"Glenn, kamu bisa jemput Fatimah kan ?" perintah tuan Candra ketika mereka baru selesai meeting sore itu.
"Aku masih ada urusan Pa." tolak Glenn karena ia tahu Fatimah pasti akan menolak di jemput olehnya ketika mengingat kejadian tadi pagi.
"Papa khawatir kalau dia pulang sendiri, kalau kamu memang tidak mau menganggap dia sebagai istrinya Papa. Tolong anggap saja dia seperti adik kamu sendiri." ujar Tuan Candra dengan nada memohon.
"Pa, apa Glenn boleh nanya ?" Mungkin ini kesempatan bagi Glenn bertanya pada ayahnya mengenai Fatimah, karena beberapa hari ini ayahnya selalu menghindarinya jika dirinya membahas mengenai wanita itu.
"Hmm."
"Kenapa Papa menikah lagi, apa Papa sudah melupakan mama ?"
"Papa akan selalu mencintai Mamamu." ujar Tuan Candra dengan tegas.
"Tapi kenapa Papa menikah lagi ?"
"Papa hanya ingin menolong Fatimah." sahut tuan Candra datar.
"Kalau hanya menolong, kenapa harus dengan menikahinya Pa ?"
"Tidak semua hal harus kamu tahu, sekarang jemputlah Fatimah. Tadi Papa telepon sebentar lagi ia sampai di halte dekat kampusnya." ucap tuan Candra dengan menatap tegas anaknya itu.
"Baik Pa." sahut Glenn kemudian berlalu meninggalkan ruangan ayahnya.
"Berbuat baiklah padanya Glenn !!" ucap tuan Candra ketika anaknya itu sudah di ambang pintu.
Sedangkan di tempat lain Fatimah sedang dalam perjalanan bersama Nathasa setelah mendapatkan beberapa buku di Mall tadi.
"Faa, loe tahu tidak kalau keluarga kak Glenn dan kak Johanes itu bermusuhan." ujar Nathasa sambil mengemudi, sepertinya sifat ghibahnya mulai kumat.
Fatimah yang biasanya sangat malas mendengar ghibahan sahabatnya itu, justru kali ini ia sedikit tertarik. Karena yang di ghibahin oleh Nathasa adalah keluarga suaminya.
"oh iya kah ?" ucap Fatimah datar.
"Gue juga tidak tahu pasti, karena penyebabnya sampai sekarang masih misteri." sahut Nathasa.
"Tapi gosipnya sih karena orang tua mereka dahulu menyukai wanita yang sama." lanjut Nathasa lagi.
"Astaghfirullah Nath, berita yang belum jelas jangan di jadikan gosip." protes Fatimah.
"Jangan salah, gosip itu adalah fakta yang tertunda." sahut Nathasa membela diri.
"Eh, ini loe mau gue antar ke panti atau di tempat biasa ?" lanjut Nathasa lagi ketika melihat halte tak jauh di depannya itu.
"Di depan aja." sahut Fatimah.
Tak berapa lama mobil Nathasa berhenti di depan halte, dimana Fatimah biasa menunggu bus untuk pulang.
"Okey, thanks Nath." ucap Fatimah lagi ketika baru keluar dari mobilnya.
Ketika sedang berdiri di depan halte, tiba - tiba ada mobil mewah yang berhenti tepat di depannya dan Fatimah tahu betul siapa pemilik mobil maserati tersebut.
Fatimah bersikap acuh, ia pura - pura tidak mengenalnya dengan memalingkan wajahnya ke tempat lain. Glenn yang melihat sikap acuh Fatimah, segera turun dari mobilnya dan berjalan menghampirinya.
Ketika ia baru turun dari mobil, nampak segerombolan ibu-ibu yang juga berada di halte tersebut terlihat menganga menatapnya. Sepertinya mereka sedang lupa kalau punya suami di rumah.
"Ayo pulang bareng !!" ajak Glenn dengan tatapan lembut tidak seperti tadi pagi yang penuh dengan amarah.
"Tidak mau, aku akan naik bus saja." tolak Fatimah, ia benar-benar takut jika harus semobil dengan laki-laki itu.
"Tapi sebentar lagi akan turun hujan." Glenn melihat langit yang memang sangat mendung.
"Mbak itu pacarnya ya, kasihan loh mbak sudah baik hati mau menjemput mbak ?" terdengar suara seorang ibu - ibu berdiri di sebelah Fatimah.
"Iya nih, pacarnya sudah ganteng gitu di ketusin. Sikapnya tidak sesuai dengan pakaiannya ya bu." ujar Ibu satunya lagi.
