CHAPTER 4

Mereka yang berdiri setelah dihantam badai, tidak akan terusik oleh gerimis.

^^^-anonim^^^

...----------------...

"Buatku Lex? Tapi aku nggak bisa kasih apa apa ke kamu, aku nggak punya uang" jawab Gisel menundukkan kepalanya. 

"Nggak papa, simpan ini baik baik-baik ya, kalung ini yang akan mengingatkan hubungan persahabatan kita," ucap Alex. 

"Makasih ya Lex. Kamu disana hati-hati, belajar yang rajin ya" pesan Gisel. 

Sepulang sekolah, Gisel termenung dikamar sambil mengamati kalung pemberian Alex. 

Aku nggak punya apa-apa yang bisa diberikan ke Alex, batinnya sedih. 

###

Pagi hari, Gisel sudah berpakaian rapi dan bercermin dalam kamarnya. Wajahnya sumringah mengingat janji papanya. 

Dengan riang, Gisel memasuki ruang makan kemudian bergabung untuk sarapan seperti biasanya.

Setelah selesai makan Gisel mengingatkan janji papanya "Pa, nanti jadi ke sekolahan Gisel?"

Toni tersenyum menatap Gisel. "Pasti jadi dong Sayang, tunggu Papa ya."

"Makasih ya Pa!" Gisel memeluk papanya bahagia. 

Sesampai di sekolah, Gisel menuju ke aula dengan hati riang. Di depan aula, Gisel melihat Alex diapit papa dan mamanya. Gisel berjalan perlahan ke arah mereka. 

"Gisel," panggil Alex begitu melihat Gisel sudah berdiri di dekatnya. 

"Pagi Om, pagi Tante" sapa Gisel sopan. 

Papa dan mama Alex membalas sapaan Gisel

"Gisel datang sendirian? " tanya mama Alex.

"Nanti Papa nyusul, Tante. Ini ke kantor dulu katanya" jawab Gisel

"Permisi dulu ya Om, Tante, Gisel mau cari tempat duduk dulu," pamitnya, dijawab anggukan kedua orang tua Alex.

"Lex, gue kesana dulu ya" pamit Gisel, dijawab Alex dengan anggukan juga karena acara sudah dimulai. 

Tak terasa, acara sudah hampir selesai, penghargaan untuk Gisel juga sudah diserahkan, tapi Toni, papanya, belum tampak juga. 

"Papa kemana ya.. Nggak biasa papa ingkar janji," batinnya. 

Gisel melangkah lesu keluar dari gedung sekolah, dan dilihatnya Bi Sum berlari tergopoh-gopoh berlari ke arahnya. 

"Bi.. Bibi kok kemari? Ada apa?" tanya Gisel mulai cemas. 

"Ayo Non, kita ke rumah sakit sekarang, Tu-tuan.. Tuan.. Non.." ucap Bi Sum terbata-bata. 

"Papa kenapa, Bi?" tanya Gisel cemas. 

"Anu.. Ayo cepat Non," Bik Sum menarik tangan Gisel menuju ke mobil. 

Mobil segera meluncur dengan sangat cepat. Di dalam mobil, Gisel terus bertanya tanya. 

"Bi, papa kenapa Bi?" tanya Gisel mulai menangis. 

Bi Sum tak bisa menjawab dan hanya memeluk Gael dengan erat dan membelai rambutnya. 

###

Tak lama, mereka sampai di rumah sakit. Bi Sum membawa Gisel ke ruang tunggu operasi. 

Gisel melihat mamanya duduk lesu dengan mata sembab. Perlahan, Gisel mendekati mamanya. 

"Ma, ini kenapa Ma?" tanya Gisel pelan dan takut seperti berbisik. 

Amira mengangkat wajahnya dan begitu melihat Gisel, wajah lesunya berubah menjadi wajah penuh amarah. Ia langsung mendorong Gisel dengan keras hingga Gisel jatuh tersungkur di lantai yang dingin.

"Pergi! Pergi Kamu! Pergi kamu anak pembawa sial! Pergi dari sini" jerit Amira sambil memukuli tubuh Gisel.

