Bab 4. Tusuk Konde

Para perampok-perampok jalanan dan maling sapi serta para pencuri ayam, mereka telah menjadi anak buah Tan Bojo.

Tan Bojo telah membangun sebuah tempat tidak jauh dari kaki Gunung Pusara Sakti, tapi zaman lalu, gunung itu belum bernama Pusara Sakti, tapi Gunuang Kayu Kamba.

Mereka telah membuat pemukiman di bangun dengan harta hasil rampokan, dan juga puluhan wanita muda yang telah mereka rampas, dan mereka tawan.

Tan Bojo bukan perampok kelas bawah lagi, di daerah itu, dia telah mulai di kenal, karena kejahatan nya yang meraja Lela, sehingga para pemuka adat dan pemuka agama berbagai cara untuk melumpuhkan Tan Bojo.

Seluruh pesilat dan perguruan agama zaman itu, mereka telah mengadakan rapat, tiap-tiap tetua suku, dari setiap negeri, mereka berkumpul dan berunding, di sebuah surau Awue Tunggea. Untuk rencana penangkapan Tan Bojo, serta seluruh anak buah nya, dan melepas kan para tawanan.

Alhasil dari rundingan itu, kerugian besar yang di tuai di setiap negeri, serta dusun, dan koto(kota) ratusan orang para hulu balang yang tumbang di tangan Tan Bojo, dan puluhan pendekar yang telah dia kalah kan, puluhan dukun santet yang telah dia habisi, karena ingin menyantet nya, para pembesar negeri bagian hilir Galodo Itam telah ketakutan atas kehadiran Tan Bojo.

Yang belum dia rampok sejak Negeri Kalimuntiang hingga ke hulu, entah apa sebab nya, karena guru nya Tambun Jati tidak mengizinkan, sebelum ilmu yang di miliki Tan Bojo sempurna, dia belum mengizinkan merampok atau melakukan kejahatan sejak Negeri Kalimuntiang hingga ke hulu.

Menurut cerita, tusuk konde Ibu nya Tambun Jati masih tersimpan di sebuah rumah gadang di Negeri Kalimuntiang, jika tusuk konde ibu nya di tusuk kan ke tanah, bisa melukai tambun jati dalam jarak seratus meter. Sehingga bisa membuat dia binasa, atau menjadi hantu dengan hina.

Sebab itu, kutukan ibu nya saat dia menuntut ilmu dahulu, sehingga dia menjadi pengikut Hantu-hantu hutan dan setan-setan gunung.

Nama asli Tambun Jati sebelum menjadi Iblis ialah Tuganggo.

Sebenar nya Tuganggo saat kecil dia adalah anak yang berbakti, anak yang penurut, dia anak yang baik. Pada umur lebih kurang sembilan tahun dia menuntut ilmu agama, ke negeri hulu, Negeri Lintang. Dia asli orang Talago Pandan kampung nya Kalimuntiang. Waktu saat Tuganggo berangkat ini lah, ibu nya mengucap kan sesuatu pada Tuganggo.

"Ingat setelah kamu menuntut nanti, kemanapun pergi, minta izin pada guru mu langsung, agar jangan seperti pengikut Setan dan Hantu-hantu". Itu lah ucapan Ibu Tuganggo, dia mengangguk.

Saat zaman dulu, kendaraan kuno hanya perahu untuk kendaraan ke hulu atau ke hilir sungai, dengan di dayung lebih kurang dua puluh orang laki-laki berbadan kekar dan tegap, saat perjalan air zaman dahulu nya, memakan perjalanan hampir dua puluh hari ke negeri lintang.

Setelah dia sampai ke Negeri Lintang, dia menuntut ilmu lebih kurang tujuh tahun, tampa pulang, mungkin karena penyebab ongkos yang sangat mahal, dan kehidupan orang tua nya begitu susah, sangat sulit untuk pulang sekali dalam setahun.

Di sini cerita nya di mulai, sudah hampir satu tahun ini Tuganggo sangat rindu pada orang tua nya di hilir, dan juga rindu kampung halaman, tapi untuk pulang pun biaya nya dia tak sanggup.

