Disisi lain, Mahira malu ketika mengingat permainannya. Mahira bercermin Mahira melihat dada nya penuh tanda merah karena serangan dari Nando. Mahira tersenyum sambil mengelus tanda merah yang diberikan Nando.
Maafkan aku Nyonya Meera. Saya sudah benar -benar mencintai Tuan Nando. Maafkan aku Nyonya tidak bermaksud aku mengkhianati mu, tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku.
Nando keluar dari kamar mandi dan kemudian tersenyum setelah melihat Mahira yang sedang bercermin.
"Itu akan hilang dalam beberapa hari." Suara Nando mengagetkan Mahira. Mahira langsung menutup bajunya. Dan mengangguk pelan membalas ucapan Nando.
Nando mendekati Mahira lalu mencium Mahira, namun Mahira menghindar.
"Saya lelah tuan,"
"Baiklah kamu boleh istirahat. Aku dan pak Ibnu mau ke supermarket dekat sini untuk beli makanan dan baju ganti. " Ucap Nando.
Mahira mengernyitkan dahinya. Ini daerah pegunungan mana ada supermarket dekat sini?
Nando mengambil jaket nya dan keluar, Mahira mengekor di belakang Nando. Pak Ibnu yang sedari tadi di dalam mobil langsung keluar melihat bos nya datang ke arah nya. Pak Ibnu membukakan pintu mobil.
"Ra, kamu tunggu disini. Aku akan cepat kembali. " Ucap Nando kemudian Nando masuk mobil.
"Apakah tuan mau berjanji untuk kembali Tuan," tanya Mahira dengan perasaan tidak enak.
Nando mengangguk. Mahira melihat kepergian mobil mewah itu yang lambat Laun hilang dari pandangannya.
Suasana sangat sunyi sepi. Mahira masuk mengunci villa .
****
Di tempat lain Meera kini sedang bersama kedua anaknya. Terdengar suara mobil Nando datang.
"Kalian sudah makan?" Tanya Nando.
" Iya kami sudah makan." Meera melihat ke sekitar suaminya untuk mencari keberadaan Mahira, namun rupanya Nando datang seorang diri.
"Mahira dimana Mas?"
"Oh, Mahira ada di villa." Jawab Nando santai.
"Mas tinggalkan Mahira sendirian di villa?" Meera terlihat sangat cemas karena suaminya meninggalkan Mahira sendirian di villa.
"Iya,dia sendirian disana." Nando masih santai menjawab pertanyaan Meera.
"Kenapa mas tinggalkan dia sendirian?" Meera terlihat sangat frustasi melihat tingkah suaminya.
"Memangnya kenapa kalau dia sendirian? Dia sudah besar bukan anak kecil lagi. Lagi pula nanti malam aku akan kesana lagi." Nando masih santai menanggapi pertanyaan Meera.
Dinda menatap sang Papa, kemudian menarik tangan Papanya dan menggenggam nya dengan erat.
"Pa, antar aku mengantri beli BTS meal."
Nando menatap Dinda. Putri nya itu memang fans K-Pop garis keras. Nando mengangguk. Sedangkan Dani tidak mau menatap Papanya sama sekali.
Nando cukup senang karena tidak ada Mahira ditengah -tengah mereka . Nando sangat yakin dengan keputusan nya untuk menjauhkan Mahira dari keluarganya. Mengingat semua keluarga nya yang telah terluka setelah kehadiran Mahira.
***************
Di lain tempat
Mahira mondar mandir seperti setrikaan. Sesekali melihat jarum jam . Kini sudah pukul 00:30 namun tidak ada tanda-tanda kehadiran Nando.
Mahira sangat kelaparan tidak ada makanan ditempat itu. Tidak ada warung terdekat di villa ini. Mahira hanya minum untuk menahan lapar nya sedari tadi.
Sungguh Nando sangat tega telah meninggalkan gadis malang itu seorang diri ditempat yang sunyi sepi dan tanpa persediaan makanan.
Mahira bingung tidak tahu kemana Nando saat ini. Mahira juga tidak membawa ponsel sehingga Mahira tidak bisa menghubungi siapapun.
Aku percaya pada mas Nando, tapi mengapa dia seperti ini. Memang mulut lelaki tidak bisa dipercaya.
Mahira menangis sesenggukan di atas ranjang. Dia ingin pulang namun diluar sangat gelap dan sepi. Tidak mungkin dia harus menerobos hutan seorang diri.
Berselang beberapa menit
Terdengar suara mobil. Mahira berusaha mendengarkan dengan seksama takut suara itu hanya halusinasi karena menahan lapar.
Krieettt
Terdengar suara pintu terbuka. Mahira langsung menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya. Mahira kecewa pada Nando karena telah meninggalkannya sendirian dalam keadaan lapar.
