Bab 3. Nindian

   Darah ayam jantan hitam, dan darah lintah, itu termasuk yang paling dia sukai.

Setelah anak itu berumur dua puluh tahun, Tambun Jati itu kembali menemui perempuan itu. Dan menyuruh nya tinggal di atas gunung, menurut cerita Tambun Jati pada mereka berdua. Istri dan anak nya disana, penghuni Pohon kembar tujuh batang, itu lah Beringin Tujuh Ratapan Hantu.

Perempuan itu mengikuti perintah Tambun Jati, dengan susah payah dia menaiki gunung, hingga bertemu dengan lokasi yang di katakan Tambun Jati.

Dia temui seseorang sambil duduk di atas pohon, gigi nya hitam seperti taring babi, dengan mata cekung merah, ujung rambut nya hingga menyentuh tanah, jika di ukur, kira-kira panjang nya lebih kurang dua puluh meter, warna hitam pekat, tiap helai rambut nya menempel telur kutu. Bau nya tidak ubah seperti bau bangkai. Sambil tertawa dia bertanya.

"Kamu yang pernah di ceritakan suami ku, berapa tahun yang lalu?". Tanya wanita itu dengan suara serak, perlahan dia mendekat, tapi cuma kepala dan organ nya yang terbang, sedang kan tubuh nya masih di atas dahan pohon.

"Be, be, benar Bunda" Jawab wanita itu ketakutan, karena kepala itu terus mengelilingi nya.

"Kamu telah mematuhi perintah suami ku, tanda nya kamu harus patuh pada perintah ku juga". Ucap wanita itu.

"Siapa nama mu?". Tanya kepala yang terus melayang dan mengitari nya itu.

"Nama ku, nama ku, Linduang Juo". Jawab wanita itu terus dengan wajah ketakutan.

"Linduang Juo". Gumam kepala yang terus melayang itu.

"Linduang Juo, tujuan kamu kesini di suruh suami ku, apa kamu mengetahui?". Tanya dia lagi.

"Tidak Bundo, tidak!". Jawab linduang Juo.

"Linduang Juo, aku tidak mau mati, alam ini milik ku, jiwa dan tubuh ku harus bersatu dengan jiwa dan tubuh mu". Ucap kepala yang terus melayang itu.

"Apa kamu mau?". Tanya dia lagi.

Dengan takut dan menangis Linduang Juo mengangguk. Seperti dia terkena sihir, batin nya menolak, tapi dia tidak bisa menghentikan nya.

"Bagus, tunggu suami ku, dia yang akan menyatukan kita, setelah kita bersatu nanti. Suami ku yang akan kita satukan dengan anak mu". Ucap kepala yang terus melayang.

"Tapi, tapi, Bundo!". Jawab Linduang Juo, seakan berat hati.

"Kamu telah memegang sumpah suami ku, tidak ada kata tapi". Ucap kepala itu, dia kembali ke tubuh nya. Menyatuh dengan utuh dengan garis merah mengelilingi leher nya.

"Saat bulan purnama di penghujung musim kemarau ini, pas senja saat lolongan anjing hutan pertama, ritual itu di adakan di tempat ini, sediakan darah anjing hitam, dan tujuh darah hewan lainnya yang berkuku dan bertaring tajam, lintah, serta burung elang dan gagak jika tidak kamu dapat elang, ganti dengan burung hantu, Air dari Mandian mayat anak gadis dan satu lagi, curi bayi yang belum lewat berumur empat belas hari, kalau tidak kau dapati, ganti dengan janin yang keguguran". Ucap perempuan yang duduk di atas dahan kayu itu.

" Benda itu harus kamu kumpul kan menjelang waktu itu, harus kamu dapat kan, Bawa benda ini, semoga perjalanan mu lancar". Ucap nya lagi, sambil memberikan, sebuah gelang dari kayu yang di tumbuhi bulu-bulu halus.

"Ba, baik Bundo". Jawab Linduang Juo, sambil memungut benda yang jatuh tidak jauh dari hadapan nya.

Linduang Juo lalu berjalan menuruni kawah gunung dengan susah payah menuju perkampungan, sudah hampir lima belas tahun dia tidak pernah menjejakkan kaki ke Negeri Kalimuntiang, bila dia rindu hanya melihat nya dari atas gunung, sehingga kerinduan nya mereda.

Apa lagi, dia masih lengkap memiliki sanak saudara, dan juga orang tua, tapi sanak dan saudara nya sendiri, telah mengusir nya, tapi karena kasih sayang pada anak nya, dia memilih meninggal kan kampung, hidup sepanjang hutan dengan memakan daging masak mentah bersama anak nya. Atau buah pohon hutan yang bagus di makan.

Pas saat senja, dia tiba di tepi sungai Galodo Itam sungai yang lebar nya hampir empat puluh meter itu, sungai yang deras dan sangat dalam, 

Sebenar nya Gunung Pusara Sakti ini, langsung dinding batu terjal nya ke dalam sungai, tidak ada tanah darat nya, karena itu, di seberang sini tidak bisa di buat perkampungan karena ngarai batu yang curam, sepanjang satu hari perjalan perahu ke Hilir sungai, hanya ngarai batu yang di temukan, hanya sedikit di tumbuhi pepohonan, kebanyakan cuma lumut batu yang menutupi permukaan.

Saat Linduang berpikir serta melamun, dengan cara apa dia menyeberangi sungai ini, dia terus duduk di tepi ngarai yang gelap itu, Tampa melihat apa pun, hanya gemuruh Sungai Galodo Itam yang dia dengar. Sambil duduk dia terus menggaruk kaki tangan dan leher nya, karena banyak nya nyamuk yang menggigit.

Tiba-tiba datang kabut tipis putih, seperti jembatan melengkung ke seberang sungai, sejak bawah kaki Linduang Juo,

"Apa ini kesaktian gelang kayu ini". Gumam Linduang Juo terus menatap kabut itu.

Dengan keyakinannya dia injak kabut tipis itu, ternyata keras seperti batu, dengan sangat berhati-hati dan juga dengan ketakutan, Linduang Juo melangkah kan kaki di atas kabut itu.

Gemuruh Sungai Galodo Itam terasa cuma berjarak satu jengkal di bawah kaki Linduang Juo, Dia terus melangkah hingga ke seberang, seperti anak-anak belajar berjalan.

Hingga dia mencapai tebing seberang dengan selamat, dia terus melangkah seperti orang buta berjalan, kaki nya terus meraba-bara, karena di seberang sini ialah sawah yang sangat luas, niat nya dia tidak terus ke kampung, hanya mencari rumah sawah, untuk istirahat hingga saat subuh nanti dia bersembunyi lagi di dalam hutan.

*******

Tan Bojo anak Linduang Juo, pekerjaan nya, dia merampok hingga ke negeri hilir sungai, tidak ada senjata yang sanggup membunuh nya, baik dari bambu kuning hingga tombak emas atau apa pun benda yang tajam atau keras, jika dia terluka, kulit nya utuh kembali, jika tulang nya nya patah bersusun kembali,  jika dia di bakar, abu nya bangkit kembali, jika dia di rendam dalam air, mati bangkit kembali.

Sehingga hampir lima tahun ini, Tan Bojo meresahkan masarakat hilir dengan ketakutan, karena tidak ada benda yang mempan terhadap nya, Sehingga selama lima tahun ini, tiga puluh tujuh negeri daerah hilir telah dia jarah. Sehingga para masarakat hilir, menganggap Tan Bojo iblis Jadi-jadian, Manusia Mati Kembali Hidup, atau setan penunggu hutan belantara.

(Nindian)

Apa lagi sekarang dia telah memiliki pengikut hampir tiga ratus orang yang dia pimpin,

Episodes
1 Bab 1. Negeri Kalimuntiang
2 Bab 2. Panglimo Tak Batuan
3 Bab 3. Nindian
4 Bab 4. Tusuk Konde
5 Bab 5. Klewang Pandore
6 Bab 6. Bintang Gilang Gemilang
7 Bab 7. Dari Pada Gila
8 Bab 8. Tasapo Setan
9 Bab 9. Bukuik
10 Bab 10. Datuk Apuang
11 Bab 11. Diara
12 Bab 12. Acigobah
13 Bab 13. Makam Kayu Aro
14 Bab 14. Jasad Acigobah Tersangkut
15 Bab 15. Yuni
16 Bab 16. Anak Tiri Dan Anak Kandung
17 Bab 17. Pendatang Di Negeri Kami
18 Bab 18. Panggil Aku Kakak
19 Bab 19. Jaga Hati Ku Dari Luka
20 Bab 20. Kampung Bungsu Tanula
21 Bab 21. Syarat Nya Lima Emas
22 Bab 22. Ingat Siapa Diri Mu
23 Bab 23. Hutan Kulindan
24 Bab 24. Mahluk Putih Tampa Wajah
25 Bab 25. Teguran Dari Nagari Ulu
26 Bab 26. Sebesar Biji Jagung
27 Bab 27. Tawar Sakit
28 Bab 28. Kuburan Kayu Aro
29 Bab 29. Lintah
30 Bab 30. Lubuk Jonggi
31 Bab 31. Buat Jimat
32 Bab 32. Luna
33 Bab 33. Penawar Seribu Sakit
34 Bab 34. Okni
35 Bab 35. Bakar Saja
36 Bab 36. Hantu Kuncung Mawe
37 Bab 37. Ampuni Aku
38 Bab 38. Jika Mencari Ku
39 Bab 39. Gunung Penyamun
40 bab 40. Haus Ingin Minum
41 Bab 41. Aku Ini Kakak Mu
42 Bab 42. Voli Persahabatan
43 Bab 43. Apa Benar Ini Tim Nakoda
44 Bab 44. Lemang Campur Sarikaya
45 Bab 45. Kita Sering Mencuri Pisang
46 Bab 46. Mendahului Kita Semua
47 Bab 47. Cerita Hisapan Jempol
48 Bab 48. Kesaktian Negeri
49 Bab 49. Ahli Gaib.
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1. Negeri Kalimuntiang
2
Bab 2. Panglimo Tak Batuan
3
Bab 3. Nindian
4
Bab 4. Tusuk Konde
5
Bab 5. Klewang Pandore
6
Bab 6. Bintang Gilang Gemilang
7
Bab 7. Dari Pada Gila
8
Bab 8. Tasapo Setan
9
Bab 9. Bukuik
10
Bab 10. Datuk Apuang
11
Bab 11. Diara
12
Bab 12. Acigobah
13
Bab 13. Makam Kayu Aro
14
Bab 14. Jasad Acigobah Tersangkut
15
Bab 15. Yuni
16
Bab 16. Anak Tiri Dan Anak Kandung
17
Bab 17. Pendatang Di Negeri Kami
18
Bab 18. Panggil Aku Kakak
19
Bab 19. Jaga Hati Ku Dari Luka
20
Bab 20. Kampung Bungsu Tanula
21
Bab 21. Syarat Nya Lima Emas
22
Bab 22. Ingat Siapa Diri Mu
23
Bab 23. Hutan Kulindan
24
Bab 24. Mahluk Putih Tampa Wajah
25
Bab 25. Teguran Dari Nagari Ulu
26
Bab 26. Sebesar Biji Jagung
27
Bab 27. Tawar Sakit
28
Bab 28. Kuburan Kayu Aro
29
Bab 29. Lintah
30
Bab 30. Lubuk Jonggi
31
Bab 31. Buat Jimat
32
Bab 32. Luna
33
Bab 33. Penawar Seribu Sakit
34
Bab 34. Okni
35
Bab 35. Bakar Saja
36
Bab 36. Hantu Kuncung Mawe
37
Bab 37. Ampuni Aku
38
Bab 38. Jika Mencari Ku
39
Bab 39. Gunung Penyamun
40
bab 40. Haus Ingin Minum
41
Bab 41. Aku Ini Kakak Mu
42
Bab 42. Voli Persahabatan
43
Bab 43. Apa Benar Ini Tim Nakoda
44
Bab 44. Lemang Campur Sarikaya
45
Bab 45. Kita Sering Mencuri Pisang
46
Bab 46. Mendahului Kita Semua
47
Bab 47. Cerita Hisapan Jempol
48
Bab 48. Kesaktian Negeri
49
Bab 49. Ahli Gaib.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!