Kebetulan pada tahun itu musim sangat penghujan, kadang turun hujan berhari-hari lama nya tampa henti, menurut cerita orang-orang tua, zaman itu lah orang-orang melihat sungai Galodo Itam banjir terdahsyat, sehingga merendam rumah-rumah di segala negeri tepi sungai Galodo Itam.

Sehingga banyak yang mengungsi ke bukit dan gunung, saat sore hari air makin naik dan makin naik dalam hujan deras dan petir tidak henti, saat sore itu.

Menurut cerita para orang tua-tua Negeri Lintang, ada seperti hutan rimba yang hanyut di sungai Galodo Hitam di sore hari itu, di tengah hutan itu penuh dengan cahaya, seperti cahaya kunang-kunang mengelilingi hutan itu, dengan berbagai suara ratapan, rintihan, serta tangisan, kadang terdengar suara napas yang berat menggema saat hujan mulai reda. Hutan itu hanyut seperti suara bergemuruh setiap apa yang di landa nya, kadang seperti bunyi suara hutan kebakaran menderu.

Waktu itu, para murid-murid yang menuntut ilmu agama, mereka telah pindah ke lantai dua, karena tempat mereka telah di kelilingi air, ada anak murid yang lari ke atap, sebab atap tempat itu terbuat dari ijuk, apa lagi tempat atau surau mereka di bangun seperti rumah gadang juga.

Saat itu Tuganggo meninggal kan pesan pada teman-teman nya, untuk di sampaikan pada guru nya, bahwa dia akan menumpangi hutan itu ke hilir, dia ingin pulang.

Tampa membawa benda perbekalan dan pakaian, saat magrib tiba, hutan itu lewat dengan bantuan remang cahaya matahari yang belum tenggelam seutuh nya, dia ambil kayu yang sebesar pohon kelapa yang tersangkut di tiang surau oleh air dalam itu, untuk merapung tubuh nya, dan dia kejar hutan yang hanyut itu, yang berada di tengah hampir berjarak seratus meter dari surau mereka. Berbagai cara teman-teman nya melarang, dia terus mengejar hutan yang hanyut itu, hingga kegelapan malam tiba.

Setiap negeri yang berada di tepi sungai Galodo Itam melihat hutan itu lewat, Tampa tersangkut sedikit pun, hanyut hutan itu berderak derak melanda apa pun yang menghalangi nya.

Setelah satu bulan dari kejadian itu, pesan di sampaikan oleh guru nya kepada pembawa perahu, ingin memastikan kabar Tuganggo, balasan pesan itu langsung dari ibu nya, bahwa Tuganggo tidak pernah pulang, tapi kabar hutan hanyut itu, mereka benar kan, saat lewat senja hari, perjalanan dua puluh hari, tidak sampai satu jam oleh hutan itu hingga ke negeri kalimuntiang.

Jika dari lintang ke kalimuntiang paling cepat dua belas hari, jika dari kalimuntiang ke lintang memakan waktu lebih cepat dua puluh hari, sedang kan oleh hutan yang hanyut itu, hanya memakan lebih kurang satu jam, ini bukan perjalan hutan, atau manusia, mungkin perjalanan mahluk asing.

Sejak kejadian itu, setiap negeri di tepi Galodo Itam gempar, seorang anak murid tidak pulang, dengan berbagai cara penduduk negeri kalimuntiang, mencari berita hingga ke segala hilir negeri kalimuntiang, seseorang anak ngaji kampung Kalimuntiang hilang.

Ibu Tuganggo ini orang yang menyandang gelar Bundo Kanduang, masarakat berduyun-duyun membantu nya.

Menurut cerita dan berita dari segala negeri hilir, hutan itu lewat dengan waktu yang sama di

