Nya lagi mati melawan harimau, dalam menurut cerita, dua ekor harimau yang di hadapi nya, setelah kejadian itu mereka mengadakan berburu besar-besaran, sebab kenapa, bisa di katakan hampir tiga Propinsi itu, tidak ada yang tidak kenal dengan Datuak Klewang Pandore Ulu. Dia juga pemangku adat, serta dukun di tambah lagi guru silek dan randai, serta guru ngaji, juga orang-orang aparat banyak murid nya.
Dalam cerita Para pemburu, menemukan dua ekor harimau, yang jantan nya terluka leher dan perut nya, berlubang sebesar lengan orang dewasa, harimau yang terluka itu yang di serang para anjing pemburu, seperti lalat mengerubungi bangkai. Yang satu nya lari mungkin yang lari itu Harimau betina, karena takut pada ribuan anjing pemburu. Mereka meyakini harimau itu yang membunuh kerbau kakek gura.
Yang lain lagi bernama Cancang, Ampuang talingo, Ungkuik, dan Ompang. Kalau di hari biasa nya, Kerbau yang bernama Ungkuik ini, penuh membawa beban perbekalan, seperti nasi, air minum, tikar.
Hampir satu tahun ini beban Ungkuik bertambah dikit oleh peralatan Sholat kakek mereka, itu kerbau yang bernama Ungkuik tugas nya, dan sekarang cuma tikar dan terpal yang dia bawa, persiapan berteduh saat hujan. Kalau yang bernama Bukuik dan Ompang itu pemimpin jalan. Kalau Cancang dan Ampuang Talingo, tukang usil pada kerbau betina, berlarian sepanjang jalan, sulit di atur.
Menjelang ke tempat mereka menggembala, melewati tengah negeri, dari kandang kerbau, biasa nya memakan perjalanan tiga jam paling lama baru tiba di padang rumput. Kalau musim sekarang, semua sawah sudah siap panen, tidak apa-apa kalau menggembala di pesawahan.
" Kak! kemaren mama bilang, semua ilmu kakek, sudah di turun kan pada kakak, apa benar?". Tanya Aldi, dia juga memanggil mama pada mama nya Gura.
"Sudah sebesar begini, kamu juga belum kenal dengan mama, setahu ku, pada anak-anak nya belum pernah mama berkata serius, selalu bercanda terus, kamu tiga orang saudara, tante Lia juga punya anak dua, cuma Aku dan Yana anak tunggal, kapan mama bicara serius sama anak-anak nya". Jawab Gura terus sambil memukul kerbau perlahan.
"Kapan aku bisa menuntut ilmu pada kakek, yang aku tahu, mungkin satu tahun ini kakek yang menetap di rumah, dari kita kecil, kakek selalu pergi di jemput orang, jika di kumpul kan sejak aku tahu kakek, hingga kita sebesar ini, mungkin belum sampai kakek menetap dalam negeri satu tahun, tidak ada waktu kakek dalam negeri, kamu pun tahu, sekarang memang kakek tidak mau lagi pergi jauh-jauh lantasan karena umur beliau yang sudah sangat tua, sekarang memang kakek tidak pergi jauh-jauh lagi, tapi kapan rumah mama kekurangan tamu, siang dan malam tamu terus berdatangan" Ucap Gura lagi.
"Tapi waktu aku main, saat kita akan libur, kenapa kakak yang buatin obat nenek Mayam ". Tambah Aldi lagi.
"Cuma itu saja, yang lain tidak". Jawab Gura.
"Kakak bohong, kata mama, segala ilmu kakek, Kakak ambil semua nya, baik ilmu pelet, tentang segala pengobatan, tentang masalah pelindung diri, dan juga ilmu aliran hitam nya juga kakak ambil, itu mama yang bilang bukan aku. Kak nanti tinggalin untuk aku, jangan di ambil semua nya". Ucap Aldi.
