Nadia Lagi?

Waktu kembali berlalu. Ketika malam menjelang, Rasya baru saja pulang dari kantornya. Pria itu langsung masuk ke dalam kamar lalu duduk di sofa seraya menghilangkan penat yang menjalar di kepalanya.

"Kamu lembur lagi?" Suara itu membuat Rasya yang semula memejamkan matanya kini terbuka. Tubuh Kirana sedikit tercondong ke arahnya.

"Jangan dekat-dekat.." Kirana memundurkan tubuhnya. Ia tidak tahu kenapa ada pria yang bersikap seperti itu. Hal itu membuatnya kesal, Sungguh.

"Aku merasa kau tidak sedang tidak enak badan. Mau aku buatkan teh jahe?" Rasya melirik Kirana sejenak lalu menganguk. Wanita yang sudah siap dengan gaun tidurnya itu pergi ke dapur berniat membuatkan teh jahe untuk sang suami.

Sementara Rasya, Pria itu kini tengah sendiri. Matanya terbuka sempurna menatap langit-langit kamarnya. Bahkan sampai sekarang Rasya masih belum menyangka kalau dirinya telah menikah.

Permintaan sang Daddy sungguh tak pernah ia tolak sama sekali. Padahal dirinya berhak menolak pernikahan ini, Tapi entah mengapa ia tak sanggup harus menolak apa yang di titahkan oleh keluarganya.

Pyaaar!!

Rasya terlonjak kaget saat telinganya dengan jelas mendengar suara benda pecah. Rasya beranjak dan pergi ke dapur dimana sang istri berada sekarang..

"Ya Allah, Kirana!.." Rasya berlari mendekat dan berjongkok di hadapan istrinya yang sibuk memungut pecahan gelas kaca.

"Maaf, gaunku tadi tersangkut. Jadi air panasnya tumpah lalu aku tak sengaja menyenggol gelas hingga jatuh dan pecah.." Jelas wanita itu. Rasya hanya diam dan menghela nafas panjang.

"Kau terluka?" Kirana mengangguk..

"Kakiku tersiram air panas..

"Lain kali hati-hati.. Semua ini tidak akan terjadi kalau kamu selalu hati-hati.. Nadia juga dulu sering membuatku minuman di kantor. Tapi dia tidak ceroboh seperti dirimu.. " Kirana mengangkat kepalanya menatap sang suami.

"Apa semua yang terjadi di rumah ini selalu berurusan dengan Nadia?" Rasya menghentikan pergerakannya memungut pecahan tersebut. Dia menatap Kirana yang sepertinya marah karena dirinya yang tidak sengaja membahas Nadia.

"Aku hanya mengatakan jangan ceroboh. Hanya itu saja, Kenapa kau..

"Itu semua karena kamu selalu menyebut nama Nadia! Apapun yang terjadi selalu saja Nadia. Aku bosan mendengar nama itu.." Kirana bangkit dan kembali mengisi air. Rasya hanya diam saja.

Apa dia salah? Rasya hanya mengatakan kalau Kirana jangan ceroboh. Karena dulu Nadia selalu hati-hati kan saat hendak melakukan sesuatu, Pria itu hanya tak ingin Kirana terluka, Itu saja tidak lebih dari apapun.

Dddrrrrt... Ddrrtt..

Ponsel dalam saku Rasya bergetar. Sebuah panggilan masuk membuat pria itu mau tak mau harus mengangkatnya.

"Halo...

"Halo Nak Rasya??

"Iya Tante kenapa?

"Bisa kamu datang kesini?

"Ada apa Tante?

"Di rumah tante ada ular.. Ularnya masuk ke dalam kamar Ameena.. Sekarang Meena sedang ketakutan nak..

Rasya terkesiap mendengar kabar itu. Rasya melihat Kirana yang kembali membuatkannya teh jahe sesuai janji wanita itu.

"E, Tante..

"Nak, Tante mohon.. Kamu datang kesini sebentar saja ya? Ini gimana??

"Iya, Sudah.. Kalau begitu aku akan segera kesana.. " Rasya kembali menaiki tangga menuju kamarnya.

*****

" Mau kemana?

Tepat di depan pintu kamar, Rasya berpapasan dengan Kirana. Wanita itu membawa satu cangkir teh jahe yang ada tangan kanannya.

"Aku harus pergi sebentar.. " Rasya hendak pergi namun Kirana tetap menghadang tubuhnya agar pria itu tak bisa lewat.

"Aku udah buatin teh jahe, Setidaknya di minumlah dulu.."

"Aku sedang buru-buru..

"Apa sih yang membuatmu begitu terburu-buru sepak minum teh jahe saja tidak mau. Apalagi ini sudah malam, Mau kemana kamu malam-malam begini??" Tanya Kirana dengan kesal. Ia menahan rasa sakit dan panas di kakinya karena ketumpahan air panas demi bisa membuatkan suaminya teh jahe tapi setelah selesai bukannya di minum tadi justru di tolak.

"Aku mohon Kirana menyingkirlah! Di rumah Ameena ada ular dan aku harus datang ke sana karena bahaya!!

Mendengar nama Ameena, Kirana merasa geram. Tadi Nadia? Sekarang Ameena?

PRAAAANK!

Rasya kaget, Matanya teralihkan pada seonggok cangkir yang tadi berisikan teh jahe itu. Kirana yang kelewat kesal sengaja melempar cangkir tersebut ke lantai hingga pecah berkeping-keping.

Tanpa mengucapkan apapun lagi, Kirana masuk ke dalam kamarnya dan..

BRAAKK!!

Rasya hanya bisa diam. Istrinya marah lagi hanya perkara sepele.

"Aku pergi.." Pamit Rasya berlu pergi. Pria itu benar-benar pergi ke rumah Ameena malam itu.

.

.

.

"Maaf ya, Nak.. Ularnya sudah di usir tadi. Kami menunggu Nak Rasya sejak tadi.. Untung saja ada beberapa tetangga yang sedang keliling komplek. Jadi Tante minta pertolongan mereka.." Tutur Rani melirik Ameena seolah memberikan kode.

"Maaf ya, Kak...

"Tidak apa-apa.. Yang penting sekarang kalian baik-baik saja.. Kalau begitu aku pamit pulang dulu.." Rasya hendak melangkah pergi.

"Kak.. Bisakah kakak menginap disini? Bagaimana kalau ularnya kembali nanti.." Ameena memasang wajah melas. Terlebih wajah wanita itu telah di poles hingga terlihat begitu sangat pucat.

"Benar apa ysng di katakan Ameena.. Bagaimana kalau ular itu kembali?" Rasya menarik nafas dalam-dalam. Mungkin kalau di rumah sakit, Rasya masih bisa tapi kalau di rumah ini?

"Maaf, Aku tetap harus pulang.. " Rasya tidak bisa berlama-lama berada di sini, Takut ada kesalahpahaman bisa bahaya nanti.

"Tapi Nak..

Langkah Rasya kembali terhenti.

"Ada apalagi?

"Penyakit Ameena tadi kambuh.. Bagaimana kalau setelah ini kambuh lagi.. " Kata Rani dengan memasang wajah sesedih mungkin.

" Bukannya obatnya masih ada.. Kalau kambuh, Kasihkan saja obatnya.. Aku tidak bisa berlama-lama berada di sini. Aku takut akan terjadi kesalahpahaman yang terjadi.. " Ujar Rasya.

"Memang itu alasanku memanggilmu kemari.. " Batin Rani yang merasa kesal karena rencananya malam ini gagal total.

"Bu..Ini gimana? Gagal kan aku nikah sama Rasya nya.." Rengek Ameena menatap mobil Rasya yang perlahan telah menghilang dari pandangan mata.

"Udah kamu tenang aja.. Ibu akan pikirkan jalan lain. Seharusnya tadi ibu sewa orang-orang buat nge grebek kalian..

"Harusnya sih gitu..

"Tapi tenang saja, Ibu akan pikirkan rencana lain..

****

Rasya kembali pulang ke rumahnya. Entah mengapa sejak tadi pikirannya tertuju kepada sang istri.

Rasya menghentikan langkahnya tepat di depan pintu kamarnya. Pecahan gelas yang tadi Kirana lempar masih berserakan di sana. Kirana benar-benar tak ada niat untuk membersihkannya.

Tak ada pilihan lagi, Rasya terpaksa harus mengalah. Pria itulah yang membersihkan pecahan gelas tersebut sendiri. Bekas teh jahe nya pun Rasya pel agar bersih..

Usai semuanya telah selesai. Rasya masuk ke dalam kamarnya yang ternyata tidak di kunci sama sekali..

"Dia sudah tertidur ternyata.." Gumam Rasya mendekat seraya menarik selimut. Namun sebelum itu, Rasya meraih kotak obat mengolesi kaki Kirana yang merah dengan salep. Setelahnya Rasya menarik selimut menutupi tubuh istrinya.

Tanpa pria itu sadari, Kirana tahu apa yang suaminya lakukan..

.

.

.

TBC

Terpopuler

Comments

Evi Alvian

Evi Alvian

Rasya..Rasya..bego kok dipelihara mau aja dikibulin ama dua wanita licik..btw kapan kebongkanya kebusukan Rani dan ameena thour aku dh darting nih bacanya..

2025-04-11

1

Viena Alfiatur Rohman

Viena Alfiatur Rohman

Enaknya kepala Rasya di benturin aja dah.. Biar cepet sadar

2025-04-11

2

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

rasya km akan menyesal klu tau kelicikan duo srigala berbulu domba itu

2025-04-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!