Abimanyu mengambil ijin cuti untuk menemui tunangannya. Sudah cukup lama dia tidak bertemu dengan Dinka. Dia berinisiatif untuk memberi kejutan pada calon istrinya itu.
Setelah kuliah Dinka pergi ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku. Dia kuliah mengambil jurusan IT. Reta mengekor dibelakang Dinka sembari memakan cemilannya. "Gue nunggu dikantin ya laper nih" Reta berjalan kearah kantin.
Dinka mengambil beberapa buku di rak. Dia ingin mengambil buku di rak paling atas namun terlalu tinggi bagi badannya. Tangannya juga tidak sampai menjangkau rak teratas. Di kejauhan Fahmi melihat Dinka yang sedang kesusahan mengambil buku. Dia mendekat dan sedikit berjinjit untuk mengambil. "Terimakasih" ucap Dinka.
Dinka segera ke meja petugas perpustakaan untuk mencatat buku yang akan di pinjam. Lalu kemudian Dinka berjalan kekantin. Untuk menemui Reta. Dirinya takut bila berduaan dengan Fahmi akan menjadi masalah lagi. Karena pasti senior wanitanya tidak terima.
Dinka dan Reta berjalan keluar kampus sambil berbincang. Abimanyu sudah berdiri di dekat gerbang kampus. Dia melihat Dinka sedang mengobrol. "Adinka" panggil Abimanyu melambaikan tangan keatas. Dinka mendengar namanya dipanggil. Dia mencari orang yang menanggilnya. "Mas Abi" Dinka berjalan menghampiri tunangannya.
"Kok bisa disini?" Dinka menyalami tangan Abimanyu. "Mas sengaja kesini tidak memberitahu kamu" ucap Abimanyu. Reta menghampiri mereka. "Oiya perkenalkan ini teman sekamar ku mas" tangan Dinka mengarah pada Reta.
Abimanyu melihat Reta dari bawah sampai atas. Penampilannya aneh wajah perempuan tapi seperti laki-laki. Dinka tau maksud pandangan Abimanyu. Dia tersenyum. "Ini namanya Reta mas dia itu tomboy" jelas Dinka.
Reta sedikit kesal dengan pandangan yang aneh dari pria didepannya. "Kenapa baru pernah liat cewek tomboy" ucap Reta ketus. Dinka menutupi mulutnya yang sedang tertawa. "Ini tunangan aku ta" ujar Dinka.
Reta menatap Dinka sambil bertanya "Tunangan?". Dinka mengangguk. Reta meninggalkan Dinka dengan Abimanyu. Dia kembali ke asrama.
Abimanyu mengajak Dinka makan. Karena dirinya sangat lapar. Mereka mencari tempat makan sambil mengobrol. "Bagaimana kuliahnya?" tanya Abimanyu. "Menyenangkan mas" jawab Dinka.
"Mas kenapa kesini emang gak kerja?" tanya Dinka balik. "Mas mengambil cuti beberapa hari untuk kesini menemui mu" jawab Abimanyu. Dia ingin melepaskan rasa rindu yang menjalar dihati. "Belum juga ada sebulan mas" ledek Dinka.
"Memangnya tidak boleh kalau calon suami menemui calon istrinya?" tanya Abimanyu. Dinka tersenyum dan berkata "boleh kok". Sampai lah mereka di tempat makan yang sederhana.
+++
Melvin mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. Dia panik setelah mendengar ibundanya masuk kerumah sakit lagi. Sampailah di parkiran rumah sakit dia langsung berlari ke ruang IGD. Disana sudah ada ayahnya dan asisten pribadi ayahnya. Karena Melvin masih marah pada ayahnya dia bertanya pada asisten ayahnya. "Paman Jay bagaimana keadaan bunda?" Melvin mendekat.
"Masih diperiksa dokter tuan muda" ucap sang asisten. Melvin mendudukan dirinya jauh dari ruangan IGD. Tangannya bertumpu pada lutut. Sudah kesekian kalinya ibundanya masuk kerumah sakit karena penyakit yang diderita.
Reta juga mendapat kabar ibundanya masuk kerumah sakit. Dia memberhentikan taxi. Tidak lupa Dinka dibawanya. "Loe tenang ta" Dinka mengelus tangan Reta.
Setibanya dirumah sakit Reta berlari menghampiri ayah angkatnya. "Ayah bunda bagaimana?" tanya Reta. "Masih diperiksa" jawab Arya.
Dinka tertinggal oleh Reta yang sudah berlari duluan. Dia berjalan melewati Melvin. Dokter yang memeriksa keluar dari ruangan. Memberi info untuk mencari darah yang golongannya sama dengan pasien. "Pasien membutuhkan transfusi darah apakah ada golongan AB rhesus negatif? saya sudah menginstruksikan pada perawat untuk mencari tapi sedang kosong" jelas dokter.
"Tapi apa sama sekali stoknya tidak ada dok?" tanya Arya yang mulai cemas. Dokter menggeleng sambil berkata "Kamipun sudah menghubungi ke bank darah namun sedang kosong".
Reta ingat sewaktu donor darah bahwa Dinka mempunyai golongan darah tersebut. Untung saja dia menyuruh Dinka ikut kerumah sakit. Reta menggenggam tangan Dinka. "Ayah teman ku punya golongan darah itu" perkataan Reta membuat ayahnya terlihat senang.
"Baiklah bawa teman mu itu segera diambil darahnya" ucap Arya tersenyum. Dokter memanggil beberapa perawat untuk mengantar Dinka dan Reta. "Silahkan ikut saya ka" ucap salah satu perawat. Reta menarik Dinka masuk ke ruang tempat pengambilan darah.
Melvin ingat dengan wanita yang dibawa Reta. Dia merasa cukup lega untuk sekarang. Bahwa ibunya kali ini bisa tertolong.
Ibundanya dipindahkan keruang perawatan. Melvin membawa infus masuk kedalam ruang vvip rumah sakit. "Biar aku saja yang menjaga Bunda yah" ucap Melvin.
Alfan datang terlambat. Dia mendapati Melvin terduduk didalam ruang perawatan. Menghampiri Melvin untuk menanyakan keadaan ibundanya. Alfan menepuk bahu Melvin. "Bunda bagaimana?" tanya Alfan. "Keadaanya sudah lebih baik" Melvin menjawab.
+++
Didalam kamar Reta terus menerus memeluk Dinka. Sejak dari rumah sakit sampai di asrama tidak pernah berhenti mengucap kata terimakasih. Reta sangat lega. Karena keadaan ibunya sudah membaik. "Pokoknya makasih banget ya ka loe udah mau donorin darah buat nyokat gue" Reta mengucapkan kata-katanya dengan lembut.
Dinka memegang dagunya sendiri. "Tumben kata-kata mu lembut" ledek Dinka. "Apaan sih" Reta melemparkan bantal pada temannya.
"Kalo bunda kamu butuh darahku lagi aku siap selalu untuk diambil darahnya" ucap Dinka. "Baiklah mulai hari ini gue bakalan buat loe makan makanan penambah darah sebanyak-banyaknya" sahut Reta antusias. Mereka tertawa bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Lis Lilis
terus
2020-05-19
0
Nana
ceritanya bagus. mirip drakor tapi lupa judulnya apa
2020-05-07
2
Lia Andriyani
semangat terus kak, ceritanya bagus aku datang Bawak like. yuk datang ke novel aku bantu like and coment aja. soalnya tugas sekolah
2020-04-28
4