Siang itu Fatimah pergi ke Cafetaria untuk makan siang, ini pertama kalinya ia menginjakkan kakinya di tempat ini. Karena dihari pertamanya kerja dia makan siang bersama Glenn di ruangannya.
Karena masuk jam makan siang, Cafetaria lumayan rame. Fatimah segera memesan makanan dan mencari tempat duduk yang kosong. Seperti tadi pagi, kebanyakan karyawan perempuan menatap sinis padanya. Entah apa salahnya diapun tak tahu.
"Permisi, boleh duduk di sini ?" tanya seorang wanita dengan rambut pendek seleher.
"Iya silakan." Fatimah tersenyum ketika melihat wanita tersebut duduk di depannya.
"Gue Mira." wanita tersebut mengulurkan tangannya.
"Fatimah." sahut Fatimah membalas uluran tangan tersebut.
"Loe sekretaris yang menggantikan mbak Santy ya ?"
"Iya."
"Padahal mbak Santy sudah lama loh menjadi sekretarisnya Direktur, tiba-tiba di gantiin sama loe. Ngomong-Ngomong loe bisa masuk kerja disini dapat rekomendasi dari siapa, karena masuk kesini itu lumayan susah ?" tanya Mira ingin tahu.
"Saya baru lulus mbak dan coba-coba masukin CV di perusahaan ini dan langsung di terima." sahut Fatimah merasa sedikit bersalah karena tidak bisa jujur, seandainya kalaupun jujur juga akan menjadi bumerang baginya.
"Panggil Mira saja, jangan terlalu formal juga ngomongnya."
"Iya, Mira."
"Eh tahu enggak dari kemarin loe jadi tranding topik di kantor ini." ujar Mira antusias sepertinya berghibah ria adalah kegiatan wajibnya.
"Iya aku tahu, karyawan baru yang dihari pertamanya kerja sudah di marahi habis-habisan oleh Bossnya." sahut Fatimah.
"Bukan itu, di marahi mah kita juga sering." ujar Mira mengingat bagaimana sifat Glenn ia tidak akan mentolerir sebuah kesalahan karyawannya.
"Lalu ?"
"Selama tiga tahun beliau menjabat sebagai Direktur disini, baru kali ini beliau menggandeng tangan perempuan. Duh gimana rasanya di gandeng sama Direktur ?" ujar Mira tampak sangat penasaran.
"Sakit." sahut Fatimah kesal ketika mengingat bagaimana Glenn kemarin mencengkeram pergelangan tangannya.
"Sakit, astaga emang loe sudah di apain ?" Mira menutup mulutnya.
"Dicengkeram Mira, Nih lihat tanganku masih sedikit bengkak." Fatimah menunjukkan pergelangan tangannya.
"Meski bengkak, gue juga rela kali di gandeng tangan kokohnya direktur." Mira sudah membayangkan dengan senyum-senyum sendiri.
"Najis."
"Bagi loe najis, tapi bagi mereka itu halal." Mira mengisyaratkan dengan matanya melihat para karyawan perempuan yang sedang menatap sinis ke arahnya.
"Jadi mereka fansnya Direktur gitu ?"
"Yes dan loe harus berhati-hati." ucap Mira memperingatkan.
"Pantas saja mereka dari tadi sinis, jadi mereka para fansnya anak durhaka itu." batin Fatimah.
"Jadi aku harus hati-hati juga dong sama kamu ?"
"Kenapa gue ?"
"Bukannya kamu salah satu dari mereka ?"
"Kecuali gue ya, gue sudah punya pacar." sanggah Mira.
"Punya pacar tapi memuja cowok lain." celetuk Fatimah.
"Cuma mengagumi kali, cowok cool, ganteng dan tajir melintir seperti direktur siapa yang tidak kagum." lagi-lagi Mira tersenyum sendiri, duh.
"Aku contohnya."
"Loe mah enggak normal kali."
"Sudah yuk balik daripada nanti kena semprot Boss !!" ajak Fatimah ketika baru menyelesaikan makan siangnya. Duduk berdua dengan Mira lama-lama membuat jiwa ghibahnya bangkit.
Kemudian keduanya beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju lift yang berada di lobby. Ketika sedang menunggu lift terbuka, Fatimah berpapasan dengan tuan Candra yang baru keluar dari lift para petinggi perusahaan.
Tuan Candra hanya menatap Fatimah sekilas, setelah itu ia berlalu pergi tanpa menyapanya. Fatimah yang melihat kepergian beliau, merasa seperti istri yang tak di anggap. Meskipun ia sama sekali tidak mempunyai perasaan terhadapnya tapi ia mulai khawatir dengan masa depannya kelak.
Apa pernikahannya akan seperti ini selamanya atau bagaimana kalau suatu saat tiba-tiba dia menyukai pria lain. Memikirkan hal itu membuatnya sedikit frustrasi, ia berharap suatu saat mempunyai keberanian untuk memperjelas statusnya.
Setelah lift terbuka Fatimah dan Mira bergegas masuk kedalam. "Eh tahu enggak Fa, tuan Candra itu duda loh. Padahal banyak wanita yang mengejarnya tapi sepertinya beliau sangat setia dengan mendiang istrinya," ujar Mira yang mulai berghibah lagi, sepertinya wanita itu memang hobby ghibahin orang dan Fatimah rasanya gemas ingin melakban bibir menornya itu.
"Fa ?" Mira memanggil Fatimah ketika wanita itu tidak menanggapinya dan justru menyandarkan kepalanya di dinding.
"Apa sih Mir, aku ngantuk nih." ujar Fatimah beralasan.
"Loe sih kebanyakan makan tadi makanya ngantuk." tegur Mira ketika mengingat wanita yang baru ia kenal itu makan beberapa porsi menu sekaligus.
"Sepertinya begitu." Fatimah tersenyum nyengir melihat Mira.
"Tentu saja aku harus makan banyak, untuk menjadi sekretarisnya anak durhaka itu, harus mempunyai tenaga lebih." batin Fatimah dalam hati.
Sesampainya di meja kerjanya, Fatimah segera menyelesaikan pekerjaannya yang belum kelar tadi. Sedangkan Glenn yang masih berada di ruangannya, kini sedang makan siang sambil mengawasi Fatimah dari layar cctv di laptopnya.
Sesekali ia tersenyum ketika melihat Fatimah nampak menggerutu tidak jelas, sepertinya segala tingkah laku gadis itu adalah hiburan baginya.
Cinta dalam diam mungkin itulah yang kini ia rasakan, dengan mengerjai gadis itu setiap waktu adalah cara mengekspresikan cintanya tapi tanpa ia sadari justru membuat gadis itu semakin membencinya.
"Sialan, mau ku kubur hidup-hidup tuh jomblo." gerutu Glenn ketika melihat David sedang berada di meja Fatimah entah apa yang mereka bicarakan tapi sepertinya sepupunya itu berniat untuk menggodanya.
Glenn segera mengambil kunci mobil dan ponselnya dan segera keluar dari ruangannya.
Ehmmmmm
Glenn berdehem dengan kencang ketika baru menutup pintu ruangannya dan seketika membuat dua orang yang terlihat mengobrol itu menoleh padanya.
"Apa berkasnya sudah selesai, ayo ikut aku meeting !!" ujar Glenn pada Fatimah.
"Sedikit lagi Direktur." sahut Fatimah
"Ya sudah selesaikan disana saja." ujar Glenn.
"Gue meeting dulu bro." ucapnya kemudian dengan menepuk bahu David, kemudian ia berlalu pergi.
"Memangnya meetingnya di majukan ya Pak, bukannya masih tiga jam lagi ?" tanya Fatimah sembari merapikan berkas yang ingin ia bawa.
David hanya mengangkat bahunya menandakan ia tidak tahu, tapi sebenarnya ia tahu alasan Glenn yang sesungguhnya dan ia semakin ingin mengerjai sepupunya itu lain kali.
"Cepat sudah sebelum kena semprot boss loe !!" ucap David.
"Baik pak, terima kasih saya permisi dulu," sahut Fatimah kemudian dengan setengah berlari, ia mengejar Glenn yang sudah berdiri di depan lift.
Sesampainya di lobby Fatimah berjalan mengikuti Glenn di belakangnya, banyak karyawan yang curi pandang padanya tentunya dengan pandangan tidak suka.
Karena sekretaris Glenn sebelumnya sudah menikah dan berumur sedangkan Fatimah terlihat masih seperti gadis belia dan kecantikan alaminya mampu bersaing dengan para model yang mengejar-ngejar Glenn dan itu membuat kebanyakan karyawan disana merasa iri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Enung Samsiah
ngakakk ,,, ank durhaka trnyata bnyk fans nya wkwkwk 😂😂😂😂
2023-05-10
0
Putri Kanayya
sambil nggu babang ricko mlipir kesini dluuuu
2022-04-01
1
Desrina Tobing
tu karyawaan GK uash kerja d kantor....klo mo bergocip.....sempat2 ny ngibah orng ah.....pecatt aj thoour 🤭
2021-11-26
2