Abimanyu mondar mandir di dalam kamarnya. "Ndo ayo makan malam dulu" teriak ibu dari luar.
Abimanyu keluar dari kamarnya menuju ruang makan. Dia duduk di depan ibunya sedangkan Bapaknya berada di samping.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Bapak. Abimanyu menjawanya "Bapak dan Ibu tau Adinka anaknya pak Rama kan. Boleh tidak kalau Abi melamarnya"
Ucapan Abimanyu membuat orangtuanya kaget. "Kamu serius mau melamar anak orang?" tanya Bapak.
"Abi sebenarnya suka sama Adinka pak dan minggu depan dia akan pergi kekota untuk kuliah disana" jelas Abimanyu. "Bapak si setuju saja kelihatannya dia anak yang baik" sahut Bapak.
"Kalau ibu bagaimana?" tanya Bapak. Ibu Abimanyu masih berpikir dengan kemauan anaknya.
"Bu Abi mohon restui kami ya" pinta Abimanyu memohon.
"Tapi kamu tadi bilang dia mau kuliah dikota apa tidak apa-apa?" tanya Ibu.
"Mungkin untuk sementara Dinka aku lamar dulu bu dan untuk menikah setelah Dinka lulus nanti" Abimanyu menjelaskan.
Ibunya mengangguk sembari tersenyum. Sebenarnya ibunya Abimanyu ini juga menyukai Dinka. Wanita tersebut cantik dan pintar.
Nilai tambahannya Dinka sudah mengenal ibunya Abimanyu karena sering membantu di kegiatan di posyandu dan beberapa kegiatan lainnya.
+++
Sore itu keluarga Dinka menyiapkan segala kebutuhan untuk acara lamarannya. Kerabatnya ikut membantu. Apabila di desa gotong royong dan kerukunan antar tetangga masih sangat kental.
Dinka juga ikut menyiapkan makanan. Dia tidak mau berpangku tangan hanya melihat saja.
"Ini sudah jam berapa lho kenapa belum siap?" kata Bibinya. Dinka di dorong untuk menjauh dari dapur. Dia memang sudah harus bersiap-siap.
Ada seseorang yang mengantarkan baju batik untuk Dinka. Bella menerima baju tersebut. Dia melemparkan bajunya kepada Dinka.
Abimanyu sudah rapih dengan baju batik dan peci. Baju batik tersebut dia beli sepasang dengan Dinka.
Hari dimana dia melamar pujaan hati akan tiba. Jantungnya berdetak tidak karuan.
Rombongan keluarga Abimanyu tiba dirumah Dinka. Abimanyu kagum melihat Dinka yang sangat cantik. Dipoles dengan riasan sedikit namun Dinka sudah terlihat cantik.
Acara lamaran yang sederhana pun berjalan lancar.
Siti yang akan mendapat menantu seorang kepala desa sangat bangga. Dia bisa pamer ke warga sekitar rumah.
Berbeda dengan Bella yang sepanjang acara lamaran hanya merengut melihat kakak perempuan nya bahagia.
"Kenapa sih selalu saja kak Dinka yang mendapatkan apa yang aku mau" gerutu Bella. Rama melihat Bella masuk kedalam kamar dengan menutup pintu kamar sangat keras.
Dia menghampiri putri bungsunya yang berada didalam kamar. "Kamu tidak membantu ibu beres-beres?" tanya Rama. "Males pak Bella mau tidur" ucapnya ketus.
Rama geleng-geleng kepala melihat anak bungsunya. Sifatnya sangat berbanding terbalik dengan Dinka.
Dinka walaupun anak tirinya tapi Rama lebih menyayangi Dinka daripada anak kandungnya. Karena Dinka lebih patuh dan mudah diatur.
"Ibu istirahat saja untuk yang lainnya biar Dinka yang membersihkan" Dinka menuntun ibunya untuk duduk. Terlihat diraut muka ibunya sangat lelah.
"Kamu bereskan semuanya sampai bersih" tandas ibunya. Dinka mengangguk.
+++
Pagi yang cerah Dinka pergi kepasar untuk berbelanja sayur. Kali ini dia pergi kepasar dengan calon ibu mertuanya.
"Hari ini bantu ibu masak ya dirumah" kata ibu Abimanyu.
"Iya bu" Dinka tersenyum. Mereka belanja bahan sayuran banyak. Tiba dirumah calon mertua. Dinka meletakkan sayurannya di atas meja dapur.
"Hari ini kakaknya Abimanyu yang bekerja dikota akan pulang, jadi untuk menyambutnya kita akan masak yang banyak" kata calon Ibu mertua.
Dinka mulai mencuci sayur dan memotong bumbu. Dia disibukkan memasak bersama calon mertuanya.
"Masakan kamu enak ya" pujian dari calon ibu mertua membuat Dinka tersipu malu. "Tidak kok bu" ujar Dinka.
+++
Abimanyu pulang kerja menemui Dinka yang masih sibuk menyiapkan makanan. "Neng" panggil Abimanyu.
"Ambilin mas makan ya, mas lapar" pinta Abimanyu tersenyum menggoda.
Dinka mengambilkan makanan untuk Abimanyu. Dia ikut duduk di kursi ruang makan. Rumah Abimanyu cukup besar bila di banding dengan rumah disekitarnya. Rumah itu juga terbilang bagus apabila didesa.
Suara ketokan pintu terdengar. Dinka membukakan pintunya. Abimanyu mengekori Dinka di belakang.
"Selamat datang mas Abinyu" Abimanyu memeluk kakaknya.
"Ini calon istrimu?" tanya Abinyu. "Iya mas" jawab Abi.
Dinka menyapa dan bersalaman dengan calon kakak iparnya. "Mas kalah nih sama kamu" Abinyu menyikut badan adik nya.
Malam pun tiba. Setelah bercakap ria dengan kedua orangtuanya Abinyu mengajak adiknya main catur di teras rumah.
Adinka masih berada di rumah calon suaminya. Dia membawakan kopi untuk calon suami dan kakak iparnya.
"Nih mas aku buatin kopi silahkan diminum" ucap Dinka dengan nada lembut. "Terimakasih" sahut Abimanyu.
Adinka pamit pulang kerumah diantarkan oleh calon suaminya. Besok Dinka harus bersiap untuk pergi ke kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Bintang Ray234🌸🌸
Alur cerita bagus, penuh kisah kehidupan dan petualangan semangat terus ya thor juga sukses selalu ya author...🌸🌸
2023-01-01
0
Julia sari Lubis
othor..walopun Kakak adik nama nggak perlu lah dipaksakan mirip gitu
2022-01-16
0
Bunda Windy
gak ada nama lain apa yg lebih keren,abinyu...🙄🙄🙄☹️☹️🤔🤔...knp gak yg lbh cocok gitu, jadi kayak gak pas aja menurut aku
2021-07-28
1