"Tidak ada nai, di sini pulpen dan kertas hanya ada di ruangan kepala toko" ucap Asma sambil menunjuk ke ruangan yang di masukkan oleh Aldi tadi.
"Gak ada di tempat lain ya kak?" tanya Naisa sambil menatap ke arah ruangan Aldi. Asma menggelengkan kepalanya.
"Yasudah kak saya ke belakang terlebih dahulu" pamit Naisa. Asma mengangguk mengiyakannya dan Naisa pun langsung berlalu ke belakang di mana di sana lah terdapat banyak bunga.
Di dalam ruangan
"Mama apa apaan menyuruh ku untuk bekerja di toko ini yang tidak pernah kedatangan pelanggan" ucap Aldi dan menyenderkan tubuhnya di kursi.
"Wanita itu dia bekerja di sini?" guman Aldi mengingat Naisa dan dia juga belum mengetahui nama Naisa sama seperti Naisa.
"Tapi kenapa aku baru melihatnya di sini?" guman Aldi lagi karna memang sekolahnya lewat toko makanya dia sedikit mengenal pekerja toko itu.
"Sudah lah itu bukan juga urusan ku" ucap Aldi kembali dan menyenderkan tubuh nya.
Di belekang
Naisa mengembil beberapa bunga untuk mencoba menyatukannya dan membuat bunga itu menjadi lebih menarik. Naisa nampak teliti saat dia menyatukan bunga bunga yang ia ambil tadi.
"Kenapa kau di sini?" tanya Aldi tiba tiba muncul di belakang Naisa. Naisa mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang berbunyi itu.
"Saya mencoba menyatukan bunga bunga ini pak" jawab Naisa menundukkan kepalanya. Aldi melihat ke arah bunga yang di pegang oleh Naisa tadi.
"Memangnya kau mau menyatukannya bagai mana?" tanya Aldi datar dengan tangan yang di letak di dalam kantung celana.
"Ini saya mau mencoba nya pak" jawab Naisa masih menundukkan kepalanya.
"Kerja kan" perintah Aldi. Naisa tidak menjawabnya dan kembali duduk dan melanjutkan aktivitas nya. Aldi hanya menatapnya dan berdiri di belakang Naisa dan itu membuat Naisa sedikit risih di tambah lagi di sana tidak ada siapapun kecuali dirinya dan juga Aldi.
"Pak" panggil Naisa tanpa menatap Aldi.
"Ada apa?" tanya Aldi menatapnya.
"Bapak tidak ada kerjaan lain?" tanya Naisa sedikit takut.
"Memangnya kenapa?" tanya Aldi dengan alis yang menaut heran.
"Saya risih jika bapak memperhatikan saya seperti tadi dan juga di, di sini hanya kita berdua" jelas Naisa sedikit gagu dan ragu karna takut Aldi akan marah.
Aldi menyapu sekeliling taman belakang dan benar saja tidak ada satupun orang di sana kecuali diri nya dan juga Naisa. "Yasudah lanjutkan aku akan pergi, dan hati hati jika ada sesuatu di sini karna setau ku taman belakang banyak makhluk yang tak kasat mata" jelas Aldi sengaja. biar pun Aldi nampak garang tapi dia sangat suka bergaul dan bergurau dengan teman temannya tapi ntah kenapa dia mudah akrab dengan Naisa dan bergurau seperti itu dengan Naisa.
"Hati hati" bisik Aldi dengan salah satu sudut bibir terangkat. bulu kuduk Naisa berdiri karna dia sangat takut akan hal hal seperti itu.
"Huh" Naisa mendengus kasar. Aldi nampak masih tersenyum melihat ekpresi wajah wanita itu.
"Haaa" ucap Aldi mengagetkan Naisa.
"Aaaaa" teriak Naisa ketakutan. nafas Naisa sudah mulai tidak beraturan dia sangat ketakutan akan itu dia langsung menundukkan kepalanya . Aldi tertawa saat melihat Naisa yang ketakutan dan menundukkan kepala.
Naisa menatap Aldi dengan tatapan kesal. "Kau ini hampir saja jantung ku lepas karna kau" teriak Naisa kesal dan berdiri di hadapan Aldi. Aldi masih nyaman tertawa terbahak bahak.
"Laki laki ini bukannya dia terkenal dingin? tapi kenapa dia sangat asik tertawa seperti ini?" guman Naisa yang melihat Aldi sangat asik akan tawanya.
Aldi menatap lekat Naisa yang sedang menatapnya dan menghentikan tawanya. "Kenapa kau menatap ku seperti itu?" tanya Aldi kepada Naisa. Naisa langsung sadar akan lamunannya.
"Siapa yang menatap mu?" ketus Naisa. Aldi tidak menjawabnya karna dia sudah tersadar akan apa yang ia lakukan tadi.
"Yasudah lanjutkan pekerjaan mu" ucap Aldi.
"Tapi...." jawab Naisa terpotong oleh Aldi.
"Tidak ada makhluk halus di sini" jawab Aldi.
"Huh" Naisa mendengus lega. Aldi langsung berlalu dan kembali masuk ke dalam ruangan nya.
Aldi mendudukkan tubuhnya di kursi bos yang ada di dalam ruangan itu. "Huh" Aldi mendengus kasar dengan dua jari yang ia letakkan di dahinya.
Wajah Aldi nampak mengeluarkan senyuman lagi. "Kenapa dia bisa penakut seperti itu?" guman Aldi mengingat ingat wajah Naisa dan kembali tertawa pelan.
"Hah kenapa aku tertawa?" tanya Aldi kepada diri sendiri karna memang tawa dan senyuman jarang sekali tampak di wajah tampan itu semenjak dia di tinggalkan oleh kekasih nya.
"Sudah lama juga aku tidak tertawa lepas seperti tadi" guman Aldi kembali dan senyum kembali terukir di wajah tampan itu.
Di luar
"Kak apa ini bagus?" tanya Naisa kepada Asma sambil menunjukkan bunga yang sudah ia satukan tadi.
"Wah ini bagus sekali nai" ucap Asma karna memang bunga itu nampak sangat bagus dengan paduan warna yang pas.
"Beneran kak?" tanya Naisa. Asma mengangguk mengiyakannya dengan senyum yang mengembang saat melihat bunga itu.
"Naisa bunga nya bagus sekali" ucap salah satu pegawai laki laki. dan semua pegawai pun berkerumun untuk melihat hasil bunga yang di buat oleh Naisa.
Naisa mendapat kan banyak pujian dari para teman pekerja nya. Dia menanggapinya dengan senyuman bahagia saat melihat ada orang bahagia karna nya.
Aldi keluar dari ruangannya dan melihat banyak sekali karyawannya berkerumun. "Kenapa kalian berkumpul di sini?" tanya Aldi yang baru sampai. Semua karyawan menundukkan kepala nya dan meberikan jalan untuk Aldi.
"Ini pak, Naisa membuat bunga" jawab Asma karna memang dia sangat lah akrab dengan Aldi dan Aldi menganggapnya juga sudah seperti kakak sendiri begitupun dengan Asma yang menganggap Aldi seperti adik sendiri.
Aldi menatap bunga yang di pegang oleh Naisa dan setelah itu dia menatap Naisa. "Apa dia membuatkan nya?" guman Aldi. Aldi mengambil buket bunga itu dari genggaman Naisa dan melihatnya.
"Siapa yang membuatnya?" tanya Aldi karna dia menyukai bunga itu dan dia baru kali ini melihat ada bunga sebagus itu di toko ini.
"Naisa pak yang membuatnya" jawab salah satu pekerja.
"Kau yang membuatnya?" tanya Aldi menatap Naisa. Naisa mengangguk kan kepalanya dengan mengigit bibir bawah nya karna takut di marah atau di bilang lancang karna itu bukan lah termasuk pekerjaan nya.
"Ikut saya" ucap Aldi dan memberikan buket bunga itu kembali kepada Naisa dan berlalu masuk ke dalam ruangannya.Naisa menatap ke arah Asma.
"Apa saya harus ikut kak?" tanya Naisa kepada Asma.
"Ikuti lah" jawab Asma sedangkan semua pegawai sudah berlalu kembali ke tempat bekerja masing masing. Naisa mengikuti Aldi dari belakang dengan perasaan sedikit takut.
"Ada apa pak?" tanya Naisa sedikit takut dengan kepala yang menunduk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
yuhuu..like lagi💃💕
2021-01-15
0
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Bom like mendarat kak, salam dari May I Love For Twice, semangat 😊
2020-11-26
0