bagian 5

Aku meninggalkan ruangan itu dengan air mata yang bercucuran. Banyak karyawan yang melihatku dengan tatapan ingin tahu. Aku tidak peduli dengan tatapan mereka yang penting aku harus segera keluar dari tempat ini. Aku berlari menuju ke lift menuju lobby. Aku tahu niat orang itu baik, ingin Rian memiliki keluarga lengkap. Tapi aku takut suatu saat mengatakan semuanya kepada Rian. Aku takut Rian kecewa padaku karena menyembunyikan semuanya dan takut kehilangan Rian. Mungkin dengan menjauhkan Rian dari keluarga kandungannya bisa menghindari kejadian itu. Rian maafkan bunda, bunda terlalu egois, tapi perlu Rian tau keegoisan bunda karena bunda takut kehilanganmu. Aku menangis semakin menjadi didalam lift. hanya membutuhkan waktu berapa detik lift pun terbuka. Aku mengusap air mataku dengan kasar. Aku berjalan cepat menuju pintu keluar. Saat ditengah lobby aku bertemu dengan pria berkacamata yang mengatakan aku keruangan itu.

" Maaf bu Difa biar saya antar"

" gak usah," ucapku dengan ketus

" Tapi saya yang menjemput anda jadi saya memiliki tanggung jawab mengantarkan ibu dengan selamat, jadi biar saya yang mengantar ibu," ucap pria itu dengan sopan

" gue bilang gak usah ya gak usah, gue bisa sendiri," ucapku dengan nada tinggi dan meniggalkan orang itu dan bergegas keluar dari perusahaan itu. Aku menuju ke tepi jalan untuk menghentikan taksi.

" Taksi " ucapku dengan melambaikan tangan

aku segera masuk ke dalam mobil taksi tersebut dan menelfon mbak Tami untuk meminta izin.

" Mbak maaf untuk saat ini saya izin gak masuk kerja karena saya kurang fit," ucapku dengan nada parau

" kamu gak papa kan? suaramu parau, kamu sakit? apa orang orang itu ngapa ngapain kamu? biar mbak tuntut mereka!" ucap mbak Tami mengkhawatirkan aku

" gak papa mbak Tami cuma flu sedikit, jadi jangan terlalu kawatir, ya udah aku tutup ya mbak telfonnya " ucapku

" Oh yaudah kalau gitu, cepat sembuh ya? " ucap mbak Tami yang mempercayai pektaan bohongku tadi

dan kemudian aku menelfon Reta untuk bertemu dan untungnya Reta gak ada kerjaan, jadi aku bisa menumpahkan keluh kesah ku kepadanya. Aku berjanji bertemu disalah satu kafe yang ada dipusat kota. Aku memberikan ongkos ke sopir taksi dan keluar dari mobil taksi menuju ke kafe. Pada jam kerja seperti sekarang ini suasana kafe ini tidak ramai pengunjung, jadi aku bisa memilih tempat duduk yang aku inginkan.

Aku memilih tempat duduk dekat dengan kaca agar bisa melihat kendaraan berlalu lalang. Aku terhanyut dalam pikiranku sendiri sampai tak menyadari Reta sudah ada didepan ku.

" Woy ngelamun aja lo bu," ucap Reta menghiburku yang tidak ku gubris sama sekali

" kenapa sih lo? biasa gak terima gue panggil ibu," ucap Reta, aku menoleh menghadap Reta

" lo kenapa? muka lo lecet banget, lo beneran Difa kan?" ucap Reta bercanda

" Ret gue gak lagi bercanda, gue manggil lo kesini buat curhat semua masalah gue, " ucapku sudah malas menanggapi berpandangan Reta

" sensi amat sih mbak lagi PMS ya? " ucapnya yang masih aja bercanda, sumpah sahabatku ini tidak pernah memahami situasi.

" Reta," ucapku membentak Reta

" maafin gue, niat gue buat lo ketawa ngelupain masalah lo dan buat lo gak sedih kayak gini!" ucap Reta menyesal. Dari tadi aku memarahi orang lain yang gak bersalah untuk ngelepasin kekesalanku.

" Maaf Ret gue…" ucapku merasa bersalah dan tidak bisa memahami Reta

" ya gue ngerti kok perasaan lo sekarang, coba lo ceritain ke gue masalah lo! " ucap Reta bijaksana

" gini Ret…" aku menceritakan tentang semua yang terjadi padaku di perusahaan itu dan perasaanku tentang keegoisanku.

" Lo salah Dif kalau ngejahuin Rian sama keluarga kandungannya, suatu saat Rian akan mengetahui semua, Rian semakin benci sama lo jika menyebunyikannya. Dan lo terima aja tawarannya demi Rian. Rian juga butuh kasih sayang seorang ayah. Dan yang paling penting kan bapaknya Rian tampan dan mapan lagi kurang apa coba. Kalau jadi lo ya langsung gue terima tawarannya gak usah ngomong nunggu lima hari. Ya itu terserah lo aja sih, itu saran gue, tapi tolong dipertimbangin saran gue, " ucap Reta menasehatiku

kalau dipikir-pikir betul kata Reta, yang aku lakukan itu membuat Rian semakin benci karena menyembunyikan kebenaran identitasnya.

" Ya juga sih, " ucapku pasrah

" lo pikir dulu mateng mateng, kalau lo terima ya gue dukung, kalau lo tolak ya buat gue aja. Gue janji bakal jadi ibu yang baik buat Rian, lo kan tau seperti apa gue, Rian juga kayaknya sayang banget sama gue, " ucap Reta, aku sepontan memukulnya gemas

" dasar lo, Rian lebih sayang sama bundanya lah," ucapku dengan tersenyum

" ya kan mending, daripada wanita lain kan lebih mending gue, lumayan buat ngelepasin seratus jomblo, " ucap Reta

" dasar lo, ceritanya jadi pelampiasan doang, " ucapku tersenyum

gitulah temanku kelamaan ngejomblo jadi gak tahan kalau ada orang yang sesama jomblo apa lagi orangnya kayak begituan.

" Ya ya dong pelampiasan yang berbobot, gue gak mau ya kalau orangnya kaleng kaleng, " ucap Reta dengan nada sombong

" lo mau minum apa biar gue pesenin, sekalian gue mau jemput Rian tapi, Lo yang bayar, " ucapku bercanda, dia cepet banget ngerubah suasana hatiku

" ye elah pelit amat mbak, yang ngajak siapa yang bayar siapa, " ucapnya

" tapi kan lo yang minum, ya udah gue…" ucapku beranjak dari tempat dusuk

" yang bayar? " ucap Reta antusias

" enggak lah, gue mau bilang gue nitip sama minumannya Rian, " ucapku sebelum berlari meninggalkan Reta

" kampr** lo! " teriaknya yang membuatku tertawa terbahak bahak

Kan katanya adiknya mau dapat orang kaya, nanti kan dia bisa penjem uangnya dari adiknya dan biasanya dia uangnya gak dibalikin. Aku keluar dari kafe itu dengan senyum senyum sendiri. Sampai gak sadar banyak tatapan mata tertuju padaku. Apa mungkin kata mereka aku sudah gila. Kan rambutku belum aku rapiin. A lah terserah lah bodo amat. Kalau aku naik taksi ke sekolahnya Rian trus sepada motorku gimana? biayanya mahal dan besok harus naik taksi dong. Gajian ku masih lama lagi. Gimana ya apa naik ojol tapi kasian Rian. gimana kalau aku naik ojol ke restoran terus ngambil sepedaku deh. Tapi kan malu masak izinnya sakit tapi malah keluyuran. Ya gini aja deh aku ngendap ngendap aja ambil motornya.

Aku memesan ojol di android ku dan tidak menunggu lama si abang ojol datang. Sesampainya di restoran ralat di pojok kanan depan restoran dekat jalan. Aku jalan mengendap ngendap menelusuri tembok itu. Akhirnya kurang sedikit lagi aku sampai dan aku sudah bisa melihat sepeda motorku terparkir rapi disana. Cuma tinggal beberapa meter lagi dan….

" Difa ngapain kamu mengendap ngendap kayak gitu? " Tanya seseorang dan aku tau siapa orang itu yaitu pak Rehan, aduh ketahuan lagi gimana ini. Apa yang harus aku lakukan?

" Difa," ucap pak Rehan menepuk pundak ku

waduh, aku berdiri tegap dan menghadap pak Rehan.

" Eh bapak he he he," ucapku cengengesan

" kamu gak papa kan, kata mbak Tami kamu sakit, trus kalau sakit, ngapain? kok disini? " tanyanya heran

" eh anu pak saya mau ngambil motor saya, ketinggalan he he he, " ucapku cengengesan sambil menggaruk kepala

" oh kok bisa gak dibawa motornya? " tanyanya

" ceritanya panjang pak, ya udah pak saya permisi, " ucapku

uuh selamat, untunnya pak Rehan orangnya baik, coba di restoran lain udah dipecat aku. Pak Rehan anda sudah membuat jantung saya ingin meloncat keluar.

" Tunggu!" ucapan pak Rehan menghentikan langkahku. haduh apa lagi ini pak.

" Maaf pak ada apa?" tanyaku, lah ini kenapa pak Rehan? Perasaan aku gak ngelakuin kesalahan, aku kan jarang izin atau lebih tepatnya gak pernah izin.

" kamu mau jemput Rian, biar saya antar " ucapnya

" motornya gimana pak? " tanyaku

" biarkan saja disini gak akan hilang, besok kamu aku jemput, " ucap pak Rehan membuatku terkejut. Lah kenapa pak Rehan? Tapi emang orangnya baik, tapi sebaik baiknya bos mana ada yang mau anter jemput karyawannya. Positif thinking mungkin pak rehan bos yang sangat baik.

" terserah bapak aja, " ucapku pasrah,

gak papa sih lumayan hemat bahan bakar minyak apa lagi sekarang lagi naik. Kan aku harus hemat agar bisa memenuhi keinginan Rian untuk wisata pekan depan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!