi benar kan? Aku tidak salah nilai. Aku tadi geregetan habis nungguin kamu terus nyetir nya lambat banget." kata Naufal jujur.
" Ya sudah! Kita kemana?" tanya Yasinta ngikut aja.
" Ketempat yang aku bilang tadi. Kafe, aku mau banyak ngobrol dengan kamu." kata Naufal.
" Hem, tapi apakah mobil aku aman parkir di hotel itu?" tanya Yasinta.
" Jangan khawatir! Itu hotel milik aku kok." jawab Naufal jujur.
" Oh!!" sahut Yasinta.
" Kamu pasanglah sabuk pengaman nya. Apakah aku yang harus memasang nya? Atau kamu akan bilang kembali, sudah lama tidak memasang sabuk pengaman di mobil?" ucap Naufal bercanda.
" Itu juga termasuk! Aku kalau ke pasar selalu naik motor." cerita Yasinta jujur.
" Lalu? Apakah kamu tidak pernah jalan- jalan bepergian naik mobil bersama suami kamu, padahal kalian punya mobil. Aku yakin itu." kata Naufal dengan candaan nya.
"Itu pun juga benar adanya. Aku selama menikah tidak satu kali pun jalan bersama dengan suami aku. Ketika ke tempat mertua aku pun aku dijemput oleh sopir kantor. Lalu kita ketemu di sana. Pulangnya aku bisa naik taksi, atau kadang di antar oleh ibu mertua aku." cerita Yasinta.
" Apa? Kamu bercandanya sungguh-sungguh tidak lucu." sahut Naufal yang tidak percaya akan ocehan Yasinta itu.
" Bagaimana dengan kamu? Rumah tangga kamu dengan istri kamu?" tanya Yasinta akhirnya.
" Aku? Aku sih kebetulan sudah berstatus duda." jawab Naufal jujur.
" Oh maaf!" sahut Yasinta.
" Tidak apa- apa. Aku duda karena memang istri aku meninggal dunia ketika melahirkan anak kami yang pertama." cerita sedih Naufal.
" Innalillahi! Aku ikut berduka cita yah." kata Yasinta.
" Mungkin ini sudah takdir istri aku. Dan akhirnya aku pun ditakdirkan menjadi duda karena ditinggal meninggal oleh istrinya." kata Naufal dengan sedih.
" Aku lebih menyukai cerita seorang laki-laki yang berstatus duda karena istrinya meninggal dibanding status duda karena perceraian." ucap Yasinta.
" Hahaha." Naufal tertawa.
" Kamu tertawa padahal hati kamu menangis, Naufal." sahut Yasinta.
" Begitu yah! Tapi aku bahagia bisa bertemu dengan kamu dan bisa ngobrol banyak dengan kamu." kata Naufal jujur.
" Syukurlah kalau begitu!" sahut Yasinta.
" Nah itu kafe nya!" kata Naufal lalu masuk ke parkiran dimana kafe itu berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments