Riziel yang baru sampai rumah lalu pergi menuju kamarnya untuk mengganti baju kemudian setelah selesai langsung pergi menuju ruang makan kebiasaan sebelum tidur berkumpul dengan keluarganya.
"Hahhh hari yang melelahkan sekali" Riziel yang berbicara sambil duduk di kursi meja makan.
"Memangnya ada kegiatan apa tadi nak tentang tugas sekolahnya?" Sinta yang duduk di depan Riziel sambil mendengarkannya.
"Hanya kerja kelompok saja tapi teman yang lain ada yang berguna dan juga tidak jadi malah menyusahkan saja" Riziel berbicara kepada ibunya sekaligus berbohong agar tidak di ketahui.
"Wajar sekolah memang begitu nanti bila sudah lulus sekolah dan sudah kerja akan sangat ingin bertemu dengan temanmu di sekolah" sinta yang berbicara kepada Riziel untuk membiasakan diri dengan teman kelasnya.
"Tidak akan pernah sampai kapan pun dan jika Riziel sudah bekerja tidak akan mengingat kembali teman 1 kelas!" Riziel kesal dengan ibunya yang berbicara dengan pembahasan tentang temannya.
"Sudah jangan di lanjutkan Riziel memang keras kepala soal teman dan dulu tau Riziel dari dulu benci dengan temannya karena Riziel sering di bully dengan temannya" kirota yang datang untuk menetralkan suasana di ruang makan agar tidak hancur atau berakhir marah.
"Ya iya lupa tapi ingat pasti akan ada teman yang akan menghawatirkan dirimu dan dia lah teman sejatimu atau kata lain sahabat dan ibu akan mulai masak dahulu" sinta yang mencoba mengingatkan betapa teman berguna suatu hari nanti.
"Hmph terserah ibu saja" Riziel yang masih kesal oleh ibunya.
"Kakak jangan begitu kepada ibu kan kasian" sakira yang mendengar perkataan Riziel.
"Ya iya" Riziel yang menanggapinya dengan nada bicara dingin.
"Ohh iya kak anjing ini namanya siapa?" Sakira yang bertanya langsung kepada Riziel yang sedang bete.
"Aiko" Riziel menjawabnya dengan singkat.
"Sudah sudah sekarang waktunya makan" kirota yang mulai menyiapkan makanan bersama sinta membantunya.
"Selamat makan"
Mereka pun makan dengan senang hanya Riziel yang sudah bad mood dan setelah selesai makan Riziel langsung pergi ke kamarnya untuk istirahat.
"Hahhh menyebalkan!, Sepertinya tidak akan pergi ke Nirwana lebih baik istirahat saja" Riziel yang masih kesal dan meluapkannya di dalam kamarnya hingga tertidur.
Riziel pun tertidur dalam pikiran yang hanyut dalam kemarahan dan hari berganti seperti biasanya Riziel terbangun dengan pikiran jernih terpikir sikapnya kemarin kepada ibunya sangat bersalah dan Riziel pun langsung pergi ke kamar mandi setelah itu memakai baju sekolahnya dan segera pergi ke ruang makan sekaligus meminta maaf kepada ibunya.
"Kakak sudah bangun" sakira yang sangat ceria entah kenapa.
"Ada apa?" Riziel yang bertanya kepada sakira tapi sakira hanya menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana sudah tidak marah lagi nak dan maafkan ibu yang lupa serta terlalu memaksa untuk tidak memilih teman" sinta yang meminta maaf kepada Riziel.
"Seharusnya Riziel yang minta maaf karena terlalu di kendalikan emosi sekali lagi maaf ayah, ibu" Riziel yang meminta maaf kepada kirota dan sinta
"Ayah dan ibu sudah maafkan jangan di ulangi lagi" kirota yang berbicara kepada Riziel.
"Ya terimakasih ayah ibu" Riziel yang matanya hampir mengeluarkan air matanya.
"Sayang kakak yang baik" sakira yang langsung memeluk badannya Riziel di sampingnya.
"Dan tadi senyum senyum ada apa?" Riziel yang menanyakan tentang sebelumnya sangat senang.
"Biasanya kakak yang suka mengajak main sakira dan sekarang kalau kakak sekolah atau pergi sakira ada teman yaitu aiko" sakira yang berbicara teman bermainnya bertambah.
"Haha bermain saja bersama aiko dan sekali kali ajak main keluar jangan lupa makanannya" Riziel yang memberitahukan kepada sakira tentang aiko.
"Baik kak" sakira mulai menuruti perkataan Riziel.
"Ohh ya ngomong ngomong Riziel sudah dapat kerja mulai sekarang" Riziel berbicara langsung kepada ayah dan ibunya yang membuat senang.
"Selamat ya nak sudah bisa dapat pekerjaan harus bisa membagi waktu dengan keluarga dan jangan lupa dengan kewajiban sendiri" kirota yang berbicara kepada Riziel sekaligus merasa bangga kepada Riziel.
"Siap ayah, ibu" Riziel yang menuruti perkataan orang tuanya.
"Ayo makan dulu sebelum sekolah" sinta yang selesai menyiapkan sarapan untuk yang lain.
Mereka pun makan dengan senang berbeda dengan hari kemarin dan setelah selesai Riziel langsung mengambil motornya di garasi sekaligus pamit kepada ortunya.
"Aiko jaga rumah dan ayah, ibu Riziel berangkat" Riziel langsung memutarkan motornya.
"Gog hah hah" aiko yang menjulurkan lidahnya seperti penuh semangat.
"Hati hati di jalan" sinta berbicara kepada Riziel lalu pergi menuju sekolah
Di perjalanan menuju sekolah melihat sakura yang sedang menunggu sesuatu lalu Riziel pun ke pinggiran jalan agar tidak ada mobil yang menabrak.
"Yo sakura sedang menunggu apa?" Riziel yang menyapa sakura sedang menunggu.
"Ahh Riziel ternyata sedang menunggu ayahku mengeluarkan motor" sakura yang menjawab pertanyaan Riziel.
"Sakura maafkan ayah ada urusan mendadak ke kantor jadi tidak bisa mengantarkan ke sekolah" ayahnya sakura yang berbicara kepada sakura.
"Tidak apa-apa ayah sakura akan pergi dengan temanku saja ayo berangkat Riziel" sakura yang menyuruh Riziel berangkat ke sekolah.
"Hei aku bukan tukang ojek dan cobalah yang sopan kalau mau ikut" Riziel yang mencoba mengetes kesabarannya.
"Yasudah Riziel yang baik pergi bersama ke sekolah kan satu tujuan" sakura yang menuruti perkataan Riziel.
"Ppfffttt baiklah" Riziel yang mulai menyalakan kembali motornya.
"Tu-tunggu bukannya dia temanmu yang kemarin main ke rumah?" Ayahnya sakura bertanya kepada Riziel.
"Maaf paman sebentar lagi telat dan kami pergi dahul" Riziel yang mulai gelisah dan ragu ragu dan sakura langsung naik ke motor lalu Riziel pun pergi menjauh.
***
"Hei Riziel tadi kenapa gelisah?" Sakura bertanya kepada Riziel yang sedang mengendarai motornya.
"Kalian perempuan tidak akan mengerti apa apa" Riziel yang masih sedikit gelisah.
"Coba katakan saja biar aku mengerti" sakura yang mulai mencubit pipinya Riziel yang menggangu penglihatan pada saat mengendarai motor.
"Ya ya lepas dahulu baru aku katakan" Riziel mulai menurutinya.
"Katakan jadi apa?" Sakura yang masih bertanya sambil melepaskan cubitan di pipi Riziel.
"Karena kalau laki laki ketahuan oleh orang tua perempuan mau itu keluarga teman pacar pasti saja semua ayah selalu salah paham jadi aku tidak ingin berurusan begitu" Riziel berbicara
"Kurang mengerti masih pusing" sakura yang masih belum mengerti.
"Hahhh jadi seorang ayah itu ketika laki laki datang ke rumah perempuan pasti ada tujuan tersembunyi bisa ingin dekat ataupun yang lain dan biasanya seorang ayah selalu mengeksekusi laki laki itu dengan kata lain banyak tanya" Riziel menjelaskannya secara singkat kepada sakura.
"Begitu tapi ibuku sudah tau mukamu loh" sakura berbicara lagi kepada Riziel.
"Itu penyebab ke2 seorang ibu akan memberitahukan kepada ayahmu tentang ini jadi tau sekarang simpan kalau ada pertanyaanmu sekarang sudah sampai sekolah cepat turun aku mau parkir" Riziel yang memberhentikan motornya lalu menyuruh sakura turun karena sudah sampai di sekolah.
"Baiklah terimakasih tumpangannya kang ojek" sakura yang mulai sedikit meledek Riziel.
"Sakura!" Riziel mulai jengkel dan sakura pun mulai berlari pergi menuju kelasnya.
Setelah Riziel selesai parkir Riziel seperti di perhatikan oleh murid lain akibat kejadian tadi bersama sakura dan Riziel tidak menanggapinya lalu berjalan santai menuju kelasnya.
"Yo selamat pagi Riziel tumben datang jam segini hampir telat" clovis menyapa Riziel yang baru memasuki kelasnya.
"Hahhh sedikit gangguan di jalan" Riziel berbicara kepada clovis.
"Begitu ya tuh guru baru datang cepat duduk" clovis menyuruh Riziel cepat duduk karena guru pelajaran pertama telah datang.
"Baiklah anak anak ibu sebagai wali keas kalian akan membagikan hasil ulangan kemarin jadi bersiap bagi yang niai kurang siap untuk remedial" Bu hana mulai membagikan hasil ulangan minggu kemarin.
"Gawat semoga saja bagus semoga saja bagus" clovis yang sudah mulai pasrah.
"Santai saja tinggal remedial apa susahnya" Riziel berbicara dengan nada santainya.
"Menurutmu gampang tapi menurutku susah karena susah menyontek tau!" Clovis mulai kesal dengan tingkah Riziel.
"Santai" Riziel berkata kepada clovis.
Setelah semua kertas hasil ulangan di bagikan Riziel tidak percaya dengan hasil ulangan yang termasuk lumayan.
"Baiklah untuk nilai matematika yang kurang duduk di sebelah kanan semua untuk remedial dan yang bagus pertahankan termasuk Riziel dan yang tidak remedial duduk di sebelah kiri melanjutkan materi sebelumnnya" bu hana berbicara kepada Riziel dan murid lain yang melirik tidak percaya kepada Riziel.
Setelah melewati 2 jam satu pelajaran matematika jam istirahat pun tiba dan Riziel pun pergi menuju kantin untuk membeli makanan.
"Selamat Riziel bisa dekat dengan gadis kami dan mulai sekarang kau akan kami incar" seseorang berkata kepada Riziel.
"Wah aku takut sekali kalau begitu tunggu di belakang sekolah setelah pulang dan selesaikan masalahnya" Riziel berbicara dengan santainya meskipum di ancam begitu.
"Hei hei tidak ada yang boleh menyentuh bos kami atau tau rasa" ucap dozen berkata kepada sekumpulan orang payah.
"Cih pecundang di lindungi" ucap murid itu kepada Riziel.
"APA KAU BILANG MAU MATI MENGHINA BOS KU HAH!!" Dozen yang sudah amarahnya meletus.
"Sudah jangan di ladeni nanti aku layani mereka sampai merasakan mati tidak mau dan hidup serasa ingin mati" Riziel berkata demikian sampai semua orang yang mendengarnya merinding.
"Mau pesan apa?" Dozen menanyakan kepada Riziel pesan apa untuk mengisi perutnya.
"Mie kuah saja deh dan ini uangnya kembaliannya beri ke pedagang jangan kau ambil atau tau balasannya" Riziel mengancam kepada dozen.
"Ba-baiklah" dozen pun pergi menuju warung lalu memesan makanannya.
Setelah menunggu beberapa 10 menit dozen membawa pesanan Riziel dan tanpa sadar sakura memperhatikan sejak tadi dari kejauhan.
"Maaf lama mengantri panjang tadi" dozen meminta maaf karena lama.
"Sudah tidak apa-apa" Riziel berbicara lalu mengambil mangkuk berisi mie.
"Uangnya sudah di berikan ke pedagangnya" dozen dengan muka jujurnya.
"Baiklah aku percaya" Riziel yang percaya kepada dozen karena tidak melihat kebohongannya.
Riziel dan dozen pun memakan makanan yang sudah di pesan sampai habis.
"Bos Riziel biar aku saja yang mengembalikan mangkuknya" dozen yang mulai sigap.
"Tidak apa-apa aku sendiri saja sekalian cari angin sebentar dan mulai sekarang panggil saja Riziel jangan pake tambahan nama seperti sekarang" Riziel berbicara kepada dozen.
"Baiklah Riziel" dozen memanggil namanya Riziel seperti biasa.
Riziel pun tersenyum karena sudah ada yang peduli dan Riziel pun pergi mengembalikan mangkuknya setelah itu berjalan ke rooftop untuk mencari angin.
"Hahhh hidup yang menyusahkan ada saja masalah" Riziel yang menghembuskan nafas panjang sambil duduk di atap sekolah sambil melihat pemandangan dari atap sekolah.
Setelah itu Riziel yang sedang melamun sambil meluapkan emosinya sedikit demi sedikit mendengar suara perempuan yang tidak tau entah apa tapi Riziel tidak ingin ikut campur.
***Sakura POV***
"Hei sakura ikuti kami ingin bicara sebentar" teman sakura itu adalah amelia, amira dan andin.
"Ada apa?" Sakura yang bertanya kepada kepada amelia, amira, andin.
"Ikut dengan kami nanti kami jelaskan" amelia mulai berbicara.
"Tapi aku tidak mau ikut dan merasakan ada yang aneh dari kalian" sakura yang mulai takut karena tidak ada yang melindunginya.
"Ayo ikut!" Amelia memaksa sakura sampai memegang tangan sakura sangat keras dan mereka pun pergi membawa sakura ke rooftop.
"Sakura tau kesalahanmu di mana?" Andin bertanya kepada sakura yang masih ketakutan.
"Tidak tau dan aku takut" sakura yang mulai takut dan hampir nangis.
"Jangan cengeng lu dan biar gua kasih tau kesalahan lu rebut laki laki orang milik gue dan gue gak di anggap yang hanya di anggap lu!" amira yang mulai bicara kepada sakura.
"Si-siapa laki laki itu?" Sakura yang semakin ketakutan.
"David dan temannya 1 grup yang tadi ramai di kantin tau gak!!" Amira menjambak rambut sakura.
Seseorang pun datang menolong sakura yang mulai ketakutan dan sakit di bagian kepalannya.
"Berhenti pergi kalian dari sini tidak tau ada orang di sini menganggu saja" yang berbicara yaitu Riziel yang terganggu di atap sekolah dekat dengan para gadis berada.
***Normal POV***
Riziel yang sedang diam berfikir terganggu dengan suara para gadis berbicara dan Riziel pun langsung melihatnya sakura yang sedang di bully dan Riziel pun langsung dengan sigap melindunginya sekalian berbicara setelah itu teman sakura pun langsung di buat pingsan.
"Maaf tapi ada yang aneh pada mereka jadi buat aku pingsan semua temanmu sakura" Riziel yang berbicara kepada sakura tapi hanya terlihat ekspresi wajah yang masih ketakutan.
"Hmm hmm" sakura yang hanya mengangguk.
Riziel pun mengaktifkan mata malaikat di satu matanya dan terlihat 1 roh jahat yang mengganggu teman sakura.
"Pantas saja mereka di kendalikan oleh roh jahat lebih baik harus menyingkirkan dahulu" Riziel berbicara di batinnya.
Lalu Riziel pun tiduran di atas kursi dan spirit Riziel keluar dari tubuhnya karena tidak bisa menggapai roh jahat itu.
"Kenapa mengganggu dan siapa kau sebenarnya?" Tanya roh jahat itu kepada spirit Riziel.
Riziel pun langsung berada di belakang roh jahat itu lalu Riziel langsung menyentuh kepada roh itu untuk menyucikan jiwa roh itu dengan kekuatan surga.
"Aarrggh sakit lepaskan" suara roh itu kesakitan.
"Tidak akan di lepas harus selesai sekarang juga [Sanctification of soul]" Riziel mengerahkan kekuatan spiritnya.
Setelah 5 menit penyucian jiwa roh kembali menjadi biasa lagi berkat dengan kekuatan surga.
"Terimakasih sudah membantu menyucikanku" roh itu kembali semula lalu pergi.
Riziel pun langsung kembali ke tubuhnya karena melihat sakura masih sedih.
"Sudah beres semua sakura jangan takut" Riziel menyadarkan kembali pikiran sakura sambil mengusap kepala sakura.
"Apa yang lakukan?" Sakura yang sudah kembali bangkit sedikit demi sedikit.
"Hanya menyadarkanmu saja kok" Riziel berbicara kepada sakura yang langsung malu.
"Lalu bagaimana dengan temanku" sakura yang masih mengkhawatirkan kondisi temannya.
"Padahal mereka sudah kasar tapi kenapa masih mengkhawatirkan mereka biarkan saja nanti juga bangun tetapi tidak akan ingat soal tadi" Riziel berbicara kepada sakura yang berjalan menjauh menjauh kelasnya di lorong berduaan.
"Kan mereka temanku" sakura menjawabnya singkat kepada Riziel.
"Sakura namanya teman itu bukan hanya kata tapi juga saling melengkapi meskipun begitu yang namanya teman kayak tadi tidak berhak di sebut teman dan teman yang baik itu seperti aku meskipun menjengkelkan tapi tidak datang hanya butuhnya saja dan lain kali harus bisa melawan meskipun sedikit" Riziel menjelaskan tentang teman kepada sakura.
"Ya maaf aku mengerti dan aku masuk ke dalam kelas dahulu" sakura masuk ke dalam kelas.
"Jaga diri sekarang" Riziel berbicara sebelum sakura masuk.
"Ya" sakura yang masuk ke dalam kelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments