Kota Paris.
"Apa maksudmu Arland? Kau ingin kembali ke Perusahaan kita di Tanah Air?" Tanya nyonya besar.
Nyonya dan Tuan besar kini kembali khawatir saat anak mereka ingin kembali ke Tanah Air. Tentu saja Arland mengerti apa yang kedua orangtuanya khawatirkan.
"Memangnya kenapa Ma? Bukankah memang aku yang seharusnya berada disana? Kalian tidak perlu khawatir. Aku tidak ada maksud mencari wanita itu. lagi pula sudah lebih daru 7 tahun. Pasti dia kira aku sudah mati. Mungkin saja dia sudah bahagia dengan suami baru dan anak-anaknya. Tidak mungkin dia bertahan menungguku. Apalagi dia tau aku telah berbohong tentang statusku."
Arland berbicara panjang lebar, sedangkan orangtuanya hanya diam mendengarkan.
Kini mereka hanya pasrah. Setelah Arland bangun dari koma, kedua orangtuanya sudah tidak lagi memaksa-maksakan kehendak mereka terhadap Arland. Termasuk mencampuri urusan asmaranya pun. Kini mereka sudah tidak lagi memintanya untuk menikah dengan Feli, karna Arland tidak mau.
Orangtuanya takut kalau-kalau terjadi lagi hal yang tidak-tidak terhadap anaknya itu.
\=\=\=\=
"Lihat saja nanti Glesty. Kau pasti mengira aku sudah mati. Aku penasaran bagaimana reaksimu saat melihat aku dalam keadaan sehat." batin Arland.
Arland seketika mengepalkan tangannya saat mengingat Glesty. Entah kenapa, setiap mengingat wanita itu, Arland merasakan benci dan rindu bersamaan.
Rasa benci karena mendapat kenyataan bahwa Glesty meninggalkannya dalam keadaan sekarat.
Rasa rindu karena perasaan sayang yang masih sama terhadap wanita itu.
\=\=\=\=\=
Ruang Kepala Sekolah Yayasan XX.
"Wah ... bu Glesty, ekspresi apa itu? Anda terlihat sangat tertarik dengan beasiswa itu ?" salah satu wali murid lain menimpali.
"Ibu-ibu, begini ... anak saya berhasil masuk sekolah ini adalah berkat kedua adik saya. Sebenarnya merekalah yang mensponsori anak saya sehingga bisa diterima di Yayasan ini. Tentu saja saya merasa sangat senang jika anak saya mendapatkan beasiswa prestasi." Glesty menjelaskan panjang lebar tanpa bisa menyembunyikan perasaan senang dihatinya.
"Benar-benar tidak jaga image!"
"Terlihat sekali jiwa missquinnya!"
"Cih dia pikir ada orang miskin selain dia yang menyekolahkan anaknya disini?"
"Terlihat sekali dia menyukai gratisan."
(Batin keempat ibu-ibu wali murid tersebut).
"Idih, kok mereka menatap tak suka kearahku? memangnya salah jika aku menyambut baik berita ini?" Glesty ikut membatin.
Kepala sekolah pun mengakhiri pertemuan singkat itu.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Bandara Internasional kota J.
"Akhirnya aku pulang juga"
Arland mengambil ponselnya dan meminta supir untuk menjemput.
"Tuan, saya sudah ada di bandara. Saya menunggu anda sejak tadi. Tuan besar yang mengabari saya-"
telpon terputus.
"Anton, tolong cek rumah itu.
Tanpa banyak bertanya, Anton sang sekertaris sudah tau rumah mana yang dimaksud oleh tuannya.
"Baik Tuan, saya akan membawa detile laporan kepada anda."
"Trima kasih sebelumnya Anton. Kau memang bisa kuandalkan, dan juga kau selalu setia padaku. Aku sangat percaya padamu."
degh
Ada perasaan aneh yg berhasil membuat jantung Anton seperti ditusuk, dan hanya dialah yang mengerti kenapa dengan jantungnya.
Entah bagaimana ekspresimu tuan, jika kau tau yg sebenarnya terjadi. Dan aku belum siap akan hal itu. Gumam Anton, dalam hati.
"Anton, aku ingin langsung ke kantor. Jika kau lelah, kau boleh langsung ke Apartemenmu untuk beristirahat.
"Aku juga ingin langsung ke kantor tuan, sahut Anton.
Supir membawa mereka melaju menuju perusahaan.
PERUSAHAAN GRUP XX
Semua karyawan terlihat mondar-mandir saat ini. bagaiamana tidak. Kabar kedatangan Presedir yang tiba-tiba membuat semua orang panik. Mengingat boss yang datang ini adalah atasan yang telah lama tidak muncul, mereka melakukan yang terbaik, tidak ingin ada yang kurang sedikitpun.
Bukan berarti selama ini mereka bekerja sesuka hati, akan tetapi mereka ingin memastikan segalanya sempurna.
Mulai dari kebersihan seluruh ruangan dan koridor yang akan dilewati oleh pimpinan, kerapian, tata letak tempat sampah, vas bungan dan sebagainya. Semuanya itu harus terlihat sempurna.
**
Clek, Pintu Ruangan Presedir terbuka. Nampaklah seorang lelaki muda berusia 29th tengah duduk di kursi kebesaran Presedir.
"Slamat datang pak Presedir."
Devan berdiri dari duduknya dan menghampiri Arland.
"Wah ternyata kau terlihat sangat cocok berada di kursiku." Ucap Arland sambil menyambut pelukan Devan.
Devan adalah sepupu Arland, di perusahaan ini dia menjabat sebagai Direktur.
Akan tetapi karena Pamannya, (Tuan Besar) memintanya memimpin perusahaan selagi Arland masih terbaring dan pamannya fokus pada kantor perusahaan di Paris, ia hanya bisa menuruti pamannya.
Semua pemegang saham dan direktur lain menyambut baik jabatan sementara diberikan pada Devan.
Bagaimana tidak, Devan sangat dikenal sebagai penggila kerja dan memiliki prestasi yang sangat luar biasa di perusahaan.
"Wah kak. Aku sangat senang kau kembali. Rasanya aku hampir mati berdiri tidak ada waktu istirahat karena menggantikan posisimu."
"Apa katamu? Mati berdiri? Bukankah tadi saat aku masuk kau sedang duduk bersantai? Apa aku salah lihat?" Sindir Arland.
"Hehe.. Aku hanya basa-basi kak. Pokoknya aku senang kak Arland sudah bangun."
"Apa kakak sudah benar-benar baikan?"
"Seperti yang kau lihat." Ucap Arland,singkat.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Alika Salsabila
tadi bilang anak nya udh umur 7 tahun, lah barusan di bilang BPK nya umur 29 tahun, sedangkan waktu nikah BPK nya umur 25, ko umur bisa berkurang mundur banyak yaa, lain kali cermati dulu Thor tulisan nya, seharus nya waktu nikah umur 25 umur anak 7 otomatis umur BPK nya 33 skrg bukan 29
2021-12-28
1
Masiah Firman
Devan pacarnya Lea sepupu Arlan
2021-10-11
1
indhisya 16
up nya jangan lama²ya thor ...jd bc lagi awal dan tengahnya biar inget alur critanya
2021-09-19
0