Sandiwara

"Bu..

Ameena berjalan menghampiri ibunya yang sedang memasak. Gadis dua puluh tahun itu duduk dengan tenang di atas kursi. Rani menoleh ke arah sang putri yang sedang memakan roti bakar buatannya.

"Ngapain kamu disini?? " Panik Rani saat Ameena santai-santai saja.

"Ish ibu apa-apaan sih orang lagi sarapan juga.. Bosen tau, Aku tuh tiap hari makan bubur sama sop mulu..

"Iya tahu.. Tapi setidaknya kamu itu di kamar aja jangan keluar. Gimana kalau nanti Rasya tiba-tiba datang? Bisa ketahuan kita.." Ameena menatap sang ibu yang khawatir takut semua rencananya kebongkar. Jika itu sampai terjadi, Bisa gawat. Tambang emasnya bisa hilang begitu saja.

"Ya udah, Aku kembali ke kamar dulu.." Rani bisa bernafas lega. "Jika sampai Rasya tahu tentang rahasia ini.. Aku tidak bisa bayangkan saja.." Gumamnya seraya kembali melanjutkan acara memasaknya.

Setelah memasak, Rani membawa makanan yang ia buat tadi ke kamar Ameena. Selama dua tahun ini, Rencana mereka mulus-mulus saja.

"Cepet kamu makan, Jangan sampai ketahuan. Mumpung perawat itu belum datang.. " Ameena mengangguk, Selama dua hari ini Ameena dan ibunya lebih tenang dan bebas. Pasalnya, Sang perawat yang di sewa oleh Rasya pamit pulang karena ada sebuah kepentingan.

Begitupun dengan Rasya yang sudah satu minggu ini tidak datang. Tumben sekali pikir mereka.

"Bu, Telfon kak Rasya dong.. Aku kangen nih.

"Iya ya.. Ini sudah satu minggu Rasya tidak datang menemui kita...",Inilah yang di khawatirkan oleh Rani. Wanita itu takut Rasya tiba-tiba memutuskan hubungan mereka. Kalau sampai itu terjadi, Bisa hilang tambang emasnya.

"Apa jangan-jangan kak Rasya sibuk sama istrinya ya? " Rani melihat sang putri dengan tatapan terkejut. Rani menggelengkan kepalanya.

"Enggak! Itu tidak boleh terjadi..Rasya harus segera pisah dengan wanita itu.. Pokoknya kamu harus nikah sama Rasya, Meena. " Sejak tahu Rasya akan menikah dengan salah satu putri pengusaha, Rani sudah ketakutan. Namun semua itu bisa di atasi ketika Rani mulai berakting seolah olah dia sedang bersedih.

Harta dari Handoko sudah banyak yang Rani jual. Dan hanya tinggal rumah ini yang bertahan. Untuk biaya makan setiap hari sudah ada Rasya yang selalu mereka peras sekaligus di jadikan ATM berjalan oleh dua betina itu.

"Tapi gimana Bu, Caranya aku sama kak Rasya nikah. Ibu tahu sendiri kan? Selama ini Kak Rasya gak pernah mau sentuh aku.. " Ameena jadi ingat perlakukan Rasya padanya Selama ini. Rasya tak mau menyentuhnya dengan alasan mereka bukan mahram. Bahkan terkadang saat Ameena yang memegang tangan Rasya, Pria itu langsung menepis dan menjauh.

"Ibu tahu gimana caranya..

"Apa caranya?

"Gunakan penyakit pura-pura mu itu. Kamu harus minta di nikahi walaupun menjadi istri kedua.." Ucap Rani dengan seringai licik di wajahnya.

****

"Mau kemana? " Rasya menghentikan langkahnya, Ia menoleh ke arah sang istri.

"Aku ada urusan sebentar.. "Jawab Rasya, Pria itu hendak keluar dari kamarnya lalu kembali berhenti.

"Nanti malam kita akan pergi ke rumah Daddy.. Jadi aku harap kamu siap-siap.." Usai mengatakan itu. Rasya pergi, Kirana hanya bisa menghela nafas panjang melihat kepergian suaminya.

Tak ingin ambil pusing lagi, Kirana juga bersiap. Siang ini dia akan pergi ke pusat perbelanjaan hanya untuk jalan-jalan dan berbelanja. Toh kemarin Rasya sudah memberikan kartu tanpa batas padanya, Tentu saja Kirana akan gunakan kartu itu untuk bersenang-senang. Sayangkan kalau tidak di gunakan.

Begitu sampai di tempat tujuan, Kirana membeli begitu banyak barang. Ada sepatu, Tas branded dengan harga yang tak biasa dan berbagai pakaian yang lainnya.

"Kayaknya ini udah cukup deh.." Kirana hendak pulang namun langkahnya terhenti begitu ia berpapasan dengan Rasya. Sayangnya Rasya tidak sendiri melainkan dengan dua wanita. Yang satu paruh baya dan yang satu lagi seorang gadis yang tengah duduk di kursi roda.

Kaget? Tentu saja. Sekarang Kirana baru sadar bahwa ia sedang di bohongi oleh suaminya sendiri. Dari dalam sudut hatinya Kirana merasa begitu nyeri. Jadi inilah kesibukan pria itu.

.

.

.

Sepanjang perjalanan menuju rumah sang mertua, Kirana lebih banyak diam. Wanita itu tak bicara setelah melihat sang suami yang katanya pamit ada urusan nyatanya urusan yang penting itu adalah pergi bersama seorang gadis yang tidak Kirana kenali.

Ketika keduanya bertemu di pusat perbelanjaan, Kirana tak menegur Rasya sama sekali. Tapi dapat Rasya melihat raut wajah kecewa dari Kirana. Lagi pula siapa yang tidak kecewa kalau di bohongi. Pamit ada urusan tapi nyatanya apa? Urusan untuk pergi bersama wanita lain.

"Tadi yang bersamaku itu adalah Ameena. Dia adik Nadia, Dia sakit kanker otak dan aku udah janji sama Almh Nadia untuk selalu menjaganya.. Aku udah janji kalau aku akan membiayai pengobatannya hingga dia sembuh.." Jelas Rasya pada Kirana agar wanita itu tak lagi salah paham. Tapi ternyata, Kirana justru seolah tak mau mendengar apapun yang pria itu jelaskan.

Kirana tetap diam tak menjawab atau bicara yang lainnya. Wanita itu sibuk menonton musik video sang mantan kekasih.

"Jangan diam saja Kirana, Jangan bertingkah seperti anak kecil. Nadia saja dulu selalu berpikiran dewasa, Tak pernah sekalipun dia bersikap seperti ini.." Kirana mematikan ponselnya. Apa katanya tadi? Dia tidak seperti Nadia?

"Aku bukan Nadia?

Kirana langsung turun dari mobilnya begitu kendaraan roda empat itu terhenti. Rasya hanya bisa menghela nafas panjang. Kenapa Daddy nya harus menjodohkan dirinya dengan wanita seperti Kirana?

Pria itu mengikuti langkah sang istri yang mulai mengucap salam. Rasya sempat khawatir karena takut Kirana mengadu tentang sikapnya selama ini kepada Daddy atau Umma nya. Mengingat sikap Kirana yang sedikit manja dan seperti anak kecil itu. Sayangnya, Semua dugaan Rasya salah.

Kirana justru bersikap seperti biasa padanya. Tak ada lagi Kirana yang diam seperti tadi, Wanita itu justru menunjukkan kepada seluruh keluarganya bahwa rumah tangga mereka baik-baik saja.

"Aku mau bantu Umma di dapur dulu mas.." Pamit Kirana pada Rasya. Pria itu hanya mengangguk dan merasa heran. Bagaimana bisa istrinya itu bersikap seperti tidak terjadi masalah.

Kirana membantu ibu mertuanya memasak di dapur. Dalam kegiatan mereka, Umma Salma menatap sang menantu yang sejak full senyum itu.

"Umma, maaf ya..

"Maaf untuk apa? " Wanita bercadar itu kembali bertanya.

"Maaf kalau Kirana belum siap berhijab seperti Umma.." Ya, Kirana memang tidak mengenakan hijab. Namun wanita itu selalu berpakaian sopan. Umma Salma tersenyum di balik cadarnya.

"Gapapa.. Berhijab itu juga butuh persiapan. Jangan di paksa kalau belum siap.. Umma ngerti kok. Tapi harus perlahan belajar ya? Siapa tahu nanti jadi kebiasaan.." Kirana mengangguk tersenyum. Ibu mertuanya ini memang selalu perhatian.

"Terima kasih Umma.. Umma paling mengerti deh.." Kirana memeluk sang ibu mertua yang baik hati itu.

"Sama-sama sayang.. Tapi boleh Umma minta sesuatu sama kamu?

"Minta apa Umma..

"Kalau Rasya melakukan kesalahan, Bilang saja ke Umma ya.. Jangan sakiti diri kamu sendiri dengan bersandiwara seperti tadi..

Deg!

"Apa Umma tahu kalau aku sedang tidak baik-baik saja..

.

.

.

Tbc

Terpopuler

Comments

mama

mama

klu udah kebongkar baru tau rasa km rasya dan saat itu tiba Kirana udh pergi jauh dri km.. jd CEO oon kyk rasya bikin greget..

2025-04-09

2

Evi Alvian

Evi Alvian

Rasya mau aja dibodohi ama dua wanita gak tau diri..moga aja sakit pura"nya ameena jadi kenyataan baru tau rasa

2025-04-09

1

Viena Alfiatur Rohman

Viena Alfiatur Rohman

Kamu blum tahu kebenarannya Rasya klo tahu tentang Nadia yg selingkuh pasti nyesel

2025-04-09

1

lihat semua
Episodes
1 Berbohong
2 Kesedihan Kirana
3 Siapa Nadia? + Visual
4 Tentang Nadia Dan Faktanya
5 Sandiwara
6 Mereka Tidak Sama
7 Bukan Aku Jodohnya
8 Selalu Ingat Dia
9 Nadia Lagi?
10 Rencana Rani dan Ameena
11 Hamil?
12 Tertuduh
13 Akan Aku Pikirkan
14 Kau Pergi Aku Juga Pergi
15 Sikap Aneh Daddy Abimana
16 Jadi Asisten
17 Kejutan Untuk Rasya
18 Kedatangan Umma Salma
19 Mulai Panik
20 Semangat Kirana
21 Murka
22 Dia Istri Orang
23 Makam Nadia
24 Pengkhianatan
25 Kata Cerai
26 Bertemu
27 Kepanasan
28 Menolak Cerai
29 Perhatian Rasya
30 Kesabaran Rasya
31 Membujuk Pulang
32 Aku Butuh Bukti Bukan Janji
33 Kedatangan Aaron
34 Pamit Pulang
35 Tidak Percaya Lagi
36 Diam-Diam
37 Bertemu Pembeli Rumah
38 Pulang Ke Rumah Baru
39 Jalan-jalan Di Malam Hari
40 Melakukan Kesalahan Lagi
41 Keputusan Daddy Abimana
42 Tabur Tuai
43 Usaha Rasya
44 Menyelinap
45 Bermalam Dengan Kata Rindu
46 Yang Aku Tidak Tahu
47 Mulai Nyaman
48 Aaron Dan Vera
49 Aku Sudah Menikah
50 Penolakan Rasya
51 Sudah Mulai Mencintainya
52 Sikap Tegas Kirana
53 Tak Di Sangka
54 Rencana Hendrik
55 Anti Provokasi
56 Ajakan Umma Salma
57 Lancang!
58 Di pecat
59 Tanda Merah
60 Aksi Vera
61 Berhasil
62 Acara Empat Bulanan
63 Ameena Kritis
64 Sekretaris Baru
65 Vera VS Tari
66 Di Kira Pembantu
67 Bukan Babu Tapi Ratu
68 Pertunjukan Akan Segera Di Mulai (Vera)
69 Terbongkar
70 Hancur Semuanya
71 Tak Ada Harapan Lagi
72 Weekend
73 Accident
74 Tangis Rasya
75 Hanya Mimpi?
76 Di Balik Semuanya
77 Salah Orang
78 Pembalasan
79 Kedatangan Nalendra
80 Kesedihan Rasya
81 Balqis Chayra Ibrahimi
82 Secinta Itukah?
83 Tak Mau Kehilangan Lagi
84 Aku Mencintai Istriku
85 Bertemu Mantan (Vera)
86 Balasan Untuk Hendrik
87 Gara-gara Jalan-jalan
88 Gempar!
89 Pulang Malu
90 Pernikahan Aaron Dan Vera
91 Malam Pertama
92 Penampilan Baru Kirana
93 Malam Penuh Cinta
94 Pergi Imunisasi
95 Undangan Reuni
96 Nyonya Rasya Di Lawan
97 Vera Semakin Di Depan
98 Sesuai Sikap Lawan
99 Garis Dua (Vera)
100 Mirip Nadia
101 Hanya Kamu, Dan Cuma Kamu
102 Promo Novel Baru : Kembalinya Cinta Pertama
103 Gara-gara UFO
104 Piknik Bersama Mantan
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Berbohong
2
Kesedihan Kirana
3
Siapa Nadia? + Visual
4
Tentang Nadia Dan Faktanya
5
Sandiwara
6
Mereka Tidak Sama
7
Bukan Aku Jodohnya
8
Selalu Ingat Dia
9
Nadia Lagi?
10
Rencana Rani dan Ameena
11
Hamil?
12
Tertuduh
13
Akan Aku Pikirkan
14
Kau Pergi Aku Juga Pergi
15
Sikap Aneh Daddy Abimana
16
Jadi Asisten
17
Kejutan Untuk Rasya
18
Kedatangan Umma Salma
19
Mulai Panik
20
Semangat Kirana
21
Murka
22
Dia Istri Orang
23
Makam Nadia
24
Pengkhianatan
25
Kata Cerai
26
Bertemu
27
Kepanasan
28
Menolak Cerai
29
Perhatian Rasya
30
Kesabaran Rasya
31
Membujuk Pulang
32
Aku Butuh Bukti Bukan Janji
33
Kedatangan Aaron
34
Pamit Pulang
35
Tidak Percaya Lagi
36
Diam-Diam
37
Bertemu Pembeli Rumah
38
Pulang Ke Rumah Baru
39
Jalan-jalan Di Malam Hari
40
Melakukan Kesalahan Lagi
41
Keputusan Daddy Abimana
42
Tabur Tuai
43
Usaha Rasya
44
Menyelinap
45
Bermalam Dengan Kata Rindu
46
Yang Aku Tidak Tahu
47
Mulai Nyaman
48
Aaron Dan Vera
49
Aku Sudah Menikah
50
Penolakan Rasya
51
Sudah Mulai Mencintainya
52
Sikap Tegas Kirana
53
Tak Di Sangka
54
Rencana Hendrik
55
Anti Provokasi
56
Ajakan Umma Salma
57
Lancang!
58
Di pecat
59
Tanda Merah
60
Aksi Vera
61
Berhasil
62
Acara Empat Bulanan
63
Ameena Kritis
64
Sekretaris Baru
65
Vera VS Tari
66
Di Kira Pembantu
67
Bukan Babu Tapi Ratu
68
Pertunjukan Akan Segera Di Mulai (Vera)
69
Terbongkar
70
Hancur Semuanya
71
Tak Ada Harapan Lagi
72
Weekend
73
Accident
74
Tangis Rasya
75
Hanya Mimpi?
76
Di Balik Semuanya
77
Salah Orang
78
Pembalasan
79
Kedatangan Nalendra
80
Kesedihan Rasya
81
Balqis Chayra Ibrahimi
82
Secinta Itukah?
83
Tak Mau Kehilangan Lagi
84
Aku Mencintai Istriku
85
Bertemu Mantan (Vera)
86
Balasan Untuk Hendrik
87
Gara-gara Jalan-jalan
88
Gempar!
89
Pulang Malu
90
Pernikahan Aaron Dan Vera
91
Malam Pertama
92
Penampilan Baru Kirana
93
Malam Penuh Cinta
94
Pergi Imunisasi
95
Undangan Reuni
96
Nyonya Rasya Di Lawan
97
Vera Semakin Di Depan
98
Sesuai Sikap Lawan
99
Garis Dua (Vera)
100
Mirip Nadia
101
Hanya Kamu, Dan Cuma Kamu
102
Promo Novel Baru : Kembalinya Cinta Pertama
103
Gara-gara UFO
104
Piknik Bersama Mantan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!