Jessica yang sedang berada di kamarnya nampak senyum - senyum sendiri di depan cermin. "Iya sih kalau aku tersenyum begini jadi tambah cantik." gumam Jessica sembari melihat wajahnya dari sisi kiri dan kanan, ia mengingat perkataan Fatimah kemarin jika ia tersenyum akan membuatnya lebih cantik.
"Kenapa juga aku harus mendengarkan perempuan kampung itu. Aku harus segera membuat rencana untuk mengusirnya dari sini !!" gerutu Jessica dalam hati. Kemudian dia bergegas keluar dari kamarnya untuk sarapan pagi.
Pagi itu di meja makan sudah pada berkumpul untuk melakukan sarapan pagi, kecuali Glenn yang masih belum terlihat.
"Glenn mana ?" tanya tuan Candra ketika tidak mendapati anak sulungnya itu berada di meja makan.
"Belum turun tuan." jawab Pak Mugi yang berdiri tak jauh darinya.
"Apa dia pulang larut malam ?" tanya tuan Candra lagi.
"Tak lama setelah anda datang, tuan." sahut pak Mugi.
"Fatimah, apa kamu bisa memanggil Glenn. Suruh dia lebih cepat untuk bersiap !!" perintah tuan Candra pada Fatimah, yang membuat wanita itu sedikit terkejut. Kenapa harus dia, pikirnya.
"Baik, Pak." Fatimah mengangguk sebentar kemudian ia berlalu pergi menaiki anak tangga satu persatu menuju lantai tiga dimana kamar Glenn berada.
Sesampainya di depan kamar Glenn, jantung Fatimah berdetak lebih cepat. Dia masih merasa ketakutan ketika mengingat kejadian kemarin, tapi ia tidak bisa berbuat apa - apa. Dengan tangan bergetar ia mengetuk pintu kamar tersebut.
tokkk
tokkk
Tak berapa lama terdengar sahutan dari dalam. "Masuk !!" teriak Glenn dari dalam kamarnya.
Fatimah segera membuka pintu yang tidak di kunci tersebut, matanya langsung terbelalak ketika melihat Glenn hanya melilitkan handuk di pinggangnya saja. Sehingga perut sixpack dan dada bidangnya terpampang nyata, Fatimah yang melihat langsung menundukkan pandangannya.
"Bapak, menunggu kamu di meja makan. Cepatlah bersiap !!" ujar Fatimah di ambang pintu, pandangannya masih tetap menunduk.
"Aku permisi dulu." ucap Fatimah kemudian ia berbalik badan dan berlalu pergi tapi baru beberapa langkah tangannya di tarik oleh Glenn yang membawanya masuk kedalam kamar tersebut dan laki - laki itu langsung mengunci pintunya.
"Tolong lepaskan aku, bapak pasti marah kalau melihat ini !!" ucap Fatimah dengan berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman Glenn.
Kini keringat dingin sudah mengucur di badannya, ia takut laki - laki itu akan melakukan pelecehan lagi terhadapnya seperti kemarin.
"Katakan padaku, apa semalam kamu menikmati tidur dengan Papa ku hah ?" sentak Glenn dengan wajah amarahnya.
"Kalau iya kenapa, beliau sudah menjadi suamiku." sahut Fatimah dengan menekankan kata suami, ia berharap laki - laki itu menyadari posisinya saat ini hingga bisa sedikit menghormatinya.
Tapi itu justru membuat kemarahan Glenn semakin memuncak, di dorongnya Fatimah dengan keras hingga ia terhempas ke ranjang.
Melihat wanita itu tak berdaya di atas ranjang, Glenn segera menindihnya. "Katakan padaku, apa Papa juga menciummu seperti ini." Glenn melahap bibir tipis Fatimah dengan rakus.
Fatimah yang kalah tenaga dengan laki - laki itu, ia berpikir keras bagaimana bisa lepas dari cengkeramannya. Lalu tanpa berpikir panjang Fatimah menendang sesuatu yang berharga milik Glenn hingga laki - laki itu berteriak kesakitan.
Ketika Glenn lengah, Fatimah segera berlari keluar dari kamar tersebut dan berlari masuk kedalam kamarnya.
Fatimah berkali - kali istighfar, air matanya tak henti - hentinya mengalir dari sudut matanya. Lagi - lagi pria itu melakukan pelecehan terhadapnya, ia bingung harus bagaimana. Lalu ia menarik napasnya dalam - dalam berusaha untuk tenang karena tuan Candra pasti sedang menunggunya untuk sarapan pagi.
Fatimah segera menghapus air matanya, ia memoles sedikit wajahnya agar tidak terlihat sembab. Setelah itu ia bergegas keluar kamar dan menuruni anak tangga satu persatu.
Setelah sampai di meja makan ia segera mendudukkan dirinya di kursi, ia melihat tuan Candra dan yang lainnya sudah menghabiskan setengah dari sarapannya.
"Dimana Glenn, kenapa lama sekali ?" tanya tuan Candra ketika Fatimah baru saja duduk.
Disaat Fatimah mau menjawabnya, Glenn sudah berjalan ke arah meja makan. " Maaf, aku bangun kesiangan Pa." ujar Glenn matanya menatap Fatimah yang sedari tadi hanya menunduk.
"Cepat duduklah, pagi ini kita ada meeting penting !!" perintah tuan Candra sambil mengunyah makanan di mulutnya.
Glenn segera mendudukkan dirinya di kursi tepat di depannya Fatimah. Meski sambil makan matanya terus menatap gadis yang berada di depannya itu, tatapan yang penuh amarah dan itu tak luput dari pengawasan Jessica yang sedang duduk di sebelahnya. Hingga gadis itu tersenyum menyeringai.
"Sepertinya kakak juga tidak menyukai perempuan kampung itu, ini akan memudahkan ku untuk mengusirnya dari sini." batin Jessica dalam hati.
"Ini tambah lauk lagi Gio." ucap Fatimah seraya menaruh sepotong ayam goreng ke piring Gio, Fatimah berharap bocah remaja itu bisa sedikit berisi badannya. Tanpa berkata - kata Gio segera memakan lauk yang ada di piringnya dengan lahap.
Dan itu membuat semua orang yang berada di meja makan tersebut seketika memperhatikan Fatimah, tuan Candra nampak menyunggingkan senyumnya. Glenn hanya menatapnya datar sedangkan Jessica menampakkan raut ketidaksukaan.
"Dasar cari muka." gumam Jessica.
"Fatimah pagi ini kamu ada kuliah kan ?" tanya tuan Candra.
"Iya Pak." jawab Fatimah.
"Ya sudah kamu berangkat bersama Jessica saja. Karena sopir harus antarin Gio yang sekolahnya berlawanan arah dengan kampus kamu." ucap tuan Candra sambil beranjak dari duduknya.
Fatimah segera berdiri ketika suaminya itu juga berdiri dari duduknya. "Duduk saja, habiskan sarapanmu !!" perintah tuan Candra yang membuat Fatimah duduk kembali.
Setelah kepergian tuan Candra dan Gio. Kini di meja makan itu hanya tersisa Fatimah, Glenn dan juga Jessica.
"Aku pergi dulu dan kamu naek angkot saja, aku tidak sudi semobil dengan perempuan kampungan seperti mu." ucap Jessi sinis.
"Iya tidak apa - apa Jes, hati - hati di Jalan." sahut Fatimah dengan senyum mengembang di bibirnya, ia sama sekali tidak merasa sakit hati dengan perlakuan Jessica terhadapnya.
Setelah Jessica pergi, Fatimah buru - buru beranjak dari duduknya. Dia tidak mau semeja dengan laki - laki yang sudah dua kali melakukan pelecehan terhadapnya. Mulai sekarang ia sebisa mungkin akan menghindar dari Glenn di manapun itu.
Keluar dari gerbang rumahnya Fatimah harus berjalan kaki dulu menuju jalan raya, andai ponselnya sudah canggih mungkin dia akan pesan ojek online. Tapi tak apalah hitung - hitung olah raga pikinya.
Tak berapa lama, terlihat mobil sport berhenti tepat di sampingnya ia berjalan. "Ayo aku antar !!" perintah Glenn dari dalam mobilnya.
"Tidak, terima kasih." sahut Fatimah, ia terus berjalan meninggalkan Glenn.
"Kamu akan terlambat." teriak Glenn dengan menjalankan mobilnya dengan pelan.
"Aku bilang tidak ya tidak." sahut Fatimah kesal, matanya menatap tajam pada Glenn.
"Terserah kamu." Glenn segera melajukan mobilnya dengan kencang meninggalkan gadis yang keras kepala menurutnya.
Fatimah terus saja melangkahkan kakinya untuk keluar dari komplek perumahan elit tersebut. Sesampainya di Jalan raya, ia harus menyebrang untuk sampai halte.
Disaat ia menyeberang tiba - tiba ada mobil yang melaju dengan kencang, beruntung ada seseorang yang segera menarik tangannya kalau tidak mungkin mobil tersebut sudah menyerempet nya.
"Dek, kamu tidak apa - apa ?" tanya seorang laki - laki tampan dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Abie Mas
siapa lg yg dtg
2024-06-25
0
Enung Samsiah
hadeedhhh,,, ini bikin degdegan tor,, nikah dngn papanya tp yg main cium-cium anknya bikin tegang takut gimna gitu,,,,
2023-05-10
0
Miss Typo
wah siapa tuh yg nolongin Fatimah
2023-03-03
0