"Ra, apakah kamu sudah tidur? Aku bawa makanan. Ayo makan dulu!"
Tak ada sahutan dari Mahira, membuat Nando khawatir.
Nando mendekat dan menarik selimut Mahira. Dia melihat istri kecilnya menangis sesenggukan.
"Ra,aku minta maaf. Tadi Dinda minta aku mengantarnya ke suatu tempat sehingga aku telat menemui mu."
"Tuan sangat tega meninggalkan ku sendirian disini." Protes Mahira sambil sesenggukan.
"Maafkan aku Ra, aku tidak punya maksud meninggalkan mu,swear Ra."
"Aku mungkin kuat menahan lapar tuan , tapi bayi-bayi ini....."
"Sssssst......" Nando menutup mulut Mahira dengan jari telunjuk agar tidak melanjutkan protesnya. Cepat makanlah! Katanya lapar. Kamu tahu kan sifat Dinda. Dia akan marah jika kemauannya tidak dituruti."
"Sebaiknya tuan lepaskan aku. Saya tidak akan menggangu kalian lagi."
"Ra, please tolong jangan buat aku menjadi pria yang tidak punya pendirian! Aku punya keluarga, aku seorang suami, aku seorang ayah. Kamu tidak bisa memiliki ku seutuhnya.
Aku harus membagi waktu dengan kalian semua. Tolong Ra, jangan kekanakan! Aku sudah berusaha menjadi suami yang baik, menjadi ayah yang baik. Tapi aku dimata kalian masih seperti sampah. Tubuh ku hanya satu tolong jangan buat aku memotong tubuh ku dan membagi untuk kalian semua, agar bisa menemani kalian semua seperti yang kalian inginkan. " Ucap Nando panjang lebar karena frustasi.
"Tapi tuan tega dengan bayi-bayi ku karena Tuan membiarkan mereka kelaparan."
"Kalau lapar cepat makan ! Aku sudah membawa makanan untuk mu dan baju ganti untuk mu. Jadi tolong jangan memperpanjang masalah ini lagi. Jika aku sudah tidak perduli dengan mu,aku tidak akan mau datang lagi kemari ,aku tidak mau capek di jalan, belum lagi terjebak macet." Nando tidak mau Mahira protes lagi .
Ternyata Mas Nando dari rumah, rupanya dia bohong katanya hanya pergi sebentar ke supermarket.
Nando mengambil piring di dapur, lalu kembali ke kamar. Nando menaruh nasi dan ayam bakar yang sudah dingin. Rupanya makanan yang dibawa adalah masakan Meera.
Karena Mahira lapar sehingga tidak perlu waktu lama untuk menghabiskan makanannya walaupun sudah dingin.
Sementara itu Nando masih berkutat pada laptop nya. Besok Nando harus menemui calon pembeli lagi. Setelah kemarin gagal. Semoga saja kebun teh milik orang tua Nando cepat laku.
"Kamu bisa bahasa inggris?" Tanya Nando
Mahira yang sedang minum berhenti sejenak. "Tidak tuan."
Mahira sedikit malu memiliki wajah blasteran tapi tidak menguasai bahasa Inggris. Tentu saja tidak bisa menguasai bahasa Inggris, sedari kecil Mahira tinggal bersama nenek nya di Jawa tanpa tahu diamana ayah biologisnya dan wajah ayahnya.
"Ra, setelah ini layani aku , buat aku puas !"
Mahira terdiam ,baru tadi meminta jatah sekarang minta jatah lagi. Nando menoleh ke arah istrinya yang tidak merespon ucapannya. Nando menyentil kening Mahira.
"Akh....." Rupanya Mahira melamun. Dan sentilan Nando membuyarkan lamunannya.
"Sakit tuan." Sambil mengusap keningnya.
"Makanya jangan melamun!"
"Tuan, perut saya semakin besar, saya sering kesakitan jika tuan terus meminta."
Nando memasang wajah kecewa. Padahal Nando baru meminta empat kali ini setelah menikah dengan Mahira. Entah mengapa Nando menjadi candu menyentuh tubuh Mahira padahal sebelum-sebelumnya Nando malas.
Nando menyentuh tubuh Mahira setelah Meera bersikap acuh pada Nando. Dan sekarang tubuh Mahira menjadi candu tersendiri untuk Nando.
"Apakah aku hanya sebagai pelampiasan nafsu tuan?" Ucap Mahira sambil mengusap air matanya.
"Hmmmmmm . Sungguh aku menjadi pria serba salah. Jika di abaikan tidak disentuh katanya aku tidak perhatian. Ketika disentuh katanya aku hanya nafsu saja. Sebenarnya apa yang kalian inginkan. Wanita memang tidak pernah salah. Hanya pria tempat nya salah, tidak pernah benar dimata wanita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments