...||Cinta itu harus di perjuangi||...
Sekarang Dira, Novi dan Gesya sedang makan di kantin. Novi dan Gesya duduk bersebelahan sedang kan Dira di seberang mereka sendirian. Verel pun yang sudah membawa makanan mengedarkan pandangan mencari tempat duduk.
Sedangkan Adit bersama teman nya juga mencari tempat duduk. Pandangan Adit dan Verel mengarah ke Dira. Mereka berdua langsung menuju meja Dira. Saat ingin duduk mereka berdua saling pandang lalu Adit duduk di sebelah kanan Dira. Verel pun duduk di sisi kiri Dira.
Novi dan Gesya saling memandang bingung dengan dua cowok di depan nya. Satya dan Devan pun menyusul dengan membawa bangku masing-masing.
"Btw kalian ngapain duduk di sini?" Tanya Gesya.
"Mau makan" jawab Adit dan Verel.
Karena jawaban mereka kompak mereka pun saling memandang. Ke adaan kembali hening. Dira masih fokus sama makanan nya. Karena kepedasan Dira pun keselek. Adit yang melihat itu pun menuangkan air untuk Dira.
"Ini minum" kata Adit sambil memberikan air.
Verel yang melihat Adit memberikan air langsung merampas air nya lalu meminum nya sampai habis. Novi yang melihat itu memberikan air untuk Dira.
"Kalian pada kenapa sih?" Tanya Novi bingung.
"Enggak" balas mereka lagi.
"Mereka lagi bersaing" kata Satya lalu tertawa bersama Devan.
"Diam lo" kata Adit dan Verel menatap Satya dan Devan sinis.
Dira pun yang mendengarkan nya jengah. Ia memutuskan pergi dari sana. Adit dan Verel saling menatap sinis. Dira memutuskan pergi ke perpustakaan. Verel yang melihat itu ingin mengejar Dira tapi di tahan sama Adit.
Dira di perpus menelungkup kan kepala nya di atas meja. Saat ini badan nya begitu lemas. Gak berapa lama hp Dira berdering. Ternyata dari dokter Daniel.
"Halo" panggil Dira.
"Dira kamu kenapa? Kok suara mu terdengar lemah?" Tanya dokter Daniel kahwatir.
"Sakit ini kambuh lagi" jelas Dira.
"Udah kamu minum obat nya?"
"Obat nya gak aku bawa"
"Astaga! Seharusnya kamu selalu bawa obat itu"
"Iya"
"Dira minta bantu sama siapa di sana"
Namun tak ada balasan dari Dira. Dokter Daniel semakin khawatir dengan ke adaan Dira. Gak sengaja telepon itu terkena jari Dira dan sambungan pun terputus. Dira sudah pingsan di sana tanpa ada yang tau.
Sekarang sudah bel pulang. Namun Dira belum juga sadar kan diri. Novi dan Gesya terus menelepon Dira namun tidak di angkat membuat mereka khawatir.
"Nov coba tanya Adit mana tau dia tau Dira di mana. Gue bakal tanya kak Verel" suruh Gesya yang di balas anggukan oleh Novi.
Gesya langsung berlari menuju kelas Verel. Sesampai nya di sana Gesya menemukan Verel yang sedang duduk sambil melihati anak kelas yang sedang membersihkan kelas.
"Kak" panggil Gesya.
Verel yang di panggil langsung menghampiri Gesya. Menatap Gesya dengan bingung karena terlihat begitu panik.
"Ada apa?" Tanya Verel.
"Lo ada liat Dira gak?" Tanya Gesya yang masih mengatur nafas.
"Enggak. Emang Dira ke mana?"
"Gak tau. Terakhir kali saat di kantin tadi" balas Gesya.
"Tapi kenapa lo sampai sepanik ini sih? Coba telepon dulu"
"Udah tapi gak di angkat" balas Gesya.
Karena sedari tadi perasaan nya gak enak. Mereka berdua pun langsung mencari Dira di seluruh sekolah. Memeriksa satu persatu ruangan yang ada. Novi dan Adit pun menghampiri mereka berdua.
"Gimana udah ketemu?" Tanya Adit.
"Belum" balas Gesya.
Saat menuju perpus Gesya menemukan Dira. Ia yang melihat Dira pun membangunkan nya.
"Dir lo kok tidur di sini? Ayo udah pulang" kata Gesya.
Karena gak juga bangun Gesya mengguncang tubuh Dira. Tidak ada reaksi dari Dira. Gesya pun melihat wajah Dira yang sudah begitu pucat.
"Tolong!" Teriak Gesya yang udah panik.
Verel yang berada di dekat situ langsung menghampiri Gesya. Dia melihat Dira yang sudah tidak berdaya.
"Kak cepat bawa Dira ke rumah sakit" kata Gesya yang di balas anggukan oleh Verel.
Mereka pun membawa Dira ke rumah sakit. Sesampai nya di rumah sakit Dira di larikan ke ruang ICU.
"Sebenar nya Dira kenapa?" Tanya Adit.
"Gue juga gak tau" balas Gesya.
Verel terus menggigit kuku nya cemas. Dia begitu merasa gelisah sambil menunggu dokter keluar. Mereka juga merasa gelisah. Gak berapa lama dokter keluar.
"Dok bagaimana ke adaan teman saya?" Tanya Novi.
"Gak papa dia cuma kelelahan" balas dokter Daniel.
"Sekarang pasien sudah di pindah kan ke ruang inap dan bisa di jenguk" jelas nya.
Sebenar nya dokter Daniel berbohong. Dira sendiri yang meminta nya untuk tidak memberi tau ke adaan nya yang sebenar nya sama orang lain.
"Dir lo gak papa kan?" Tanya Verel.
"Enggak"
"Syukur deh. Jujur gue panik banget" kata Verel sambil memegang tangan Dira.
"Apa-apaan lo megang tangan Dira" kata Adit lalu melepaskan tangan Verel.
"Sirik aja lo" balas Verel gak terima.
"Siapa juga yang sirik sama kakak kelas sok ke gantengan" kata Adit.
Novi dan Gesya saling memandang terkejut. Setau mereka Adit itu orang yang dingin dan gak banyak bicara tapi ini. Verel pun keluar dari ruangan inap Dira karena kesal dengan Adit dan dia gak mau buat ribut di ruangan itu.
Gesya menyusul sepupu nya itu. Dia sudah tau bahwa cewek yang di maksud sepupu nya adalah Dira.
"Jadi cewek yang lo bilang itu teman gue?" Tanya Gesya mengejek.
"Sok tau lo bocah" balas Verel.
"Udah lah gak usah tutupin perasaan lo. Gue tau kok" kata Gesya lalu duduk di sebelah Verel.
"Kalau lo bener suka sama Dira, perjuangkan dan jangan buat dia sedih" kata Gesya mendukung.
"Yeh ini bocah sok nasehati gue" kata Verel lalu mengacak-acak rambut Gesya.
Setelah itu mereka pun tertawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
instagram @shy1210
like
2020-10-30
1