Gadis Desa bukan Cinderella
Adinka seorang anak gadis dari desa. Dia yang sangat berambisi untuk meraih impiannya di kota. Dan memutuskan untuk pergi kekota mengadu nasib disana. Mencari kehidupan baru dan kuliah disana.
Dia punya adik tiri dari ayahnya. Dinka juga termasuk wanita yang cerdas. Ayah kandungnya pergi meninggalkan Dinka dan ibunya ketika Dinka masih balita.
"Dinka bisa bicara dengan bapak sebentar?" ucap ayah tirinya. Adinka membukakan pintu kamar. "Ada apa pa?" tanya Dinka.
Ayah tirinya memberikan sebuah kotak pada Dinka. "Apa ini pa?" Adinka menerimanya. "Besok kamu ulang tahun, bapak cuma bisa memberikan ini untuk mu" ucap ayah tirinya.
Dinka tersenyum senang diberi kado oleh ayah tirinya. Itu merupakan kado pertamanya. "Bapak sengaja kasih sekarang karena adik dan ibu mu lagi kepasar" ujarnya.
Dinka memeluk ayah tirinya sembari mengucapkan terimakasih. Walaupun ayah tiri tapi itu adalah sosok ayah tiri yang baik. Beruntung Dinka memilikinya.
+++
Dinka memakai baju hadiah dari ayah tirinya. Dia memegangi baju tersebut sembari tersenyum. 'Baju yang indah' gumamnya dalam hati.
"Kamu dapat dari mana baju itu?!" bentak ibunya. Dinka terkaget mendengar bentakan ibunya dan membalikkan badan kearahnya.
"Em ini bu.." dengan gagap Dinka tidak meneruskan kata-kata nya. Adik tirinya mendekati Dinka dan menarik baju itu agar robek. "Bella apa yang kamu lakukan!" gerutu Dinka pada adik tirinya.
"Kenapa kamu marah sama Bella!" teriak ibunya lagi. "Ini Bella sudah merobek baju ku bu" Dinka membela diri.
"Ibu aku tidak merobek bajunya kakak, aku hanya ingin pegang bu" rengekan adiknya berhasil membuat ibu Dinka marah padanya. "Jawab pertanyaan ibu kamu dapat baju itu dari mana?"
Belum sempat menjawab Bella sudah mengambil alih pembicaraan. Dia menginginkan baju yang sama persis seperti kakak tirinya itu.
"Ibu aku ingin baju seperti kakak" rengek Bella lagi. "Baju itu sepertinya mahal nak, ibu belum punya uang untuk membeli" nasehat ibu dengan nada yang lembut.
"Jangan bilang kamu minta sama lelaki yang waktu itu ya?" tandas ibunya kembali. "Lelaki yang mengantar kamu pulang dari pasar" teriak ibunya.
Dinka yang selalu disalahkan walaupun itu bukan kesalahannya. Dia di perlakukan tidak adil oleh ibu kandungnya. Dan selalu dibeda-bedakan dengan Bella.
Bella sangat disayangi oleh ibunya. Dia besar dengan dimanjakan oleh kedua orangtuanya. Beda dengan Dinka yang harus mengalah pada adik tirinya. Dia harus mengumpulkan uang terlebih dulu bila dia ingin sesuatu.
Karena muak melihat ibu dan adik tirinya Dinka beranjak masuk kedalam kamarnya. Menangis dalam diam itulah kegiatan rutin Dinka sejak kecil apabila habis dimarahi oleh ibunya.
+++
Dinka terbangun dengan mata sembab. Dia menerima kabar bahwa dia mendapat beasiswa di sebuah universitas terkenal dikota.
Setelah vakum setahun akhirnya dia bisa meneruskan kuliahnya. Dia memang tidak langsung kuliah karena terkendala biaya.
"Mata mu kenapa ndo?" ucap ayah tirinya. Dinka tersenyum "tidak apa-apa pa".
Dinka berjalan kaki menuju kepasar untuk belanja sayur. Di desa tempat tinggalnya dia wanita yg dikagumi banyak pemuda.
Kepala desa disana yang masih terbilang muda juga tertarik dengan Dinka. Pembawaannya yang dewasa dari kepala desa itu membuat Dinka kagum.
Rasa tertarik muncul ketika mereka tidak sengaja bertemu di perkumpulan para pemuda pemudi.
"Pagi neng" sapa Abimanyu. Dinka menjawab dengan anggukan kepala dan tersenyum.
"Mau belanja ya?" tanya Abimanyu. "Iya pak kades" jawab Dinka.
Abimanyu juga menyapa para pejalan kaki lainnya. Pagi itu dia berangkat ke tempat kerjanya. Mengendarai sepeda motor.
'Nikmati hari ini karena beberapa hari lagi aku akan pergi' gumamnya dalam hati.
Sepulang dari pasar Dinka menyiapkan sarapan untuk keluarganya.
"Bapak sarapannya sudah siap" ucap Dinka. Rama yang merupakan ayah tirinya berjalan ke ruang makan. Beralaskan karpet mereka menikmati sarapannya.
Rumah yang di tempati keluarga Dinka sangat sederhana. Tapi itu layak dan nyaman untuk di tempati.
"Kamu jadi pergi ke kota untuk kuliah?" tanya Rama. "Jadi pak berangkat minggu depan" jawab Dinka.
"Disana mau hidup pakai apa duit saja tidak punya koh" gerutu Siti ibunda Dinka dan Bella.
"Kak Dinka tidak usah kuliah cuma menghabiskan duit bapak saja" keluh Bella.
"Kakak mu ini kuliah juga karena dapat beasiswa, bukan bapak yang membiayai" jelas Rama pada anak bungsunya.
Bella merengut mendengar Dinka dibela.
+++
Semilir angin menerpa wajah cantik Dinka. Udara di desa itu masih bersih karena jauh dari kota. Senja menjadi pemandangan yang indah bagi dua anak manusia yang menikmati.
"Kamu jadi pergi kekota?" tanya Abimanyu. "Sepertinya begitu" jawab Dinka.
Abimanyu memandang wajah Dinka disampingnya. Dia sebenarnya tidak mau melepas Dinka pergi jauh.
"Sebelum kamu pergi apa mau ku lamar terlebih dahulu?" ungkapan cinta dari Abimanyu membuat mata Dinka membulat.
"Mas serius?" tanya Dinka balik. Abimanyu tersenyum dan mengangguk.
"Ibu menyuruh aku untuk cepat meminang seorang wanita. Namun aku hanya menyukai mu" jelas Abimanyu.
"Tapi apa ibu nya mas Abi setuju kalau mas Abi menikah dengan ku?" tanya Dinka.
"Mungkin setuju, kamu itu wanita yang baik dan cantik" Abimanyu menggoda Dinka.
Rona wajah Dinka menjadi semu merah. "Lihat tuh pipi mu jadi merah" ledek Abimanyu.
"Pemandangan nya bagus yaa mas" ujar Dinka mengalihkan pembicaraan. Abimanyu menatap kearah matahari yang mulai tenggelam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-02-01
0
Siti Saadah Khodijah
hadir hadir
2022-01-14
0
Adella Idrus
kasian
2021-11-17
0