Hari-hari akan di lalui penuh kesedihan, muram, penuh sesak sesakit hati. Mungkin saja untuk mu dan untuk nya tidak demikian. Mungkin saja, kalian akan bisa menikmati indahnya hidup karena bisa bersama.
Kau akan temukan langit sedih dan jatuh cinta pada bumi. Sesekali air hujan itu jatuh dalam bejana yang asing dan tak dikenali. Sayangnya kau tidak bisa ikut campur dalam kesedihan ini, Kau hanya perlu peduli, ketika semua itu terjadi. Aku, kamu dan madu ku. Dan aku harus merelakan semua itu, berbagi suami dengan wanita itu. Wanita yang hendak kau datangkan di istana ini.
Di dalam kamarnya Yasinta sendirian sambil menikmati tayangan drakor. Sesekali tangannya mengusap air matanya yang keluar dari kedua ujung matanya. Yasinta terisak- isak dalam tangisnya. Yasinta bukan sedih akan nasibnya melainkan karena terbawa suasana dan perasaan nya melihat tayangan drama Korea yang bikin menguras emosi. Cerita mengenai percintaan dan hadirnya orang ketiga dalam sebuah hubungan. Tentu saja Yasinta ikut bawa perasaan ditambah dirinya yang selalu kesepian. Bagi dirinya dia mempunyai suami namun seperti tidak punya suami. Posisi nya di dalam istananya itu hanyalah sebagai pelengkap saja. Dirinya pun, sekali saja tidak pernah disentuh oleh suaminya yaitu Pradana. Yasinta masih perawan dengan status menikah.
Waktu sudah mulai larut. Yasinta sudah mulai meredup matanya. Kabar mengenai suaminya yang berusaha mencari kekasihnya itu, belum juga memberikan kabar. Pradana belum juga kembali ke rumah. Sudah hampir tiga hari Pradana di luar rumah untuk urusan itu. Bagi Yasinta, ini sudah menjadi biasa tatkala Pradana tanpa memberikan kabar kepada dirinya. Yasinta sungguh sadar dan sangat menyadari bahwasanya dirinya masih belum di anggap istimewa oleh Pradana. Sehingga hanya sekadar memberikan kabar kepada dirinya saja itu tidak penting bagi Pradana.
Pelan- pelan mata Yasinta meredup. Sedangkan tayangan televisi itupun masih saja menyala. Tiba-tiba suara klakson mobil terdengar nyaring. Yasinta tersentak tiba-tiba dan bergegas bangun dari pemba ringan nya. Yasinta berjalan keluar rumah itu, dan berdiri di depan teras rumah menyambut kedatangan suami nya tersebut.
" Mas!" sapa Yasinta ramah kepada Pradana.
" Maaf, aku membangun kan kamu!" sahut Pradana. Tangan kokoh itu diambil oleh Yasinta lalu dengan paksa dicium punggung tangan milik Pradana itu oleh Yasinta.
" Kamu tidak perlu memperlakukan aku dengan baik seperti itu. Aku pun masih belum menganggap kamu sepenuhnya istri aku." ucap Pradana sambil masuk ke dalam rumahnya. Yasinta hanya menarik nafasnya berusaha sabar dengan posisi nya saat ini. Mungkin saja, perlu waktu supaya dirinya bisa dianggap sebagai istri dari Pradana.
" Aku buatkan teh panas atau kopi, mas!" tanya Yasinta yang berusaha ingin tetap melayani suaminya itu.
" Terserah kamu!" sahut Pradana sambil membuka sepatu dan kaos kakinya.
" Baiklah! Akan ku buatkan kopi saja yah, mas?" ucap Yasinta sambil ke belakang menuju dapur rumah itu.
Yasinta berjalan sambil memikirkan sesuatu hal. Apakah kepergian Pradana itu membuahkan hasil. Pradana menemukan kekasihnya yang menghilang di kota ini. Mungkin saja Yasinta ikut bahagia jika kabar baik akan diungkapkan oleh suaminya itu. Secangkir kopi itu pun sudah Yasinta buatkan. Ia letakkan di atas meja. Sedangkan Pradana masih duduk bersandar di kursi sofa ruangan itu. Pelan- pelan Yasinta ikut duduk berhadapan dengan Pradana. Pradana tampak letih dan lelah. Yasinta hanya mampu menatapnya tidak berani jika harus menawarkan pijatan atau sekedar perhatian yang lainnya.
"Aku akan menikah dengan Mandala. Aku sudah menemukannya." kata Pradana sambil tersenyum walaupun wajahnya terlihat letih dan capek. Namun raut wajahnya terlihat begitu bahagia bisa bertemu dan menemukan wanita yang sangat ia cintai itu.
Yasinta ikut membalas senyuman dari Pradana. Betapa bahagianya Yasinta bisa melihat wajah laki-laki itu penuh kebahagiaan karena bisa bertemu dengan wanita yang dicintai nya. Yasinta baru kali ini melihat wajah Pradana dengan senyuman tidak dipaksakan.
" Syukur lah, mas! Kamu menemukan wanita yang kamu cinta itu." sahut Yasinta berusaha menyembunyikan getir di hatinya.
" Mandala sedang mengandung anak aku. Aku harus bertanggung jawab atas semua perbuatan aku. Kami melakukan nya dengan penuh rasa cinta. Akhirnya kami diberi buah dari cinta kita." cerita Pradana tanpa menghiraukan perasaan dari Yasinta. Bagi Pradana Yasinta adalah orang lain yang tinggal bersama dengan dirinya. Status pernikahan itu hanya formalitas dan tuntutan dari orang tua masing-masing.
" Jadi, kapan menikah nya mas?" tanya Yasinta dengan suara pelan, takut jika suaranya terdengar bergetar karena rasa sesak dan sedihnya.
" Secepatnya! Aku akan menyampaikan hal ini pada papi dan mami aku. Dan kamu seharusnya ikut memberikan ijin kepadaku untuk menikahi Mandala tanpa harus bercerai dengan aku." kata Pradana.
" Tentu saja, mas! Aku akan memberikan ijin itu. Lagi pula, anak kamu menjadi anak aku juga. Mandala sudah mengandung anak kamu."ucap Yasinta pelan sambil berusaha menatap ke arah Pradana.
" Bagus!" sahut Pradana sambil tersenyum puas.
" Papi dan mami pasti akan gembira mendengar kabar baik ini. Mereka akan segera mendapatkan seorang cucu dari Mandala." kata Pradana sambil tersenyum bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments