bagian 7

Setelah itu Rian dengan menggandeng tangan Andrian keluar dari kamar dan keruang tamu. Andrian duduk di depanku dengan memangku Rian dan terdengar suara bel apartemen berbunyi lagi. Aku berdiri melihat dari lubang kunci dan ternyata tetangga sebelahku yang kepo yang sudah satu bulan gak berkunjung itu datang dengan terpaksa aku membuka pintu. Seperti biasa langsung masuk sebelum dipersilahkan oleh tuan rumah. Untung saja tadi aku sudah membersihkan apartemen ini. Saat dia masuk dia terkejut karena ada laki laki yang bersamaan Rian dan dengan itu sifat kekepoanya pun muncul.

" Eh mbak Difa itu tadi siapa?" ucapnya kembali menghampiriku yang sefang menutup pintu apartemen

" ini papanya Ian," ucap Rian menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadaku

" oh papanya Rian yang katanya kerja diluar negeri itu, kirain bohongan" ucap orang itu duduk didekat Andrian yang tidak digubris sama sekali.

Dulu saat pertama kali aku pindah ke apartemen ini banyak yang menanyakan Rian anak siapa lah, dimana bapaknya, kenapa aku kok sendirian lah dan seterusnya. Pada akhirnya aku mengatakan kalau bapaknya Rian kerja keluar negri walaupun sih banyak yang gak percaya dengan perkataan ku.

" Iya papa Ian udah pulang, ini papa Ian" ucap Rian memeluk Andrian

dengan perkataan Rian tadi membuatku sadar sebaik apapun aku menjadi ibu sekaligus ayah untuk Rian tapi, Rian masih membutuhkan kasih sayang dari ayahnya. Aku merasa bersalah karena sempat berpikir menjauhkan Rian dari ayahnya.

" Makanya anaknya tampan ternya bapaknya juga tampan persis lagi kayak fotocopyan, tapi kok gak persis sama mbak, trus yang laki laki yang sering nganterin mbak Difa itu siapa? apa jangan jangan selingkuhannya mbak?"

wah orang ini ceritanya mau ngerusak rumah tangga orang. Eh ralat bukan rumah tangga hubungan eh gak tau deh.

" Dak, itu yang seling antelin unda dan Ian itu om Lehan, om Lehan baik sekali Ian sama unda, om Lehan yang sering menemani Ian belmain" ucap Rian lagi lagi menjawab perkataan orang itu

terimakasih Rian sudah menyelamatkan bunda dari orang itu, kamu memang benar benar jagoannya bunda. Dan seketika orang itu diam dan berhenti bertanya. Dan sekarang sebagai tetangga yang baik aku menawarkan minuman.

" mbak mau minum apa?"

walaupun soal umur terlampau sangat jauh dan seharusnya manggil ibu tapi gak papa lah biar dia senang bear terlihat mudah sedikit meski usianya gak berubah.

" Gak usah mbak anak saya mau tidur udah malam, saya pulang dulu mbak, sampai jumpa besok abang ganteng," ucap orang itu berdiri dan melambaikan tangannya ke Andrian sebelum pergi dan lagi lagi gak digubris sama sekali, uh dingin banget kasian sekali mbak memang orangnya kayak gitu masih aja digombalin. Lagian ibu sudah punya anak sama suami masih aja kecentilan gak kasian anak sama suami bu.

" Iya mbak"

aku mengantarkannya ke depan pintu, menutup pintu dan kembali lagi ke ruang tamu.

" ya udah Rian papa mau pergi dulu, besok papa kesini lagi jemput Rian," ucap Andrian membujuk Rian

ternyata sedingin dinginnya orang itu tetap lah seorang ayah yang sangat menyayangi anaknya.

" Dak boleh, papa dak boleh pelgi, Ian dak mau ditinggalin papa lagi kayak dulu, papa halus dicini," ucap Rian dengan mata berkaca kaca ingin menangis

" kan sudah papa bilang besok papa jemput Rian lagi, lagian minumannya sudah papa minum," ucap Andrian dengan lembut

" dak boleh pelgi, papa dak boleh pelgi, dak boleh, nanti Ian dak punya papa lagi hua" ucap Rian dengan menangis

mungkin Rian takut di tinggalkan oleh ayahnya dan dia sudah merasa senang dan nyaman dengan ayahnya.

" Rian sudah malam besokkan mau sekolah, biarkan papa pergi ya? kan kata papa tadi, besok mau jemput Rian dan kalau papa nginep disini kan kamarnya gak ada buat tidur papa," ucapku dengan lembut

" dak mau unda, papa halus dicini kan ada kamarnya unda, Ian mau kayak teman teman unda tidur cama orang tuanya setiap hari," ucap Rian dengan sisa tangisannya

aku dan Andrian saling menatap. Aku tau Rian ingin seperti teman temannya tapi orang tua temannya kan berbeda keadaannya denganku.

" Kan katanya Rian sudah besar bisa tidur sendiri," ucapku membujuk Rian lagi, gak mungkin kan aku tidur sama Andrian.

" Dak mau, dak mau hua, " ucap malah menangis

dan bujukan ku gagal Rian semakin menjadi tangisannya. Duh kalau nangis kayak gini bisa bisa seapartemen bangun semua. Aku harus cari cara lain untuk membujuknya.

" ya udah kalau begitu papa tidur bersama Rian dan bunda," ucap Andrian menghentikan tangisan Rian dan langsung aku pelototi dan hanya ditatap dengan tatapan dingin. Sekarang bukan dia yang takut aku pelototi tapi aku malah yang takut dengan tatapannya.

" yeah yeah yeah," sorak Rian dengan gembira

aduh gimana ini. Rian langsung menarik tangan ayahnya menuju kamarku. Aku hanya berdiri mematung di ruang tamu dengan memegang cangkir kosong.

" unda ayo, " ucap Rian antusias

" iya Rian, bunda mau mencuci cangkir ini dulu, Rian ganti baju dan sikat gigi dulu dengan papa," ucapku dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Rian. Aku pun pergi ke dapur mencuci cangkir bekas Andrian dan meletakkannya di rak piring maklum lah gak punya rak khusus gelas jadi seadanya aja ekonomi kreatif. Aku merasa gelisah memikirkan apa yang terjadi nanti. Gak gak kan ada Rian jadi itu tidak akan terjadikan nanti?. Setelah sekian lama aku meyakinkan diriku sendiri akhirnya aku pergi ke kamarku.

Oh ya aku baru sadar kenapa bisa si Andrian tau kalau Rian itu anaknya padahal Rian juga gak pernah bertemu dengan dia. Ah sudahlah terserah dia tahu dari mana. Saat aku memasuki kamarku aku melihat Rian sudah di tempat tidur bersama laki laki itu disebelah kirinya Rian dengan posisi sudah berbaring.

" unda sini unda," ucap Rian dengan antusias menepuk-nepuk kasur disebelah kanannya

Dan aku menghampiri Rian duduk disebelah kanan Rian.

" unda kenapa unda lama cekali Ian udah ngantuk"

" iya Rian maafkan bunda, sekarang jagoannya bunda tidur ya," ucapku membaringkan tubuh Rian

" unda juga halus tidul, ayo unda tidul"

" iya iya Rian bunda tidur"

aku pun membaringkan tubuhku ke tempat tidur menghadap ke Rian dan memeluknya.

" Papa, papa juga peluk Ian, " ucap Rian manja.

Andrian pun memeluk Rian dan dengan tidak sengaja Kulik kami bersentuhan yang membuat aku kaget ingat cuma aku yang kaget dia ma tetep sama ekspresinya. Aku menggeser sedikit ke atas tanganku agar kejadian tadi tidak terulang lagi. Rian menoleh ke kanan dan kiri dan setelah itu tersenyum lebar. Pasti ini yang diinginkan Rian dari dulu bersama dengan keluarga yang lengkap. Aku seperti menipu Rian jika Rian tau yang sebenarnya pasti dia sedih dan sulit melihat Rian tersenyum seperti sekarang ini. Dan tidak menggangu waktu lama Rian pun tertidur. Andrian pun melepaskan pelukannya dari Rian dan beranjak dari tempat tidur.

" Aku tidur di kamar Rian," ucap Andrian pergi sebelum aku jawab pernyataannya. Uh ternyata dia sepemikiran denganku jadi lega deh dan aku bisa tidur nyenyak tanpa memikirkan apa yang terjadi. good night semua.

Terpopuler

Comments

Mama lilik Lilik

Mama lilik Lilik

maaf ya Thor banyak typo nya

2024-08-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!