Rilis 21/05/2020
Revisi 11/10/2020
--------------------------------
Matahari telah terbit dan cahaya bersinar melalui jendela yang menerangi ruangan ini. Aku terbangun, mendengar suara burung di luar. Yun Hea masih tertidur di bawah selimut.
Aku turun dari tempat tidur perlahan agar tidak membangunkan Yun Hea. Menuju jendela untuk melihat langit yang indah dengan cahaya yang dipancarkannya. Aku tarik tirai jendela ini, cahaya segera mengisinya. Aku sangat menyukai ini.
Hangatnya.
Aku mengulurkan tangan saya ke sinar matahari. Aku selalu bertanya-tanya apakah aku juga bisa diterima dengan bahagia seperti matahari karena cahayanya. Itu membuatku ingin melakukannya.
Arora mengeluarkan cahaya indah yang keluar dari tangan kanannya. Cahaya itu menunjukkan perasaannya saat ini.
"Arora?"
Arora terkejut dan segera menghentikan tindakannya. Ternyata Yun Hea sudah terbangun.
"Apakah eonni terganggu oleh cahaya yang datang?" tanya Arora karena dia telah membangunkannya. Dia bersiap untuk menutupi jendela dan tirai.
"Hm, aniya." Masih terdengar lemas. "Itu terasa hangat. Biarkan."
Terlihat senyuman dari Arora. "Aku akan mandi dulu, eonni."
"Ne."
...***...
Di kediaman kamar Ji Ah dan Mi Sun. Mereka bangun sangat pagi dibandingkan dengan Arora dan Yun Hea. Karena mereka tertidur sangat awal, merasa lelah. Ji Ah dan Mi Sun sangat rapi, mereka terlihat segar karena sudah mandi.
Ketika mereka ingin keluar dari ruangan ini untuk bertemu dengan yang lain. Mereka sangat ragu, tetapi mereka memberanikan diri.
Ji Ah perlahan membukanya sedikit untuk melihat keadaan di luar dari celah pintu yang ia buka. Dan ternyata.
"Ha-llo? Good morning."
Kami tidak sengaja mendapati kakaknya Arora yang tengah melewati kamar ini. Setelah tertangkap basah, Ji Ah langsung membuka pintu sangat lebar.
"Ah annyeonghaseyo," ucap Ji Ah menjawab sapaan kakak Arora itu.
"Annyeonghaseyo," lanjut Mi Sun.
Jika kalian melihat Abe. Dia sangat tinggi dan bisa mengatakan dia terlihat tampan. Dia sangat mirip dengan Arora dengan versi prianya. Namun hanya berbeda untuk lensa matanya, ia tidak memiliki lensa mata berwarna biru seperti Arora.
Perbedaan usia Abe tidak terlalu jauh dengan adiknya, Arora. Abe berusia 25 tahun. Dan yang kita ketahui saat ini dia sedang menempuh pendidikan untuk melanjutkan pendidikan sarjana (S2) di salah satu universitas di sini. Pada tahap akhir dia akan lulus.
Adik perempuannya itu udah pintar. Apalagi dengan kakaknya yang melanjutkan sekolah. Betapa pandainya mereka. Mereka sangat mengagumkan.
"Do you want to meet Ara?" tanya Abe.
"Yeah .." seru Mi Sun.
Dan Ji Ah mengangguk, ia tidak terlalu percaya diri dengan bahasa Inggrisnya walaupun ia sebenarnya bisa.
"Kalian langsung saja ke sana dan masuk, tak apa," kata Abe tersenyum.
"Kamsahamnida," seru Ji Ah.
Mi Sun tersenyum malu. "Kami permisi."
"Silahkan," seru Abe.
Mi Sun dan Ji Ah bergegas pergi menuju kamar Arora. Namun.
"H-m tunggu, Ji Ah kan?" panggilnya.
Ji Ah pun mendengarnya, dan membalik arah. "Ne?"
Mi Sun pun ikut berhenti dan jaraknya sedikit lebih jauh dari Ji Ah dan Abe. Mi Sun menunggu untuk melanjutkan kembali langkahnya.
Namun saat memanggilnya, Abe malah bingung untuk berbicara kembali. Jantung berdebar kencang. Saat Ji Ah sempat menatapnya dengan senyuman indah.
Ada apa denganku? Kenapa kau jadi seperti orang bodoh. Dalam hati Abe memegang dadanya.
Abe tidak bisa berkata-kata. Ia tersenyum melihat senyum itu.
"Abe-ssi?" sahut Ji Ah.
Abe pun tersadar. "Hem nein, nein (Tidak, tidak)"
Ji Ah terheran-heran. Ia tersenyum dengan kebingungan dan membungkuk untuk pamit dari sini. "Permisi."
Abe tersenyum mengiyakan.
.
.
.
🕊️🎶
Bersambung ...
^^^ Epilog________^^^
Malam kedatangan adiknya bersama para member.
"Raul. Kamu jemput putri saya bersama teman-temannya di bandara. Mereka akan segera sampai."
"Baik, Tuan Meier."
"Tunggu sebentar!"
"Ada apa Abe?"
"Papa, biarkan aku yang menjemput mereka."
"Warum? (Mengapa?)"
"Mm nicht. Aku ... aku ingin segera bertemu dengan adikku."
"Baiklah. Kau boleh menjemputnya."
"Danke Papa."
Abe yang menawarkan diri untuk menjemput Arora dengan member lain. Mobil sudah tiba melintasi mereka yang tengah berdiri menunggunya.
Tatapan Abe tertuju pada sosok gadis berambut purple. Ia tidak bisa melepaskan pandangan darinya. Cinta pertama bersemi kembali di benaknya.
Sesampainya di rumah.
Mereka sudah berada di kamar untuk istirahat.
Tapi saat pekerja di rumah ini membawa nampan.
"Apa itu untuk teman-teman Ara?" Abe menghentikannya.
"Richtig, Sir. (Benar Tuan Abe)"
Abe merebut nampan itu. "Biar aku yang memberikannya pada mereka." Abe tersenyum lalu pergi.
Di depan pintu kamar tamu.
Abe merasa gugup ia masih berdiri diam menatap pintu itu.
Dia menghela nafas. Dan. Tok Tok Tok.
Sosok yang diharapkan muncul di depan matanya.
"Hallo. I just wanted to carry this for you ..."
Masih berpikir. Aku ingat wajahnya lupa dengan namanya. Ahh!
"Ji Ah and Sun."
Ji Ah tersenyum. "Ne. Gomawo." Ji Ah mengambil nampan itu.
Abe tersenyum senang. Dia masih berdiri untuk beberapa detik. "Good night."
"Nee."
Abe lalu pergi. Ketika pintu kamar itu tertutup. Abe kegirangan sampai-sampai dia menari-nari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Mampir lagi kak, semangat 😊
2020-12-01
1
Yhu Nitha
like3
2020-08-29
1
Mutie Cutie
aku boom like thor. dan rate 5. semangat ya... mampir lagi ya
2020-08-24
1