Beberapa hari ini Fatimah di sibukkan dengan membuat skripsi, dia menargetkan dalam sebulan harus kelar. Beruntung dia di karunia otak yang lumayan encer, sehingga ia tidak banyak mengalami kesulitan.
Apalagi dapat dukungan dari tuan Candra dan Glenn. Entahlah, sejak terakhir kali menjemput Fatimah di halte waktu itu. Sikap Glenn berubah lebih sopan dan sangat perhatian, sepertinya laki-laki itu sudah menerimanya sebagai Ibu tirinya. Pikir Fatimah.
"Siang bro." sapa David ketika melihat Glenn baru mau masuk kedalam ruangannya siang itu.
Seketika Glenn berbalik badan untuk melihat siapa yang menyapanya. "Bagaimana, apa loe sudah dapat informasi yang gue minta ?" tanya Glenn ketika melihat asisten sekaligus sepupunya itu.
"Astaga, gue baru datang ngurusi kerjaan loe di luar kota. Suruh masuk dulu kek." gerutu David pada sepupu yang menurutnya kurang akhlaknya itu karena selalu berbuat sesuka hatinya.
"Iya sorry." sahut Glenn enteng lalu menyuruh David untuk masuk ke dalam ruangannya.
"Nih minum !!" Glenn menyerahkan sebotol air mineral dingin ke tangan David.
Setelah menyegarkan tenggorokannya, David langsung mengambil beberapa berkas dari dalam tas ranselnya.
"Nih, berkas pembangunan hotel di bekas Panti asuhan di mana Ibu tiri loe itu di besarkan !!" David menyerahkan sebuah amplop berwarna cokelat pada Glenn.
"Maksud loe, Panti itu di gusur sama bokap gue ?" Glenn masih tidak mengerti dengan perkataan David.
"Bukan di gusur, tapi di pindahkan lebih tepatnya." sahut David.
"Apa loe sudah cari tahu kapan pernikahan bokap sama Fatimah ?"
"Setelah gue cari informasi dari para warga sekitar. Memang waktu itu telah diadakan pernikahan di Panti asuhan itu, tapi ketika akan ijab kabul mempelai wanitanya pingsan dan setelah itu acaranya di hentikan dan esok paginya semua penghuni panti tersebut pindah dari sana." ujar David menjelaskan.
"Itu berarti mereka batal nikah ?" tanya Glenn antusias.
"Sepertinya iya, karena setelah Fatimah sadar dari pingsannya tidak ada acara ijab kabul ulang lagi dan justru bokap loe langsung bawa Fatimah ke rumah loe." jawab David.
"Berarti gue masih ada harapan donk." kini senyum mengembang nampak di bibir Glenn.
"Gue jadi curiga deh."
"Apa ?"
"Jangan - jangan Fatimah anak bokap loe dari wanita lain." ucap David yang lolos begitu saja dari mulutnya, hingga membuat senyum yang mengembang di bibir Glenn langsung berangsur surut.
"Sialan, teman lucknut loe. Selama ini bokap sangat setia dan cinta sama Mama meski pernikahan mereka di jodohkan." Glenn merasa tidak terima dengan perkataan saudara sepupunya itu.
"Lalu dari informasi yang gue dapat juga, ternyata bokap loh yang bawa Fatimah ke Panti itu ketika dia masih berumur 8 tahun."
Glenn yang mendengar penjelasan David nampak tak bisa berkata kata, ia terduduk lemas di kursinya. Ia teringat perkataan Ayahnya beberapa hari yang lalu, jika tidak bisa menerima Fatimah sebagai istri ayahnya maka anggap saja seperti adiknya sendiri.
Perkataan Ayahnya itu begitu terngiang ngiang di kepalanya Glenn sekarang. "Pergilah Dav, aku ingin sendiri !! perintah Glenn.
"Loe tidak apa-apa bro, ini hanya asumsiku belaka. Aku akan cari tahu lagi." David terlihat sangat khawatir dengan Glenn, karena ia tahu selama tiga tahun terakhir sepupunya itu memendam perasaan pada Fatimah.
"Gue tidak apa-apa."
"Baiklah aku pergi." sahut David seraya mengambil tas ranselnya kemudian ia berlalu pergi dari ruangan tersebut.
Glenn nampak beranjak dari duduknya, ia melangkahkan kakinya menuju lemari kaca dan mengambil sebotol wine. Glenn bukan lah seorang peminum, ia hanya menyentuh barang haram itu ketika pikirannya sedang kalut.
"Aku harus memastikan kalau Fatimah bukanlah adikku, sulit sekali rasanya menerima kenyataan ini. Sebenarnya apa yang Papa sembunyikan dari kami ?" Glenn bertanya tanya dalam hati kali ini pikirannya benar-benar kalut.