"Iya nih bu pacar saya ngambekan, padahal saya sudah jauh-jauh menjemputnya." ujar Glenn dengan tampang mengiba, hingga membuat beberapa ibu-ibu di halte tersebut semakin mencaci Fatimah.
"Kasihan itu pacarnya mbak." sahut Ibu - ibu yang lainnya.
"Astaghfirullah." batin Fatimah dalam hati, ingin rasanya ia mencakar - cakar wajah gentengnya Glenn. Ganteng ?" astaga nyebut Fatimah dia anak tiri loe 🙄 pov Author.
"Maaf ya ibu - ibu kalau tidak tahu masalah yang sebenarnya, jangan kepo lebih baik diam tidak usah ikut campur apalagi penasaran. Takutnya tiba-tiba ada malaikat pencabut nyawa lewat, ibu-ibu tidak mau kan mati penasaran." tutur Fatimah lalu dengan kesal ia melangkahkan kakinya menuju mobil Glenn.
"Assalamualaikum." ucap Fatimah kemudian pada Ibu - ibu yang masih memperhatikannya.
Nampak senyum tersungging di bibir Glenn, lalu dengan langkah cepat ia masuk kedalam mobilnya.
"Tidak lucu." ucap Fatimah ketus ketika melihat Glenn masih senyum-senyum sendiri.
"Tentu saja lucu, mereka kira kita sepasang kekasih yang sedang berantem."
"Harusnya tadi aku bilang kalau kamu itu anak tiriku." ujar Fatimah kesal.
"Kamu pikir mereka akan percaya ?" tanya Glenn sambil mendekat kearah Fatimah hingga membuat wanita yang duduk di sebelahnya itu menyilangkan kedua tangan di dadanya.
"Kamu mau ngapain ?" Fatimah sudah terlihat ketakutan, wajahnya pucat seketika.
"Cuma mau pasang sefty belt, makanya jangan negatif terus mikirnya."
"Bagaimana tidak berpikir negatif. Sudah tahu aku istri Ayah mu, tapi masih saja melecehkan ku." sahut Fatimah ketus seraya memasang sefty beltnya.
"Iya maaf aku menyesal."
"Aku terpaksa naik mobil kamu, jadi jangan macam-macam. Kalau kamu berbuat kurang ajar lagi, akan aku laporkan sama Ayahmu !!" ancam Fatimah, ia berusaha untuk tegas kali ini agar laki-laki yang sedang duduk di sebelahnya itu tidak akan berani berbuat asusila lagi padanya.
"Iya aku minta maaf, aku khilaf tadi pagi karena banyak minum." ujar Glenn sambil mengemudi mobilnya dengan pelan.
"Khilaf kok berkali-kali, kalau memang tidak suka Papamu menikahi ku harusnya kamu protes pada beliau. Jangan seenaknya melecehkan ku." ucap Fatimah kesal.
"Iya aku minta maaf, maaf sudah melakukan itu."
"Bahkan kamu sudah merampas ciuman pertamaku." Fatimah merasa kecewa ketika mengingat kejadian itu.
Seketika Glenn langsung menginjak remnya mendadak, hingga membuat Fatimah terhuyung ke depan. "Apa aku tidak salah dengar, bukannya kamu sama Papa sudah lama berhubungan bahkan kuliahmu saja Papa yang biayain ?" tanya Glenn memastikan.
"Astaghfirullah, aku salah ngomong." batin Fatimah dalam hati.
"I-itu masalah pribadiku jadi kamu tidak perlu ikut campur." elak Fatimah berharap laki-laki itu tidak banyak tanya lagi, tapi itu justru membuat Glenn semakin penasaran.
"Sebenarnya hubungan seperti apa antara kamu dan Papa, bahkan kamar kalian pun juga terpisah. Aku harus segera cari tahu, aku tidak yakin kalau Papa benar-benar sudah menikahimu." batin Glenn.
Sepanjang perjalanan mereka hanya diam membisu sibuk dengan pemikiran masing-masing, hingga tak terasa kini mereka sudah sampai di rumah mereka.
Fatimah segera bergegas keluar dari mobil dan meninggalkan Glenn yang masih tak bergeming di balik kemudinya.
"Bro, bisa loe cari tahu kapan tepatnya Papa menikahi Fatimah. Loe bisa cari tahu di Panti asuhan dimana gadis itu tinggal." perintah Glenn ketika menghubungi David asistennya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Nur Kholifah
ternyata bagus² thour semua karyamu,walau ini novel dah lama tp sayang kalau di lewatkan.👍👍👍
2023-02-26
1
Ni Syah
mama Fatimah?
2022-05-18
0
Desrina Tobing
detektif mu Glenn GK cerdass buktinya GK jelasss....ah selnkh d dpnn tuan cndraa 👏
2021-11-24
2