Episodes
1 Bab 1. Negeri Kalimuntiang
2 Bab 2. Panglimo Tak Batuan
3 Bab 3. Nindian
4 Bab 4. Tusuk Konde
5 Bab 5. Klewang Pandore
6 Bab 6. Bintang Gilang Gemilang
7 Bab 7. Dari Pada Gila
8 Bab 8. Tasapo Setan
9 Bab 9. Bukuik
10 Bab 10. Datuk Apuang
11 Bab 11. Diara
12 Bab 12. Acigobah
13 Bab 13. Makam Kayu Aro
14 Bab 14. Jasad Acigobah Tersangkut
15 Bab 15. Yuni
16 Bab 16. Anak Tiri Dan Anak Kandung
17 Bab 17. Pendatang Di Negeri Kami
18 Bab 18. Panggil Aku Kakak
19 Bab 19. Jaga Hati Ku Dari Luka
20 Bab 20. Kampung Bungsu Tanula
21 Bab 21. Syarat Nya Lima Emas
22 Bab 22. Ingat Siapa Diri Mu
23 Bab 23. Hutan Kulindan
24 Bab 24. Mahluk Putih Tampa Wajah
25 Bab 25. Teguran Dari Nagari Ulu
26 Bab 26. Sebesar Biji Jagung
27 Bab 27. Tawar Sakit
28 Bab 28. Kuburan Kayu Aro
29 Bab 29. Lintah
30 Bab 30. Lubuk Jonggi
31 Bab 31. Buat Jimat
32 Bab 32. Luna
33 Bab 33. Penawar Seribu Sakit
34 Bab 34. Okni
35 Bab 35. Bakar Saja
36 Bab 36. Hantu Kuncung Mawe
37 Bab 37. Ampuni Aku
38 Bab 38. Jika Mencari Ku
39 Bab 39. Gunung Penyamun
40 bab 40. Haus Ingin Minum
41 Bab 41. Aku Ini Kakak Mu
42 Bab 42. Voli Persahabatan
43 Bab 43. Apa Benar Ini Tim Nakoda
44 Bab 44. Lemang Campur Sarikaya
45 Bab 45. Kita Sering Mencuri Pisang
46 Bab 46. Mendahului Kita Semua
47 Bab 47. Cerita Hisapan Jempol
48 Bab 48. Kesaktian Negeri
49 Bab 49. Ahli Gaib.
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1. Negeri Kalimuntiang
2
Bab 2. Panglimo Tak Batuan
3
Bab 3. Nindian
4
Bab 4. Tusuk Konde
5
Bab 5. Klewang Pandore
6
Bab 6. Bintang Gilang Gemilang
7
Bab 7. Dari Pada Gila
8
Bab 8. Tasapo Setan
9
Bab 9. Bukuik
10
Bab 10. Datuk Apuang
11
Bab 11. Diara
12
Bab 12. Acigobah
13
Bab 13. Makam Kayu Aro
14
Bab 14. Jasad Acigobah Tersangkut
15
Bab 15. Yuni
16
Bab 16. Anak Tiri Dan Anak Kandung
17
Bab 17. Pendatang Di Negeri Kami
18
Bab 18. Panggil Aku Kakak
19
Bab 19. Jaga Hati Ku Dari Luka
20
Bab 20. Kampung Bungsu Tanula
21
Bab 21. Syarat Nya Lima Emas
22
Bab 22. Ingat Siapa Diri Mu
23
Bab 23. Hutan Kulindan
24
Bab 24. Mahluk Putih Tampa Wajah
25
Bab 25. Teguran Dari Nagari Ulu
26
Bab 26. Sebesar Biji Jagung
27
Bab 27. Tawar Sakit
28
Bab 28. Kuburan Kayu Aro
29
Bab 29. Lintah
30
Bab 30. Lubuk Jonggi
31
Bab 31. Buat Jimat
32
Bab 32. Luna
33
Bab 33. Penawar Seribu Sakit
34
Bab 34. Okni
35
Bab 35. Bakar Saja
36
Bab 36. Hantu Kuncung Mawe
37
Bab 37. Ampuni Aku
38
Bab 38. Jika Mencari Ku
39
Bab 39. Gunung Penyamun
40
bab 40. Haus Ingin Minum
41
Bab 41. Aku Ini Kakak Mu
42
Bab 42. Voli Persahabatan
43
Bab 43. Apa Benar Ini Tim Nakoda
44
Bab 44. Lemang Campur Sarikaya
45
Bab 45. Kita Sering Mencuri Pisang
46
Bab 46. Mendahului Kita Semua
47
Bab 47. Cerita Hisapan Jempol
48
Bab 48. Kesaktian Negeri
49
Bab 49. Ahli Gaib.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!