Chapter 7

...||Aku gak akan ngusik sebelum di mulai duluan||...

Dira terbangun dari tidur nya saat Novi dan Gesya membangun kan nya. Sekarang sedang waktu istirahat. Mereka tau Dira di sini dari buk Tesa.

"Dir lo kok bisa basah kuyup gitu?" Tanya Gesya.

"Itu hoodie siapa yang lo pakai?" Tambah Novi.

"Kepo" kata Dira yang sedang mengumpulkan kesadaran.

"Yehh lu mah gitu" kata Novi.

"Kantin yuk" ajak Gesya.

"Kalian aja" balas Dira.

"Yaudah kita duluan" kata Novi lalu pergi besama Gesya.

Dira mengambil bekal nya di tas. Memakan roti yang seharus nya menjadi sarapan tadi pagi. Saat sedang asik memakan roti dari arah pintu ada yang mengetuk.

"Nona ini seragam nya"

Ternyata anggota Dira yang tadi ia suruh untuk mengambil baju nya. Setelah memberikan baju itu ia pun keluar. Dira mengganti baju nya. Rambut nya yang sudah kering ia ikat biasa. Hoodie Adit tetap Dira pakai karena hujan masih turun meski tak sederas tadi.

Setelah itu Dira memutuskan ke perpus sekolah. Mencari buku yang bisa menambah wawasan. Saat di jalan menuju perpus Dira gak sengaja nabrak seseorang.

"Maaf" kata Dira sambil membantu nya menyusun buku yang berserakan.

"Jalan liat-liat dong" kata cowok itu kesal.

"Lo yang nabrak gue" balas Dira datar.

Cowok itu pun mendongak ingin melihat siapa cewek yang berani melawan nya. Dia terdiam melihat Dira. Ia banyak mendengar kalau Dira nerd yang jago bela diri.

"Kenapa?" Tanya Dira.

"Jadi lo nerd yang banyak di bicara kan anak-anak"

Dira cuma diam tanpa berkata apa pun. Ternyata sudah banyak orang yang mengenal nya tanpa dia peduli.

"Nama gue verel sanjaya" kata nya sambil mengulurkan tangan.

"Dira" balas Dira tanpa membalas uluran tangan itu.

"Lo mau kemana?" Tanya Verel.

"Perpus. Gue duluan" kata Dira lalu berjalan meninggal kan Verel.

"Meski nerd dia cantik" balas Verel lalu tersenyum sambil menggelekan kepala nya.

Sampai nya di perpus Dira memilih-milih buku. Ada beberapa buku yang menarik yang langsung Dira ambil. Saat sedang fokus membaca tiba-tiba bel masuk berbunyi. Ia pun menyudahi kegiatan nya lalu menuju ke kelas.

Saat Dira ingin duduk di bangku nya, ada seorang wanti yang sudah berumur masuk kelas nya. Mengedarkan pandangan mencari seseorang.

"Mana anak yang nama nya Dira?" Tanya nya pada seisi kelas.

Dira yang merasa terpanggil pun mendatangi wanita paruh baya itu. Berdiri di hadapan nya tanpa takut. Novi dan Gesya saling memandang lalu melihat kedepan lagi.

"Saya Dira"

"Jadi kamu orang yang buat Natasya sampai masuk rumah sakit!" Kata nya kesal.

"Iya" balas Dira santai.

Tiba-tiba ibu Natasya menampar Dira. Semua terkejut atas tindakan ibu Natasya. Dira cuma tersenyum devil tanpa ada yang tau.

"Berani sekali kamu menyakiti putri ku!" kata nya penuh amarah.

"Sebelum menyalahkan orang lain lebih baik cari bukti dulu siapa yang salah" balas Dira santai.

"Kata Natasya kamu yang cari gara-gara" balas nya merasa bingung.

Saat Dira ingin membalas nya tiba-tiba buk Tesa datang. Buk Tesa langsung menghampiri ibu Natasya.

"Ada apa ini?" Tanya buk Tesa.

"Dia menyakiti putri ku" kata nya sambil menunjuk Dira.

Buk Tesa melihat ke arah Dira melihat ekspresi Dira yang berubah menjadi datar. Buk Tesa tidak tau hal kejam apa yang ada di fikiran Dira saat ini. Dira sangat tidak suka saat seseorang menunjuk nya seperti itu.

"Ayo buk ikut saya dan kamu Dira" kata buk Tesa.

"Bakal habis kayak nya nih keluarga Natasya" kata Gesya berbisik dengan Novi.

"Iya apa lagi kita tau dira itu mafia kejam" balas Novi berbisik.

Mereka berdua pun mengikuti Dira ke ruang kepala sekolah.

"Emang gimana kejadian nya?" Tanya buk Tesa.

"Dia yang ganggu Natasya saat di kantin. Menyiram Natasya dengan miso panas dan terakhir membuat Natasya masuk rumah sakit" kata nya menggebu-gebu.

Buk Tesa melihat ke arah Dira yang tanpa ekspresi apa pun. Ia tau Dira gak akan menyakiti orang sebelum dia yang mulai.

"Coba ibu cari bukti kejadian nya. Jangan langsung menyimpulkan" kata buk Tesa.

"Kenapa ibu bisa bicara kayak gitu?" Tanya mama Natasya.

"Saya sangat kenal dengan dira. Dia gak akan ngelukain orang sebelum mereka memulai nya" jelas buk Tesa sambil melirik Dira.

Dira masih diam pada posisi nya. Ekspresi nya benar-benar gak bisa di tebak. Dan tatapan nya begitu dingin yang sulit untuk di baca. Begitu tenang.

"Oke saya akan buktiin Natasya itu gak salah" kata nya lalu pergi dari sana.

Dira pun keluar tanpa berkata apa pun. Novi dan Gesya yang menunggu langsung menghampiri Dira saat melihat nya keluar.

"Gimana dir?" Tanya Novi.

"Liat aja permainan nya" balas Dira tersenyum devil lalu pergi meninggalkan mereka.

"Lama-lama gue ngeri liat dira" kata Gesya yang di setujuin Novi.

Mereka pun menyusul Dira. Menerobos hujan yang turun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!