"Ma... Apa salah Gisel.. Ampun Ma..." tangis Gisel yang terkejut mendapat perlakuan kasar dari mamanya. 

"Pergi kamu! Pergi kamu dasar anak pembawa sial! Pergi! Aku tak mau melihat mukamu lagi! Pergi! Pergi!" Amira menjerit-jerit memukuli Gisel dengan membabi buta.

"Mama... Ampun Ma... Ampun...." tangis Gisel sambil meringkuk melindungi tubuh sintalnya.

Beberapa orang suster segera berlari menenangkan Amira dan meminta Bi Sum untuk membawa Gisel pergi dari ruang operasi karena takut mengganggu. 

Bi Sum memapah Gisel menuju mobil, untuk kembali ke rumah. 

###

"Bi, kenapa Bi..." tanya Gisel di dalam mobil. Ia masih menangis tak hentinya. Kebingungan, sakit, dan sedih. 

"Sabar ya Non, Papa Non tadi lagi dioperasi... Tuan Toni tadi mengalami kecelakaan," jawab Bi Sum lembut

"Papa kecelakaan? Di mana Bik?" tanya Gisel takut, air matanya kembali membanjiri pipinya. 

"Katanya Tuan habis beli boneka untuk hadiah Non Gisel. Pas nyebrang jalan ketabrak mobil. Itu yang disampaikan supirnya," jawab Bi Sum sedih. 

"Papa... Papa... Maafin Gisel Pa..." teriak Gisel menangis meraung-raung. Jadi Papanya kecelakaan karena dirinya. Pantas saja Mama marah sekali dengan Gisel..

"Maafin Gisel, Pa… Maafin Gisel, Pa..." jerit nya lagi. Bi Sum hanya bisa menatap Gisel dengan iba.

"Sudah Non, ini bukan salah Non Gisel, ini musibah, cobaan dari Tuhan," hibur Bi Sum. 

"Bi.. Gisel mau ke rumah sakit.. Gisel mau nemani papa di sana.. Gisel mau minta maaf, Bi.." ucap Gisel dengan linangan air mata.

"Jangan Non, nanti Nyonya marah lagi. Di rumah saja ya.." bujuk Bi Sum. 

"Nggak, Bi. Nggak papa Mama marah. Gisel dipukul nggak papa asal Gisel bisa dekat sama Papa, Bi," ucap Gisel sesenggukan.

"Jangan Non, kita tunggu di rumah saja ya..." peluk Bi Sum erat. 

"Gisel mau ke Papa, Bi," teriak Gisel berusaha membuka pintu mobil, tentu saja Bi Sum kaget dan berusaha keras mencegah Gisel.

"Non, sadar Non.. kita tunggu di rumah ya.." bujuk Bi Sum. 

Gisel yang tak kuat mengalami kejadian ini, akhirnya pingsan di dalam mobil. 

"Ya Allah! Pak kita ke klinik terdekat!" perintah Bi Sum begitu melihat Gisel terkulai tak bergerak. 

###

Setengah jam kemudian Gisel membuka kelopak matanya, kepalanya masih terasa berat, mata memutar mencari Bi Sum.

"Bi.. Bi..." rintih Gisel berusaha untuk bangun dari ranjang kamar mandi.

"Non.. Non Gisel jangan bangun dulu, berbaring saja ya," pinta Bi Sum dengan raut cemas. 

"Ini di mana Bi? Gisel mau ke tempat Papa," rengeknya kembali. 

"Ini di klinik. Tadi Non tiba-tiba pingsan, jadi Bibi bawa Non kemari .." ucap Bi Sum sambil mengelus rambut Gisel dengan sayang. 

"Bi.. bawa Gisel ke papa, Gisel mohon Bi" rengek Gisel dengan air mata berlinang. 

"Non, kalau kita ke rumah sakit lagi, nanti Mama Non bisa ngamuk lagi. Papa Non jadi nggak bisa istirahat" ucap Bi Sum mencoba mencegah niat Gisel.