"Kamu, di bohongin mama, mau saja, walaupun itu benar aku ambil semua ilmu kakek, tidak akan berkurang, tidak seperti menimba air, cuma seperti mengambil cahaya lilin, sepuluh lilin mati. Hidup oleh satu lilin hidup." Jawab Gura sambil tertawa.
"Oh!, gitu". Jawab Aldi mengangguk.
"Kak!. Kakak Yana apa juga ada minta ilmu sama kakek?". Tanya Aldi.
"Bahasa kakek saja banyak yang tidak dia mengerti". Jawab Gura.
"Gur! kalau Tante Lia biasanya, saat sudah panen di mana dia menggembala?". Tanya Yana sambil turun dari punggung kerbau, lalu mereka bertiga sama-sama berjalan kaki.
"Biasa nya, di padang Lunto". Jawab Gura.
"Kita kesana, aku mau balas dendam sama Tante". Jawab Yana.
"Baik, ayo kita kesana, setelah tiba di Sawah Bonca kita halau kerbau jalan kiri, langsung saja ke tempat itu". Ucap Gura.
"Malam tadi, aku sudah di ajari mama, untuk balas dendam". Ucap Yana, kelihatan dia bersemangat dan tidak sabar ingin berjumpa tante nya.
Hampir satu jam mereka berjalan di jalan setapak, yang penuh lumpur serta becek, entah berapa ratus ekor kerbau, yang berjalan terlebih dahulu, dari kerbau mereka. Baru mereka sampai di Padang Lunto.
Padang yang sangat luas, kelihatan tiada tepi nya, jika di kira-kira, padang lunto itu langsung ke bawah kaki bukit Togua, di balik bukit Togua, Negeri Kalimuntiang, di sana sungai yang sangat besar itu, Sungai Galodo Itam setelah itu, gunung pusara sakti. Kelihatan puncak Gunung Pusara sakti masih penuh kabut seakan belum bangun masih berselimut kabut putih.
Setelah kerbau merumput, mereka mencari pohon rindang, dan membentang kan tikar.
"Gur! kok nggak ada Tante di sini, emang nya dia menggembala di mana?". Tanya Yana pada Gura. Dari tadi Yana selalu melayang kan pandangan seperti mencari sesuatu.
"Mungkin di Sawah Aro kali, sebab selain dekat dengan merendam kerbau, juga dekat dengan negeri, sekarang kan semua orang sudah siap panen". Jawab Gura.
"Kalau aku Kak!, biar dekat negeri, aku takut menggembala dekat itu, selain cerita orang ada ular jadi-jadian, tapi kuburan dekat air yang satu itu aku takuti". Ucap Aldi dengan mimik wajah ketakutan.
"Kan kuburan nya sudah hanyut, di bawa tebing runtuh saat air dalam". Jawab Gura.
"Entah, pokok nya aku takut saja, sebab banyak cerita aneh-aneh pada kuburan Datuk Apuang itu". ucap Aldi, sambil tidur dengan menggoyang-goyang kan kaki nya.
"Cerita kakek, kalau Datuk Apuang itu sebaya dengan Kakek kita, kata kakek, mereka juga pernah sama-sama menuntut kepada salah satu guru, itu tanda nya kakek termasuk saudara seperguruan". Ucap Yana.
"Tapi dia kok jahat, tidak seperti kakek kita". Ucap Aldi.
"Kamu juga belum tahu cerita kakek kita saat muda, tidak jauh beda sebenar nya dari Datuk Apuang, kebanyakan manusia itu memiliki sisi jalan kelam". Jawab Gura.
"Jadi kakek kita juga orang jahat ya! Kak!". Tanya Aldi.
"Itu perjalanan hidup nya, tidak bagus kita membicarakan, sejak Papa Yana lahir, kakek sudah meninggal kan perbuatan jahat nya. Itu ku dapat juga dari cerita nenek". Jawab Gura.
"Ternyata kakek juga banyak memiliki ilmu hitam, aku nggak nyangka selama ini, kalau kakek pernah jadi orang jahat". Ucap Aldi.
"Kan sekarang tidak lagi,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments