Usai memasak untuk suami nya dan sudah ia hidangkan pula di atas meja, Marda memutus kan untuk mandi dulu agar nanti saat makan bersama suami akan berbau wangi. masih pengantin baru karena baru setahun mereka menikah, mana setelah itu jarang ketemu pula karena harus pisah rumah dan pisah daerah dengan jarak yang lumayan jauh tentu nya.
Jadi pas ketemu akan di servis habis habisan mulai dari raga hingga batin nya, masih belum ada anak sehingga gairah tentu nya masih membara siap menerima kapan saja ajakan dari sang suami. entah mau siang atau pun malam, lagi pula di vila cuma berdua sehingga ras anya sudah pasti bebas.
"Berendam saja dulu ah biar enak rasa nya, nanti Abang pasti langsung." Marda sudah bisa membayangkan sikap suami nya.
Lagi pula fasilitas vila ini lumayan lengkap dan bathup nya juga sangat besar, untuk dua orang saja pasti akan sangat muat bahkan ada sisa lebih nya juga. Marda menyingkap tirai yang biasa menutupi antara bathup dan juga untuk toilet.
"Allahu Akbar!"
Marda menjerit keras ketika melihat kepala yang menyembul dari dalam bathup dengan air yang sudah berwarna merah darah, tampak jelas bila wajah itu menyeringai pada nya membuat Marda terlempar jauh akibat sangking kaget nya.
"Ya Allah, apa itu tadi?" Marda mengusap wajah nya kasar.
Untuk memastikan apa kah memang benar barusan yang dia lihat, Marda bangun dan berjalan pelan pelan untuk mengintip kedalam bathup nya. tapi setelah di lihat lagi sama sekali tidak ada apa apa, bahkan air yang tadi penuh dengan warna merah darah pun langsung hilang.
"Tidak ada, tapi tadi begitu jelas mata ku melihat." batin Marda masih agak ragu.
Semakin di bayangkan maka rasa nya semakin ngeri pula, maka Marda pun berusaha meyakinkan hati nya bahwa itu bukan lah apa apa. pasti ada yang salah sehingga dia malah halusinasi, membuat Marda menggeleng kan kepala perlahan.
"Aku pasti termakan ucapan nya Vita, Hahhh jadi parno begini kan!" kesal Marda mengingat Vita tadi.
"Tidak ada apa apa, aku tidak boleh takut karena itu cuma halusinasi saja." Marda berusaha menenangkan hati nya.
Rencana untuk mandi di bathup gagal sudah karena hati kecil nya juga mulai cemas, tapi otak nya terus meyakinkan bahwa diri nya hanya kena pengaruh dari ucapan para warga yang penakut. toh selama ini juga tinggal sendirian dan sama sekali tidak ada apa apa, jadi Marda pun terus membuat diri nya yakin bahwa semua itu tidak nyata, ini cuma bayangan nya saja.
Swooossshh.
"Ahhh segar nya!" Marda menundukan kepala agar bagian belakang kena guyur air.
"AARGHHHHHK!"
"Kenapa, Sayang?!" Pendi masuk kedalam kamar mandi mendengar teriakan Marda yang melengking.
"Ah anu, aahhh!" Marda bingung mau menjelaskan nya.
"Kamu habis lihat apa, kok sampai pucat begini." Pendi mendekati Marda.
"Ah enggak, cuma ada kecoak tadi dan terbang pula dia." dusta Marda.
"Mana dia, biar Abang bunuh saja." Pendi mengambil sandal.
"Tidak usah lah, sana aku mau mandi dulu." Marda menyuruh suami nya keluar.
"Padahal mau di tolongin tapi malah nyuruh Abang keluar, mau mandi bareng enggak sih?" goda Pendi namun di dorong sudah oleh Marda.
Marda mengusap wajah nya yang pucat dan juga dingin, bukan tanpa sebab barusan ia berteriak sekencang itu. kepala yang sama muncul lagi ketika Marda menunduk, bahkan bola mata nya sudah tidak ada satu dan kali ini memang di lihat dengan jelas, membuat Marda agak ketar ketir juga karena mulai melihat sesuatu.
"Mungkin dia akan datang kalau sering di bicarakan, lebih baik tidak mengingat dan tidak membicarakan." batin Marda resah sekali.
Hidup tenang nya mulai terguncang akibat penampakan dua kali barusan, dalam hati ada niat pula mau mendatangi Mona untuk sekedar tanya pengalaman gadis itu yang sudah pernah melihat hantu di vila ini. namun otak Marda melarang, karena dia merasa setan akan datang apa bila semakin sering di bicarakan.
...****************...
Malam ini adalah bagian nya Jaka dan Fajar jaga ronda atau keliling untuk keamanan kampung sini, Pendi juga ikut karena dia cuma malam tertentu saja baru bisa ikut. selebih nya tidak bisa karena kerja di kota, jadi walau pun rindu istri maka tetap saja dia keluar untuk ikut.
Namun Pendi bukan rombongan nya Jaka dan Fajar, dia di bagian kanan saja bersama dengan Girga. sial nya dua pemuda ini harus melewati bagian belakang vila, memang sengaja sebenar nya karena vila sudah ada orang dan harus di cek.
"Gila, ini kok rasa nya aku mau BAB!" lirih Jaka.
"Tahan, kita cuma mau ngecek sebentar terus pindah kesana!" sentak Fajar karena dia sudah merinding.
"Buruan lah jalan nya, ini udah di ujung loh." Jaka memang sudah tak tahan lagi.
"Sebentar lah, aku juga tidak mau lama lama di sini." Fajar mengecek belakang vila nya Marda dan Pendi.
"Aman lah itu, aku sungguh tidak sanggup lagi kalau masih lama." Jaka sudah mobat mabit tidak karuan.
"Ada suara di sana, kita harus intip dulu karena takut nya maling." Fajar berbisik pada Jaka yang gelisah karena BAB nya.
Mau tak mau Jaka pun terus menahan agar bisa melihat dulu siapa yang sedang berisik kata Fajar itu, takut nya memang maling karena rentan maling. apa bila bagian sini yang terkena maling, maka siap siap saja mereka akan kena amuk oleh yang lain karena sudah lalai menjaga bagian nya.
"Jangan dekat sekali dengan vila nya, Jar!" Jaka takut.
"Suara nya dari balik pondok kecil itu, kan itu gudang pupuk nya Mbak Marda." jawab Fajar.
"Duh aku merinding sekali ini." keluh Jaka.
"Merinding karena tai mu mau keluar itu, sudah lah tahan saja dulu sebentar sampai memastikan bahwa itu bukan maling." paksa Fajar.
Langkah kedua nya semakin dekat dengan gudang pupuk nya Marda, namun ketika mendorong pintu yang sudah mau terbuka itu. baik Fajar dan juga Jaka langsung tegang, ini memang bukan maling seperti yang mereka cemas kan.
Drrrroooon, Droooooonn.
"Lariiiii!" Fajar berteriak karena yang mereka lihat adalah wanita bergaun putih penuh darah, serta ada gergaji mesin di tangan.
Bruuuuut.
Sangking takut nya melihat pengantin setan menyeringai pada nya, Jaka tak tahan lagi dengan BAB nya. seketika langsung keluar semua saat di bawa berlari, Fajar sudah tidak karuan karena tadi jarak dia dan pengantin setan sangat dekat, bila saja dia tak segera lari maka bisa saja leher nya sudah kena gergaji mesin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Yuli a
bhahahaha hahaha.... gila.... kocak.
2025-03-28
3
Yuli a
kasihan banget mereka tu ya Allah... ngekek sumpah.... makanya kalau nggak berani tuh nggak usah penasaran.... digergaji sama mbk mbk pengantin loh....
2025-03-28
3
Ela Jutek
mati nya apa di gergaji ya, kok kemana mana bawa tu senjata
2025-03-28
2