CHAPTER 6

Jalan kehidupan bisa naik dan turun. Tetaplah melangkah.

^^^-Anonim^^^

...----------------...

Sinar matahari yang terik menembus gorden di jendela kamar di mana Gisella beristirahat, silaunya membuat Ella terbangun. 

Perlahan Ella membuka kelopak matanya menatap langit-langit kamarnya. Ella langsung terduduk. dimana aku, batinnya. 

"Oh iya ... Ini rumah Emak Mila yang tadi menolongku," gumannya. 

Ella keluar meninggalkan kamar kecilnya. Ruang tengah sepi, tak ada siapa pun. Ella berjalan-jalan masuk mengitari ruangan-ruangan di rumah itu. Sampai ke dalam dapur, ia hendak memasak sesuatu karena perutnya sudah lapar lagi. Ia mencari kompor. Dicarinya ke mana-mana. tetapi ia tak menemukan kompor.

"Kok rumah nggak ada kompornya ya?" gumamnya heran.

Menyerah, Ella kemudian pergi keluar. melihat-lihat sekitar lagi. Sampai di depan sebuah pintu, ia membuka pintu tersebut perlahan. Kamar mandi.

Dilihatnya sebuah lubang besar di dekat kamar mandi. "Apa ini?" gumamnya sambil menjulurkan kepalanya melihat ke dalam lubang tersebut.

"La.. Ella.. Kamu di mana?" terdengar suara Mak Mila memanggilnya.

"Ella di belakang, Mak" jawab Ella berjalan masuk ke dalam. 

"Kamu ngapain di belakang? Mau ke kamar mandi?" tanya Mak Mila. 

"Maaf Mak, Ella lancang melihat-lihat rumah Emak" jawab Ella sambil menundukkan kepalanya. 

"Nggak papa La, kan kamu juga akan tinggal di sini," ucap Mak Mila.

Mak Mila mengajak Ella kembali ke belakang rumah. 

"Ini kamar mandi, kalau kamu mau mandi dan mencuci, kamu nimba airnya dulu ya dari sumur itu," tunjuk Mila ke arah lubang besar yang dilihat Ella tadi. 

"Gimana cara nimbanya Mak?"

Mila kemudian mengajarkan Ella cara menimba air dan menuang ke dalam bak kamar mandi. 

"Gimana, sudah tahu kan La? Tapi ingat ya, embernya jangan sampai masuk kedalam sumur. Apalagi kamunya, hati-hati saat menimba."

"Iya, Mak."

Mak Mila melangkah lagi mengajak Ella ke dapur.

"Nah ini dapur. Kalau mau masak ambil kayu bakarnya disitu. Kayunya harus kamu nyalakan dulu, gini caranya." Mak Mila mengajarkan Ella cara membakar kayu.

"Ayo duduk sini, kamu pasti lapar kan? Ini tadi Emak belikan kamu nasi pecel di pasar. Makan dulu ya."

Ella masuk ke dapur mencari piring dan sendok, kemudian duduk kembali bersama Mila dan makan pecel bersama.

"La, sekarang kamu coba ceritakan kenapa subuh tadi kamu bisa di tepi ladang begitu?" ucap Mak Mila dengan lembut.

Ella yang sudah menghabiskan suapan terakhirnya, meletakkan sendok dan menatap Mak Mila, lalu menundukkan kepala kembali. 

"Dari kecil, Mama tak suka dengan Ella. Waktu kwmarin pengambilan ijazah, Papa janji mau datang, tapi Papa kecelakaan saat membelikan Ella hadiah. Mama marah dengan Ella dan menyuruh Pak Ali membawa Ella ke panti asuhan, tapi Ella diturunkan oleh Pak Ali di jalanan."

"Itu mama tiri Ellaa?"

"Kata Bi Sum, Mama sendiri yang melahirkan Ella. Ella anak kandung Mama," jawab Ella tertunduk sedih.

"Ya Tuhan.. Ada seorang ibu kejam seperti itu?" gumam Mak Mila terkejut. 

Ella cuma diam dan menundukkan kepalanya. 

"Sudah gini aja, Ella mau tinggal di sini jadi anak Emak? Tapi kehidupan Emak ya begini ini, Subuh-subuh Emak ke ladang, memetik sayuran dan buah untuk dijual di pasar. Hasil penjualan untuk biaya hidup sehari-hari. Kalau Ella mau, Ella boleh ikut sama Emak, kalau nggak mau, ya Emak nggak maksa. Nanti biar Emak minta Pak Lurah buat antar Ella pulang."