🌷🌷🌷
Sore itu Fatimah yang baru keluar dari kampus dan berjalan menuju Halte, di kagetkan oleh seseorang dari belakang. "Dorrrrr."
"Astaga kak, jangan bikin kaget dong !!" ujar Fatimah menatap tajam kearah Johanes.
"Ia sorry habis lempeng banget kamu jalannya." sahut Johannes.
"Kalau ketemu sama orang itu salam dulu, jangan main kagetin. Bikin jantungan saja." gerutu Fatimah kesal.
"Baiklah lah, selamat sore cantik." ujar Johanes dengan senyum mengembang di bibirnya.
Dari wajahnya yang oriental sama seperti Glenn, Fatimah bisa menebak kalau Johanes bukanlah seorang muslim.
"Iya sore." ucap Fatimah.
"oh ya, sudah tiga kali ketemu tapi kita belum kenalan loh." ucap Johanes.
"Sudah sore nih kak aku harus segera pulang." sahut Fatimah beralasan.
Ia merasa sudah bersuami jadi tidak baik menurutnya jika harus berkenalan dengan laki-laki lain apalagi itu seorang Johanes yang ia ingat dari cerita Nathasa kalau keluarga suaminya bermusuhan dengan keluarga Johanes.
"Kamu punya hutang loh sama aku." ucap Johanes ketika Fatimah akan melangkahkan kakinya untuk pergi.
"Maksud kakak ?" Fatimah sama sekali tidak mengerti, kapan-kapan ia meminjam duit sama laki-laki ganteng itu. Astaga, ganteng ? nyebut Fatimah, nyebut. Pov Author 🙄
"Kapan hari kan aku sudah menolongmu, jadi saatnya kamu membalasku !!" ucap Johanes, sedikit kejam menurutnya tapi itu cara satu satunya agar ia bisa berkenalan dengan wanita yang menurutnya sangat menarik apalagi ketika melihat senyumnya membuat jantungnya berdetak tak karuan.
"Perhitungan sekali." Fatimah mencebikkan bibirnya, justru itu membuat Johanes yang memang seorang playboy nampak gemas ingin sekali ia merasakan bibir mungil itu. Pasti manis, pikirnya.
"Tentu saja nona, di dunia ini tidak ada yang gratis." ucap Johanes menggoda.
"Jadi mau kamu apa ?" Fatimah mendengus kesal.
"Traktir aku !!"
Seketika Fatimah langsung mempunyai ide untuk mengerjai laki-laki yang menurutnya sangat menyebalkan setelah Glenn.
"Baiklah, berhubung aku tidak mempunyai uang yang cukup jadi aku akan mentraktirmu di sana !!" Fatimah menunjuk penjual bakwan Malang yang ngetam di dekat Halte, orang kaya seperti Johanes memang mau makan di tempat seperti itu. Pikirnya.
"Okeyyy, ayo." sahut Johannes, sambil berjalan menuju Halte.
"Bang, bakwannya dua ya." ucap Fatimah pada penjualan bakwan tersebut.
Setelah selesai di racik, abang penjual itu menyerahkan dua mangkok bakwan pada Fatimah dan Johanes. Johanes yang memang tidak pernah makan di pinggir jalan nampak jijik melihat semangkok bakwan di tangannya dan itu membuat Fatimah tergelak dalam hati.
"Ayo makan, enak loh !!" Fatimah nampak menikmati bakwan tersebut dan itu membuat Johanes mau tidak mau juga langsung memakannya.
"Enak juga rasanya." batin Johanes dalam hati ketika baru mencicipi bakwan tersebut.
"Jadi siapa nama kamu ?" tanya Johanes sambil makan.
"Fatimah." ucap Fatimah lirih, lebih baik memberi tahu namanya biar laki-laki itu tidak terus mengganggunya. Pikir Fatimah.
"Loh ini mbak yang kapan hari berantem dengan pacarnya disini kan ?" tanya ibu-ibu pada Fatimah.
"Astaga, ini kenapa bisa ketemu emak-emak rempong disini lagi ?" batin Fatimah ketika melihat gerombolan ibu-ibu yang kapan hari ia temui bersama Glenn.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Miss Typo
Fatimah bisa di serbu lg nih tar ketemu sm emak" rempong sm cowok beda 😁
2023-03-03
0
HenyNur
Oalah berarti Fatimah belum jadi nikah dgn pak Candra ...minuman yg di kasih ibu panti itu spy Fatimah pingsan ...
2022-03-09
1
Desrina Tobing
hahahaaaha deritaa mak2 eaaa bergocip......🤭🤭🤭 pastii seruu meriaaj oiii...
2021-11-24
2