Bab 14. Kesal nya Marda

"Gila kamu, Kak! bisa bisa sih ngasih izin Mas Jovan sama pembantu itu pulang kampung." seru Alice tak suka.

"Jovan cuma mau tau apa benar kalau ada dukun seperti itu, dia kesana demi kesembuhan ku juga." jawab Raisa.

"Percaya banget sama omongan laki laki, pembantu kalian itu janda loh." Alice tetap saja curiga.

"Kamu jangan terus berpikiran buruk, Jovan tidak mungkin bisa nafsu sama wanita lain." yakin Raisa.

"Demi apa Kakak seyakin ini? apa jaminan kalau pria tak akan nafsu dengan wanita lain!" sengit Alice.

"Kakak pernah nawarin dia nikah lagi atau cuma hubungan sekali saja dengan wanita lain, tapi dia tetap tidak mau." jawab Raisa dengan bangga.

Sebenar nya Alice ingin mendebat ucapan saudara nya yang sangat percaya bahwa Jovan adalah pria yang baik dan tidak akan macam macam, tapi mau bagai mana lagi karena Raisa pasti tidak akan percaya dengan ucapan dia. dari pada nanti malah bertengkar, maka Alice pun memilih untuk diam.

Walau dalam hati sangat tidak percaya bahwa Jovan adalah pria baik baik yang setia kepada sang istri, sudah dua tahun lebih Raisa tidak pernah memberi kepuasan batin pada sang suami. dan selama itu pula Jovan tidak pernah macam macam, maka nya dia begitu percaya pada sang suami.

Mau di nasehati bagai mana pun maka akan sangat sulit, Raisa seratus persen yakin bahwa suami nya tidak akan pernah melirik wanita lain. hanya berbekal keyakinan nya saat itu saat menawari Jovan menikah lagi dan di tolak, membuat Raisa sangat yakin bahwa suami nya adalah tipe pria yang sangat setia.

Padahal rasa nya sangat tidak mungkin bagi Alice karena dua tahun tidak pernah di jamah dan Jovan tetap saja anteng. tapi sekali lagi Alice sama sekali tidak bisa berkutik karena Raisa sudah percaya pada sang suami, padahal Alice cemas untuk Kakak nya yang penyakitan dan sama sekali tidak tau sakit nya apa.

Sedangkan saat ini Jovan dan Sari sudah di perjalanan menuju kampung tempat Purnama tinggal, Sari dan Purnama ini beda kampung tapi tidak terlalu jauh. pokok nya lima jam perjalanan dan tadi mereka berangkat jam sembilan pagi, sekitar jam satuan baru sampai di rumah nya Purnama dan juga Arya.

"Kau kenapa sih kok kayak enggak suka mau pulang kampung?!" Jovan heran juga melihat Sari.

"Sebenar nya saya dan dia tidak berhubungan baik, Tuan." jelas Sari pelan.

"Lah kenapa? bukan nya kalian satu kampung." Jovan semakin heran.

"Tidak, kami tidak satu kampung dan kami juga ada masalah sebelum nya." jelas Sari.

Jovan jadi serba salah sekarang mendengar Sari pun tidak berhubungan baik dengan Purnama, pasti nanti akan sangat canggung suasana nya. bukan cuma Jovan saja yang sudah ragu, bahkan Sari membayangkan nanti dia bisa kena banting karena tempramen nya Purnama pun dia sudah hapal bagai mana bila sedang emosi.

"Kita sudah hampir separuh jalan juga, tidak apa apa lah ya. kan tidak mungkin dia tiba tiba saja mengamuk dan membanting, wanita tidak mungkin begitu." Jovan tertawa pelan agar suasana agak tenang.

"Tapi dia begitu." jawab Sari lirih.

"Masa iya, kamu saja mungkin terlalu takut pas dia bicara sehingga pikiran sudah kemana mana jadi nya." Jovan tidak percaya dengan ucapan Sari.

Bagi yang tidak kenal maka pasti nya tidak akan percaya dengan ucapan Sari, mana mungkin ada wanita yang sat set begitu apa bila sedang marah. sekarang Sari juga tidak bisa menjelaskan pada Jovan, karena memikirkan perasaan atau nasib nya sendiri apa bila nanti ketemu Purnama.

"Enjoy saja, pasti tidak akan apa apa." Jovan tersenyum samar.

"Saat bicara dengan nya tolong sopan, Tuan. dia begitu sensitif sekali, sudah bukan rahasia di kampung kami bahwa Purnama orang nya emosian." jelas Sari.

"Hahahaaa, aku jadi semakin tidak sabar untuk bertemu dia." Jovan malah tertawa kencang.

Semakin di bayangkan maka semakin takut pula hati Sari, kalau bisa saat ini juga mau loncat dari dalam mobil agar jangan sampai di ajak pulang kampung oleh Majikan nya hanya untuk bertemu dengan Purnama. ada sesal juga di hati Sari karena sudah merekomendasikan pada Raisa, bila tidak maka dia tidak mungkin di ajak pulang kampung.

...****************...

Marda menarik nafas berat karena di kunjungi mertua bukan nya tambah sehat, malah tambah makan hati saja. untung nya Bu Tina sudah pulang dan di pesankan taxi online agar tidak banyak bicara, sebab Pendi juga serba salah mau membela yang mana.

Rasa ingin di tengah tengah agar adil, namun tetap saja bagi Marda dia lebih berat kepada Ibu nya. sakit sekali hati Marda apa bila Bu Tina sudah sibuk membahas Anita, mantan Pendi entah yang mana yang selalu jadi kebanggaan nya Bu Tina, mungkin Anita sangat cocok dengan Bu Tina ini.

"Sebenar nya Anita ini yang mana sih, Bang?!" Marda sampai lupa dengan sakit nya.

"Kok kamu tanya Anita tiba tiba." Pendi agak kaget juga.

"Ibu selalu sibuk membahas Anita, aku sakit hati kalau terus di sandingkan dengan mantan kamu!" sengit Marda.

"Dia memang mantan pacar aku, Ibu suka sekali dengan dia! tapi itu cuma masa lalu, sekarang kan Abang sama kamu." Pendi berusaha menenangkan sang istri.

"Ya aku bosan lah, Bang! terus terusan di bandingin sama mantan kamu, coba kalau Ibu aku yang bandingin kamu sama Wawan." kesal Marda.

"Jangan gitu dong, aku yakin Ibu enggak akan bandingin begitu." bujuk Pendi.

"Karena Ibu aku tau jaga perasaan menantu nya, enggak kayak Ibu kamu! coba lah kamu nilai, aku sakit begini dan dia tadi malah bilang bahwa duit kamu bisa habis karena aku di sini." Marda sudah benar benar geram.

"Maafin ibu ya, dia memang masih kolot sehingga berpikir nya kadang tidak jelas." Pendi berusaha meredam amarah istri nya.

"Kesal sekali aku! sudah lah aku malah di taruh di vila setan." Marda ingat lagi soal setan tersebut.

"Tidak ada setan nya, Marda! aku yakin kamu cuma mimpi dan mengigau saja, tolong lah kamu jangan termakan omongan warga. kan saat itu kami pernah masuk kamar, bisa jadi terbawa mimpi terus kamu ngigau." jelas Pendi.

Marda cuma diam saja karena ia pun berpikir hal yang sama, mungkin saja memang cuma ngigau karena dia pernah kelantai atas dan terus kepikiran dengan omongan nya para warga soal pengantin setan. jadi itu cuma perasaan nya saja, Pendi terus berusaha membuat istri nya yakin bahwa itu cuma mengigau saja.

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

sepertinya Jovan nanti langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan purnama.... terpesona dengan kecantikan nya.... makin terpesona lagi setelah dibanting.,.😂

mengigau...mengigau.... mudah-mudahan setelah ini kamu yang ditemuin sama pengantin setan ya pen... sebenernya dirimu percaya Ama omongan mereka kan tapi sekuat hati kamu berusaha menyangkal...

2025-04-01

6

YuniSetyowati 1999

YuniSetyowati 1999

Eh sa, kalau ternyata Jovan suka ngadon kue diluar tanpa seoengetahuanmu gimana sa?secara tuh kocokan udah lama nganggur karena g bisa ngadon kue apem punyamu.

2025-04-01

1

ρυтяσ✨

ρυтяσ✨

ko ya manut dan percaya aja Marda, kan u sendiri yang mengalami masa iya itu hanya mengigau.. yang benar saja😑😑😑😑q yakin ini Pendi pasti menyembunyikan sesuatu pada istri'y

di hantui aja thor itu Pendi'y biar tau rasa, dia tuh menolak percaya kalo vila itu ada hantu'y

2025-04-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!