Bab 11. Diara

       Dia sudah tobat". Ucap Yana.

"Tapi ilmu hitam nya itu masih ada kan?". Tanya Aldi lagi.

"Itu juga aku tidak tahu, sebab aku tidak tahu mana ilmu hitam, mana yang ilmu putih". Jawab Gura sambil menatap Yana, yang sedang asik mengganggu salah satu anak kerbau.

"Apa nenek kita saat muda di pelet kakek juga Kak?". Tanya Aldi pada Gura.

"Mana aku tahu". Jawab Gura sambil tersenyum.

"Ya banyak cerita-cerita dari orang tua-tua aku dengar, bahwa nenek kita itu saat di usia mudanya, dia cantik". Ucap Aldi.

"Ya mungkin, karena nenek kita itu istri ke tiga oleh kakek, kakek menikahi nenek saat nenek berumur, Sembilan belas tahun. Dan kakek berumur tiga puluh sembilan tahun, sekarang kakek sudah berumur lebih kurang tujuh puluh delapan tahun, tapi kakek kok kelihatan masih segar, masih kuat kerja". Jawab Gura.

"Kata orang-orang yang sebaya dengan nenek, di negeri hulu ini tidak ada yang menandingi kecantikan nenek, di saat dia remaja dulu. mungkin lebih cantik dari mama Kak". Ucap Aldi.

"Apa kamu lihat, kakek kita jelek?". Tanya Gura.

"Tidak. Tapi nenek mau saja pada kakek, yang sudah berstatus duda." Ucap Aldi sambil tertawa.

"Yaa itu jodoh nenek kita, apa lagi, contoh saja Ayah dengan mama. Aku juga banyak dengar cerita nya, kalau ayah dan mama itu bumi dengan langit juga." Jawab Gura.

Tidak terasa bagi mereka, jam telah menunjukan jam dua belas lewat, lalu mereka merendam kerbau. Beserta pengembala lain nya, setelah puas mereka berendam, kembali merumput, hingga sore hari. Setelah itu mereka pulang.

Mereka tiba di ujung negeri, setelah Jam setengah lima sore. Di ujung negeri ini letak nya lapangan olah raga Negeri Hulu, ada yang main bola voli. Ada yang main bola kaki, ada mereka yang main bola takraw serta bulu tangkis.

Jika saat sore tempat ini ramai oleh orang berolah raga dan penonton nya. Juga penuh oleh kendaraan dan tempat ibu-ibu berjualan. Seperti ini sejak dulunya tempat ini. Apa lagi sekarang bulan puasa, selain nonton, orang juga bertujuan untuk membeli makanan saat berbuka nanti.

"Kak, musuh bebuyutan mu juga nonton." Ucap Aldi berbisik di telinga Gura.

"Dia saja yang ingin memusuhi ku, aku tidak." Jawab Gura, sambil melayang kan pandangan nya sekilas pada Diara.

" Jika nanti dia dewasa, secantik apa kira-kira ya kak?." Tanya Aldi pada Gura.

"Secantik apa pun, tapi memiliki lidah pedang, orang-orang pada malas dan segan mendekat". Jawab Gura.

Yang di maksud musuh Gura kata Aldi, ialah seorang perempuan sebaya dengan mereka, dan juga satu lokal, mereka sama-sama sekolah lima SD. Nama nya Diara status nya hampir sama dengan Yana, sama-sama anak bidan. Tapi Diara ayah nya polisi, jika Yana ayah nya operator alat berat.

Diara termasuk keturunan bangsawan Negeri Hulu, dan dia bersuku Kingkiang Ate. Termasuk lima suku  yang tua di Negeri Kalimuntiang. Sejak kelas dua SD Diara sangat membenci Gura, sehingga teman-teman nya Diara yang laki-laki dan perempuan juga ikut membenci Gura.

Dia sering menghina Gura secara tak wajar, dan kadang dia juga ringan tangan pada Gura, apa lagi jika ada anak sekolah baru yang dekat dengan Gura. Diara tidak segan melakukan perbuatan kasar pada anak baru itu.

"Eh, anak Eria parna Cell  juga nonton". Ucap Gura, sambil berbisik.

"Mana kak?". Tanya Aldi, sambil celingak- celinguk.

"Di bohongin juga mau, dia kalau main ke sini hanya sore sabtu". Ucap Gura.

"Loh. emang sekarang sore saptu". Jawab Aldi.

"Bukan hari Saptu sekarang, tapi hari Kamis". Jawab Gura.

"Yaa, kakak mau aja di bohongin". Ucap Aldi.

Lalu mereka tertawa.

"Waduh. anak gembala, sudah sore pulang, kasihan". Ejek Diara pada Gura.

Biasa nya apa pun ucapan Diara, dan kekerasan apa pun yang dia lakukan, Gura tidak pernah membalas sedikit pun. Gura cuma diam tidak menyahut sama sekali.

Mereka terus dengan santai menghalau kerbau, tampa melihat ke arah Diara, dia terus mengomel, Aldi dan Yana bagi Diara tidak apa-apa, cuma yang dia benci itu Gura seorang, Yana sendiri dari dahulu tidak tahu. Apa yang membuat Diara membencinya.

Walaupun ratusan orang yang berdiri di dekat nya, tapi tidak ada yang menegur Diara, Walaupun dia masih bisa dikatakan Anak-anak. Tapi orang-orang takut pada nya. Baik ibu-ibu dan siapa pun disana, hanya bisa menggelengkan kepala saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut Diara. Kemungkinan ini penyebab manja dari segala keluarga besar nya, karena dia cucu tertua dari lima ibu bersaudara.

"Kak. Apa yang dibenci kan terhadap kakak oleh Diara, sehingga dia seperti orang kehilangan akal saat bertemu kakak?". Tanya Aldi.

"Yaa mungkin sudah hampir lima belas hari ini kemarahan nya di pendam. Biasa nya saat di sekolah dia lepas kan kemarahan nya, dan sekarang kami berjumpa untuk menumpahkan segala kemarahan nya. semoga sesak dada nya terlepas". Ucap Gura.

"Gur. dari dulu ku perhatikan, sebab dari kecil saat kita libur, aku terus kesini, sebenarnya kesalahan apa yang kamu lakukan terhadap dia, sehingga dia sangat membenci mu?". Tanya Yana pada Gura.

"Yaa, kesalahan aku itu yang tidak ku ketahui, pada orang lain dia baik kok, tapi entah apa. Cuma pada ku seorang dia membenci ku." Ucap Gura.

"Sama saja dengan kamu Al. Apa penyebab nya Bunga tidak mau berteman dengan mu, sedangkan dengan orang lain dia mau berteman.?" Tanya Gura lagi pada Aldi.

"Yaa, Bunga tidak mau berteman dengan ku, karena aku gendut. Kan ada alasan nya, tidak seperti kakak, benci yang tidak punya alasan". Ucap Aldi.

"Ntah. Aku juga tidak tahu apa penyebab nya, dia sangat membenci ku". Jawab Gura.

"Mungkin di kelas enam nanti kalian akan terpisah lokal Kak. Sejak kelas dua kalian bersama". Ucap Aldi.

Karena keasikan mereka berbicara, tidak terasa mereka telah tiba di kandang kerbau, lalu mereka membuat api unggun dan memberi kerbau itu air garam. Lalu mereka pulang.

"Aldi nanti malam kita tidur di rumah mama ya". Ajak Gura pada Aldi.

"Kakak yang tidur di rumah Bunda, nanti malam kita main PS bagaimana?". Tanya Aldi.

"Aku tidak hobi main PS, mungkin Yana yang hobi". Ucap Gura.

"Sebenar nya aku hobi, tapi saat sekarang yang ku ingin kan cerita-cerita dari kakek, tidak mau yang lain". Ucap Yana.

Saat mereka pulang, mereka hanya jalan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!