Di gubuk itu pun, akhirnya Pradana menemukan Mandala.Pradana melihat seorang wanita yang berperut buncit sedang duduk di kursi kayu depan rumah. Di samping nya ada segelas teh dan ubi rebus di atas piring. Terlihat mata wanita itu sedikit cekung. Guratan kesedihan ada di balik wajah cantiknya. Pradana masih di dalam mobilnya, melihat dibalik kaca samping mobilnya. Wanita itu terlihat menatap mobil yang berhenti tidak jauh dari depan pekarangan rumahnya. Wanita itu mungkin saja bertanya- tanya, siapa gerangan yang hendak bertamu di rumah nenek nya itu.
Pradana pelan- pelan keluar dari dalam mobilnya. Pandangan nya masih fokus melangkah ke arah wanita yang duduk menantinya. Betapa terkejut nya wanita itu tatkala melihat Pradana yang tiba- tiba ada di hadapan nya dan lalu memeluk dirinya dengan penuh kerinduan.
" Mandala! Akhirnya aku menemukan kamu disini!" kata Pradana sambil mengusap lembut kepala milik Mandala. Mandala hanya diam menikmati kehangatan pelukan itu. Dirinya masih tidak menyangka. Ayah dari anak yang dikandungnya itu bisa berada di tempat itu.
" Apakah aku sedang bermimpi?" ucap Mandala seperti berbisik.
" Tidak sayang! Ini aku, Pradana kekasihmu." sahut Pradana sambil merenggang kan tubuhnya dari tubuh Mandala. Pradana mengusap lembut pipi kanan dan kiri milik Mandala. Lalu beralih ke perut buncit milik Mandala.
" Ya Tuhan! Kamu sangat jahat, Mandala. Meninggalkan aku setelah kejadian itu. Betapa aku susah untuk melupakan kamu. Dan kini, kamu pun mengandung anakku, tidak mau menemui aku." kata Pradana.
" Untuk apa, Pradana? Bukankah kamu sudah bahagia menikah dengan wanita pilihan kedua orang tua kamu?" sahut Mandala sambil menahan getir hatinya.
" Tidak! Kamu sangat keliru. Aku sudah sekian lama mencari keberadaan kamu, sayang!" ucap Pradana.
" Aku disini baik- baik saja kok." sahut Mandala.
" Tidak! Kamu bohong! Kamu pasti menderita dengan aib ini bukan? Aku akan secepatnya menikahi kamu sayang." ucap Pradana.
" Jangan! Bagaimana dengan istri kamu?" tanya Mandala.
" Aku tidak peduli! Dia mau tidak mau harus menerima kenyataan kalau aku harus menikahi kamu." kata Pradana nekat.
" Baiklah! Buktikan dan bawa istri kamu kemari jika kamu ingin menikahi aku. Aku tidak ingin kamu melakukan keputusan ini tanpa sepengetahuan istri kamu, Pradana." kata Mandala menantang.
" Baik! Besok aku akan mengajak Yasinta kemari." sahut Mandala.
" Eh??" kata Mandala sangat terkejut dengan kata-kata Pradana itu.
" Kamu gak percaya? Pasti Yasinta akan mengijinkan aku menikahi kamu. Karena Yasinta sangat mencintai aku dan aku rasa tidak mau bercerai dengan aku." cerita Pradana.
" Pradana! Jangan! Jangan lakukan itu! Aku tidak mau istri kamu terluka dan tersakiti oleh ini." sahut Mandala.
" Aku rasa lebih terluka dan sakit itu kamu, sayang! Kamu menjadi tersingkir karena Yasinta. Karena Yasinta kita jadi tidak bisa menikah." ucap Pradana.
" Yasinta tidak bersalah. Ini perjodohan karena kedua orang tua kalian." sahut Mandala.
" Tetapi jika Yasinta menolak nya, pasti hal ini tidak akan terjadi bukan. Dan kita bisa hidup bahagia." kata Pradana.
" Pradana!" gumam Mandala yang akhirnya mendudukkan pantatnya di kursi kayu kembali.
" Mandala! Aku bahagia bisa menemukan kamu disini." kata Pradana sambil tersenyum.
" Dan ini, sebentar lagi aku akan menjadi ayah." tambah Pradana sambil mengusap perut buncit milik Mandala.
Dari kejauhan Nenek Mia datang membawa tasnya. Pandangan masih jauh menduga- duga siapa yang datang berkunjung ke rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments