Bab 2_Salah Paham

Angin malam berembus dingin, menusuk hingga ke tulang. Zayn merapatkan jaketnya, matanya nanar menatap jalanan sepi yang hanya diterangi lampu jalan yang temaram.

Suara azan subuh dari surau menggema. Tapi, bukannya dia mencari surau untuk sholat subuh, tapi ia malah mencari tempat untuk tidur.

Di ujung jalan, matanya menangkap sebuah rumah tua yang tampak tak berpenghuni. Cat pada dinding papannya sudah terkelupas, jendela-jendelanya berdebu, dan ilalang tumbuh liar di halaman.

“Cukup bagus untuk tidur beberapa jam,” gumamnya.

Tanpa pikir panjang, Zayn mendorong pintu kayu yang setengah terbuka, melangkah masuk, lalu menutupnya kembali. Di dalam, rumah itu terasa pengap dan berdebu, tapi setidaknya ada atap di atas kepalanya.

Zayn melepaskan jaket dan kaosnya, menggelarnya di lantai kayu yang berdebu sebagai alas tidur. Tanpa peduli dengan keadaan sekitar, ia merebahkan diri dan terlelap seketika.

Sementara itu, di tempat lain, seorang gadis bernama Zahira tengah sibuk dengan kerajinan tangannya. Di Minggu pagi, ia memiliki banyak tugas sekolah, dan salah satunya adalah tugas membuat kerajinan tangan yang bermaterial kayu.

"Ibu, di gudang masih ada kayu atau papan tidak?" tanya Zahira kepada ibunya yang tengah memasak di dapur.

"Sepertinya sudah tidak ada, tapi coba kamu cek kembali," ujar Asiyah, ibunda Zahira.

Tanpa berlama lama Zahira langsung mengecek ke gudang, dan betul saja di gudang tidak ada kayu ataupun papan yang bisa ia pergunakan untuk kerajinan tangannya. Sedangkan ia harus segera menyelesaikan tugas kerajinan tangannya, sebab masih ada tugas sekolah lain yang harus segera ia selesaikan. Sebab, besok, Senin, semua tugas itu harus ia kumpulkan.

Akhirnya, ia memutar otak, dari mana ia akan mendapatkan papan, dan ia menemukan ide. Tidak jauh dari rumahnya, ada rumah tua yang sudah lama kosong, di mana pemiliknya sudah lama mengosongkan rumah itu. Jadi, tanpa pikir panjang ia langsung ke sana untuk mencari kayu untuk kebutuhan tugas sekolahnya.

Setelah berjalan kaki sekitar 3 menit, ia pun sampai ke rumah kosong itu. Suara langkah kakinya terdengar pelan di depan rumah kosong itu. Zahira melangkah masuk perlahan, tangannya sibuk mengangkat rok panjangnya agar tak tersangkut di rerumputan liar.

Matanya menelusuri ruangan yang remang-remang, lalu tertuju kepada beberapa balok kayu yang tersandar di dinding. Dengan hati-hati, ia melangkah mendekat, meraih salah satu balok kayu besar.

Namun saat itu juga, terdengar suara gemeretak di atasnya. Salah satu balok kayu yang besar dan berat tiba-tiba bergeser, siap jatuh ke arahnya.

Mata Zahira membelalak.

Sebelum ia sempat bergerak, seseorang melompat dari arah samping, menerjangnya hingga tubuhnya terdorong ke lantai. Balok kayu itu jatuh dengan suara gedebuk keras, hanya beberapa inci dari tempatnya berdiri tadi.

Napasnya memburu, jantungnya berdegup kencang.

Saat ia mengangkat wajah, matanya bertemu dengan tatapan tajam seorang pria. Tubuhnya yang telanjang dada terasa hangat di atas tubuhnya.

Zayn.

Zahira terkesiap, wajahnya seketika memanas. Ia hendak mendorong tubuh pria itu menjauh, tetapi saat itu juga terdengar suara gaduh dari luar.

Beberapa tetangga desa yang hendak bergotong royong kebetulan melewati rumah tua itu. Mereka mendengar suara berdebum tadi dan mengintip ke dalam.

Dan yang mereka lihat adalah seorang pria tanpa baju sedang memeluk seorang gadis di lantai rumah kosong.

“Astaghfirullah! Apa yang sedang kalian lakukan?" teriak seorang lelaki tua, wajahnya merah padam.

Yang lain ikut berdatangan, sebagian menggelengkan kepala, sebagian lagi langsung berbisik-bisik.

Zahira mendorong Zayn menjauh dengan panik, "tidak, Paman! Ini bukan seperti yang kalian pikirkan!” serunya.

Tapi semuanya sudah terlambat.

“Kalian sudah berbuat zina di tempat ini! Kalian harus menikah!” ujar salah satu warga dengan nada marah.

Zahira menatap mereka dengan wajah pucat. Zayn yang masih setengah sadar hanya bisa mengacak rambutnya frustasi.

Sial.

Hari ini ia hanya ingin tidur sebentar. Dan sekarang, dia malah dipaksa menikah.