"Kenapa Mama benci sekali sama Gisel, Bi... apa salah Gisel, Bi? "

"Sudah, jangan dipikirkan lagi, besok pagi Bibi antar Non ke rumah sakit. Nanti kalau Non sudah kuat jalan, kita pulang ke rumah, ya."

Gisel terdiam mendengar ucapan Bi Sum kemudian menguatkan dirinya bangun dan memeluk Bi Sum sambil menangis. 

Bi  Sum menepuk nepuk punggung Gisel dengan lembut. 

Kasihan sekali nasibmu Non... Walau Bibi tidak melahirkanmu, tapi Bibi yang merawatmu dari bayi merah. Sakit hati Bibi melihat semua penderitaanmu...

Setelah Bi Sum membayar biaya klinik, mereka segera meluncur pulang ke rumah. 

"Non istirahat sana di kamar, Bibi siapkan makan dulu ya," ucap Bi Sum. 

"Gisel rebahan di sofa saja ya Bi" ucap Gisel berjalan ke arah sofa panjang di depan TV.. 

Gisel merebahkan tubuhnya. "Pa.. Papa harus sembuh, Papa nggak boleh ninggalin Gisel karena yang Gisel punya cuma Papa..." Gisel bergumam dalam tidurnya.

Bi Sum datang membawakan susu hangat dan roti bakar.

"Non, bangun dulu.. Ini dihabiskan dulu, Non belum makan loh Non. Kalau Non sakit, besok kita nggak bisa besuk Papa ke rumah sakit," rayu Bi Sum. 

Gisel menatap sendu ke arah Bi Sum, matanya sembab dengan linangan air mata. Ia langsung menghabiskan susu yang disiapkan Bi Sum. Meski ia tak nafsu makan, tetapi ia juga kelaparan.

"Kamu…! Ngapain kamu masih di sini?! Saya bilang pergi!" teriak Amira begitu melihat Gisel.

Gisel dan Bi Sum kaget melihat kedatangan Amira yang baru pulang.

"Ma.. Maafin Gisel.. Jangan usir Gisel" rengek Gisel kembali menangis. 

"Pergi kamu! Memang kamu anak pembawa sial! Menyesal aku melahirkanmu!" bentak Amira marah. 

"Nyonya sadar nyonya.. Gisel putri kandung Nyonya..." ucap Bi Sum berusaha menenangkan Amira. Sakit hatinya mendengar perkataan sang Nyonya.

"Aku nggak mau punya anak pembawa sial! Pergi sekarang juga! Aku nggak sudi melihat mukamu lagi!" bentak Amira. 

Gisel mendekati Amira dan bersimpuh di kakinya. 

"Ma, jangan usir Gisel.. Gisel nggak punya siapa siapa selain keluarga ini... Ma... maafkan Gisel Ma..." ratap Gisel meraung-raung memeluk kaki Amira. 

Dengan kasar Amira melepaskan tangan Gisel dari kakinya. Dua kali Gisel dibuat jatuh tersungkur oleh mama kandungnya.

Amira pergi meninggalkan Gisel menaiki tangga menuju ke kamar Gisel. Dimasukkannya semua pakaian dan barang-barang milik Gisel ke dalam sebuah koper. Diseretnya turun koper tersebut ke bawah. 

"Bi..! Panggil Pak Ali kemari cepat!" perintah Amira. 

Dengan tergopoh-gopoh Bi Sum memanggil Pak Ali untuk masuk ke dalam rumah. 

"Nyonya memanggil saya?" tanya Pak Ali begitu sudah di ruang keluarga. 

"Ini amplop isinya uang! Bawa anak itu ke panti asuhan yang jauh dari sini! Serahkan uang ini ke pihak panti suruh mereka yang merawat anak pembawa sial itu! Bawa anak sialan itu pergi dari sini sekarang!" perintah Amira dipenuhi dengan amarah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...HAI!! Terima kasih buat para pembaca yang sudah mendukung saya agar tetap semangat melanjutkan cerita ini setiap harinya!!...

...Agar saya tetap semangat update, dukung saya terus dengan memberikan LIKE, dan VOTE sebanyak-banyaknya ya!!...

...Jangan lupa tinggalkan bintang lima...

...(⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️)...

...dan klik FAVORIT agar tak ketinggalan episode selanjutnya ya!!...

...Terima kasih.❤...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

gustiiiiiiii .... ada yak mama kandung tapi kelakuan kek nenek lampir?

2023-01-15

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

hoalaaaa ... Gisel anak kandung toh? 😰
ini mah mama kandung rasa mama tiri ... lebih jahat pulak ... 😡😡

2023-01-15

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

mngkn Gisel bukan anak kandung Amira kalik yaaa ?? 🤔😏

2023-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 CHAPTER 40
41 CHAPTER 41
42 CHAPTER 42
43 CHAPTER 43
44 CHAPTER 44
45 CHAPTER 45
46 CHAPTER 46
47 CHAPTER 47
48 CHAPTER 48
49 CHAPTER 49
50 CHAPTER 50
51 CHAPTER 51
52 CHAPTER 52
53 CHAPTER 53
54 CHAPTER 54
55 CHAPTER 55
56 CHAPTER 56
57 CHAPTER 57
58 CHAPTER 58
59 CHAPTER 59
60 CHAPTER 60
61 CHAPTER 61
62 CHAPTER 62
63 CHAPTER 63
64 CHAPTER 64
65 CHAPTER 65
66 CHAPTER 66
67 CHAPTER 67
68 CHAPTER 68
69 CHAPTER 69
70 CHAPTER 70
71 CHAPTER 71
72 CHAPTER 72
73 CHAPTER 73
74 CHAPTER 74
75 CHAPTER 75
76 CHAPTER 76
77 CHAPTER 77
78 CHAPTER 78
79 CHAPTER 79
80 CHAPTER 80
81 CHAPTER 81
82 CHAPTER 82
83 CHAPTER 83
84 CHAPTER 84
85 CHAPTER 85
86 CHAPTER 86
87 CHAPTER 87
88 CHAPTER 88
89 CHAPTER 89
90 CHAPTER 90
91 CHAPTER 91
92 CHAPTER 92
93 CHAPTER 93
94 CHAPTER 94
95 CHAPTER 95
96 CHAPTER 96
97 CHAPTER 97
98 CHAPTER 98
99 CHAPTER 99
100 *iklan* MAHKOTA BUNGA
Episodes

Updated 100 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
CHAPTER 40
41
CHAPTER 41
42
CHAPTER 42
43
CHAPTER 43
44
CHAPTER 44
45
CHAPTER 45
46
CHAPTER 46
47
CHAPTER 47
48
CHAPTER 48
49
CHAPTER 49
50
CHAPTER 50
51
CHAPTER 51
52
CHAPTER 52
53
CHAPTER 53
54
CHAPTER 54
55
CHAPTER 55
56
CHAPTER 56
57
CHAPTER 57
58
CHAPTER 58
59
CHAPTER 59
60
CHAPTER 60
61
CHAPTER 61
62
CHAPTER 62
63
CHAPTER 63
64
CHAPTER 64
65
CHAPTER 65
66
CHAPTER 66
67
CHAPTER 67
68
CHAPTER 68
69
CHAPTER 69
70
CHAPTER 70
71
CHAPTER 71
72
CHAPTER 72
73
CHAPTER 73
74
CHAPTER 74
75
CHAPTER 75
76
CHAPTER 76
77
CHAPTER 77
78
CHAPTER 78
79
CHAPTER 79
80
CHAPTER 80
81
CHAPTER 81
82
CHAPTER 82
83
CHAPTER 83
84
CHAPTER 84
85
CHAPTER 85
86
CHAPTER 86
87
CHAPTER 87
88
CHAPTER 88
89
CHAPTER 89
90
CHAPTER 90
91
CHAPTER 91
92
CHAPTER 92
93
CHAPTER 93
94
CHAPTER 94
95
CHAPTER 95
96
CHAPTER 96
97
CHAPTER 97
98
CHAPTER 98
99
CHAPTER 99
100
*iklan* MAHKOTA BUNGA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!