CHAPTER 2

Terkadang aku menangis ketika ada teman yang menceritakan kebahagiaan suasana keluarganya. Mungkin aku iri.

^^^-anonim^^^

...----------------...

Gisel melangkah memasuki rumah mewah dan besar, tapi entah kenapa hatinya terasa hampa

"Siang, Ma," sapa Gisel begitu melihat mamanya sedang menonton TV. 

Amira acuh tak menjawab sapaan putri bungsunya tersebut. 

Gisel sudah terbiasa akan sikap mamanya yang tak pernah menganggap ada keberadaannya. Ia hanya bisa menghela nafas, kemudian melanjutkan langkah kakinya menuju ke kamarnya.

Di sana, Gisel menghempaskan tubuh gempalnya, setiap hari ia merenung.

Kenapa Mama begitu tak menyukaiku.. Apa salahku.. Apa karena aku jelek, makanya mama nggak menganggapku sebagai anaknya.. Apa aku memang bukan putri kandungnya...

Sambil bangun dan berdiri di depan cermin, ia menatap lurus kepada seorang anak perempuan dengan tubuh gemuk penuh lemak, dan pipi yang gembul.

Mungkin aku memang bukan putri kandung mama... aku berbeda sekali dengan kak Rendy yang tampan dan atletis, dan kak Sherly yang cantik dan imut, batin Gisel tambah sedih.

Tuhan, aku putri siapa... isak Gisel perlahan. 

Tok tok tok

Terdengar suara pintu kamarnya diketuk dari luar.

Dengan langkah lesu Gisel membuka pintu kamarnya. 

"Non, sudah ditunggu Nyonya sama Den Rendy makan siang," terdengar suara Bi Sumi dari depan kamar

"Iya, Bi. Bentar lagi Gisel turun, makasih ya," jawab Gisel yang segera mengganti seragam sekolahnya. 

Di ruang makan, terlihat Mama yang tampak cantik dan anggun sedang menuangkan nasi dan lauk pauk ke piring Kak Rendy.

"Ayo Sel, makan," ajak Rendy begitu melihat Gisel sudah masuk ke ruangan tersebut. 

Gisel langsung menarik kursi dan duduk di seberang mama dan kakaknya. 

Perlahan, Gisel menyendokkan makanan ke dalam mulutnya. Sedangkan matanya masih melirik Mama yang terlihat sangat perhatian kepada Rendy.

"Sel, kata Mama, kamu pulang nggak bareng Sherly ya?" Rendy membuka pembicaraan.

"Iya Kak, Kak Sherly bilangnya mau mampir ke rumah Kak Vina dulu tadi."

"Kalau lagi makan jangan bicara, Gisel," tegur Amira.

"Maaf, Ma" Gisel menjawab sambil menunduk. 

"Mama, kan cuma kita bertiga disini, santai aja kenapa sih," ucap Rendy sambil tersenyum menatap mamanya. 

"Nanti jadi kebiasaan Ren, nggak baik buat Gisel," tangkis Amira. 

Seusai makan, Mama bertanya kepada Rendy, "Ren kamu yakin mau kuliah di luar negeri?"

"Yakin dong Ma. Cuma belum tau di Universitas mana, karena hasil pengumumannya belum keluar."

"Mama nggak bisa ketemu kamu tiap hari lagi dong," ucap Amira sedih.

"Yah, Mama. Kan cuma 4 tahun. Kalau liburan, Rendy pasti balik kok," hibur Rendy.

"Kamu kalau di sana hati-hati jaga diri ya, Ren," pesan Amira dengan wajah khawatir

"Beres, Ma," jawab Rendy sambil memeluk mamanya.

Gisel menitikkan air mata melihat pertunjukan tersebut. Mamanya belum pernah sekalipun memeluknya seperti itu.

"Ayo ikut ke kamar Mama." Amira menggandeng tangan Rendy menuju kamarnya.

Tinggal Gisel sendiri di ruang makan yang sangat luas tersebut.

"Non, kok ngelamun sih?"  tiba-tiba Bi Sum mengagetkannya.

"Eh Bibi, bikin Gisel kaget saja" jawab Gisel tertawa. 

"Sudah makannya Non? Biar Bibi beresin ya," ucap Bi Sum.

"Sudah Bi, Gisel bantuin ya."

Gisel pun membawa piring kotor ke dalam, ditaruhnya piring piring tersebut di tempat cucian. 

"Ngelamun lagi!" seru Bi Sum.

"Bi, kenapa Mama nggak pernah sayang sama Gisel, ya, kayak kalau Mama sayang ke Kak Rendy atau Kak Sherly.. Apa Gisel anak pungut ya?" tanya Gisel menatap sang bibik sedih. 

"Hush jangan bicara sembarangan! Non itu anak kandung Nyonya Amira dan Tuan Toni. Bibi yang lihat sendiri kok waktu Non lahir di rumah sakit!" Bi Sum kaget dengan pertanyaan Gisel.

"Bibi nggak bohong kan?"

"Ya Gusti, tentu benar Non. Dari Non Gisel masih bayi merah bibi yang merawat, mandiin, ganti popok,pokoknya semuanya deh."

"Jadi waktu Gisel bayi, yang mengurus dan merawat Bibi?" tanya Gisel jadi sedih lagi. Kenapa bukan Mama yang merawat Gisel?

"Benar Non."

"Berarti Mama nggak suka dengan kelahiran Gisel ya, Bi?"

"Itu... itu.. Ah sudahlah Non, pokoknya Non itu anak kandung Tuan dan Nyonya. Jangan mikir yang aneh-aneh lagi ya, Non."

###

Di ruang makan yang mewah, perabotan-perabotan perak di pajang menyilaukan ruangan tersebut. Tampak satu orang anak dengan wajah murung sedang menyendokkan makanannya sambil mencuri-curi pandang ke arah mamanya yang sedang menyuapi kakak-kakaknya.

Ma, apa salah Gisel sebenarnya, batin Gisel.

"Ma, papa kapan pulang?" tanya Rendy

"Lusa Papa sudah pulang kok Ren" jawab Amira. 

Begitu setiap saat keadaan di ruang makan bila Toni, Papa Gisel tidak di rumah.

"Ma, besok Gisel di kasih uang jajan ya" pinta Gisel

"Memang kemana uang jajanmu, bukannya Mama sudah berikan setiap minggu?" ucap Amira. 

"Em, itu Ma," sahut Gisel sambil menatap Sherly dibalas dengan pelototan mengancam.

"Uang jajan sudah diberikan setiap Senin. Jadi tunggu hari Senin lagi baru dapat uang jajan," ucap Amira sambil berlalu meninggalkan meja makan diikuti Sherly. 

Gisel cuma bisa menghela nafas mendengar jawaban Amira. 

"Sel, tumben kamu kehabisan uang jajan?" tanya Rendy heran. 

"Nggak habis kok uang jajan Gisel, cuma.. " Gisel tidak melanjutkan ucapannya cuma kembali menghela nafas kesal. 

"Nih, pake uang Kakak ya, sudah jangan cemberut lagi, uangmu dirampas Sherly kan?" ujar Rendy yang sepertinya paham situasi Gisel.

Gisel cuma mengangguk kepalanya. 

"Makasih Kak" ucap Gisel akhirnya bisa tersenyum. 

Rendy menatap kasihan kepada adik bungsunya. Dia tahu sikap mama berbeda, tapi Rendy juga bingung harus bagaimana, kecuali ada Papa di rumah ini, maka suasana lebih baik karena Papa akan membela Gisel.

###

Gisel melangkahkan kakinya menuju ruang kelas dengan hati riang. 

"Ndut.. Ndut.."

Gisel tahu ada yang memanggilnya, tapi cuek saja karena bukan namanya yang disebut. 

"Gisel bomber, budek ya!" bentak Windy teman sekelas Gisel.

Windy menepuk pundak Gisel dengan keras. 

"Aw!"pekik Gisel

"Apaan sih lo!" bentak Gisel menatap Windy. 

"Lo budek ya Ndut, dipanggil dari tadi nggak jawab jawab," ucap Windy yang sudah berdiri didepan Gisel. 

"Nama gue Gisel, bukan Bomber juga Ndut!" sahut Gisel kesal. 

"Hahahaha… Lo,kan lo emang gendut wajar dong dipanggil Ndut atau Bomber. Kok marah!" ucap Windy masih tertawa.

"Dasar mulut soak!" gerutu Gisel meninggalkan Windy dengan kesal. 

"Eh tunggu Ndut! Gue pinjem buku PR matematika lo!" ucap Windy. 

"Enak aja, emang lo siapa minjem minjem, kerjain sana sendiri," sungut Gisel berlalu.

"Dasar gendut, jelek, belagu! Gajah bengkak lo!" teriak Windy kesal. 

Alex melihat Gisel masuk dengan wajah ditekuk. 

"Sel, pagi-pagi gini kenapa udah ketekuk aja itu muka?" tanya Alex.

"Auh Ah Gelap."

Gisel menyeret kakinya ke bangkunya diikuti Alex.

"Hmm.. Kalau ditekuk gitu cantiknya hilang lo Sel," goda Alex tersenyum. 

"Ihh.. Apaan sih Lex, pagi-pagi sudah ngegombal aja," ucap Gisel akhirnya bisa tersenyum. 

"Nah gitu dong, baru Gisel namanya" celoteh Alex senang melihat sahabatnya bisa tertawa lagi. 

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...HAI!! Terima kasih buat para pembaca yang sudah mendukung saya agar tetap semangat melanjutkan cerita ini setiap harinya!!...

...Agar saya tetap semangat update, dukung saya terus dengan memberikan LIKE, dan VOTE sebanyak-banyaknya ya!!...

...Jangan lupa tinggalkan bintang lima...

...(⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️)...

...dan klik FAVORIT agar tak ketinggalan episode selanjutnya ya!!...

...Terima kasih.❤...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

good Giseelllll ... 👏👏👏👍👍👍

2023-01-15

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

harus nya Rendy cerita donk ke papa ....
gimana sikap mama kalo papa lagi gak ada ...
jangan cuma diem aja ..

2023-01-15

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

kek nya bi Sum tau sesuatu niiiy .... 🤔

2023-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 CHAPTER 40
41 CHAPTER 41
42 CHAPTER 42
43 CHAPTER 43
44 CHAPTER 44
45 CHAPTER 45
46 CHAPTER 46
47 CHAPTER 47
48 CHAPTER 48
49 CHAPTER 49
50 CHAPTER 50
51 CHAPTER 51
52 CHAPTER 52
53 CHAPTER 53
54 CHAPTER 54
55 CHAPTER 55
56 CHAPTER 56
57 CHAPTER 57
58 CHAPTER 58
59 CHAPTER 59
60 CHAPTER 60
61 CHAPTER 61
62 CHAPTER 62
63 CHAPTER 63
64 CHAPTER 64
65 CHAPTER 65
66 CHAPTER 66
67 CHAPTER 67
68 CHAPTER 68
69 CHAPTER 69
70 CHAPTER 70
71 CHAPTER 71
72 CHAPTER 72
73 CHAPTER 73
74 CHAPTER 74
75 CHAPTER 75
76 CHAPTER 76
77 CHAPTER 77
78 CHAPTER 78
79 CHAPTER 79
80 CHAPTER 80
81 CHAPTER 81
82 CHAPTER 82
83 CHAPTER 83
84 CHAPTER 84
85 CHAPTER 85
86 CHAPTER 86
87 CHAPTER 87
88 CHAPTER 88
89 CHAPTER 89
90 CHAPTER 90
91 CHAPTER 91
92 CHAPTER 92
93 CHAPTER 93
94 CHAPTER 94
95 CHAPTER 95
96 CHAPTER 96
97 CHAPTER 97
98 CHAPTER 98
99 CHAPTER 99
100 *iklan* MAHKOTA BUNGA
Episodes

Updated 100 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
CHAPTER 40
41
CHAPTER 41
42
CHAPTER 42
43
CHAPTER 43
44
CHAPTER 44
45
CHAPTER 45
46
CHAPTER 46
47
CHAPTER 47
48
CHAPTER 48
49
CHAPTER 49
50
CHAPTER 50
51
CHAPTER 51
52
CHAPTER 52
53
CHAPTER 53
54
CHAPTER 54
55
CHAPTER 55
56
CHAPTER 56
57
CHAPTER 57
58
CHAPTER 58
59
CHAPTER 59
60
CHAPTER 60
61
CHAPTER 61
62
CHAPTER 62
63
CHAPTER 63
64
CHAPTER 64
65
CHAPTER 65
66
CHAPTER 66
67
CHAPTER 67
68
CHAPTER 68
69
CHAPTER 69
70
CHAPTER 70
71
CHAPTER 71
72
CHAPTER 72
73
CHAPTER 73
74
CHAPTER 74
75
CHAPTER 75
76
CHAPTER 76
77
CHAPTER 77
78
CHAPTER 78
79
CHAPTER 79
80
CHAPTER 80
81
CHAPTER 81
82
CHAPTER 82
83
CHAPTER 83
84
CHAPTER 84
85
CHAPTER 85
86
CHAPTER 86
87
CHAPTER 87
88
CHAPTER 88
89
CHAPTER 89
90
CHAPTER 90
91
CHAPTER 91
92
CHAPTER 92
93
CHAPTER 93
94
CHAPTER 94
95
CHAPTER 95
96
CHAPTER 96
97
CHAPTER 97
98
CHAPTER 98
99
CHAPTER 99
100
*iklan* MAHKOTA BUNGA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!