*****

Akhirnya mereka berdua di arak ke balai desa.

Suasana Minggu pagi yang biasanya tenang di desa itu, kini berubah menjadi penuh keributan. Jalan setapak itu kini dijejali oleh warga yang berbondong-bondong menuju balai desa. Di tengah-tengah kerumunan, Zahira dan Zayn berjalan dengan tangan ditarik kasar oleh para pria desa, sementara teriakan-teriakan kecaman menggema di udara.

"Bawa mereka ke balai desa! Kita tidak bisa membiarkan dosa merajalela di desa kita!" seru seorang pria bertubuh kekar yang tampaknya menjadi pemimpin dalam arak-arakan itu.

Zahira menggigit bibirnya, menahan tangis yang hampir pecah. Ia berusaha meronta dari cengkeraman kuat yang mengikat lengannya, tapi sia-sia. Zayn, yang berjalan di sebelahnya, mencoba tetap tenang meskipun wajahnya menunjukkan kemarahan yang ditahan.

"Kami tidak melakukan apa pun! Ini hanya salah paham!" Zahira berteriak, berharap ada seseorang yang mau mendengarkannya.

Namun, suara wanita tua dari belakang langsung membalas, "tidak ada maling yang mengaku maling! Kau sudah menodai desa ini dengan perbuatan kotor! Tidak menyangka gadis pendiam dengan balutan hijab syar'i sepertimu ternyata adalah perempuan munafik!" ucap wanita itu yang kata katanya bagaikan belati tajam yang menyayat hati Zahira.

Sedari kecil, Zahira dibesarkan dengan pendidikan agam yang kuat oleh ibu dan abahnya. Jangankan berzina, bahkan dekat dengan lelaki pun dirinya tidak pernah. Ia benar benar seperti berlian yang dijaga ketat oleh orang tuanya. Tapi, saat ini, ia bahkan dituduh sebagai wanita munafik, yang bersembunyi dibalik pakaian taqwanya.

Seorang pria menyorongkan tongkat kayu ke punggung Zayn, memaksanya berjalan lebih cepat, "anak muda zaman sekarang memang kurang ajar! Kalau kau memang lelaki sejati, kau harus bertanggung jawab atas perbuatanmu!"

Zayn menoleh, matanya menyala penuh amarah, "gue bilang ini salah paham! Kalian sama sekali tidak memberi kami kesempatan untuk menjelaskan!"

"Diam!" bentak seorang pria tua, "jangan banyak bicara kau anak kota!"

Zayn ingin memberontak, tapi ia sadar saat ini ia tidak bisa melawan warga sebanyak ini.

"Tidak disangka, gadis sepolos Zahira ternyata adalah pemain di belakang," ujar salah seorang wanita lagi, ia masih cukup muda.

"Dasar pengundang bala petaka, apa dia kira jika dia berzina hanya dia saja yang merasakan akibat buruknya? semua orang di desa ini akan dapat bala, kalau ada pezina di desa itu," ujar salah seorang warga lagi.

Semua orang mengarak Zahira dan Zayn dengan wajah penuh amarah dan benci. Terlebih, Zahira adalah anak janda miskin, tentunya hal ini membuat orang-orang di desa semakin tidak bisa mentoleransi kesalahan Zahira.

Langkah mereka terus dipacu hingga akhirnya mereka tiba di halaman balai desa yang sudah dipenuhi oleh warga yang lebih dulu datang. Beberapa wanita mencibir, sementara para pria tampak siap memberikan hukuman.

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

kadang manusia itu lbh mementingkn egoy ga mau tabayun dulu

2025-04-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1_Lari Dari Kejaran Polisi
2 Bab 2_Salah Paham
3 Bab 3_Harus Menikah?
4 Bab 4_Pernikahan yang Tidak Diinginkan
5 Bab 5_Permintaan Terakhir Ibu Zahira
6 Bab 6_Talak?
7 Bab 7_Zahira ikut Zayn
8 Bab 8_Rumah Untuk Zahira
9 Bab 9_Kemarahan Keluarga Rayyan
10 Bab 10_Dua Dunia
11 Bab 11_Nginap di Rumah Istri
12 Bab 12_Nginap di Rumah Istri Part 2
13 Bab 13_Perhatian
14 Bab 14_Cemburu
15 Bab 15_Kencan
16 Bab 16_Ruang BK
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1_Lari Dari Kejaran Polisi
2
Bab 2_Salah Paham
3
Bab 3_Harus Menikah?
4
Bab 4_Pernikahan yang Tidak Diinginkan
5
Bab 5_Permintaan Terakhir Ibu Zahira
6
Bab 6_Talak?
7
Bab 7_Zahira ikut Zayn
8
Bab 8_Rumah Untuk Zahira
9
Bab 9_Kemarahan Keluarga Rayyan
10
Bab 10_Dua Dunia
11
Bab 11_Nginap di Rumah Istri
12
Bab 12_Nginap di Rumah Istri Part 2
13
Bab 13_Perhatian
14
Bab 14_Cemburu
15
Bab 15_Kencan
16
Bab 16_Ruang BK
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!