Tapi kalau Andrian dipenjara kasian Rian ayahnya harus dipenjara dan aku juga gak mau anakku punya ayah mantan napi dan untungnya tidak ada jejak. Hebat juga si Andrian tapi kasian juga pak Rehan, trus aku harus bagaimana dong. Ya udah lah terserah mereka aku netral aja mereka berduakan bukan siapa siapaku. Aku pun masuk bersama dengan membantu pak Rehan berjalan dan seketika menghebohkan karyawan restoran karena pak Rehan datang dengan babak belur.
Ya walaupun si Andrian orangnya seperti itu, tetapi dia adalah seorang ayah yang sangat menyayangi putranya, sesibuk apapun dia selalu turun tangan jika itu menyangkut Rian kecuali itu hal yang mendesak, seperti tadi dia yang turun tangan mengurus perpindahan sekolah Rian walaupun dia berkali kali mendapatkan telpon entahlah dari siapa aku juga gak tau tapi, hal itu menunjukkan betapa sibuknya dia. Dia kan bisa nyuruh asisten pribadinya atau sektarisnya untuk ngurus perpindahan Rian, tapi tidak ia lakukan, tipe tipe ayah ideal. Saat sampai di rumah aku turun dan menggandeng Rian dan aku melihat Adi yang sedang membawa sepeda motorku. Sementara Andrian masih menelfon seseorang.
" Adi! " ucapku memanggil Adi
Adi pun mengalir sepeda motorku dan menghampiriku
" Oh ya Dif, Hay Rian, " ucap Adi dengan melambaikan tangannya
" hay om Adi, " ucap Rian membalas lambaian tangannya
" gimana sekolahnya tadi Rian? " tanyanya
" selu om! " ucap Rian antusias yang langsung dielus kepalanya sama Adi
aku melihat Andrian setelah melihat mobil berwarna putih itu langsung buru buru masuk kedalam yang membuatku penasaran. Akhirnya aku, Rian dan Adi masuk ke rumah mengikuti Andrian. Saat di dalam aku melihat pria dan wanita yang sudah tidak muda lagi duduk di sofa ruang tamu. Dengan yang wanita memiliki paras cantik walaupun sudah dimakan usia dan yang Pria memiliki perawakan yang tegas serta ada banyak bodyguard yang berada di belakangnya duduk dengan angkuhnya. Kalau dilihat lihat wajah Andrian sangat mirip dengan wanita itu.
" Kenapa kalian disini? "
" nak…" ucap wanita itu lembut dan dipotong perkataannya dengan pria yang ada disampingnya
" kami datang kesini mau melihat cucu kami, " ucap pria itu
" Di mereka itu siapa? " ucapku berbisik pada Adi yang berada di sampingku
" mereka itu orang tuanya Andrian, " ucap Adi berbisik padaku
pantesan wanita itu sangat mirip sama Andrian ternyata ibunya dan juga mungkin keangkuhan Andrian menurun dari ayahnya. Berarti yang dimaksud mereka itu Rian dan aku pun menyuruh Rian untuk mencium tangan mereka.
" Anak pintar, siapa namamu? " ucap wanita itu lembut dan mengelus rambut Rian
" Ian, " ucap Rian dengan polosnya
" oh cucu kakek sudah besar ya, " ucap pria itu dengan memangku Rian
" trus wanita itu siapa? "
" itu undanya Ian "
mereka pun saling menatap dan mencium tangan mereka serta mengenalkan diri.
" Saya Difa bundanya Rian, ayo Rian kita ke atas main sama bunda, " ucapku beralasan untuk pergi dari agar tidak mencampuri urusan keluarga mereka
" iya udah, " ucap Rian turun dari pangkuan pria itu berlari ke arahku dan menggandeng tanganku
" ayo nak duduk disini! kita bicara dulu, " ucap wanita itu mengagetkanku dan membuatku bingung
" ayo Rian sama om Adi aja ya mainnya, " ucap Adi mengambil alih Rian
" dadah unda, papa, kakek, nenek Ian mau main, " ucap Rian dengan cerianya
" dadah Rian, " ucap kakeknya Rian
aku, neneknya Rian dan Andrian hanya melambaikan tangan. Aku pun duduk di samping wanita itu dengan sofa yang berbeda.
