Chapter 19

Saat terbangun tau-tau diri nya sudah berada di rumah sakit. Ada selang infus yang tertancap di tangan nya. Dira menatap ruangan ini dengan sendu. Lagi-lagi kesepian yang menemani nya. Ia bangkit dari tidur nya.

Dira sebenarnya benci dengan rumah sakit karena bau obat-obatan yang menyengat. Ia ingin pergi ke taman untuk menghirup udara segar. Saat ingin melangkah keluar dokter Daniel terlebih dulu masuk ke ruangan nya.

"Mau kemana?"

"Ke taman cari angin" balas Dira malas.

"Gak boleh, kamu harus banyak istirahat dan itu tangan kamu kenapa ada bekas jahitan?"

"Boleh dong, bosen tau di sini" mohon nya dengan wajah memelas.

"Yaudah tapi jangan lama-lama"

"Siap boss" balas Dira dengan memberi hormat.

Dira langsung berjalan keluar ruangan nya. Lorong rumah sakit ini begitu ramai oleh orang yang berkunjung dan juga para pasien yang sedang menunggu antrian untuk berobat.

Dira berjalan langkah demi langkah sampai ia berada di taman. Dira duduk di salah satu bangku taman. Taman ini sedikit ramai oleh anak-anak yang sedang bermain. Dira memandang anak-anak itu dan tampa sadar ia tersenyum saat melihat salah satu anak tertawa begitu bahagia dengan ayah nya. Tiba-tiba ada anak kecil yang duduk di sebelahnya.

"Kakak cantik liatin anak itu yah?" Tanya nya pada Dira.

"Iya, kamu kok bisa ada di sini? Dan siapa nama kamu?" Tanya Dira ramah.

"Kakak aku tadi sibuk makan di kantin jadi aku jalan-jalan dan nemuin taman ini, nama aku yoga kak" balas nya.

"Owh iya nama kakak cantik siapa?"

"Nama kakak Dira, tapi nanti kakak kamu nyariin kamu loh"

"Biarin, dia itu dingin kayak kutub jadi males"

Dira tersenyum melihat Yoga yang begitu menggemaskan.

"Kakak sakit apa?" Tanya nya dengan polos.

"Kakak cuma sakit biasa aja" balas Dira lalu mencubit pipi Yoga yang tembam.

"Semoga cepat sembuh yah kakak cantik"

Dira mengangguk mendengar perkataan Yoga. Yoga pergi ke dekat tanaman bunga mawar merah, lalu memetik bunga nya. Setelah itu ia menghampiri Dira kembali.

"Ini untuk kakak cantik"

"Makasih" balas Dira tersenyum senang.

Gak berapa lama datang lelaki yang mengarah ke mereka.

"Yoga lo dari mana aja? Gue capek keliling nyariin" kata nya dengan kesal.

"Aku sama kakak cantik ini" tunjuk Yoga ke arah Dira.

Mereka sama-sama terkejut karena lelaki itu adalah Adit. Yoga yang melihat kedua manusia yang saling memandang pun menatap bingung.

"Lo kan?" Tunjuk Adit lalu duduk di sebelah Dira.

"Lo sakit apa?"

"Gue cuma kecapean"

"Itu sebabnya lo pulang duluan?" Tanya Adit yang di balas anggukan oleh Dira.

"Kakak kenal sama kakak cantik ini?" Tanya Yoga penasaran.

"Iya, dia temen gue. Lo bocah gue aduin sama mama ninggalin gue"

"Paling kakak yang kena marah" balas Yoga mengejek.

"Gue potong uang jajan lo tau rasa" ancam Adit.

"Udah ayo nanti di cariin mama, Dir gue duluan yah. Semoga lo cepat sembuh" kata Adit pamit.

"Iya, dadah yoga" kata Dira melambaikan tangan ke arah Yoga.

"Dadah kakak cantik" balas Yoga sambil tersenyum.

"Udah gak usah dilihati, lo itu masih bocah gak usah macam-macam" kata Adit lalu memutar kepala Yoga lurus kedepan.

"Yeh es kutub sirik aja" balas Yoga.

Dira mendengarnya dengan samar-samar lalu tersenyum kecil. Ia memutuskan kembali ke ruangan nya.

🍁🍁🍁

Malam ini infus Dira sudah habis. Ia terus merengek ke dokter Daniel untuk pulang. Namun dokter Daniel tidak mengijinkannya pulang.

"Boleh yah? Lagi pula infus nya udah habis"

"Enggak, nanti kalau kamu kenapa-kenapa lagi gak ada yang ngurusi" bantah dokter Daniel.

"Janji deh bakal sering ke sini untuk periksa" pujuk Dira.

"Benar?"

"Iya" balas Dira tak ikhlas.

"Kalau bohong liat aja kamu di rawat lagi gak akan aku kasih pulang" ancamnya.

"Iya dokter bawel" balas Dira mendengus kesal.

Setelah membereskan barang nya ia segera pergi dari rumah sakit ini. Dira nampak begitu senang karena bisa keluar dari rumah sakit. Gak berapa lama hp nya berdering.

"Halo"

"Dir, jadi ke Yordania?" Tanya Gesya.

"Jadi, segera ke markas gue dalam perjalanan"

"Oke kita berangkat"

Setelah itu sambungannya di putus. Dira menunggu Gitdan datang menjemput nya. Saat Gitdan sampai ia langsung masuk ke dalam mobil.

"Nona sakit lagi?"

"Iya, sekarang aku gak papa" balas Dira berbohong.

"Nona yakin mau ke Yordania?"

"Iya, aku harus menemukan kunci itu"

Gitdan mengangguk mendengar jawaban dari Dira. Sampainya di markas ia pergi mengambil senjata yang akan dibawa. Saat semua sudah siapa Novi dan Gesya pun datang.

"Ayo menuju bandara, Gitdan setelah kami sampai kirim anggota ke sana untuk berjaga-jaga" pesan Dira pada Gitdan.

"Baik, kabari setelah nona sampai kami akan memantau dari sini"

Dira mengangguk lalu masuk ke dalam mobil milik Gesya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!