"Ella nggak mau pulang kerumah Mak, nanti Mama marah lagi," jawab Ella kembali menangis. 

"Cup cup sayang, jangan menangis lagi, kalau nggak mau pulang kerumah, Ella mau gimana?"

"Ella mau ikut Mak Mila aja ya?"

"Boleh.. Kalau gitu ayo kita ke rumah Pak RT. "

Mak Mila dan Ella pergi ke rumah Pak RT untuk melaporkan kedatangan Ella, yang diakui sebagai keponakan oleh Mak Mila. 

Setelah semua beres, mereka kembali ke rumah. 

Sesampainya di rumah, Mak Mila pergi ke belakang untuk mencuci pakaian, diikuti Ella yang mau membantunya. Akhirnya mereka mencuci baju bersama sambil bersenda gurau. 

Sore hari, Emak mulai sibuk di dapur untuk memasak makan malam mereka, Ella yang tak ada kegiatan pun ikut membantu di dapur. 

"Mak, kenapa nggak pakai kompor gas?" tanya Ella. 

"Kompor gas mahal La, belum lagi beli gasnya. Kalau kayu bakar kan tinggal ambil di ladang atau hutan sekitar, jadi nggak usah beli. Emak juala sehari kadang dapat dua puluh lima ribu, kadang kalau rame lima puluh ribu," ucap Emak yang sedang menggoreng telur dadar. 

Ella terdiam mendengar cerita Emak, otaknya berputar. Kalau sehari dapat 25.000, berarti kita harus hemat, batinnya.

Ella memperhatikan Mak Mila dari cara menyalakan api dan mematikannya.

"Besok subuh, Ella ikut emak ke ladang ya, terus ikut ke pasar," ucap Mila disaat mereka makan malam. 

"Iya Mak" jawab Ella.

Sebenarnya Ella masih belum kenyang tapi karena Emak cuma goreng dua telur dan masak nasi sedikit, mau nggak mau Ella menahannya. Ia tak mau merepotkan Mak Mila.

Setelah membereskan piring makan mereka, Mak Mila berkata "La.. Emak tidur dulu ya, sudah lelah. Besok harus bangun subuh, kamu juga jangan malam-malam tidurnya."

"Iya Mak."

Ella akhirnya masuk ke dalam kamar, duduk diatas ranjang kayunya.

Aku harus bisa menjalani kehidupan di sini. Aku harus bersyukur masih ada Emak yang mau menerimaku.

Di ambilnya dompetnya dari dalam tas ransel, di keluarkan foto dirinya bersama papanya. 

"Pa.. Cepat sembuh ya. Ella sekarang baik-baik saja di rumah Mak Mila," ucap Ella lirih sambil mengecup foto itu. 

Karena di rumah Mak Mila tak ada televisi, Ella yang tak ada kegiatan pun memilih untuk tidur, dipejamkan matanya rapat-rapat hingga ia terlelap di rumah barunya itu.

###

"La, ayo bangun."

Ella terbangun mendengar panggilan Emak, segera Ella bangun dan keluar dari kamarnya. 

"Ayo mandi La, abis ini kita ke ladang," ucap Mak Mila yang sedang sibuk di dapur. 

Tanpa disuruh dua kali, Ella pun segera bangun dan pergi mandi. 

"Makan dulu, agar tidak kelaparan nanti, La. Karena kita nggak tentu jam berapa pulang dari pasarnya," ucap Mak Mila yang sudah melahap sebuah singkong rebus. 

Ella pun segera menyesap teh manis hangat dan menghabiskan singkong rebusnya.

Mereka berjalan menuju ladang, jalanan masih gelap sepi, udara pagi di kebun masih begitu dingin. Ella tak terbiasa berjalan jauh seperti ini, tetapi ia menguatkan dirinya agar tidak merepotkan Mak Mila. Ia tak mau lagi diusir seperti dulu.

Setelah sampai di ladang, Emak membuka karung yang dibawanya dari rumah. 

Ella memperhatikan semua yang dikerjakan Mak Mila dari mulai menebas daun pisang, mencabut singkong, serta memetik daun singkong. 

"Ayo bantu Emak, ikat dan rapikan ini," perintah Mak Mila. 

Ella mengikuti cara Mak Mila melipat daun pisang, mengikat daun singkong, dan juga menyimpan umbi singkong.

Setelah semua selesai, Mila memasukan hasil panennya ke dalam karung dan menggendongnya di punggung.

"Ayo La, sekarang kita ke pasar."

Ella cukup kaget, baru saja ia duduk beristirahat sambil mengikat daun singkong, sekarang ia sudah harus berjalan lagi menuju ke pasar. Semoga saja pasarnya tak jauh, harapnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...HAI!! Terima kasih buat para pembaca yang sudah mendukung saya agar tetap semangat melanjutkan cerita ini setiap harinya!!...

...Agar saya tetap semangat update, dukung saya terus dengan memberikan LIKE, dan VOTE sebanyak-banyaknya ya!!...

...Jangan lupa tinggalkan bintang lima...

...(⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️)...

...dan klik FAVORIT agar tak ketinggalan episode selanjutnya ya!!...

...Terima kasih.❤...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

G@mbru_Afi

G@mbru_Afi

Gak terasa nanti jadi langsing La..

2022-11-25

0

mei

mei

otw langsing Ella... semangat 💪

2022-04-18

0

PeQueena

PeQueena

ini gambaran dari kehidupan...bersyukur kita bisa diberikan kehidupan yg layak tanpa kekuarang...bahkan diluaran sana msh ada yg kurang beruntung dari kita.
INTINYA BERSYUKUR DENGAN SEGALA PEMBERIAN TUHAN 🤲

2022-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 CHAPTER 40
41 CHAPTER 41
42 CHAPTER 42
43 CHAPTER 43
44 CHAPTER 44
45 CHAPTER 45
46 CHAPTER 46
47 CHAPTER 47
48 CHAPTER 48
49 CHAPTER 49
50 CHAPTER 50
51 CHAPTER 51
52 CHAPTER 52
53 CHAPTER 53
54 CHAPTER 54
55 CHAPTER 55
56 CHAPTER 56
57 CHAPTER 57
58 CHAPTER 58
59 CHAPTER 59
60 CHAPTER 60
61 CHAPTER 61
62 CHAPTER 62
63 CHAPTER 63
64 CHAPTER 64
65 CHAPTER 65
66 CHAPTER 66
67 CHAPTER 67
68 CHAPTER 68
69 CHAPTER 69
70 CHAPTER 70
71 CHAPTER 71
72 CHAPTER 72
73 CHAPTER 73
74 CHAPTER 74
75 CHAPTER 75
76 CHAPTER 76
77 CHAPTER 77
78 CHAPTER 78
79 CHAPTER 79
80 CHAPTER 80
81 CHAPTER 81
82 CHAPTER 82
83 CHAPTER 83
84 CHAPTER 84
85 CHAPTER 85
86 CHAPTER 86
87 CHAPTER 87
88 CHAPTER 88
89 CHAPTER 89
90 CHAPTER 90
91 CHAPTER 91
92 CHAPTER 92
93 CHAPTER 93
94 CHAPTER 94
95 CHAPTER 95
96 CHAPTER 96
97 CHAPTER 97
98 CHAPTER 98
99 CHAPTER 99
100 *iklan* MAHKOTA BUNGA
Episodes

Updated 100 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
CHAPTER 40
41
CHAPTER 41
42
CHAPTER 42
43
CHAPTER 43
44
CHAPTER 44
45
CHAPTER 45
46
CHAPTER 46
47
CHAPTER 47
48
CHAPTER 48
49
CHAPTER 49
50
CHAPTER 50
51
CHAPTER 51
52
CHAPTER 52
53
CHAPTER 53
54
CHAPTER 54
55
CHAPTER 55
56
CHAPTER 56
57
CHAPTER 57
58
CHAPTER 58
59
CHAPTER 59
60
CHAPTER 60
61
CHAPTER 61
62
CHAPTER 62
63
CHAPTER 63
64
CHAPTER 64
65
CHAPTER 65
66
CHAPTER 66
67
CHAPTER 67
68
CHAPTER 68
69
CHAPTER 69
70
CHAPTER 70
71
CHAPTER 71
72
CHAPTER 72
73
CHAPTER 73
74
CHAPTER 74
75
CHAPTER 75
76
CHAPTER 76
77
CHAPTER 77
78
CHAPTER 78
79
CHAPTER 79
80
CHAPTER 80
81
CHAPTER 81
82
CHAPTER 82
83
CHAPTER 83
84
CHAPTER 84
85
CHAPTER 85
86
CHAPTER 86
87
CHAPTER 87
88
CHAPTER 88
89
CHAPTER 89
90
CHAPTER 90
91
CHAPTER 91
92
CHAPTER 92
93
CHAPTER 93
94
CHAPTER 94
95
CHAPTER 95
96
CHAPTER 96
97
CHAPTER 97
98
CHAPTER 98
99
CHAPTER 99
100
*iklan* MAHKOTA BUNGA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!