Di salah satu apartemen mewah yang ada di Dubai.
Hugo, Pria itu memperhatikan tuannya dalam diamnya. Tidak tau apa yang ada di pikiran tuannya itu saat ini, Sebab tuannya jelas saja sulit untuk di tebak.
Orlando Tiernan, Itu adalah nama tuannya.
Hugo pikir bagaimana mendeskripsikan tentang tuannya itu? Sosok Orlando Tiernan itu sangatlah tampan dan begitu kharismatik, Tubuh tinggi kekar dan berotot, Pria itu layaknya patung dewa yunani yang di ciptakan dengan begitu sempurna.
Sepasang alis tebal yang terbentuk dengan rapi, Hidung mancung dan bibir yang sedikit tipis, Rahang yang tegas, Bola mata bewarna biru gelap, Sorot mata pria itu sama sekali tidak bisa di tebak.
Wajah tampan itu memancarkan aura dingin dan tak tersentuh, Pria itu benar benar mencerminkan layaknya orang berkuasa, Sifat pembangkang yang tidak bisa di taklukan oleh siapapun di dunia ini.
Aura pria itu terlalu luar biasa, Mampu membuat siapapun bergetar karna mampu menciptakan daya tarik yang luar biasa. Hingga tidak heran jika para wanita berlomba lomba menawarkan diri untuk tidur dengan pria itu dengan cuma cuma.
Lagi pula siapa yang tidak menginginkannya? Pria itu terlalu luar biasa, Terlebih dengan statusnya merupakan pewaris kerajaan bisnis yang di miliki oleh Rexton Company dan merupakan pemimpin di Black Ardolph generasi ke 5 yang menggenggam seluruh kekuasaan klan mafia di dunia hitam. Pria itu memiliki julukan pria berhati iblis.
Di klan mafia, Siapa yang tidak mengenal pria itu? Beberapa klan di dunia hitam tunduk pada pemimpin Black Ardolph itu. Memilih enggan berurusan dengan pria tersebut atau bahkan menyinggungnya. Mereka tentu saja bisa menebak apa yang akan terjadi jika mereka sampai melakukannya.
"Jadi dia akan bertunangan dua hari lagi?"
Tanya Orlando yang saat ini sedang menyesap rokok di tangannya, Kemudian menghembuskan asap rokok miliknya.
"Iya tuan, Dia akan bertunangan dengan Jonathan Blade, CEO dari Charles company yang saat ini mengajukan kerja sama pada perusahaan anda"
Hugo menjelaskan dengan cepat ke arah tuannya tersebut.
Orlando tidak bersuara, Dengan tangannya yang meletakkan puntung rokoknya di atas asbak yang ada di atas meja.
Tangan kekar pria itu beralih meraih segelas wine, Kemudian menegaknya secara perlahan.
"Kapan pernikahan mereka?"
Tanyanya kemudian.
"Informasi yang saya dapatkan mengatakan jika mereka akan menikah tepat dua bulan lagi"
Jawab Hugo cepat.
Orlando mengusap bibir bawahnya, Kemudian menarik ujung bibirnya menciptakan senyum misterius yang tampak begitu menawan di pandang mata.
"Cari tau seluruh informasi tentang pria itu, Dan aku ingin berkasnya ada di meja ku pagi nanti"
Perintahnya kemudian seolah tidak menerima penolakan apapun atas apa yang ja perintahkan.
"Baik tuan"
Orlando mengibaskan tangannya, Memberi isyarat agar Hugo pergi meninggalkan dirinya.
Hugo yang mengerti lantas memilih berlalu dari sana, Meninggalkan Orlando yang kini berdiri dari posisinya menghadap jendela yang cukup besar yang ada di kamarnya.
Pria itu terdiam dalam beberapa waktu, Memasukkan tangannya di balik saku celananya dengan gaya yang begitu mempesona.
Dia bukan tipe pria yang suka banyak bicara, Hanya sedikit dan itu untuk hal yang penting.
Tiba tiba dia teringat dengan pertemuannya dengan seorang gadis di club tempo hari, Cukup membuatnya tertarik. Sebab ini pertama kalinya untuknya.
Selama ini tidak peduli dengan banyaknya wanita cantik yang dia temui, Dia tetap enggan berurusan dengan sosok yang di sebut wanita itu. Baginya seorang wanita hanya sosok yang merepotkan.
