bagian 15

Saat enak enaknya bercerita eh Si orang yang dibicarakan datang, iya Andrian datang, sontak membuat Tino berhenti berbicara. panjang umur bener nih orang.

" Kalian berdua lagi membicarakan apa? " ucap Andrian

" eh kakak anu kak itu anu kak em em, " ucap Tino mencari alasan

" anu apa? " tanya Andrian tegas

haduh anak ini lama banget buat alasan! kan kelihatan banget kepergok saat bicarain dia. sini sini biar aku yang mengambil alih.

" Kita lagi membicarakan tentang liburannya Tino saat diluar negeri, " ucapku dengan lancar, jangan di tiru hanya orang orang hebat kayak aku yang bisa melakukannya ( hebat dalam berbohong ).

" iya kak kita lagi bicarain liburanku, " ucapnya

" oh ya udah kalau gitu, ayo Tin aku anterin kamu pulang, " ucapnya membuatku kaget, loh trus aku gimana, masak ditinggal sendirian lagi sih disini mana lagi semua pelayan yang membersihkan aula ini udah pergi lagi, mana gak tau lagi nomer kamar hotelnya.

" Trus kakak ipar gimana? " Tanya Tino yang aku acungi jempol

" ya ikut, kan sekaligus pergi ke hotel yang akan kami inap, " ucap Andrian dengan entengnya, oh jadi bukan disini hotelnya tapi di tempat lain, bilang dong dari tadi biar aku tidak berprasangka buruk. Dan saat Andrian berjalan duluan masih berbisik bisik membicarakan Andrian.

" kak kak kira kira kakak denger gak yang kita bicarakan tadi? " ucap Tino berbisik padaku

" sepertinya sih gak denger, emangnya kenapa? " ucapku yang sama berbisiknya

" aku takut gak dibeliin hp sama kakak " ucapnya berbisik

" dasar matre lo, " ejekku

" bukan gitu kak! kakak selalu tau semua hp keluaran terbaru, " ucapnya

" trus emangnya kenapa? " tanyaku tidak peduli

" gimana sih kak ini ya biar gak ketinggalan zaman lah kak, " ucap Tino yang hanya aku balas dengan anggukan kepala

" Loh ngapain kalian diam disitu, ayo! " ucap Andrian berhenti dan menghadap ke arah kami

" eh iya kak, " ucapnya cengengesan

sepertinya aku dan Tino cocok deh buat jadi rekan satu tim dan bisa berguna juga buat mengorek informasi tentang masa lalunya Andrian yang selama ini membuatku penasaran. Kedengarannya jahat sih tapi namanya penasaran gak papa kan jahat sekali kali. Saat di dalam mobil hanya aku dan Tino yang berbicara tentang disepanjang perjalanan sementara Andrian hanya diam dan fokus nyetir. Tino menceritakan semuanya tentang masa lalunya, dari pertama kali bertemu dengan orang tuanya Andrian saat di taman yang lokasinya didekat jalan raya, pada usianya yang ke tujuh tahun, pada waktu itu dia menunggu di taman, ibunya yang katanya pergi ke toilet tapi, sampai malam tiba ibunya itu tidak muncul muncul yang dan hal itu yang membuat Tino menunggu sambil menangis dan pada saat itu secara kebetulan orang tua Andrian lewat di jalan itu dan melihat Tino menangis yang membuat mereka menghentikan mobilnya. Mereka langsung menghampiri Tino dan menanyakan tantangan keberadaan orang tuanya dan dijawab oleh Tino dengan gelengan kepala. Mereka pun langsung membawanya ke kantor polisi untuk mencarikan orang tua dari anak itu dan sampai lima hari polisi tidak menemukan keberadaan orang tuanya. Dan pada akhirnya mereka memutuskan mengadopsi anak itu dan keputusannya itu disambut baik oleh anak semata wayangnya. Dan saat aku menanyakan apakah dia ingin mencari atau bertemu dengan ibu kandungnya katanya Tino dia tidak mau bertemu dengan ibu kandungnya yang sudah membuangnya dan lagi pula dia sudah bahagia tinggal bersama dengan papa, mama dan kakaknya yang menyayanginya. Gara gara berbicara dengan Tino aku jadi tidak merasakan capek lagi. Tapi sayangnya cuma sesaat setelah ini Tino akan turun dan meninggalkan kami berdua dengan keheningan dan kebosanan.

