"Tidak dok, ini lebih penting, lain kali saya akan datang lagi menemui dokter bersama suami saya.
Saya harus mengabari suami saya dulu secepatnya dok." Jelas Glesty
Meninggalkan dokter yang berdiri mematung dan hanya bisa tersenyum melihat tingkah calon ibu muda ini.
"Halo sayang... tumben kamu telfon suami duluan?" Sahut Arland menjawab panggilan telpon dari Glesty.
"Sayang, kamu sedang apa? Dimana? Apa sedang ada penumpang?" Glesty menanyakan tiga pertanyaan dalam satu kalimat.
"Sayang, satu-satu nanyanya. Suami tercinta kamu ini sedang nyetir. Sudah pasti sedang dijalanan. hehehe." Sahut Arland santai.
"Kalau begitu, tolong menepi dulu bisa kan? Dengarkan aku dulu.." Ucap Glesty.
"Tidak bisa sayang.. Aku lagi agak buru-buru nih, nanti dirumah saja ya?" Jawab Arland
"Mau jemput penumpang?"
"Iy, iya, kamu sabar yah, tggu dirumah!"
"Tapi sayang ini sangat penting.. please.." Glesty memohon.
"Oke-oke, kamu mau bilang apa? Aku akan mendengarkan kamu. Tapi aku sambil nyetir ya sayang soalnya lagi dijalan raya." Arland mengalah. Karena kalau Glesty sudah memohon, Arland tidak bisa menolak. Pasti ada sesuatu yang penting yang harus dibicarakan, pikirnya.
"Baiklah,, dengar aq sayang. Sayang kamu akan segera menjadi ....."
Belum sempat Glesty mengatakan apa yang harus di sampaikan kepada Arland.
Tiba-tiba
Brraaakkk.......
Glesty merasa seperti mendengar suara aneh.
"Sa,, sayang... kamu dengar? Suara apa itu tadi?... Sayang... sayang.. kamu tidak dengar?" Glesty mulai panik.
"Arland.... Arlan.. halo Arland..." Panggilnya. Namun, tidak aja jawaban lagi dari suaminya.
"Oh God, Suamiku kenapa? tidak.. dia tidak kenapa-kenapa. Apa yang aku pikirkan? Memangnya apa yang akan terjadi?"
"*Mungkin saja hpnya kehilangan signal atau battrynya habis. Aku tidak boleh memikirkan yang tidak-tidak."
"Lebih baik aq pulang saja dan memaksimalkan kejutan untuk suamiku.. siapin makan malam romantis dirumah*." Glesty berusaha mengatasi rasa paniknya.
Di Halte bis.
Nada dering ponsel Glesty berbunyi. Senyum semangat menghiasi wajah Glesty saat melihat siapa yang menelfonnya.
"Halo sayang.." Glesty menjawab bersemangat.
"Maaf, kami dari kepolisian. Melaporkan pemilik hp ini sedang dibawa oleh ambulan ke rumah sakit XX. beliau barusan mengalami kecelakaan."
"Apaaa.....?"
Glesty seakan merasa ada sesuatu yang mengenai tubuhnya, lututnya menjadi lemas karena bergatar hebat. Senyum semangat yang baru saja menghiasi wajahnya berubah seketika.
"Halo.. Kami menelfon anda karena anda adalah orang terakhir yang menghubunginya. Apa anda mendengar suara kami?"
"Rumah sakit XX itu?" Batinnya.
"Pak tolong antarkan saya ke rumah sakit XX."
Glesty sudah tidak memperdulikan apa suara diseberang sana melalui ponselnya. Ia tidak ingin mendengar penjelasan lebih lanjut tentang kondisi suaminya. Glesty ingin melihat langsung keadaan Arland.
Masih didalam Taxi.
"Oh God, aku mohon kuatkan aku saat ini. Apa yang telah terjadi dengan suamiku? Kenapa dia bisa kecelakaan? Separah apa dia?" Glesty menangis.
Tiba dirumah sakit XX.
"Permisi mbak, mau tanya, apa ada pasien atas nama Arland?"
Perawat saling berhadapan, lalu bertanya..
"Maaf mbak, pasien yang atas nama itu hanya ada Tuan Muda Arlan Adi Wijaya mbak."
"Arlan Adi Wijaya? Iya mbak. Tapi, dia bukan Tuan Muda. Dia adalah suami saya."
Petugas tersebut saling melirik, laku memperhatikan Glesty dari atas sampau ke bawah. "Iya mbak, tapi tidak ada pasien yang bernama Arland selain yang kami sebutkan tadi mbak."
"Mbak mungkin data2nya belum ada tapi dia baru saja dibawa ke rumah sakit ini karena kecelakaan."
"Maka yang anda maksud adalah Tuan Muda Arland Adi Wijaya mbak. Beliau memang baru saja di bawa ke ruang operasi."
"Baik, terima kasih mbak." Glesty masih bingung.
"Aku harus memastikannya." Glesty melangkah menuju ruang operasi yang dimaksud.
Didepan Ruang Operasi.
Hanya ada seorang lelaki yang terlihat seusia Arland.
"Maaf Nona, anda sedang apa disini?" Tanya orang tersebut.
"Maaf mas, mau tanya apa ada orang di ruangan ini yang sedang dioperasi?..
"Benar nona. Itu sebabnya saya ada disini.(ekspresi khawatir)
"Apa orang itu bernamapa Arland?"
"Benar nona."
"Jadi mas ini yang mengantar suami saya ke rumah sakit?"
"Maaf nona? Apa yang barusan anda bilang?🤨 suami?"
"iya" (Glesty mengambil hp dan membuka galeri) "Apa ini orangnya mas?" (menunjukkan foto Arland).
"Apa?( terkejut). iya.. ini orangnya. Tapi bagaimana mungkin saya tidak mengetahui bahwa dia sudah menikah?"
"Apa maksud anda mas? Tunggu. itu tidak penting.. yang ingin ku ketahui saat ini adalah apa suamiku baik-baik saja? Separah apa dia terluka mas?.. Kenapa dia harus dioperasi?"
Glesty merasa begitu bodoh.
Selama ini ia tidak pernah peduli dan tidak pernah memperhatikan dokumen-dokumen pribadi milik suaminya.
"Ia benar.. Aku hanya tau dia bernama Arland. Padahal aku pernah sekali melihat KTPnya, Surat Nikah, dan disana ada nama lengkapnya. Benar, itulah namanya.Tapi kenapa aku malah seperti orang bodoh mempermasalahkan namanya? Batin Glesty.
"Tapi... apa kata petugas barusan? Tuan Muda?"
Lalu siapa laki-laki yang sedang dihadapan Glesty saat ini?
Bersambung...
gaess.. trima kasih telah membaca sampai di bab 3 ini.. wah.. Jangan lupa tinggalkan jejak yah gaes😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
OnyaF
suka ceritanya
2022-07-01
1
OnyaF
Masih beta di sini wkwk
2022-07-01
1
AnnyeongHasyou
semongkooo
2021-07-16
2