Dan saat itu dia bertemu gadis itu, Dia cukup terpesona, Saat gadis itu menatapnya penuh waspada, Kemudian duduk di dekatnya lalu menatapnya seolah ada sesuatu di balik matanya yang dia tidak mengerti.
Ciuman mereka, Dimana gadis itu tampak menciumnya dengan kaku, Seperti pemula dimana dia bisa mendengar detak jantung gadis itu berdetak lebih cepat saat tubuh mereka menempel antara satu dengan yang lainnya.
Ini adalah hal yang baru untuknya, Membuatnya tanpa sadar ingin tau banyak hal tentang gadis itu.
Satu hal yang dia tau di antara cukup banyak informasi yang dia dapatkan tentang gadis itu. Yamada Keiko, Ternyata gadis itu bersahabat dengan keponakan dari sahabatnya, Asahi yang tidak lain adalah pemilik club tempat pertemuannya dengan Keiko.
Ini cukup lucu, Orlando jelas tau apa yang akan terjadi di masa depan. Dia yakin jika keponakan dari Asahi, Zee akan memberi informasi yang cukup menakutkan tentang dirinya pada Keiko. Sebab sejak dulu hingga saat ini, Zee sangat takut padanya.
Jika di tanya alasannya, Mungkin kejadian itu beberapa tahun yang lalu, Dimana saat itu dia datang dengan berlumuran darah dengan pistol di tangannya berjalan masuk di manshion Asahi sahabatnya.
Dia pikir pria itu hanya seorang diri seperti hari hari sebelumnya, Siapa sangka jika kedatangannya kali itu di sambut dengan gadis muda yang menatapnya dengan jutaan ketakutan.
Orlando masih ingat, Kala itu Zee menangis histeris, Membangunkan seisi Manshion dimana para pelayan tampak kocar kacir menenangkan gadis itu.
Itu kejadian lucu yang tertanam di otaknya hingga saat ini, Membuat Zee selalu menghindar ketika bertemu dengannya.
Orlando, Pria itu lantas mengeluarkan ponselnya, Membuka sebuah aplikasi dimana dia bisa melacak lokasi seseorang hanya dengan memasukkan nomor ponselnya.
Itu aplikasi yang dia beli dengan harga fantastis pada rekan kerjanya yang mempunyai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi yang populer di dunia.
Dahi Orlando terlihat berkerut ketika melihat titik hijau di layar ponselnya bergerak cukup jauh dari tempat sebelumnya.
"Dia ingin kemana di malam seperti ini?"
Gumam pria itu yang melihat jam telah menunjukkan pukul 11 malam.
Tanpa menunggu lagi, Orlando bergerak meraih jaket kulit warna hitam miliknya, Kemudian mengambil kunci mobil miliknya yang terletak di atas meja nakas.
"Tuan anda ingin kemana?"
Hugo yang berjalan di tangga langsung menghentikan langkah kakinya ketika melihat tuannya itu berlalu di hadapannya.
"Aku akan keluar sebentar"
"Aku ik"
"Aku akan pergi sendiri"
Sahut Orlando yang memotong perkataan Hugo dengan penuh penekanan.
Hugo terdiam, Matanya hanya menatap ke arah di depan dimana tuannya mulai menghilang dari ambang pintu.
Pria itu mulai berpikir, Menebak nebak kemana tuannya pergi malam ini, Dalam kondisi yang terluka, Ya luka pria itu belum sembuh meski telah mendapatkan penanganan dari dokter terbaik.
Hugo tentu saja penasaran, Tapi mengikuti pria itu jelas saja bukan jalan yang baik. Dia masih sayang pada nyawanya sendiri dan masih ingin menikmati uang uangnya.
Bisa Hugo bayangkan bagaimana mengamuknya sosok Orlando Tiernan ketika seseorang telah mencampuri urusan pribadinya, Atau melanggar perintahnya, Dimana pria itu telah mengatakan jika dia ingin pergi sendiri.
Dan demi keselamatannya Hugo memilih untuk diam di rumah, Dan menikmati waktu tidurnya, Dia pikir ini waktu yang langka, Sebab hari hari biasanya dia akan sulit menemukan waktu istirahatnya karna kesibukan tuannya itu benar benar terlalu luar biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments