Anin sudah sampai di kafe x. Dia duduk di meja pojok. Dia mengeluarkan hp nya dan mengetik chat untuk seseorang.
Me : saya sudah di dalam kafe. Meja pojok sebelah kanan
Bagas : tunggu bentar, lagi parkir motor
Me : oke 😉
Anin memasukkan hp nya kembali ke dalam tas. Seorang pelayan datang menghampiri.
"Mau pesen apa mbak? Ini menunya, silahkan dilihat dulu" kata pelayan itu menyerahkan buku menu sambil tersenyum
"Makasih mas, bentar ya. Saya pesen..."
"Maaf telat, Anin kan?"
Anin mendongak, matanya bertatapan lagi dengan manik coklat itu. Anin mengedipkan matanya berulang, dilihatnya lagi untuk memasktikan bahwa yang sedang di hadapannya adalah orang yang hampir saja menabraknya dengan anak kecil tadi.
"Kamu??!" Kata Anin dan Bagas bersamaan sambil menunjuk muka masing masing.
"Maaf ya, kamu ngapain disini? Minggir saya lagi janjian sama orang!" ketus Anin mengusir Bagas
"Enak aja main usir. saya disini juga janjian sama orang! Kamu aja yang pergi"
"Diiiiihhhh, siapa dia ngusir ngusir. Yang sampe disini duluan saya, kenapa nggak situ yang cari bangku lain?"
"Ehem ehem, permisi mbak mas. Mbak janjian dengan siapa dan mas juga janjian dengan siapa? Nanti kalo ada orangnya datang bisa langsung saya tunjukkan meja nya" pelayan itu menengahi pertikaian mereka.
"Anin"
"Bagas" sahut mereka hampir bersamaan dan menoleh karena namanya disebut
"Nah, berarti udah ketemu ya mas mbak orangnya yang ditunggu. Silahkan duduk mas" kata pelayan itu sambil menahan tawa.
"Jadi mbak pesen apa?"
"Saya pesen potato cheese stick nya 1, minumnya dalgona coffe"
"Saya samain aja mas!" jawab Bagas kepada pelayan yang hendak menanyakannya.
"Baik, jadi pesanannya 2 potato cheese stick dan 2 dalgona coffe ya? Gak mau pilih yang paket romantis aja mbak? lebih hemat untuk pasangan"
"Gak mas! kami bukan pasangan!" celetuk Bagas
"Baik, saya permisi dulu" pelayan itu pamit sambil menahan tawa
"Kenalin aku Anin, Anindya Wijaya umur 25 tahun mahasiswa jurusan DIV kebidanan" kata Anin memecahkan kecanggungan yang sedang terjadi sambil menjulurkan tangannya.
"Bagas, Bagas Ardhitama, 30 tahun, Tentara" sahut Bagas sambil menerima uluran tangan Anin.
"Langsung aja ya sambil nunggu makanan datang. Sebelumnya aku minta maaf kejadian tadi. Semoga itu gak mengubah keputusanmu untuk bekerja sama dengan ku"
"Aku juga minta maaf bawa motornya ngebut tadi. Iya, itu gak akan mengubah keputusan untuk kerjasama dengan mu" jawab Bagas sambil tersenyum membuat lesung pipitnya terlihat.
Blushhhh.... Anin yang melihat lesung pipit itu tersipu sendiri. Pipi nya merona melihat itu. Bagas menyadari bahwa Anin sedang mengagumi lesung pipitnya.
"Kamu tu gak pernah lihat orang ganteng apa gimana sih? Tadi di pinggir jalan bengong, sekarang bengong lagi"
"Idihhhh, situ ngerasa ganteng om?"
"Kok om sih, emang setua itu aku nya?"
"Udah, nih proposal kerjasama kita"
"Wihh, profesional juga ya ada proposalnya"
"Iya lah, Anin gitu lhohhhhh"
"Sombonggg"
"Permisi mbak mas ini pesanannya, 2 dalgona coffe dan 2 potato cheese stick ya" ucap pelayan
"Makasih mas" jawab Anin
"Peraturan perjanjian, kontak fisik hanya pegangan tangan, Bayaran harus dibayar lunas? Apaan nih, ini sih nguntungin kamu doang!" tandas Bagas sedikit kesal
"Iya dong, wajib dibayar lunas di awal. Takutnya nanti kamu kabur jadi mohon dilunasi dulu ya"
"Gak, gak bisa. bayar separuhnya dulu dong. Nanti kalo kerja mu gak profesional kan aku yang rugi"
"Gak mau gak papa sih, lupain aja perjanjiannya" jawab Anin yang sudah berdiri hendak pergi namun dicegah oleh Bagas
"Oke oke, aku bayar lunas. Duduk dulu. Yang kontak fisik itu jangan cuma pegangan tangan dong. Mana percaya orang tua aku, lebihin kek"
"Dasar mesum, pegangan tangan udah cukup kali"
"Noh dilihat sekitar mu, ada orang pacaran cuma pegangan tangan? Mereka lebih dari itu, pelukan ciuman..."
"Oke oke, kontak fisik boleh pelukan no ciuman ya. Awas aja kalo lebih!"
"Gitu dong!"
"Untung di kamu rugi di aku dong!"
"Hahaha, punya kaca kan neng di rumah? Dilihat dari atas sampai bawah. Ada yang terlihat menggiurkan? Bahkan wajah kamu itu standar"
Anin kesal mendengar perkataan Bagas. Memang benar yang dikatakan Bagas. Tubuhnya memang biasa saja.
"Jangan salah ya, aku kalo mau dandan cantik kok. Ya.. ya ini kan q emang dandan natural aja. Takutnya kamu beneran kesengsem sama aku bahaya nanti"
"PD nya selangit eman ni anak. Kapan siap ketemu nyokap?"
"Aku bisanya hari Sabtu, karena bulan ini aku harus persiapan sidang tugas akhir"
"Kapan wisuda?"
"Bulan depan"
"Oke minggu depan aku ajak ketemu nyokap bokap. Aku gak bisa lama lama karena masih piket jaga. Selebihnya lewat chat aja ya"
"Oke, baiklah"
"Pamit dulu, biar makanannya aku yang bayar. Kamu pulang sendiri bisa kan?"
Deg... Deg.... Deg.... Jantung Anin berdegup kencabg saat Bagas bertanya seperti itu. Baru kali ini ada yang perhatian dengannya.
"Hmm, makasih"
Bagas meninggalkan Anin yang masih menikmati makanannya.
Emang kalo gak bisa pulang sendiri dia mau nganterin apa? Duh kok jadi tersipu sipu gini siiihh, sadar Nin sadarr.... gumam Anin dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Nah kan belum apa-apa lagi udah di remehkan,Baru juga bersitatap muka udah meleleh duluan,mana cowoknya gak ilfil coba..ckk bikin malu...
2024-05-27
0
Qaisaa Nazarudin
Aku suka baca novel yg peran ceweknya Tegas,judes,dan jual mahal,bukan cewek yg gampang meleleh,atau cewek murahan,Apa lagi cewek yg suka nempel2 dan ngejar2 cowok,gak banget..Di sini Anin ku katagorikan cewek gampang meleleh..
2024-05-27
0
Qaisaa Nazarudin
Lha udah 25 tahun,Ku pikir masih 20-21 gitu..
2024-05-27
0