" Wah gak kerasa udah nyampe nih, kakak kakak ipar gak mapir? "

" gak udah malem nanti bangunin orang yang ada didalam, " ucapku membalas perkataan Tino

" ya udah kalau gitu, oh ya Rian dititipkan disini kan? " ucap Tino antusias

" iya, " ucapku lagi

" wah bakal seru nih ada Rian! ya udah kak aku pamit, " ucap Tino yang kemudian turun dari mobil dan melambaikan tangannya dan aku balas dengan lambaian juga setelah kaca mobil aku buka.

Sesampainya di kamar hotel saat Andrian membuka pintu kamar hotel sangking lelahnya aku langsung masuk duluan dan merebahkan tubuhku di kasur yang masih memakai perhiasan dan baju pengantin. Uh rasanya lega banget akhirnya bisa merebahkan tubuhku.

" Ya udah saya mandi dulu, " ucap Andrian

" iiyyaa, " ucapku dengan nada aneh dan Andrian hanya menggelengkan kepalanya karena melihat kelakuanku yang sama seperti anak anak. Dan setelah tiga puluh menit Andrian keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama tidur.

" Anda tidak mandi? " tanya Andrian

" gak, gue mandinya hanya sehari sekali, bagi gue mandi banyak banyak itu percuma pada akhirnya akan bau juga tubuhnya dan paket plusnya hemat air " ucapku dengan santainya dengan posisi tubuh yang masih berbaring

" semoga Rian tidak meniru prinsip dan kebiasaan buruk anda! " ucapnya dengan senyuman tipis di wajahnya yang hampir tak terlihat

" jangan kawatir itu tidak akan terjadi! tapi yang membuat gue frustrasi, gara gara e lo Rian gak mau lagi makan nasi goreng spesial buatan gue! " ucapku dengan nada sedikit meninggi dan bersamaan dengan merubah posisi berbaringku menjadi duduk

" emang benar, makanan berminyak tidak baik untuk kesehatan! " ucap Andrian sok menasehati

" serah lo aja dah, gue mau ngelanjutin tidur, " ucapku dan setelah itu kembali merebahkan tubuhku

" Tapi setidaknya ganti dulu baju anda dan lepas aksesoris di kepala anda! " ucapnya

" gak a males, lagi pula aku sudah terbiasa dengan ini apalagi cuma hiasan di kepala, aku aja pernah tidur pakai helm supaya kalau jatuh gak sakit, lantai juga sakit tau! " ucapku dan sekali lagi aku melihat Andrian senyum, tapi senyumnya kali ini lebih lebar dari yang tadi. Wah dia senyum, keajaiban dunia nih! apakah perlu didaftarkan ke UNESCO ya? apalagi senyumnya sangat lebar. Mungkin senyum ini dinobatkan sebagai senyum terlebar sepanjang sejarah hidupnya. Tapi kalau senyum kayak gini wajahnya sepuluh kali lipat lebih tampan.

" Beneran tidak mau ganti baju? " ucapnya yang aku balas dengan anggukan kepala dan setelah itu dia ingin melepaskan tali di piyamanya dan mulai mendekat ke arahku yang membuatku menutup mataku.

" A a apa ya yang lo la lakukan? " ucapku terbantah bantah dengan denyut jantung yang tidak beraturan

" kenapa? " ucapnya sok polos, aduh gimana ini? jantungku tidak akan kuat lagi kalau dia lebih dekat lagi, ya udah aku menyerah aja.

" Ya udah gue nyerah! " ucapku

" menyerah saja? " ucapnya yang masih melangkahkan kakinya

" iya iya aku ganti baju! " ucapku lagi

" ganti baju saja? " tanyanya

" iya sama mandi, puas! " ucapku yang kemudian beranjak dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi dengan menghentakkan kakiku dengan kesal. Dan sementara Andrian malah tertawa. Gitu ya suka lihat orang sengsara, lihat akan aku balas kamu ha ha ha ( tertawa jahat dari dalam hati ). Aku pun langsung masuk ke kamar mandi dan melepaskan semua aksesoris di kepalaku yang bikin ribet. Setelah mandi aku memakai piyama tidur dan keluar dari kamar mandi. Dan pada saat keluar aku melihat Andrian yang sudah tidur di tempat tidur. Aku pun langsung membangunkan dia.

" Andrian, Andrian! " ucapku menggerak gerakan tubuhnya.

" ehm ada apa? " ucap Andrian dengan nada khas orang bangun tidur

" kalau lo tidur disini, trus gue tidur dimana dong? " ucapku ketus

" ya disini, " ucap Andrian menepuk kasur disebelahnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!