" Kamu juga Andrian, kita bicarakan pelan pelan, " ucap wanita itu menyuruh Andrian duduk
" bagaimana bisa kalian tau tentang Rian dan kenapa kalian kesini? " ucap Andrian dingin
" walaupun aku tidak menjadi CEO lagi tapi perlu kamu tau jaringanku masih luas Andrian dan ya kamu jangan coba coba mencari tau siapa orangnya, kenapa kita harus meminta izinmu untuk bertemu cucu kami, " ucap pria itu yang tidak dihiraukan oleh Andrian
" sejak kapan kalian mengakui Rian sebagai cucu kalian, kenapa waktu saya koma dan saat itu juga Ella meminta pertanggungjawaban, kalian malah mengusir dia, " ucap Andrian dengan nada tinggi
" kamu bodoh Andrian kalau dia benar benar seorang ibu yang baik dia tidak akan membuang anaknya apalagi di tempat pembuangan sampah, "
" jika anda menerimanya semua ini tidak akan terjadi, " ucap Andrian dengan nada penuh penekanan
" sudah sudah berhenti! semua itu sudah berlalu, yang kita pikirkan sekarang adalah bagaimana Rian dan hubungan kalian kedepannya, " ucap wanita itu menghentikan perselisihan antara Andrian dan ayahnya
" aku tegaskan sekali lagi,kamu bodoh Andrian…" ucap ayahnya Andrian.
" sudah pa sudah dan kalian keluar dari ruangan ini! " ucap wanita itu memotong perkataan pria itu dan menyuruh bodyguard yang berada di belakang laki laki itu untuk pergi. Setelah bodyguard itu pergi wanita itu melanjutkan pembicaraannya.
" Jadi bagaimana? "
" kita akan menikah dua hari kedepan, " ucap Andrian final.
What's yang bener aja! aku belum menyetujui lo, kok dia seenaknya mengambil keputusan, itu kan menyangkut diriku juga, kenapa aku tidak diizinkan berpendapat?
" Dan aku sudah menyiapkan semuanya, " lanjutnya
" aku akui itu keputusan yang tepat, karena Difa yang membesarkan anakmu selama tiga tahun, perlu kamu tau membesarkan anak itu tidak mudah apalagi usia semuda itu dan pastinya dia sudah menjadi bahan perbincangan tetangga, dan karena dia juga yang menyelamatkan nyawa Rian, kalau bukan karena dia Rian mungkin sekarang tidak bersama kita! " ucap wanita itu.
Wah hatiku berbunga bunga seakan melayang layang di awan dan berada di samping bintang bintang, baru kali ini aku dipuji orang sampai segitunya. walaupun norak sih tapi itu kenyataannya. Setelah mengantarkan mereka pergi aku pun langsung masuk dan mencari keberadaan Andrian untuk meminta penjelasannya dan aku melihat Andrian yang ingin masuk keruangan bermain Rian.
" Adrian! " teriakku menghentikan langkahnya dan menengok ke arahku. Aku pun segera berlari menghampirinya.
" Apa maksud lo tadi? " ucapku seperti biasa dengan nada ketus
" apa? "
" gue nanya malah balik nanya, maksud gue yang tadi lo bicarakan sama orang tua lo? "
" oh yang tadi? tentang pernikahan kita? "
" iya, kenapa lo ngomong kayak gitu? padahal gue belum menyetujuinya! "
" sebelum anda bicara bahwa kamu menyetujuinya, saya sudah tau bahwa anda setuju dengan perilakumu, seperti semalaman anda beralasan kan salah masuk kamar padahal anda ingin banget kan tidur sama saya! "
what's, ini nih kalau susahnya jadi orang cantik selalu buat laki laki salah paham, seperti laki laki di depanku ini.
" Jangan ngaco deh lo, gue itu semalam memang salah kamar dan kepalaku itu pusing jadi sulit membedakan dan lagi lo kalau beli rumah lihat dulu disain pintu kamarnya sama apa enggak? "
" itu cuma alasan anda kan? hampir di setiap rumah itu disain pintu kamarnya itu sama apalagi yang baru beli, " ucap Andrian dengan tersenyum miring
gue sampai lupa bahwa orang yang di depanku itu orangnya cerdas dan gak bisa dikelabui dengan hal seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments